Anda di halaman 1dari 1

PROFESI SEDERHANA, SEMANGAT MEMBARA

Tukang jamu, salah satu profesi yang dipandang rendah sebagian orang. Di zaman modern ini,
sudah jarang kita temui penjual jamu. Ibu Inah, adalah salah satu sosok yang masih menggeluti
profesinya sebagai tukang jamu. Wanita asli malang ini sudah 3 tahun menjadi tukang jamu di
Universitas Muhammadiyah Malang. Profesi sederhana yang dijalani Ibu Inah dengan tekun dan ikhlas.

Wanita yang berumur 58 tahun ini, setiap harinya memperoleh keuntungan sekitar Rp 40.000
hingga Rp 50.000. Meskipun dengan pendapatan yang cukup kecil, ibu Inah selalu bersyukur karena
sudah cukup unutk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ibu Inah berjualan jamu dari pukul 8 pagi
hingga adzan dzuhur menggema. Tidak ingin merepotkan anak-anaknya yang sudah berkeluarga, Ibu
Inah memilih berjualan jamu di usianya yang senja bersama suaminya yang bekerja sebagai kuli batu.

Sebelum menjadi tukang jamu, Ibu Inah pernah berjualan ketan. Karena lokasi tempat bekerja di
kota Batu yang jauh dari tempat tinggalnya, Ibu Inah memilih menjadi tukang jamu keliling di Kawasan
Tlogomas. Berawal dari lelahnya berkeliling dan mendapatkan banyak pelanggan mahasiswa dan dosen
Universitas Muhammadiyah Malang yang lebih dekat, Ibu Inah memutuskan untuk berjualan di sekitar
jembatan baru UMM.

Setiap pekerjaan pasti ada hambatannya, begitu juga dengan ibu Inah, yang juga menjalaninya
profesinya. Terkadang ketika kampus libur, ketidakhadiran para dosen dan mahasiswa yang menjadi
sumber utama penghasilan membuat ibu Inah tidak berjualan. Juga saat hari hujan, tempat ibu Inah
berjualan sehari-harinya yang tidak terlindung dari hujan membuat ibu Inah enggan berjualan. Meskipun
demikian, Ibu Inah tetap sabar dan ikhlas menjalaninya.

Menjadi tukang jamu di UMM, Ibu Inah juga akrab dengan mahasiswa. Tukang jamu yang
memiliki senyum khas ini, sering juga disapa ataupun menyapa mahasiswa yang lewat. Sosok yang
ramah inilah yang membuat Ibu Inah disegani.

Anda mungkin juga menyukai