Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISIS FARMASI

LABORATORIUM FORENSIK POLDA BALI

OLEH
I MADE AGUS MAHARDIKA
1909482010109

PROGRAM STUDI S 1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020
1. Judul
Laporam Diskusi Penerapan GC-MS di Laboratorium Forensik Polda Bali Bersama AKBP
Ngurah Wijayaputra, S.Si., M. Si.

2. Profil Lab. Forensik Polda Bali


Laboratorium Forensik merupaka satuan kerja Polri meliputi Pusat Laboratorium Forensik
dan Laboratorium Forensik Cabang yang bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi
Laboratorium Forensik/Kriminalistik dalam rangka mendukung penyidikan yang dilakukan oleh
satuan kewilayahan, dengan pembagian wilayah pelayanan (area service) sebagaimana
ditentukan dengan Keputusan Kapolri.
Pusat Laboratorium Forensik Polri disingkat Puslabfor Polri adalah unsur pelaksana Badan
Reserse Kriminal yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawaban kepada Kepala Bagian
Reserse Kriminal (Bareskrim Polri). Puslabfor Polri mempunyai tugas membina fungsi
kriminalistik/ forensic dalam lingkungan Polri dan menyelenggarakan fungsi kriminalistik/
forensic kepolisian pada tingkat pusat. Struktur organisasi berdasarkan keputusan kapolri
No.Pol.: Kep/9/V/2001 Puslabfor Polri Berkedudukan di bawah Badan Reserse Kriminal
(Bareskrim) Polri. Salah satu Lab. Forensic cabang yang berada dibawah Lab. Forensik Polri
adalah Lab. Forensik Polda Bali
Lab, forensik Polda Bali yang terletak di Jl. Gunung Sanghyang No. 106B Denpasar Barat
merupakan laboratorium forensic yang berada dibawah kewenangan dari Polda Bali. Lab ini
berdiri atas terbitnya surat keputusan kepolisian republic Indonesia No. Pol: Kep/11/III/1999.
Berdasarkan Surat keputusan Kapolri No. Pol : Skep/1176/X/1999 Lab Forencik Polda bali
menaungi daerah kerja balinursa (Bali, NTB dan NTT). Lab. Forensik Polda Bali memiliki sub
bidang kerja diantaranya ialah:
a. Bidang Kimia dan Biologi Forensik (Bid Kimbiofor)
Bidang Kimia Umum Forensik meliputi pemeriksaan; pemalsuan hasilhasil industri,
makanan/minuman, obat-obatan, kosmetik, minyak pelumas/oli, bahan bakar minyak dan
b
ahan-bahan yang tidak dikenal lainnya. Bidang Biologi Forensik meliputi pemeriksaan;
serologi, pemeriksaan cairan dan jaringan tubuh (darah, sprema,air, ludah, rambut/bulu,
kuku, pemeriksaan tumbuhan, hewan dan sebagainya). Bidang Taxikologi Forensik
meliputi pemeriksaan; peracunan dan keracunan baik melalui makanan/minuman maupun
melalui udara/gas (Monoksida) dan Pencemaran lingkungan (air limbah)

Beberapa Kasus yang ditangani dalam idang ini diantaranya ialah:


Kasus keracunan makanan, barang bukti berup sisa makanan/minuman yang terdapat
di lapangan atau cairan tubuh dari korban yang mengalami keracunan ini dijadikan
sebagai sampel untuk dianalisis untuk mencaritau apakah korban memang benar-benar
mengalami keracunan, apakan makanan yang dimakan yang sebagai barang bukti itu
merupakan makanan yang mengandung racun dan sebagainya.
b. Bidang Fisika dan Komputer Forensik (Bid Fiskomfor)
Bidang Fisika Umum Forensik meliputi Pemeriksaan sabotasi , berkas kejahatan dan
sebagainya. Bidang Komputer Forensik meliputi pemeriksaan suara dan gambar
(audio/video), computer dan telepon genggam (computer dan mobile phones), dan
kejahatan jaringan internet/intranet (cyber network) dan sebaginya. Bidang kebakaran
Forensik meliputi pemeriksaan kebakaran “on the spot” dan pemeriksaan barang bukti
kebakaran. Bidang Fisika khusus meliputi pemeriksaan bekas alat/jejak alat (tool mark),
pemeriksaan/analisa kebohongan melalui Leidetection dan voice detection. Bidang
instrument Forensik meliputi pemeriksaan barang bukti dengan dukungan instrument
analisis

Beberapa Kasus yang ditangani dalam idang ini diantaranya ialah:


Misalnya pada kasus kebakaran yang terjadi pada rumah penduduk, kemudian terdapat
tindak pidana. Maka penyidik harus meminta surat keterangan pemeriksaan TKP
kebakaran tersebut. Kemudian mencari tau menyebab kebakaran tersebut misalnya karena
adanya sumber bahan bakar, konsleting listrik dan proses reaksi kimia yang dapat
menimbulkan panas, dan dari panas inilah dapat menimbulkan kebakaran. Maka 3 hal
inilah yang akan diselidiki/dibuktikan ketika olah TKP di tempat kebakaran.
Selain itu terdapat juga penanganan kasus lainnya seperti kasus pencemaran nama baik
melalui media sosial. Bidang computer forensic aka meneliti lebih jauh terkait dengan
sumber informasi yang beredar di media sosial untuk mengetahui pelaku dari suatu
kejahatan di media sosial seperti pencemaran nama aik dan berita bihong.

c. Bidang Balistik dan Metallurgi Forensik (Bid Balmetfor)


Bidang senjata api dan Peluru Forensik meliputi pemeriksaan senajata api, selongsong
peluru, anak peluru, peluru, sisa mesium, serta partikel pecahan logam yang diperikrakan
dari senjata api dan peluru. Bidang Bahan Peledak Forensik meliputi pemeriksaan barang
bukti bahan peledak komersil yang di paket/container berbentuk bom serta sumbu ledak.
Bidang Metallurgi Forensik meliputi pemeriksaan metallurgi umum seperti ; analisa
kerusakan/perpatahan logam, analisa spesifikasi teknis/struktur logam serta pemalsuan
nomor seri yang dicetak diatas permukaan logam (nomor mesin dan nomor rangka/chasis,
motor atau mobil serta peralatan cadangan lainnya)

Beberapa Kasus yang ditangani dalam idang ini diantaranya ialah:


Kasus yang ditangani oleh bidang ini seperti kejadian bom, bidang ini akan meneliti
tentang jenis bom yang digunakan, kekuatan bom dan sebagainya selain itu bidang ini
juga menangani kasus kasus seperti penembakan dll.
d. Bidang Dokumen dan Uang Palsu Forensik (Bid Dokupalfor)
Bidang dokumentasi Forensik meliputi pemeriksaan; tulisan tangan , tanda tangan, dan
ketik. Bidang produk Cetak dan Uang palsu Forensik meliputi pemeriksaan; bahan cetak,
perangko dan uang palsu. Bidang Fotografi Forensik meliputi pemeriksaan; mikro dan
makro fotograf
Beberapa Kasus yang ditangani dalam idang ini diantaranya ialah:
Kaus-kasus yang ditangani oleh bidang ini adalah kasus kasus pemalsuan dokumen
ataupun pemalsuan uang palsu.

e. Bidang Narkotika, Psikotropika, dan obat berbahaya Forensik (Bid Narkobafor)


Bidang ini bertugas melakukan pemeriksaan narkotika (narkotika bahan alam, bahan
sintesa dan semi sintesa, dan cairan tubuh), psikotropika (bahan dan sediaan psikotropika),
laboratorium illegal (clandestine labs), bahan psikotropika) dan obat (bahan kimia obat
berbahaya, bahan kimia adiktif, dan prekursor)

Beberapa Kasus yang ditangani dalam idang ini diantaranya ialah:


Kasus-kasus yang ditanganii oleh bidang ini seperti kasus penggunaan narkoba atau
psikotropika, bidang ini akan menganalisis barang bukti yang diduga mengandung
narkoba,baik itu berupa sampel urin, darah atau rambut atau makanan-makanan yang
diduga mengandung bahan narkoba
Lab. Forensik Polda Bali telah terakreditasui oleh Komite Akreditasi Nasional, terdapat 22
ruang lingkup yang sesuai standar ISO/IEC 17025:2017 diantaranya; pemeriksaan Alkohol;
DNA; Narkoba; Dokumen; Fire Debris; Polygraps; Balistik Metalurgi; Digital Forensik dan
sebagainya. Tugas pokok dari Lab. Forensik Polda Bali adalah memeriksa nbarang bukti kasus
tindak pidana yang ada di area pelayanannya
3. Alat Yang Tersedia
Lab. Forensik Polda Bali memiliki beberapa peralatan yang berguna untuk membantu petugas
dalam melaksanakan analis, alat-alat yang tersedia meliputi alat-alat khusus dan pendukung, alat-
alat yang terdapat di laboratorium ini telah dikalibrasi sehingga dapat dipastikan bahwa hasil
yang diperoleh memiliki tingkat keakuratan yang tinggi, kalibrasi dilakukan secara berkala.
Kalibrasi alat digunakan oleh user/operator untuk menyakinkan konsumen, seperti alat timbang
jadi orang lain yakin bahwa yang ditimbang tersebut sudah benar sesuai dengan yang kita
inginkan. Kalibrasi dilakukan setiap setahun sekali, dimana alat yang sudah dikalibrasi akan
mendapatkan sertifikat kalibrasi/stiker kalibrasi yang ditempel di setiap alat tersebu
a. Alat pendukung
Oven, pemanas listrik, timbangan, Roatari evaporator, sonikator, sentrifug dan
sebagainya
b. Alat khusus
Komaografi gas, EPAS, Ion Kromatografi, liedetektor, TLC scanner, Spektro UV-Vis
dan DNA analisis:

Penjelasan Tnentang Kromatografi Gas


Di Laboratorium Forensik memiliki 3 instrumen GC-MS, dimana alat ini didapatkan secara
bertahap, dimulai dari alat Gas Kromatografi tipe 73 didapat pada tahun 1998, tipe 75 didapat
pada tahun 2010 dan tipe 77B didapat pada tahun 2015, ketiga tipe ini mempunyai kelebihan
masing-masing terhadap pemeriksaan bahan kimia. GC-MS digunakan untuk mengetahui
senyawa kimia dengan syarat sampel yang mudah menguap, tidak berubah komposisi
senyawanya karena pengaruh suhu yang tinggi dan berat molekulnya tidak besar. Jika syarat ini
tidak terpenuhi maka sampel tidak dapat dianalisis dengan menggunakan GC-MS
Pengertian Kromatografi Gas
Kromatografi merupakan teknik pemisahan suatu campuran berdasarkan pada perbedaan
distribusi sampel di antara dua fasa, yaitu fasa diam dan fasa gerak. Kromatografi gas merupakan
suatu teknik analisis pemisahan campuran zat yang mudah menguap. Sampel dibawa oleh fasa
gerak yang berupa gas pembawa, yang kemudian dialirkan ke dalam kolom. Proses pemisahan
komponen-komponen sampel dalam kromatografi gas, berlangsung dalam kolom berdasarkan
pada interaksi komponen sampel dan fasa diam. Interaksi tersebut dapat berupa absorpsi atau
partisi. Jika fasa diamnya berupa padatan berpori maka pemisahannya adalah absorpsi,
sedangkan bila fasa diamnya berupa cairan, peristiwanya adalah partisi gas-cair (Rizki, 2008).
Kromatografi kebanyakan digunakan sebagai alat analisis kuantitatif, tetapi juga dipakai secara
kualitatif (perbandingan terhadap senyawa-senyawa referansi) (Sastrohamidjojo,2002). Pada
analisis kuantitatif didasarkan pada perhitungan luas puncak yang dihasilkan pada kromatogram
Penggunaan Kromatografi Gas di Lab. Forensik Polda Bali
Lab.Forensik Polda Bali menggunakan kromatografi gas dalam proses analisis senyawa-
senyawa kimia seperti narkotika, Zat-zat racun. Bahan peledak dan zat-zat lain yang memenuhi
syarat uji kromatografigas. Sampel-sampel yang digunakan seperti darah, plasma, urindan
sebagainya dilakukan proses ekstrasi terlebih dahulu sehingga senyawa yang ingin dianalisis
menjadi lebih murni. Ekstrak yang diperoleh selanjutnya dilarutkan dengan pelarut yang sesuai
baru dilakukan pengiiinjeksian ke dalam kromatografi gas kemudian diananalisis kromatogram
yang dihasilkan, untuk uji kualitatif maka hasil kromatogram dicocokkan dengan galeri data
senyawa kimia yang ada di sistem dan untuk analisis kuantitatif hasil dihitung dengan
mengunakan kurva kalibrasi dari senyawa murni yang diukur terlebih dahulu. Dalam proses
pengujian penguji menggunakan program suhu yang diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan
yang terjadi lebih optimal, seperti dalam pengujian narkotika program suhu telah dirancang
sebelumnya sesuai dengan golongan narkotika yang diduga ada dalam sampel.
4. Analisa di Laboratorium Forensik Polda Bali
a. Pemeriksaan yang dilakukan pada kasus narkoba, dengan melakukan analisis pada
narkobanya langsung (narkoba romaterial) atau analisis pada cairan tubuh pada orang
yang mengkonsumsi narkoba
b. Pemeriksaan pada kasus keracunan makanan/minuman yang terkontaminasi bahan kimia
c. Pemeriksaan bahan kimia dari bahan peledak seperti kasus teror bom untuk mengetahui
bahan kimia jenis apa yang digunakan
d. Pemeriksaan DNA untuk memastikan kesesuaian suatu DNA yang diperoleh dari bagian
tubuh tertentu dengan bagian tubuh lainnya untuk memastikan apakah bagian tubuh
tersebyt berasal dari individu yang sama dalam kasus-kasus mutilasi. Atau pembuktian
apakah suatu individu merupakan kerabat dari individu lain seperti dalam kasus aborsi dll
e. Pemeriksaan Liedetektor untuk mengetahui apakah seseorang memberikan keterangan
yang paslu atau tidak.
f. Pemeriksaan unsur-unsur ion dari suatu senyawa

5. Kesimpulan
Laboratorium Forensik Polda Bali merupakan laboratorium yang bertugas untuk melakukan
pengujian terhadap barang bukti dari hasil tindak pidana. Laboratorium ini didukung oleh
berbagai fasilitas uji seperti GC-MS, Lie Detektor, Ion Kromatografi, Rotary Evaporator , Aat
test DNA dan sebagainya. Dalam analisis menggunakan GC-MS maka akan dilakukan preparasi
sampel terlebih dahulu sehingga sampel memiliki kemurnian yang tinggi untuk diuji dalam GC-
MS.

Anda mungkin juga menyukai