PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU FORENSIK
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
I. PENDAHULUAN
pesat
sehingga
kemajuan
mempengaruhi
teknologi
yang
ada
kehidupan
telah
manusia.
memunculkan
mempermudah
masyarakat
bersosialisasi
dengan
memunculkan
pengaruh
siapapun
besar
untuk
berkomunikasi
(Makarim,
terhadap
2005).
masyarakat,
dan
Hal
ini
dimana
laboratorium
forensik
penting
artinya
dalam
dengan
memanfaatkan
ilmu
pengetahuan
dan
yang
lazim
ilmiah
atau
peran
dan
fungsi
tersebut
sebagian
diemban
oleh
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
sebagaimana
dibahas sebelumnya.
Bila dikaitkan dengan peranan laboratorium forensik, salah
satu objek pemeriksaan yang menjadi perhatian adalah dalam sub
bidang serologi yang terdapat di laboratorium forensik kepolisian
untuk
menggambarkan
berbagai
tes
laboratorium
Blood Typing
Karakter darah yang tidak diketahui
Pola noda untuk rekonstruksi kejahatan
Paternity test
Identifikasi semen dalam kasus pemerkosaan
Teknik DNA yang digunakan untuk identifikasi
Laboratorium
memiliki
forensik
akreditasi
yang
pada
sub
mengakui
bidang
serologi
kompetensi
harus
laboratorum
ISO/IEC
17025:
2008
sebagai
dasar
akreditasi.
besar
atau
mengoperasikan
yang
menawarkan
manajemen
yang
jasa
lainnya
dipandang
dapat
memenuhi
utusan
dari
Kejaksaan
Agung
dan
Djawatan
menjadi
1954,
dibentuklah
Seksi
Interpol
dan
Seksi
pada
saat
itu
bertugas
melakukan
Kriminil
Cabang
Surabaya
dengan
Surat
Keputusan
secara
adiministratif
di
bawah
Kantor
Komando
Kepolisian
dan
dengan
Kepolisian.
Hal
Pengawasan
nama
ini
Menteri
Laboratorium
dimaksud
agar
Muda
Departemen
semua
dinas
dilakukan
penggabungan
Laboratorium
Lembaga
Laboratorium
dan
Identifikasi
Departemen Kepolisian.
d. Periode 1964 1970
Dengan semakin meningkatnya kualitas dan kuantitas
kegiatan, maka
dengan
Surat
Keputusan
Menteri
Pertahanan
tahun
1972
Laboratorium
Kriminil
Koserse
Kriminil
Pusat
di
ditetapkan
Tingkat
sebagai
Mabes
Badan
Polri
yang
tahun
1984
terjadi
Laboratorium
perubahan
Kriminal
Polri
tentang
yaitu
dari
fungsi
Reserse
Kepolisian
dan
fungsi-fungsi
Surat
Keputusan
Pangab
No.
menjadi
Pusat Laboratorium
Forensik.
Dan pada tanggal 3 Maret 1999 dengan Keputusan
KaPolri No. Pol : Kep / 11 / III / 1999 dibentuk dan
disahkan Laboratorium Forensik Cabang Palembang dan
Denpasar.
i. Periode 2001 2010
Berdasarkan Surat Keputusan KaPolri No. Pol. : Kep /
9 / V /2001, tanggal 25 Mei 2001 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Mabes Polri, Puslabfor kembali menjadi bagian
dari Korserse Polri dan dengan Surat Keputusan KaPolri
No. Pol: Kep / 53 / X / 2002 dengan perubahan Korserse
menjadi Bareskrim maka sampai sekarang Puslabfor
berkedudukan di bawah Bareskrim Polri atau menjadi
Puslabfor Bareskrim Polri.
j. Periode 2010 sekarang
Berdasarkan Peraturan KaPolri nomor 21 tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Mabes Polri, Puslabfor
tetap berada dibawah struktur Bareskrim Polri bersama
Pusinafis dan Pusiknas. Dalam organisasi baru terdapat
beberapa
perubahan
penambahan
bidang
dan
baru
penambahan
yaitu
bidang
antara
lain
Narkobafor,
dilakukan.
Laboratorium
biasanya
dibuat
untuk
(2002),
laboratorium
diartikan
sebagai
suatu
tempat
yang
digunakan
untuk
melakukan
bahasa
Indonesia
berarti
berhubungan
Science)
adalah
meliputi
semua
ilmu
atau
dapat
dikatakan
bahwa
dari
segi
laboratorium
forensik
yang
badan
yang
bertugas
dan
berkewajiban
pengertian
tersebut,
maka
merupakan
unsur
bantuan
teknis
laboratorik
pelaksanaan
tugasnya
meliputi
bantuan
menjadi
satu
yang
disebut
Lembaga
tersendiri
antara
Laboratorium
forensik
dengan identifikasi.
II. 1. 3
forensilk
sebagai
sarana
pembantu
tidak
berwenang
melakukan
pemeriksaan
dalam
proses
penyidikan,
untuk
cermatnya
melakukan
kejahatan,
laboratorium
forensik
secara
efektif,
prilaku
dalam
masyarakat.
Dengan
Bidang
Dokumen
dan
Uang
Palsu
Forensik
(Biddokupalfor)
Bertugas menyelenggarakan pelayanan pemeriksaan
teknis kriminalistik TKP dan pemeriksaan laboratoris
kriminalistik barang bukti dokumen (tulisan tangan,
tulisan ketik, dan tanda tangan), uang palsu (uang kertas
RI, uang kertas asing, dan uang logam) dan produk cetak
(produk cetak konvensional, produk cetak digital, dan
cakram
optik)
serta
memberikan
pelayanan
umum
forensik kriminalistik.
b.
Bidang
Balistik
dan
Metalurgi
Forensik
(Bidbalmetfor)
Bertugas menyelenggarakan pelayanan pemeriksaan
teknis kriminalistik TKP dan pemeriksaan laboratoris
kriminalistik barang bukti senjata api (senjata api, peluru
dan selongsong peluru), bahan peledak (bahan peledak,
Bidang
Fisika
dan
Komputer
Forensik
(Bidfiskomfor)
Bertugas menyelenggarakan pelayanan pemeriksaan
teknis kriminalistik TKP dan pemeriksaan laboratoris
kriminalistik barang bukti uji kebohongan (lie detector),
jejak, radioaktif, konstruksi bangunan, peralatan teknik,
kebakaran/pembakaran,
dan
komputer
(suara
dan
(cyber
network)
serta
memberikan
kriminalistik
mikroorganisme,
dan
pencemaran
Bidang
Narkotika,
Psikotropika
dan
obat
barang
dan
pemeriksaan laboratoris
Toksikolog
toksikologi
terhadap
forensik
sampel
akan
melakukan
analisis
tersebut,
mencari
biologi
banyak
untuk
keperluan
pertama
kali
dikembangkan
untuk
keperluan
kejadian).
perkembangan
ilmu
Belakangan
genetika
dengan
(analisis
pesatnya
DNA)
telah
mutilasi
(mayat
penelusuran
paternitas
(bapak
terpotong-potong),
biologis).
Analisa
atau
hewan,
atau
warna
darigetah
Darah
segar
mempunyai
nilai
yang
lebih
penting
membantu
identifikasi
pemilik
darah
tersebut.
dan
cepat
untuk
membuktikan
bahwa
kemungkinan
hasil
yang
false
positive
Tes precipitin
Absorption
Elution
Tes
Benzidine
ialah
hemoglobin
darah
dapat
Uji
yang
posesif
akan
terlihat
secara
mikroskopis
akan
tampak
Kristal
pyridine
Precipitin
membuat
serum
dilakukan
anti
terlebih
manusia
dahulu
(human
dengan
anti
serum).
digunakan
untuk
menentukan
Antibody
yang
terlepas
kemudian
ditambah
Perkiraan
perdarahan
Arah pergerakan dari sumber perdarahan baik dari
jarak
antara
lantai
dengan
sumber
dari
nadi
(pada
luka
yang
dalam)
akan
hari.
Oleh
karena
banyak
faktor
yang
(beberapa
tahun):
perubahan-perubahan
warna
yaitu
berdasarkan
serta
perbandingan
distribusi
bercak
darah
pada
pakaian
dapat
tegak
atau
pada
kasus
pembunuhan
dimana
diduga
sebagai
penabrak
dibandingkan
dengan
II. 2. 3
Pemeriksaan Cairan Mani
Cairan mani merupakan cairan agak putih kekuningan,
keruh dan berbau khas. Cairan mani pada saat ejakulasi
kental kemudian akibat enzim proteolitik menjadi cair dalam
waktu yang singkat (10 20 menit). Dalam keadaan normal,
volume cairan mani 3 5 ml pada 1 kali ejakulasi dengan pH
7,2 7,6.
Cairan mani mengandung spermatozoa, sel-sel epitel
dan sel-sel lain yang tersuspensi dalam cairan yang disebut
plasma seminal yang mengandung spermion dan beberapa
enzim sepertri fosfatase asam. Spermatozoa mempunyai
bentuk yang khas untuk spesies tertentu dengan jumlah
yang bervariasi, biasanya antara 60 sampai 120 juta per ml.
Sperma itu sendiri didalam liang vagina masih dapat
bergerak dalam waktu 4 5 jam post-coitus, sperma masih
dapat ditemukan tidak bergerak sampai sekitar 24-36 jam
post coital dan bila wanitanya mati masih akan dapat
cairan
mani
dapat
digunakan
untuk
membuktikan :
1. Adanya persetubuhan melalui penentuan adanya
cairan mani dalam labia minor atau vagina yang
diambil dari forniks posterior
2. Adanya ejakulasi pada persetubuhan atau perbuatan
cabul melalui penentuan adanya cairan mani pada
pakaian, seprai, kertas tissue, dsb.
Teknik
Pengambilan
bahan
untuk
pemeriksaan
melihat
motilitas
spermatozoa.
500
kali.
Perhatikan
pergerakkan
Hasil :
Umumnya
disepakati
dalam
jam
setelah
merata
dan
leukosit
tidak
terwarnai.
Kepala
tidak
ada
ejakulat
karena
kemungkinan
ejakulasi
pada
adanya
cairan
mani,
telah
dibebaskan
akan
bereaksi
dengan
penyangga
dengan
pH
5,
kemudian
(1)
ungu,
karena
intensitas
warna
enzim
maksimal
fosfatase
spermatozoa
atau
cara
lain
untuk
Akuades 30 ml
Cara pemeriksaan :
Cairan vaginal ditetesi larutan reagen, kemudian lihat
dibawah mikroskop.
Hasil :
Bila terdapat mani, tampak kristal kolin periodida
coklat berbentuk jarum dengan ujung sering terbelah.
Test ini tidak khas untuk cairan mani karena bahan
yang berasal dari tumbuhan atau binatang akan
memperlihatkan kristal yang serupa tetapi hasil postif
pada test ini dapat menentukan kemungkinan terdapat
cairan
mani
dan
hasil
negative
menentukan
arti
bila
reaksi
Florence) :
Bercak diekstraksi dengan sedikit akuades. Ekstrak
diletakkan pada kaca objek, biarkan mengering, tutup
dengan kaca penutup. Reagen dialirkan dengan pipet
dibawah kaca penutup.
Hasil :
Hasil positif bila, didapatkan kristal spermin pikrat
kekuningan berbentuk jarum dengan ujung tumpul.
Kadang-kadang terdapat garis refraksi yang terletak
longitudinal. Kristal mungkin pula berbentuk ovoid.
Pemeriksaan bercak cairan mani pada pakaian
a. Secara Visual
Bercak mani berbatas tegas dan warnanya lebih
gelap daripada sekitarnya. Bercak yang sudah
agak tua berwarna kekuningan. Pada bahan sutera
/ nilon, batas sering tidak jelas, tetapi selalu lebih
gelap daripada sekitarnya. Pada tekstil yang tidak
dan
atau
di
lab.
sementara
bergerak,
dan
bersifat
independen.
2. Sistem mutu
Laboratorium harus menetapkan, menerapkan, memelihara,
mendokumentasikan dan mengkomunikasikan Sistem Mutu
3. Pengendalian Dokumen
Laboratorium harus memelihara dan mengendalikan semua
dokumen yang merupakan bagian dari sistem mutu
4. Kaji Ulang Permintaan, Tender & Kontrak
Laboratorium harus melakukan kaji ulang yang berkaitan
dengan kontrak pengujian, dan perbedaan apapun antara
permintaan, tender dan kontrak harus diselesaikan sebelum
pekerjaan dilakukan. Setiap kontrak dibuat atas persetujuan
Laboratoriun dan pelanggan
5. Subkontrak Pengujian
Laboratorium dapat mensubkontrakkan pekerjaan kepada
laboratorium lain (subkontraktor) yang kompeten.
6. Pembelian Jasa dan Pembekalan
Laboratorium harus memilih dan membeli
pembekalan
yang
penggunaannya
jasa
mempengaruhi
dan
mutu
Peningkatan
Pengendalian Rekaman
teknis
termaksuk
menjaga
keamanan
dan
kerahasiaannya.
14.
Audit Internal
Secara periodik laboratorium harus melakukan audit internal
sistem mutu yang dilaksanakan oleh auditor internal yang
terlatih
15.
yang
menentukan
pengujian/kalibrasi
akomodasi
dan
adalah
lingkungan,
kebenaran
faktor
metode
dan
manusia,
pengujian
Setiap
faktor
tersebut
mempunyai
ketidakpastian
pengukuran.
memperhitungkan
faktor-faktor
kontribusi
pada
Laboratorium
tersebut
dlm
kebenaran
unjuk
kerja
pengujian
serta
harus
dilengkapi
dengan
peralatan
untuk
dan
memberikan
perlindungan
atas
kepentingan
bahwa
kompetensi
tertentu,
manajemen
semua
melakukan
menandatangani
personil
laboratorium
yang
pengujian,
laporan
pengujian.
harus
memastikan
mengoperasikan
mengevaluasi
Kemampuan
peralatan
hasil,
kerja
dan
setiap
personil
setempat
mengatakan
bahwa
mereka
IV. ANALISIS
Tata Cara Pemeriksaan Bidang Serologi
Adapun dalam pemeriksaan sub bidang serologi
memiliki persyaratan dalam mengambil bukti maupun
memeriksa, sebagai berikut :
1. Pemeriksaan
barang
bukti
material
Biologi
rambut;
air
tumbuh-tumbuhan;
mani/sperma;
polen;
mikro
saliva/air
organisme
liur,
dalam
dari
masing-masing
lokasi
menggunakan
alat
kerik
yang
berbeda,
tidak
dan
pembanding
rambut
tersangka/korban,
Laboratorium
Forensik
Dalam
Melaksanakan
yang
menjadi
faktor
penghambat
berkembangnya
fungsinya.
Faktor
penghambat
yang
dimaksud
adalah
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Peranan Laboratorium forensik dalam penyelesaian kasus
pada umumnya sudah dapat dikatakan sangat efektif dilihat
dari peranannya sebagai tempat pemeriksaan barang bukti di
Laboratorium Forensik guna kepentingan penyidikan tindak
pidana khususnya bidang serologi. Tidak sampai disitu saja
peranan Laboratorium Forensik sangat penting dalam hal
menentukan jenis golongan darah, kandungan yang terdapat
dalam cairan-cairan lainnya yang terdapat dalam tubuh dari
hasil uji Labfor tersebut dapat diketahui golongan darah,
terkait
dengan
kasus
tersebut
atau
langsung
tidak
terlepas
menjalankan
dari
hambatan,
tugas
yaitu
dan
dalam
Laboratorium
Forensik
dalam
menjalankan
tugas
dan
masyarakat
pemeriksaan
secara
khususnya
Laboratoris,
pihak
yang
mengingat
meminta
pentingnya
dalam
pemeriksaan
barang
bukti
sehingga
proses
http://www.labfor.polri.go.id/
http://wartalabfor.blogspot.com/
Selo, S & Soemardi, S. (1974). Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta.
Makarim, E. (2005). Pengantar Hukum Telematika, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muller, J. (2006). Perkembangan Masyarakat Lintas Ilmu. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Wirasuta, I. M. A. G. (2012). Pengantar Menuju Ilmu Forensik.