Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia

Volume 4. Nomor 1. Edisi Juli 2014. ISSN: 2088-6802


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki

Artikel Penelitian

Perbedaan Metode Latihan Piramida Tunggal dan Ganda terhadap


Peningkatan Angkatan Klasik Atlet Angkat Besi

Sahri, Sriyanto1*, Soegiarto2 , Hadi3

Diterima: Mei 2014. Disetujui: Juni 2014. Dipublikasikan: Juli 2014


© Universitas Negeri Semarang 2014

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk data obtained t = -1.057 with a significance value of 0.368
mengetahui seberapa besar perbedaan hasil metode > 0.05, which means that the average pretest, posttest,
latihan piramida tunggal dan ganda terhadap peningkatan and the increase of the two groups were not significantly
angkatan klasik pada atlet angkat besi. Penelitian kuantitatif different. The conclusions of this study was no significant
eksperimen ini mengkaji perbedaan hasil variabel bebas difference in the improvement of the classical force after
metode latihan piramida tunggal dan gandadengan getting treatment with a single pyramid laden training
variabel terikat peningkatan angkatan klasik pada angkat methods and double. The methods can be used to practice
besi. Populasi yang digunakan adalah seluruh atlet putri weightlifting.
angkat besi PPLP Jawa Tengah. Sampel sebanyak 5 atlet
yang dengan teknik total sampling. pengumpulan data Keywords: Exercise pyramid; single and double; classical
menggunakan pretest dan posttest, metode analisis data forces.
penelitian menggunakan program spss. Hasil analisis data
yang dilakukan dengan uji t menunjukan data pretest
diperoleh thitung = 0,745 dengan nilai signifikansi 0,510 PENDAHULUAN
> 0,05, data posttest diperoleh thitung = 0,631 dengan
nilai signifikansi 0,573 > 0,05, data peningkatan diperoleh
Setiap manusia dalam melakukan ke-
thitung = -1,057 dengan nilai signifikansi 0,368 > 0,05, yang giatan sehari-hari membutuhkan kualitas fisik
berarti bahwa rata-rata pretest, posttest, dan peningkatan tertentu, apakah seorang petani, pegawai, se-
dari kedua kelompok tidak berbeda nyata. Simpulan dari niman atau ibu rumah tangga. Hal ini lebih di-
penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam peningkatan angkatan klasik setelah mendapatkan
rasakan kebutuhannya oleh seorang olahraga-
perlakuan dengan metode latihan berbeban piramida wan, baik dalam pelaksanaan latihan maupun
tunggal dan ganda.Kedua metode dapat digunakan untuk pertandingan atau perlombaan.Menurut Agus-
latihan angkat besi. ta dkk. (1997:19), angkat besi adalah suatu ca-
Kata Kunci: Latihan piramida; tunggal dan ganda;
bang olahraga yang mengandalkan kekuatan
angkatan klasik. untuk mengangkat bahan dari besi.. Tanpa
memiliki power yang baik, mustahil dapat me-
raih prestasi secara optimal.Dalam angkat besi
Abstract The aim of this study is to determine how much
difference results pyramid training methods singles and
terdapat dua jenis angkatan klasik yaitu: snatch,
doubles against classical force increase in weight lifters. The dan clean&jerk.Snatch adalah jenis nomor per-
experimental quantitative research examines differences lombaan angkat besi dengan mengangkat bar-
in the results of independent variables and the method of bel lebih tinggi di atas kepala dengan lengan
training a single pyramid gandadengan dependent variable
classical force increase in weightlifting. The population is
lurus dalam satu gerakan, dalam buku pedo-
female athlete weightlifting PPLP Central Java. A sample man yang diterbitkan oleh PB.PABBSI (1998:
of 5 athletes with total sampling technique. data collection 21). Clean&jerk adalah dua gerakan angkatan
using pretest and posttest, methods of data analysis using yang berurutan dikerjakan secara langsung.
SPSS program. The results of the data analysis performed
by t test showed pretest data is obtained t = 0.745 with a
Angkatan clean adalah mengangkat barbel
significance value 0.510> 0.05, posttest data is obtained t = dari platform sampai ke atas pundak dalam po-
0.631 with a significance value 0.573> 0.05, an increase of sisi jongkok, kemudian merubah posisi berdiri.
*1Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Dilanjutkan jerk dengan menekuk lutut bersa-
Universitas Negeri Semarang. Semarang- Indonesia, maan mendorong barbel ke atas kepala sampai
Email : ryanunnes@yahoo.co.id tangan dalam posisi lurus, (Agusta dkk. 1997:
2
Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan 22).Kurun waktu terakhir ini prestasi untuk
Universitas Negeri Semarang, Email: sugiarto_ikor@
yahoo.com
angkat besi putri di Indonesia kurang meng-
3
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu gembirakan. Hal ini terbukti dengan sulitnya
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang lifter putri untuk menembus tingkat Asean dan
Sahri, Sriyanto, Soegiarto, Hadi - Perbedaan Metode Latihan Piramida Tunggal dan Ganda terhadap Peningkatan Angkatan Klasik 47

Asia. Di Jawa Tengah juga mengalami kemun- total angkatan klasik. Analisis data dalam pen-
duran prestasi pada angkat besi putri. Hal ini elitian ini menggunakan sistem komputerisasi
dikarenakan sulitnya mencari bibit baru untuk dengan program spss.
regenerasi sehingga dalam kejuaraan masih
didominasi atlet-atlet senior yang merupakan PEMBAHASAN
muka-muka lama. Hasil pretest angkatan klasik pada ke-
Metode latihan untuk meningkatkan lompok piramida tunggal dan ganda pada ta-
power yaitu dengan latihan beban (weight trai- bel 1.
ning). Salah satu cara untuk latihan beban ada- Terlihat pada tabel 1 rata-rata angka-
lah dengan metode piramida. Metode pirami- tan klasik pada kedua kelompok relatif sama.
da adalah salah satu sistem latihan kekuatan Rata-rata kelompok I sebelum dilakukan treat-
yang dipandang memiliki efek paling baik da- men latihan metode piramida tunggal sebesar
lam peningkatan power. Dalam bentuk latihan 139 kg, sedangkan pada kelompok II sebelum
ini, latihan yang diberikan dengan menambah dilakukan treatmen latihan metode piramida
beban tiap set, akan tetapi jumlah repetisi di- ganda mencapai 107,50 kg. Setelah diberikan
kurangi. Terdapat 3 jenis metode piramida yai- perlakuan berupa metode latihan piramida
tu piramida tunggal, ganda, dan tanpa puncak. tunggal pada kelompok 1 dan metode latihan
Metode piramida yang cocok untuk latihan piramida ganda pada kelompok II, selanjutnya
angkat besi adalah tunggal dan ganda karena dilakukan posttest untuk mengetahui perbe-
keduanya memiliki titik puncak beban berat. daan dari hasil peningkatan angkatan klasik
Sehingga dapat menambah kekuatan dalam pada kedua kelompok. Adapun hasil posttest
mengangkat beban pada angkat besi. angkatan klasik kelompok piramida tunggal
dan ganda pada tabel 2.
METODE Tabel 2 menujukan bahwa rata-rata hasil
Metode penelitian dalam penelitian ini posttest kelompok II yang diberikan perlaku-
adalah dengan metode eksperiment.Menurut an latihan berbeban piramida ganda memiliki
Sutrisno Hadi (2004:220), bahwa populasi ada- rata-rata 111,5 kg, sedangkan kelompok I yang
lah sejumlah atau seluruh individu yang paling diberikan perlakuan latihan berbeban pirami-
sedikit memiliki satu sifat sama. Populasi da- da tunggal memiliki rata-rata 140,00 kg. Pe-
lam penelitian ini adalah atlet putri angkat besi ningkatan angkatan klasik dari kedua kelom-
PPLP Jawa Tengah. Sampel yang digunakan pok dapat dilihat pada Tabel 3.
yaitu semua atlet putri angkat besi PPLP yang Tabel 3 memperlihatkan bahwa dari 3
berjumlah 5 orang. Penelitian ini menggu- atlet yang mengikuti latihan metode piramida
nakan pretest-posttest design. Setelah dilakukan tunggal terdapat 1 atlet yang mengalami penu-
pretest pada sampel selanjutnya diberi perlaku- runan 3,4%, selebihnya atlet kedua meningkat
an berbeda antara kelompok 1 dengan metode 0,8% dan atlet ke-3 meningkat 2,5%. Berbeda
piramida tunggal dan kelompok 2 dengan me- dengan 2 atlet yang mengikuti latihan metode
tode piramida ganda. Treatment dilaksanakan piramida ganda, atlet pertama meningkat 7,6%
sebanyak 21 kali pertemuan selama 4 minggu. sedangkan atlet kedua tidak meningkat.
Adapun instrumen yang digunakan adalah Uji data hasil posttest kelompok pirami-
tes angkatan klasik angkat besi berupa snatch da tunggal dan ganda dimaksudkan untuk
dan clean&jerk. Sampel melakukan angkatan mengetahui pengaruh perlakuan pemberian
sampai beban terberat yang mampu diangkat. latihan berbeban piramida tunggal pada ke-
Untuk selanjutnya dari kedua angkatan snatch- lompok 1 dan latihan berbeban piramida gan-
dan clean&jerk di jumlah untuk mendapatkan da pada kelompok 2. Hasilnya terlampir dan
Tabel 1. Pretest angkatan klasik kelompok piramida tunggal dan ganda.
Piramida Tunggal Piramida Ganda
No. Nama Pretest No Nama Pretest
1. Erika 88 Kg 1. Ifah rohmadian 105 Kg
2. Sabrina 129 Kg 2. Mila 110 Kg
3. Diah Ayu 200 Kg      
  Jumlah 417 Kg    Jumlah 215 Kg
  Rata-rata 139 Kg   Rata-rata 107.5 Kg
  Standar deviasi 56.67   Standar deviasi 3.54
48 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia 4 (1) 2014

Tabel 2. Hasil posttest angkatan klasik kelompok piramida tunggal dan ganda.
Piramida Tunggal Piramida Ganda
No. Nama Posttest No. Nama Posttest
1. Erika 85 Kg 1. Ifah rohmadian 113 Kg
2. Sabrina 130 Kg 2. Mila 110 Kg
3. Diah ayu 205 Kg      
Jumlah 420 Kg    Jumlah 223 Kg
Rata-rata 140 Kg   Rata-rata 111.5 Kg
Standar deviasi 60.62   Standar deviasi 2.12

Tabel 3. Peningkatan angkatan klasik kelompok piramida tunggal dan ganda.


Piramida Tunggal (I) Piramida Ganda (II)
No. Pretest Posttest Peningkatan(%) No. Pretest Posttest Peningkatan (%)
1. 88 Kg 85 Kg -3.4 1. 105Kg 113 Kg 7.6
2. 129 Kg 130 Kg 0.8 2. 110 Kg 110 Kg 0.0
3. 200 Kg 205 Kg 2.5        

Tabel 4. Hasil Uji beda


Data Kelompok Mean thitung Dk p value Kriteria
Pre test Piramida Tunggal 139 0.745 3 0.510 Tidak berbeda
  Piramida Ganda 107.5 nyata
Post test Piramida Tunggal 140 0.631 3 0.573 Tidak berbeda
  Piramida Ganda 111.5 nyata
Peningkatan Piramida Tunggal -0.0333 -1.057 3 0.368 Tidak berbeda
  Piramida Ganda 3.8 nyata

tercantum dalam tabel 4. tidak ada perbedaan yang signifikan dalam


Tabel 4 memperlihatkan bahwa hasil uji peningkatan angkatan klasik setelah menda-
t untuk data pretest diperoleh thitung = 0,745 den- patkan perlakuan dengan latihan berbeban
gan nilai signifikansi 0,510 > 0,05, yang berarti piramida tunggal dan ganda. Kedua metode
bahwa rata-rata pretest dari kedua kelompok dapatdigunakan untuk latihan kekuatan dan
tidak berbeda nyata. Dengan demikian, se- dapat digunakan dalam latihan angkat besi.
belum dilakukan treatment kedua kelompok Pelatihan pembebanan yang diberikan kepada
memiliki angkatan klasik yang tidak berbeda atlet putri angkat besi Jawa Tengah dilakukan
nyata. Hasil uji t untuk data posttest diperoleh dengan prinsip eksperimen dengan mengu-
thitung = 0,631 dengan nilai signifikansi 0,573 nakan metode latihan pembebanan yang berbe-
> 0,05, yang berarti bahwa rata-rata posttest da antara kelompok latihan metode piramida
dari kedua kelompok tidak berbeda nyata. tunggal dan kelompok piramida ganda, tetapi
Dari data tersebut menunjukkan bahwa antara jumlah tonase yang sama antara keduanya.
latihan metode piramida tunggal dan piramida Adapun materi pembebanan yang dilakukan
ganda berdampak pada angkatan klasik yang dengan pembebanan untuk peningkatan power
tidak berbeda nyata. Hasil uji t untuk data pe- dan perbaikan. Perlakuan yang diberikan sela-
ningkatan diperoleh thitung = -1,057 dengan ma latihan untuk merangsang bertambahnya
nilai signifikansi 0,368 > 0,05, yang berarti bah- kemampuan otot dalam mengangkat beban
wa rata-rata peningkatan dari kedua kelompok berat. Pemberian perbedaan latihan metode
tidak berbeda nyata. Dengan demikian, antara piramida tunggal dan ganda terhadap kedua
latihan dengan metode piramida tunggal dan kelompok tidak menimbulkan efek yang jauh
piramida ganda berdampak pada peningkatan berbeda. Ditinjau dari aspek fisiologis, latihan
angkatan klasik yang tidak berbeda nyata. dengan intensitas yang semakin meningkat, se-
Hasil penelitian menunjukan bahwa perti latihan dengan beban piramida, mempu-
Sahri, Sriyanto, Soegiarto, Hadi - Perbedaan Metode Latihan Piramida Tunggal dan Ganda terhadap Peningkatan Angkatan Klasik 49

nyai keuntungan terhadap optimalisasi sistem ada perbedaan yang signifikan antara metode
kontraksi otot. Latihan dengan intensitas berat pembebanan piramida tunggal dan ganda ter-
mempunyai kecenderungan untuk mengha- hadap peningkatan angkatan klasik pada atlet
silkan kontraksi otot lebih maksimal, karena putri angkat besi PPLP Jawa Tengah. Dengan
itu intensitas latihan yang mendekati kemam- demikian latihan beban dengan sistem beban
puan maksimal akan lebih memberi rangsan- piramida tunggal maupun ganda sama-sama
gan terhadap peningkatan kekuatan. Disisi efektif terhadap peningkatan power.Berdasar-
lain latihan beban dengan metode piramida kan simpulan maka dapat disarankan untuk
tunggal menggunakan beban yang bervaria- latihan beban pada angkat besi dapat digu-
si intensitasnya, yakni dimulai beban ringan, nakan jenis metode pembebanan piramida
kemudian beban sedang dan diakhiri dengan tunggal dan ganda. Perlunya melakukan va-
beban berat. Sedangkan pada piramida ganda riasi program agar latihan tidak membosankan
dimulai dari beban ringan, sedang, berat, dan bagi atlet angkat besi sehingga dapat mempe-
menurun kembali sampai beban ringan. Den- roleh hasil yang maksimal.
gan intensitas ringan akan meningkatkan daya
tahan otot, dengan intensitas sedang akan UCAPAN TERIMA KASIH
meningkatkan daya ledak dan kecepatan dan Penulis mengucapkan terima kasih ke-
dengan intensitas berat akan dapat meningkat- pada:
kan power. Dengan demikian dapat diasumsi- Bapak Sugiarto,S.Si.,M.Sc sebagai dosen
kan bahwa latihan beban dengan sistem beban pembimbing dalam kaya tulis ini. Bapak Bram
piramida tunggal maupun ganda sama-sama Setiawan sebagai pelatih angkat besi PPLP
efektif terhadap peningkatan power. Terdapat Jawa Tengah yang telah memberikan ijin pene-
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ti- litian. Para atlet angkat besi PPLP jawa tengah
dak adanya perbedaan antara metode latihan yang telah bersedia menjadi sampel pada pen-
piramida tunggal dan ganda terhadap pening- elitian ini.
katan angkatan klasik pada angkat besi Jawa
Tengah selama penelitian antara lain: DAFTAR PUSTAKA
1. Faktor kesungguhan atlet dalam menjalani Agusta Husni dan Hakim Lukman.1997. ‘‘Profil Kondisi
Fisik Atlet Pelatihan Jangka Panjang (PJP) Jawa
program latihan. Tengah Cabang Olahraga Angkat Besi dan Ang-
2. Terdapat beberapa atlet yang mengalami kat Berat PON XVII Tahun 2005- 2006 ’’. Skripsi.
cidera sehingga tidak dapat menjalankan Program Sarjana Ilmu Keolahragaan Universitas
program secara maksimal. Negeri semarang.
PB. PABBSI. 1998. Petunjuk Belajar Teknik Olahraga Angkat
Besi. Jakarta.
SIMPULAN Sutrisno Hadi. 2004. Statistik. Jilid 2. Yogyakarta : Andi
Berdasarkan hasil penelitian dan pem- Offset.
bahasan maka dapat disimpulkan bahwa tidak

Anda mungkin juga menyukai