Anda di halaman 1dari 4

Tugas Keperawatan Bencana S1

Rangkuman Materi SPGDT

Nama : Kevin Waldo Munson Panjaitan

NIM : 1851055

“Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu”


(SPGDT)

Latar Belakang dari SPGDT terdiri dari:


• Pelayanan kesehatan KEGAWATDARURATAN SEHARI- HARI maupun dalam
keadaan BENCANA : hak asasi manusia dan kewajiban semua orang
• Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) SAFE COMMUNITY
• PERATURAN PEMERINTAH NO 83 TAHUN 2005 : BAKORNAS PB(Nasional),
SATKORLAK PB (Provinsi), SATLAK PB (Kabupaten/Kota)

Pembangunan SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) harus sejalan


dengan Strategi Pembangunan Nasional, yaitu terdiri dari:
- Paradigma Sehat : keseimbangan antara risk management (promotif & preventif) dan
disease management (kuratif & rehabilitatif)
- Profesionalisme: berdasarkan standar yang disepakati secara profesional
- Desentralisasi : Advokasi & pemberdayaan daerah sesuai kebutuhan dan kekhususan
daerah (local specific)

Pengertian Safe Community


- Adalah suatu gerakan agar masyarakat merasa SEHAT, AMAN, SEJAHTERA dimanapun
mereka berada yang melibatkan peran serta aktif profesi maupun masyarakat.

Aspek utama dari Safe Community yaitu:


- Care : Community preparedness, community prevention and mitigation kerjasama lintas
sektor, dan
- Cure : Penanganan keadaan dan kasus gawat darurat peran utama sektor kesehatan dibantu
sektor terkait lainnya

- Defenisi Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Adalah Suatu sistem nasional
penanggulangan Gawat darurat dan bencana yang meliputi PELAYANAN KESEHATAN
PRA RUMAH SAKIT, DI RUMAH SAKIT, dan ANTAR RUMAH SAKIT dengan
melibatkan UNSUR PEMERINTAH dan MASYARAKAT.
- Tujuan SPGDT ada 2, ada Umum dan Khusus,
Umum yaitu Masyarakat Sehat, Aman, dan Sejahtera (SAFE COMMUNITY) melalui
Implementasi SPGDT;
Khusus, yaitu :
 Adanya komando kegiatan SESUAI PERANNYA
 TERSEDIANYA SDM kesehatan dengan kualitas dan kuantitas sesuai kebutuhan
 TERSEDIANYA SARANA/FASILITAS yang standar
 Adanya SISTEM PEMBIAYAAN yang jelas
 Adanya DASAR PERATURAN yang kondusif
- Pasien Gawat Darurat perlu pertolongan yang TEPAT, CERMAT, dan CEPAT untuk
mencegah terjadinya KEMATIAN/ KECACATAN.
- Fungsi Vital adalah Prinsip yang penting /sangat dibutuhkan dalam proses penanganan
pasien Gawat Darurat. Terdiri dari :
 AIRWAY (jalan nafas)
 BREATHING (pernafasan)
 CIRCULATION (peredaran darah), dan
 DISABILITY (kesadaran/otak/refleks)
Kalau Fungsi Vital ini terganggu, lalu terlambat dalam proses penanganannya, dalam waktu
singkat korban langsung mati/cacat. Penanganan Pasien Gawat Darurat memakai/diperlukan
Pelayanan Medik Dasar Untuk Mengatasi Kegawat Daruratan Jalan Nafas, Pernafasan,
Peredaran Darah dan Kesadaran.

- Ada 5 Hal yang menentukan Tingkat Kegawatdaruratan berhasil, yaitu :


 Berapa Cepat Pasien Ditemukan
 Berapa Cepat minta Tolong
 Berapa baik Kualitas Pertolongan di TKP
 Berapa baik Kualitas Pertolongan di Faskes, dan
 Berapa baik Kualitas Pertolongan di Tempat Rujukan

- Hakikat SPGDT berbentuk Rantai Bantuan Hidup (Life Support Chain), yang terdiri dari :
> Masyarakat – Dokter umum/Puskesmas – RS kelas C – RS kelas A/B
Kekuatan rantai ini ditentukan oleh mata rantai yang paling lemah; Pembinaan SPGDT harus
dilakukan secara menyeluruh.
- Komponen SPGDT terdiri dari 3 Komponen, yaitu Komponen Utama, Komponen
Penunjang, dan Komponen Sumber Daya Manusia Terlatih;

Komponen Utama terdiri dari : - SUBSISTEM PRA RUMAH SAKIT


- SUB SISTEM INTRA RUMAH SAKIT
- SUB SISTEM ANTAR RUMAH SAKIT

Komponen Penunjang terdiri dari : - SUB SISTEM KOMUNIKASI


- SUB SISTEM TRANSPORTASI
- SUB SISTEM PENDANAAN

Komponen SDM Terpilih terdiri dari : - MULTI DISIPLIN


- MULTI PROFESI
- MULTI SEKTOR
PELAYANAN PRA RUMAH SAKIT terdiri dari:
1. Public Safety Center (PSC)
2. Brigade Siaga Bencana (BSB)
3. Pelayanan Ambulans (Ambulance Service)

PELAYANAN INTRA RS terdiri dari:


• Hospital Disaster Plan ( intra hospital disaster maupun extra hospital disaster)
• UGD à organisasi,pembiayaan, sdm terlatih, mengikuti perkembangan iptek
• BSB di RS
• High Care Unit (HCU)
• Intensive care unit (ICU)
• Pelayanan kamar jenazah
• Penunjang diagnostik dan penunjang dalampengobatan
• Transport intra hospital (UGD-HCU-ICU-Kamar bedah) à prosedur,peralatan,sdm
profesional
• Pelatihan, simulasi,koordinasi
• Pembiayaan à menjamin pelayanan terstandar

PELAYANAN ANTAR RS terdiri atas:


• Jejaring rujukan
• Evakuasi à transportasi RS lapanganà RS rujukan; antar RS
• Sistem Informasi Manajemen
• Koordinasi dalam pelayanan rujukan ( pemberian informasi keadaan pasien dan
pelayanan yang dibutuhkan sebelum pasien ditransportasi ke RS tujuan)

TAHAPAN SPGDT BENCANA


a. Pra Bencana
1. Menyusun pedoman, protap dan juknis/juklak penanganan bencana
2. Melakukan analisis resiko yang dapat menyebabkan bencana/krisis
3. Menyusun rencana penanggulangan yang melibatkan instansi terkait, pihak swasta,
LSM, dan masyarakat
4. Memfasilitasi dan melaksanakan pertemuan koordinasi dan kemitraan
5. Melaksanakan pengembangan pendidikan dan pelatihan bagi petugas dan masyarakat
(termasuk gladi)
6. Menyusun dan mengembangkan sistem informasi dan komunikasi
7. Menyusun dan mengembangkan sistem manajemen
8. Melakukan pengembangan media penyebarluasan informasi
9. Melakukan sosialisasi dan upaya penanganan
10. Melakukan advokasi penanganan
11. Mendorong terbentuknya unit kerja dalam penanganan
12. Mendorong terbentuknya satuan tugas kesehatan dalam penanganan pada setiap
jenjang administrasi
13. Mendorong terbentuknya pusat pengendali operasional dalam penanganan di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota
14. Mengadakan dan mensiapsiagakan sumber daya
15. Mengembangkan sistem kewaspadaan dini
16. Menyiapkan pusat-pusat regional penanganan
b. Saat terjadi bencana
1. Menyusun rencana operasional dan melaksanakannya secara terpadu dan
terkoordinasi
2. Melaksanakan pemulihan fasilitas dan penyediaan tenaga kesehatan dengan
melibatkan pihak terkait lainnya agar dapat berfungsi kembali
3. Membantu pelaksanaan dan pencarian korban
4. Memobilisasi sumber daya termasuk yang ada di pusat-pusat regional bila diperlukan
5. Mengaktifkan pusat pengendali operasional penanganan
6. Melakukan penilaian cepat kesehatan
7. Melakukan pelayanan kesehatan darurat
8. Melakukan pelayanan kesehatan rujukan
9. Melakukan surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah dan faktor resiko
10. Monitoring dan evaluasi

c. Pasca Bencana
1. Melaksanakan pemulihan kesehatan masyarakat dengan melibatkan pihak terkait
lainnya
2. Melaksanakan pemulihan fasilitas dan penyediaan tenaga kesehatan dengan
melibatkan pihak terkait lainnya agar dapat berfungsi kembali
3. Memberdayakan masyarakat dalam upaya pemulihan
4. Mengendalikan vektor dan penyakit potensial wabah dan faktor resiko
5. Memantau kualitas air bersih dan sanitasi
6. Mengendalikan faktor resiko kesehatan
7. Menanggulangi masalah kesehatan jiwa dan psikososial
8. Melakukan analisis dampak kesehatan
9. Melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi
10. Melakukan perbaikan gizi masyarakat
11. Melakukan upaya rekonstruksi sumber daya kesehatan
12. Monitoring dan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai