Anda di halaman 1dari 42

 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

BAB 1. PENDAHULUAN

Skenario

Restorasi Rigid Inlay/Onlay

Seorang pasien wanita usia 27 tahun datang ke klinik RSGM UNEJ ingin
merawatkan kembali gigi belakang kiri atas yang pernah ditambal komposit klas
II MO 5 tahun yang lalu. Pasien mengeluh ada gigi yang gumpil sehingga tidak
nyaman untuk dipakai makan. Bila berkumur-kumur terasa linu tetapi tidak

 pernah merasakan sakit spontan (hilang timbul). Pada pemeriksaan tampak gigi 24
terdapat karies sekunder antara tepi tumpatan dengan tepi gigi pada sisi proksimal
 bagian bukal. Dokter gigi melakukan pembongkaran bahan tumpatannya sehingga
tampak karies sekunder pada sisi proksimal yang menghadap bukal dan
melibatkan sebagian cupsnya. Gigi masih vital, pada pemeriksaan perkusi dan
tekanan tdak memberikan reaksi rasa sakit. Dokter gigi menyarankan kepada
 pasien untuk dibuatkan restorasi rigid.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 1/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

STEP 1
1.  Restorasi rigid: restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan
menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan;
dilakukan lebih dari satu kali kunjungan karena pada kunjungan pertama
dibuat di laboratorium, kemudian kunjungan berikutnya pemasangan;
terbuat dari bahan yang rigid/keras; biaya ebih mahal daripada restorasi
 plastis dan sebelum dipasangkan kedalam kavitas restorasi rigid pasien
ditumpat sementara untuk melindungi pulpa.
2.  Inlay: restorasi rigid yang diletakkan diantara cups untuk memperbaiki
gigi yang rusak dari ringan sampai sedang yaitu tidak merusak
keseluruhan mahkota (porselen, komposit, emas) dan kerusakan
melibatkan sebagian cups.
3.  Onlay: rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih cups;
dilakukan apabila morfologi mengalami perubahan akibat restorasi
sebelumnya/karies; apabila pada gigi indikasi inlay/onlay namun diberi
tumpatan direk dikhawatirkan gigi akan pecah karena tidak kuat menahan
 beban kunyah.
4.  Karies sekunder: karies yang terjadi pada tepi restorasi karena kebocoran
tepi pada kavitas dan tambalan dan preparasi kavitas yang kurang baik;
menyebar di dalam/ditepi restorasi karena terjadi akumulasi debris pada
tepi restorasi; disebut juga restorasi rekurent karena tumpatan bocor
sehingga bakteri mudah masuk.
5.  Kelas II: kavitas/ karies proksimal gigi geligi posterior untuk rahang atas
MO dan rahang bawah MOD

STEP 2 (Menetapkan Permasalahan)

1.  Kondisi seperti apa yang menyebabka karies sekunder?


2.  Bagaimana gambaran klinis dan penatalaksanaan karies sekunder?
3.  Apa saja pertimbangan dokter gigi menyarankan restorasi rigid?

4.  Sebutkan macam-macam restorasi rigid beserta definisi!

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 2/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

5.  Apa saja indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid?


6.  Jenis restorasi rigid apa yang sesuai skenario?
7.  Bahan-bahan apa yang digunakan padarestorasi rigid?
8.  Bagaimana desain preparasi klas II MO dan bagaimana tahap preparasi?

STEP 3

1.  Penyebab karies sekunder:


-  Preparasi kavitas yang kurang benar
-  Perbedaan koefisien thermal antara bahan, email dan dentin
-  Adanya daerah kelembapan
-  Permukaan tumpatan kasar sehingga debris mudah melekat
-  Terjadinya tumpatan overhanging
-  Pecahnya tumpatan

2.  Gejala klinis dan penatalaksanaan karies sekunder


Gejala klinis karies sekunder dan karies primer pada dasarnya sama, perbedaan
terjadi pada proses terjadinya, dimana pada karies sekinder terjadi setelah
dilakukan restorasi (post operative)
Penatalaksanaan pada karies sekunder adalah dengan membersihkan daerah karies
sekunder dan memperbaiki tumpatan sebelumnya.

3.  Pertimbangan restorasi rigid


Karies meluas yang melibatkan cups sehingga diperlukan restorasi rigid untuk
mengimbangi daya kunyah

4.  Macam-macam restorasi rigid beserta definisi


-  Inlay: restorasi rigid yang dilakukan pada gigi yang melibatkan sebagian cups
-  Onlay: rekonsrtuksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih cups
-  Veneer: permukaan gigi yang dilapisi oleh bahan yang menyerupai gigi;
diindikasikan pada gigi yang mengalami perubahan warna sehingga tidak

sama dengan gigi asli atau gigi sebelahnya

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 3/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

-  Full crown: menyelubungi seluruh mahkota


-  Mahkota pasak: diberikan pada gigi yang sudah mengalami perawatan saluran
akar serta sebagian besar mahkota klinis sudah rusak dan retensi berasal dari
saluran akar

5.  Indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid


A.  Inlay
Indikasi:
-  Menggantikan tambaan yang lama
-  Kavitas kecil yang melebar ke proksimal
-  Mengembalikan estetik pada gigi posterior
-  Memerlukan kontak yang lebih baik dengan gigi tetangga
-  Menghindari deposit makanan
-  Karies yang lebar dan dangkal
Kontraindikasi:
-  Frekuensi karies tinggi
-  OH jelek
-  Pasien dengan kebiasaan bruxism

B.  Onlay
Indikasi
-  Kerusakan posterior masih terdapat dinding lingual maupun bukal
-  Karies interproksimal gigi posterior dan fraaktur tonjol
-  Abrasi gigi posterior yang luas
-  Mengganti gigi posterior yang rusak
-  Posterior yang mengalami tekanan yang kuat
Kontraindikasi
-  Dinding bukal, lingual rusak
-  OH buruk insidensi karies tinggi
-  Mahkota pendek

-  Kavitas yang kecil

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 4/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

 
C.  Veneer
Indikasi
-  Fraktur sebagian mahkota
-  Mahkota mengalami perubahan warna
-  Kelainan bentuk gigi
-  Gigi atrisi, abrasi dan erosi yang berat
Kontraindikasi
-  Pasien OH buruk
-  Gigi tambalan yang besar
-  Pasien dengan usia < 10 tahun karena tanduk pulpa tinggi
-  Mahkota klinis pendek

D.  Full Crown


Indikasi
-  Merupakan pilihan terakhir
-  Karies yang sangat luas
-  Mahkota klinis pendek
Kontraindikasi
-  Pasien dengan OH buruk

E.  Mahkota pasak


Indikasi

-  Gigi yang tidak dapat ditumpat


-  Kehilangan cups
-  Jaringan periodontal rusak
-  Akar gigi masih bagus karena untuk retensi
-  Gigi antagonis bagus agar tidak mengiritasi
-  Retensi bagus karena akan menerima beban berat
Kontraindikasi

-  Karies pada gigi yang belum meluas pada pit dan fisure

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 5/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

-  Terjadi kerusakan jaringan periodontal


-  Tidak ada gigi antagonis
-  Kondisi gigi crowded
-  Jaringan pendukung tidak memungkinkan adanya mahkota
-  Resorbsi processus alveolaris > 1/3
-  Akar pendek
-  Kelainan jaringan periapikal
-  Diniding saluran akar tipis

6.  Jenis restorasi rigid pada skenario


Inlay karena pada skenario dapatdiketahui bahwa keadan kinis gigi pasien yaitu
karies sekunder pada sisi proksimal yang menghadap bukal dan melibatkan
sebagian cups, dan pada kasus skenario terjadi pada gigi 24 dimana pada gigi
tersebut membutuhkan faktor estetik karena ada beberapa pasien yang apabila
tersenyum gigi premolar tampak serta gigi masih vital dan belum mencapai
 pulpa.

7.  Bahan restorasi rigid


Bahan restorasi rigid terdiri dari logam (emas) dan non logam (porselain dan
keramik)
Emas: terdiri dari 60% alloy emas dan 20%emas murni
Porselain: warna dapat disesuaikan dengan warna gigi sehingga estetis baik,
toleransi jaringan sekitar baik namun ketahanan terhadap beban yang terlalu keras
kurang/ketahanan rendah dan proses pembuatan sulit

8.  Desain dan tahap preparasi kavitas kelas II MO


Desain kavitas
Pada skenario dapat diketahui bahwa pasien sebelumnya pernah ditambal dengan
komposit dan juga terjadi karies sekunder, sehingga pada pasien tersebut
memerlukan desain kavitas yang lebih luas dari desain kavitas sebelumnya.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 6/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

Pembuata dovetail dapat dilakukan pada bentukan fisure di sisi yang satunya
dangan mengikuti bentukan fisure dan boks proksimal dibuat lebih melebar.

Tahap preparasi Kavitaskelas II MO


  Outline form
Secara umum outline form inlay klas II sesuai dengan outline kavitas
untuk amalgam kelas II. Outline form dibuat dengan memperhatikan resistence
form, retention form, extention for prevention dan convenience form nya
  Preparasi dinding oklusal

-  melakukan preparasi dengan mengikuti bentukan outline form yang telah


dibuat sedalam 2-2,5 mm dengan menggunak an “tapered fissure flat end” 
-  membentuk dinding kavitas divergen 3-5 derajat ke arah oklusal. Tidak ada
undercut dan line angle dibuat tajam
  Preparasi bidang proksimal
-  Melanjutkan preparasi bagian oklusal ke arah proksimal sampai batas daerah
yang mudah dibersihkan (interdental papila)

-  Membentuk dinding bukal dan lingual divergen 3-5 derajat ke arah oklusal
-  Membuat dinding gingiva sampai batas papila interdental, datar, tegak lurus
dengan sumbu gigi ( -+ 2mm diatas garis servikal)
-  Membuat bevel yang membentuk sudut 45 derajat terhadap permukaan pada
axio-pulpal line angel dan permukaan cavo surface enamel margin
-  Dinding bukal dan lingual pada bagian proksimal bebas kontak sebesar ujung
sonde

Menghaluskan semua bidang preparasi menggunakan finishing bur
-  Membuat cetakan percobaan pada malam tuang untuk melihat apakah hasil
 preparasi sudah baik atau belum
  Cara mencetak percobaan
-  memanaskan malam tuang diatas api sampai lunak (jangan sampai meleleh)
kemudian memilinnya sampai panjang dan lurus

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 7/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

-  selanjutnya menekan malam tersebut kedalam kavitas sampai menutupi seluruh


kavitas dan permukaan oklusal gigi. Pada saat menekan mengusahakan supaya
searah dengan sumbu gigi
  Tumpatan Sementara
  Trial Inlay: pada kunjungan kedua, dilihat retensi
-  Tumpatan sementara dibongkar
-  Trial inlay, memperhtikan adanya tonjolan kecil atau tidak
-  Sisa tambalan/undercut dimodifikasi dan dibentuk kembali

STEP 4 (Mapping)
Karies/Kavitas

Restorasi

Ri id Plastis

full Inlay Onlay Veneer Mahkota


crown  pasak

Pemilihan Bahan

Indikasi dan Kelebihan dan Tahap


kontraindikasi Kekurangan Pekerjaan

STEP 5 (Menentukan Tujuan Belajar)

LEARNING OBJECTIVE

1.  Mampu menjelaskan restorasi rigid berdasarkan bahan yang digunakan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 8/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

a)  Definisi
 b)  Indikasi dan kontraindikasi
c)  Kelebihan dan kekurangan
d)  Tahap pekerjaan

STEP 6 (Belajar Mandiri)

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 9/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Restorasi Rigid

Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai dibidang
kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan merestorasi
gigi yang rusak atau mengganti gigi yang hilang, sehingga dapat mengembalikan
fungsi kunyah, fungsi bicara, dan fungsi estetika gigi tersebut. Perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran gigi telah menemukan


teknik dan bahan untuk merestorasi berbagai kelainan atau kerusakan gigi
khususnya yang berkaitan dengan estetika (T.R. Pitt Ford, 1993 : 61).  

Secara garis besar bahan restorasi yang kini beredar dapat dibedakan
menjadi dua golongan besar berdasarkan keadaan saat akan ditambalkannya, yaitu
 bahan restorasi plastis dan restorasi non plastis (rigid). Bahan restorasi plastis
ditumpatkan ke kavitas ketika keadaannya masih lunak dan masih dapat dibentuk,
yakni masih dalam keadaan plastis, sebelum bahan tersebut berubah keadaannya
menjadi masa keras dan rigid. Bahan restorasi rigid dibuat di luar mulut dan
setelah jadi baru ditumpatkan ke dalam kavitas. Jenis bahan ini banyak digunakan
 bagi restorasi ekstrakorona yang retensinya ditentukan oleh bentuk preparasi
kavitas dan dibantu dengan penyemenan (T.R. Pitt Ford, 1993 : 61).
Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium dental
dengan menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan

 pada gigi. Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan berulang dan


 penempatan tumpatan sementara sehingga lebih mahal untuk pasien
Berlawanan dengan sifat bahan tumpatan plastis yang bisa dimanipulasi
selama melakukan penumpatan, ada sekelompok bahan restorasi yang harus
dibentuk dan diselesaikan dahulu diluar mulut sebelum ditumpatkan ke dalam gigi
atau diatas gigi yang telah dipreparasi. Jika restorasinya cocok dengan kavitas
yang telah dipreparasi didalam gigi disebut restorasi intrakorona, sedangkan jika

cocok menutupi gigi yang telah dipreparasi disebut restorasi ekstrakorona. Sifat

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 10/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

mekanik yang sangat baik dari bahan restorasi kelompok ini telah menyebabkan
meluasnya pemakaian restorasi ekstrakorona. Dalam restorasi intrakorona bahan
tersebut sedikit digunakan karena dengan bahan tumpatan plastis pekerjaan bisa
lebih mudah, lebih cepat, dan jauh lebih murah. Jika pada gigi terdapat kavitas
yang sangat luas, maka lebih baik menambal kavitas dengan bahan restorasi
 plastis yang memperoleh restorasi tambahannya misalnya dari pin, lalu membuat
restorasi ekstrakorona untuk melindungi tonjolnya yang telah lemah. Cara
demikian lebih baik daripada membuat restorasi rigid intrakorona misanya inlay
emas yang tidak menyediakan perlindungan yang diperlukan dan retensinya jelas
tidak memadai ( Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, edisi 3).
Retensi restorasi rigid diperoleh dari bentuk geometric preparasinya,
dibantu oleh selapis tipis semen perekat yang juga berfungsi mencegah bocornya
tepi tumpatan atau masuknya bakteri ( Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, edisi 3). 
Bertahun-tahun lamanya bahan yang banyak digunakan untuk restorasi
rigid adalah aloi emas tuang dan kaca keramik atau porselen dental. Kedua bahan
ini dalam bentuk modifikasinya dapat juga dikombinasikan sehingga memiliki
estetika yang baik yang disebabkan oleh porselen dental dan mempunyai kekuatan
seperti aloi metalnya, hasilnya adalah restorasi metal keramik atau sering disebut
sebagai mahkota bonded porcelain ( Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, edisi 3).
Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, resin
komposit, porselen fused to metal dan kombinasi keduanya. Logam merupakan
 bahan restorasi rigid dengan kekuatan tensil yang besar, yang membutuhkan
 preparasi kavitas yang luas dan bevel sebagai retensi, tetapi memiliki masalah
estetik. Sedangkan porselen merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling
unggul dengan kekuatan kompresif yang tinggi. Porselen mebutuhkan biaya besar
 biasanya, dua sampai tiga kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau
komposit plastis selain waktu pembuatan di laboratorium.
Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direct, semidirect, dan
indirect. Teknik semidirect intraoral merupakan pembuatan inlay/ onlay resin
komposit satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi,

disinar dari setiap arah dan kemudian di post-cured sebelum dibonding pada gigi.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 11/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

Teknik semidirect ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali


kunjungan yang dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk
mengoreksi kontak marginal. Teknik indirect merupakan pembuatan restorasi
rigid yang dilakukan dalam laboratorium dental dengan menggunakan model dari
kavitas gigi yang dipreparasi, membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan
 berulang.

2.2 Macam-macam restorasi rigid


2.2.1 Inlay
Inlay merupakan tambalan yang berada diantara cups, sehingga ukurannya
 biasanya tidak begitu luas. Inlay biasanya terbuat dari porselen, resin komposit,
dan kadang-kadang dari emas. Inlay disebut juga restorasi intrakorona , yaitu
restorasi yang terdapat di dalam kavitas oklusal. Restorasi ini dibentuk di luar
mulut dari bahan yang rigid dan kemudian disemenkan ke dalam gigi yang telah
dipreparasi, yang tentu saja tidak boleh mempunyai undercut .
  Indikasi dan Kontraindikasi
I ndikasi :

-  Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar


-  Bila diperlukan untuk restorasi klamer dari suatu gigi tiruan (pegangan),
misalnya: inlay bukal atau disto/mesial inlay yang perlu untuk dibuatkan “
RestSeat”, untuk  gigi tiruan.
-  Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa kepuncak cusp
-  Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami
kerusakan akibat adanya karies sekunder
Kontraindikasi :

-  Frekuensi karies tinggi


-  OH pasien jelek
-  Permukaan oklusal yang berat
Restorasi keramik dapat patah pada saat kurangnya bagian yang
 besar untuk mencukupi tekanan oklusal yang erlebihan. Seperti pasien

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 12/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

yang memilki bruxism atau kebiasaan clenching. Meihat permukaan


oklusal dapat menjadi indikasi apakah gigi pasien bruxism/clenching.
-  Ketidakmampuan untuk memeliharanya
Meskipun beberapa penelitin memberitahukan bahwa dental
adhesive dapat menetralkan berbagai kontraindikasi, adhesive teknik
memerlukan real-perfect moisture control.yang menjamin keberhasilan
kliniknya.
-  Preparasi subgingival yang tajam
Walupun ini tidak menjadi kontraindikasi yang absolute preparasi
dengan kedalaman tepi gingival harus dihindari. Tepi akan sulit dan
mempengaruhi cetakan dan akan sulit untuk di selesaikan.

  Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan:

-  Waktu preparasi singkat, dan


-  Beberapa gigi dapat dipreparasi dalam 1 visit.

Kekurangan:

-  Membutuhkan pekerjaan laboratorium, dan


-  Biaya lebih mahal.

Tahap Preparasi

1.  Dinding –  dinding sejajar dan undercut dihilangkan,


2.  Slice pada permukaan proksimal (lurus atau miring sedikit dengan disk
atau tappered),
3.  Dibuat parit pada 2/3 buccal groove dan 2/3 lingual groove diteruskan ke
oklusal,
4.  Dibuat sampai daerah self cleansing daerah bawah free gingival margin,
dan
5.  Tepi proksimal dihaluskan dengan diamond disk.

Inlay Klas I

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 13/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

1.  Pemasangan isolator karet


2.  Dinding-dinding oklusal harus ditiruskan dari dinding pulpa untuk
memungkinkan model atau bentuk tuangan ditarik kearah oklusal. Seluruh
dinding oklusal ditiruskan dari dinding pulpa kearah oklusal.
3.  Email diambil dengan bur No. 170 dan 171 pada kecepatan tinggi. Tujuan
 pertama adalah untuk melokasikan tinggi dinding pulpa pada dentin.
Sebagai pedoman yang reatif, perlu dijelaskan bahwa dinding pulpa akan
meluas sampai ke dentin yakni tept pada batas hubungan natara dentin dan
email.
4.  Persyaratan khusus yang harus diperhatikan untuk preparasi klas I adalah
saat menelusuri lingir tepi distal dan mesial, lingir fungsional dibuat tetap
utuh dan tidak melemah. Penyudutan dinding distal dan mesial dari
 preparasi adalah penting untuk mempertahankan ingir tepi.
5.  Apabila keries oklusal menyerang dan melemahkan tonjol, regangan
 preparasi harus diperluas untuk berakhir pada email yang memiliki
dukungan dentin yang baik. Sering karies oklusal dari molar bawah
meluas sampai ke alur bukal, sehingga harus disertakan di dalam regangan
 preparasi. Apabila hal ini diperlukan, alur oklusal diakhiri pada permukaan
 bukal dengan bur No.170.
6.  Apabila penetrasi karies meluas sampai melebihi kedalaman normal yang
diperlukan untuk preparasi dan merupakan penyebab rusaknya pulpa, basis
merupakan indikasi. Tanpa mempersoalkan penetrasi karies, preparasi
ditempatkan pada lokasi kedalaman yang ideal. Demikian juga email yang
tidak mempunyai dukungan, harus dibuang. Pada akhir preparasi ini,
karies sisa lainnya dibuang dan dirawat.

Inlay Klas II
A.  Outline form

Secara umum outline form inlay klas II sesuai dengan outline kavitas
untuk amalgam kelas II. Outline form dibuat dengan memperhatikan resistence
form, retention form, extention for prevention dan convenience form nya

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 14/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

B.  Tahap preparasi kavitas


Preparasi dinding oklusal
-  melakukan preparasi dengan mengikuti bentukan outline form yang telah
dibuat sedalam 2-2,5 mm dengan menggunak an “tapered fissure flat end” 
-  membentuk dinding kavitas divergen 3-5 derajat ke arah oklusal. Tidak
ada undercut dan line angle dibuat tajam
Preparasi bidang proksimal
-  Melanjutkan preparasi bagian oklusal ke arah proksimal sampai batas
daerah yang mudah dibersihkan (interdental papila)
-  Membentuk dinding bukal dan lingual divergen 3-5 derajat ke arah oklusal
-  Membuat dinding gingiva sampai batas papila interdental, datar, tegak
lurus dengan sumbu gigi (2mm diatas garis servikal)
-  Membuat bevel yang membentuk sudut 45 derajat terhadap permukaan
 pada axio-pulpal line angel dan permukaan cavo surface enamel margin
-  Dinding bukal dan lingual pada bagian proksimal bebas kontak sebesar
ujung sonde
-  Menghaluskan semua bidang preparasi menggunakan finishing bur
-  Membuat cetakan percobaan pada malam tuang untuk melihat apakah
hasil preparasi sudah baik atau belum
Cara mencetak percobaan
-  memanaskan malam tuang diatas api sampai lunak (jangan sampai
meleleh) kemudian memilinnya sampai panjang dan lurus
-  selanjutnya menekan malam tersebut kedalam kavitas sampai menutupi
seluruh kavitas dan permukaan oklusal gigi. Pada saat menekan
mengusahakan supaya searah dengan sumbu gigi
Cara menilai hasil cetakan percobaan
-  hasil cetakan halus dan tidak ada undercut
-  channel, dovetail dan bevel terlihat

2.2.2  Onlay

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 15/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

Onlay merupakan modifikasi dari MOD inlay dimana telah terjadi


kerusakan mengenai lebih dari 1 cups atau lebih dari 2/3 dataran oklusal.
Biasanya lebih luas dari inlay dan menutupi salah satu atau lebih tonjol gigi
tersebut.

  Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi:

-  Abrasi gigi posterior yang luas


-  Kerusakan gigi posterior yang besar tetapi email dan dentin bagian bukal

dan lingual masih sehat


-  Memperbaiki fungsi oklusi
-  Lebar ishtmus telah melebihi sepertiga jarak antar cups
-  Mahkota klinis masih tinggi
-  Untuk restorasi posterior pasca perawatan saluran akar dengan dinding
 bukal dan lingual masi utuh.
-  Sebagai pengganti restorasi amalgam yang rusak

-  Sebagai restorasi karies interproksimal gigi posterior


Kontrai ndikasi :

-  Dinding bukal dan lingual rusak


-  Mahkota klinis yang pendek
  Kelebihan dan Kekurangan
Kelebih an :
1.  Menutpi sebagian / seluruh permukaan oklusal sehingga memperbaiki

fungsi oklusi (anatomis dan fungsi)


2.  Tekanan oklusal onlay bisa di teruskan merata ke jaringan gigi.
3.  Tekanan pada onlay lebih menyatu
4.  Mempertahankan sebagian besar jaringan gigi yang berhubungan dengan
gingiva

Tahapan Peker jaan:

1.  Pemasangan isolator karet

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 16/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

2.  Akses ke karies


Tahap ini dilakukan untuk memperoleh akses ke dentin karies. Alat yang
digunakan adalah bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kekuatan
tinggi.
3.  Menentukan luas karies
Setelah akses diperoleh, kavitas bisa dilebarkan sampai dicapai pertautan
email-dentin yang sehat.
4.  Keyway
Keyway dapat mempengaruhi retensi onlay dan ketahanan terhadap
kemungkinan bergesernya restorasi. Keyway dibuat dengan kemiringan minimal
sekitar 6-10o  terhadap sumbu gigi dengan menggunakan bur fisur kuncup dan
dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Setelah membuat keyway,
kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada tidaknya sisa karies dan kavitasnya
sedikit membuka dengan sumbu yang benar.
5.  Pembuatan boks aproksimal
Di bagian ini kavitas harus didalamkan memakai bur bulat kecepatan
rendah dan dengan cara yang sama dengan preparasi untuk amalgam dengan jalan
membuang dentin karies pada pertautan email-dentin. Ketika dentin karies pada
 pertautan email-dentin telah dibuang, dinding email dapat dipecahkan dengan
 pahat dan tepi kavitasnya dihaluskan dengan pahat pemotong tepi gingiva.
Preparasi dibuat miring 10o terhadap sumbu gigi dengan bur fisur tunsten carbide
kecepatan tinggi.
6.  Pembuangan karies dalam
Karies mungkin tertinggal di dinding aksial dan paling baik dibuang
dengan bur ukuran medium (ISO 012) dalam kecepatan rendah. Jika dentin karies
telah dibuang, periksa kembali untuk memastikan tidak adanya undercut. Jika
masih ada undercut, maka undercut tersebut ditutup dengan semen pelapik pada
tahap preparasi berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang
dikehendaki.
7.  Pembuatan bevel

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 17/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

Garis sudut aksio-pulpa hendaknya dibevel, baik dengan memakai bur


 pengakhir kecepatan rendah maupun dengan bur pengakhir kecepatan tinggi yang
sesuai. Bevel hendaknya diletakkan di tepi email, agar tepi tipis hasil tuangan
dapat dipaskan seandainya kerapatan hasil tuangan dengan gigi tidak baik.
Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke dalam karena akan mengurangi retensi
dari suatu restorasi. Bur lain yang dapat digunakan adalah bur fisur kuncup untuk
 preparasi kavitas. Tepi luar bevel harus halus dan kontinyu untuk mempermudah
 penyelesaian restorasi dan supaya tepi tumpatannya beradaptasi dengan baik
dengan gigi.
Bevel biasanya tidak dibuat di dinding aproksimal karena akan
menciptakan undercut, mengingat sebagian besar tepi kavitas terletak di bawah
 bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding gingiva dapat dan harus
dibevel. Bur yang paling cocok adalah bur Baker Curson halus dan kuncup dalam
kecepatan tinggi. Bevel gingiva sangat penting karena akan meningkatkan
kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis. ( Baum,
Lloyd dkk. 1997 : 374)
8.  Finishing
Hasil preparasi diperiksa dalam keadaan kering dan pencahayaan baik
sehingga dapat dilihat langakah sudah tepat atau belum. Hasil preparasi
mempunyai kemiringan antar dinding sebanyak 6-10 derajat. Jika ada undercut
atau keleihan haris diperbaiki. Penghalusan dilakukan dengan poin atau roda caret
abrasif.
Permukaan dalam kavitas yang kasar akibat bur intan silindris, dihaluskan
dengan bur pengakhir dalam kecepatan tinggi yaitu bur tungsten carbide dan bur
 baker curson.
9.  Pencetakan gigi
Mula-mula membuat dahulu cetakan akurat dari gigi yang telah
dipreparasi dalam lengkung giginya untuk membuat model bagi pembuatan
restorasinya. Untuk itu biasanya diperlukan suatu sendok cetak khusus, yang pada
umumnya dibuat dari resin akrilik pada model studi, sebelum pasien dijanjikan

untuk preparasi gigi. Biasanya pencetakan dilakukan dengan memakai bahan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 18/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

cetak elastomer seperti bahan vynil polysiloxane, karena keelastikan dan


kestabilannya yang baik.
10. Prosedur Laboratorium
Hasil cetakan diisi oleh gips keras untuk die sampai sebatas 2 mm dari tepi
gingiva ke arah apeks. Kemudian hasil pengecoran dikirim ke laboratorium untuk
dibuatkan onlay jadinya.
11. Percobaan pada pasien
Kontak aproksimal harus diperksan dan disesuaikan sebelumnya. Pas
tidaknya restorasi harus dinilai jika banyak kekurangan pembuatan onlay harus
diulang sedangkan jika belebihan dapat di potong dan disesuaikan. Sebelum
 penyemenan restorasi di poles kembali.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 19/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

BAB III. PEMBAHASAN


(Step 7)

3.1 Inlay/Onlay Logam

Inlay/onlay logam terdiri dari dua mcam yaitu alloy logam dan alloy emas.
Alloy logam tampak seperti perak, digunakan sebagai crown, jembatan atau
rangka gigi palsu. Bahan ini tahan karat, sangat kuat dan tidak mudah patah atau
terkikis. Beberapa orang menunjukkan reaksi alergi terhadap bahan ini, dan
merasa tidak nyaman terhadap panas dan dingin di awal penggunaan. Warnanya
 pun tidak baik karena tidak seperti warna gigi. Alloy emas terdiri dari emas,
tembaga dan logam lain, terutama digunakan untuk crown, inlay, onlay dan
 jembatan. Alloy ini tahan karat. Kekuatannya yang besar sehingga sulit pecah
maupun terkikis, memungkinkan dokter gigi untuk mengambil sesedikit mungkin
struktur gigi yang akan direstorasi. Alloy ini tidak merusak gigi antagonis dan
tidak pernah memunculkan reaksi alergi. Namun, warnanya tidak bagus karena
tidak seperti warna gigi.

  I ndikasi dan Kontraindik asi

Indikasi:

-  Untuk karies yang besar dan dalam, terutama yang meuluas sampai ke
aproksimal
-  Sebagai penyangga bridge

-  Gigi yang mengalami abrasi yang luas atau pada karies yang lebar
meskipun masih dangkal
-  Pada gigi yang menerima tekanan oklusi yang besar,
-  Pada kasus kasus dimana di perlukan :
-  Perlindungan terhadap jaringan periodontal
-  kontak yang lebih baik dengan gigi tetangga
-  menghindari terjadinya penimbunan sisi makanan

-  untuk menambah tambalan padakelas IV

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 20/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

-  Bila keadaan sosial ekonomi pasien mengijinkan

Kontraindikasi:

-  Kebersihan rongga mulut yang jelek


-  Pada pasien dengan insident karies yang tinggi
-  Pada pasien muda dibawah 10 tahun

  Kelebihan dan Kekurangan 


 

Kelebihan

-  Memiliki kekuatan tarik dan tekan yang besar


-  Tidak mudah mengalami keretakan

Kekurangan

-  Estetik kurang karena warna tidak sesuai warna gigi

  Tahap Pekerj aan restorasi r igi d logam :

   Inlay Logam Direct

Kunjungan pertama
1.  Akses Ke Karies
Tahap pertama preparsi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan
menggunkan bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kecepatan tinggi.
Penggunaan bur kuncup dan bukan bur fisur sejajar adalah untuk mencegah
terbentuknya undercut.
2.  Menentukan Luas Karies
Jika akses telah diperoleh, kavitas bisa dilebarkan kearah bukopalatal
sampai dicapai pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar boks
arah bukopalatal.
3.  Keyway

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 21/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus fisur
kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar keyway
diantara tonjol merupakan daerah yang paling sempit dan melebar kearah yang
 berlawanan dengan letak karies aproksimalnya dan dengan mengikuti kontur
fisurnya. Setelah membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada
tidaknya sisa karies dibagian ini dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan
sumbu yang benar. Jika kemiringan dinding tidak tepat, maka ketidaktepatan itu
harus diperbaiki.
4.  Boks Aproksimal
Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini
kavitas harus di dalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara
yang sama dengan jalan membuang dentin karies pada daerah pertautan email-
dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah dibuang, dinding
email dapat dipecahkan dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat
miring sebesar 10 derajat dengan bur fisur
runcing. Gigi tetangga dilindungi dengan lempeng matriks untuk melindunginya
dari kemungkinan terkena bur. Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu
 pembuatan keyway merupakan hal yang sangat penting sehingga bagian boks dan
keywaynya mempunyai kemiringan yang sama. Pelebaran ke arah gingiva hanya
dilakukan seperlunya saja sekedar membebaskan pertautan email-dentin dari
karies, demikian juga halnya dalam arah bukolingual. Setiap email yang tak
terdukung dentin sehat, hendaknya dibuang dengan bur fisur kecepatan tinggi.
   Pembersihan Karies Dalam
Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies
telah terbuang, periksalah kemungkinan masih adanya daerah undercut. Undercut
 padadaerah pertautan email-dentin seharusnya telah dibersihkan. Jika masih
terdapat undercut pada dinding aksial, maka undercut tersebut biasanya terletak
seluruhnya pada dentin dan ditutup dengan semen pelapik pada tahap preparasi
 berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang dikehendaki.
5.  Bevel

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 22/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur fisur.


Hal ini untuk memungkinka diperolehnya ketebalan yang cukup bagi pola malam
yang kelak akan dibuat di daerah yang dinilai kritis. Bevel hendaknya diletakkan
di tepi email agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan
hasil tuangan dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke
dalam lagi karena retensi restorasi akan berkurang. Tepi luar bevel harus halus
dan kontinyu untuk memudahkan penyelesaian restorasi dan supaya tepi
tumpatannya beradapatsi baik dengan gigi. Bevel biasanya tidak dibuat didinding
aproksimal karena akan menciptakan undercut, mengingat sebagian besar tepi
kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding
gingiva dapat dan harus dibevel. Bevel gingiva sangat penting karena akan
menigkatkan kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.
6.  Pelapikan
Setelah preparasi selesai, meletakkan pelapik semen pada dinding aksial
kavitas terutama dikavitas yang dalam. Selain itu pelapikan akan sekaligs
menghilangkan undercut yang mungkin ada dan mengurangi badan tuang yang
tidak perlu. Bahan pelapik yaitu ZEO, yang cepat mengeras, SIK, semen seng
fosfat dan semen polikarboksilat. Pelapik semen kalsium hidroksida tidak cocok
digunakan disini karena semen akan terelepas saat percobaan pola malam
-  Semen diaduk pada glass plate sampai kental.
-  Sejumlah kecil semen diambil dengan ujung sonde dan diletakkan di
dinding aksial kavitas
-  Semen dipadatkan pada dinding tadi dengan instrumen penghalus
 berbentuk buah pir yang diolesi dahulu dengan bahan separator yang
cocok (alkohol 10% untuk semen OSE atau spirtus bagi semen yang
lain)
-  Kelebihan semen dibuang dengan eskavator tajam sebelum mengeras
7.  Pola malam
Kavitas dilapisi selapis tipis bahan separator misalnya microfilm (Kerr,
Romulus, Michigan, Amerika Serikat). Ujung malam inlay untuk penggunaan

klinik dipanaskan perlhan-lahan diatas api bunsen. Ketika malam melunak, malam

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 23/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

dimanipulasi oleh jari operator. Ujung malam dipotong dan diletakkan diatas jari
operator dan lewatkan sebentar diatas nyala api sebelum dibawa ke rongga mulut
dan ditekankan masuk kavitas, ditekan sampai malam mendingin. Pola malam
kemudian diangkat dengan menusukkan sonde atau instrumen plastis datar pada
kelebihan malam di ridge tepi. Permukaan dalam pola malam diperiksa. Jika pola
malam sudah baik, dikembalikan lagi kedalam kavitas.
Tahapan selanjutnya adalah memberikan sprue pada pola malam. Sprue
terbuat dari kawat bulat lurus berdiameter sekitar 1mm dan panjang 15mm. Sprue
dipanaskan dan setelah ditambah selapis malam inlay disekelilingnya, sprue
ditusukkan ditengah pola malam dan dibiarkan sampai dingin. Sprue berfungsi
sebagai pegangan untuk menarik pola malam dari kavitas dan untuk membentuk
saluran tempat mengalirnya logam setelah pola ditanam dan spruenya diangkat
8.  Tumpat sementara
Setelah itu kavitas ditumpat dengan restorasi sementara. Selama menunggu
selesainya restorasi, restorasi sementara dapat dipasang dengan tujuan untuk:
1.  Mencegah timbulnya kepekaan gigi yang dipreparasi
2.  Mencegah penetrasi bakteri pada dentin yang baru dipotong yang bisa
membahayakan pulpa
3.  Memugar oklusi gigi dan mencegah over erupsi dan bergesernya gigi
4.  Mencegah kerusakan sisa gigi seperti tonjol yang mungkin bisa fraktur
5.  Memugar kontak aproksimal sehingga dapat mencegah terselipnya
makanan diantara gigi yang bisa merusak jaringan periodonsiumnya
6.  Memugar penampilan
Bahan untuk restorasi sementara hendaknya mudah digunakan, efektif,
tidak iritan, dan murah harganya. Sementara berbagai restorasi sementara siap
 pakai mudah diperoleh, yang paling baik adalah membuat restorasi sementara
sendiri dengan cetakan alginate sebelum preparasi sebagai mold . Tuangkan bahan
restorasi secukupnya pada pengaduk kertas, lalu tambahkan katalis dalam jumlah
yang sesuai. Bahan tersebut diaduk dengan sempurna lalu masukkan ke cetakan
gigi dengan instrument plastis datar, hati-hati jangan sampai ada udara yang

terjebak. Cetakan dicetakkan kembali ke gigi dan tahan sampai bahan cetak

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 24/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

menjadi elastic dan tidak dapat diubah-ubah. Cetakan dibuka dan periksa
restorasinya apakah ada udara yang terjebak. Restorasi sementara biasanya
mempunyai kelebihan diatas region gingival dan gigi sebelahnya. Kelebihan
tersebut dibersihkan dengan hati-hati menggunakan instrument plastis datar dan
restorasi biasanya akan keluar dari gigi yang dipreparasi bersama-sama dengan
kelebihannya, tetapi hati-hati jangan sampai merusak restorasi yang belum
mengeras sempurna. Restorasi sementara harus diangkat dari gigi selama
keadaannya masih elastic untuk mencegah terjebaknya restorasi, kemudian
dibiarkan mengeras; pengerasan dapat dipercepat dengan mencelupkannya pada
air panas. Kelebihan bahan pada mahkota sementara didaerah tepi gingival atau
dibawah kontak aproksimal dibuang setelah keras, paling baik dengan disk
ampelas dengan kekasaran medium, lalu restorasi dicpbakan pada gigi. Setiap
kelebihan di daerah gingival harus dibuang agar tidak menyebabkan iritasi pada
 jaringan gingival setalah dipasang. Oklusi dicek dan keprematuran oklusi antar
tonjol dan dalam gerak mandibula lateral dan protusi diperiksa dengan kertas
artikulasi dan dihilangkan;hampir tak dapat dihindarkan pasti ada keprematuran di
oklusal yang harus dibuang. Restorasi jangan sampai sama sekali tidak ada oklusi
karena bisa timbul overerupsi.
Andaikata ada bagian gigi yang hilang sebelum preparasi, teknik ini masih
dapat digunakan. Pertama-tama buatlah dahulu cetakan alginate sebelum gigi
dipreparasi. Setelah cetakan diangkat dari mulut alginat didaerah sasaran diambil
dengan eskavator lebar baru kemudian dibuat konstruksi restorasi sementaranya.
Jika restorasi sementara sedikit lebih besar sebagai akibat terlalu banyaknya
 pengambilan alginate, kelebihan tersebut dapat dengan mudah dikoreksi kembali
ampai bentuknya benar dengan disk ampelas. Metode lain adalah memugar defek
 pada model studi dengan malam, masahi model dengan air, buat cetakannya dan
 buat mahkota sementaranya seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Setelah restorasi sementaranya dibetulkan, permukaannya dihaluskan
menggunakan bur roda karet sebelum disemenkan dengan penyemenan sementara
Zn.O-eugenol. Semen biasanya disajikan dalam kemasan dua pasta. Masing-

masing pasta dalam jumlah yang sama diadukan di kertas pengaduk yang

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 25/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

disediakan. Semen kemudian dilapiskan pada permukaan dalam restorasi dengan


instrument plastis datar, kemudian dimasukkan ke gigi pada posisi yang tepat dan
semen dibiarkan mengeras serta kelebihan semen dibuang dengan eskavator.
Membuang kelebiahn semen di interprosimal dengan benag gigi sangat penting
dilakukan karena akan mencegah timbulnya iritasi pada jaringan gingival.
Pada kunjungan berikut, restorasi sementara dapat diangkat dengan mudah
denmgan menempatkan pahat di tepi gingival, mendorongnya kearah gigi untuk
mengangkat puncaknya kearah belakang preparasi champer dan putar
 pegangannya. Dengan cara ini, semen pelekat dapat dilepaskan secara efektif, dan
mahkota akan lepas. Kelebihan semen yang tersisa dibuang dengan eskavator dan
kapas sebelum restorasi dicoba.
Restorasi sementara normalnya bertahan beberapa minggu tetapi sebagian
 bahkan dapat bertahan lebih lama. Jika restorasi sementara tipis dan menjadi
sasaran beban oklusal yang berat, restorasi tersebut dapat pecah dalam kurun
waktu yang tidak lama. Keprematuran oklusal dapat pula menyebabkan hilangnya
retensi atau fraktur (Ford, 1993).

Prosedur laboratorium
Sprue dan pola diletakkan pada cone-shaped form, ditutup dengan
 bumbung tuang lalu dituangi dengan bahan investmen dan dibiarkan mengeras.
Jika telah mengeras, cone-shaped form dan sprue diangkat dengan pinset.
Bumbung tuang kemudian diletakkan dalam pembakaran (temperatur bumbung
tuang dalam pembakaran mencapai 7000C yang dinaikkan perlahan-lahan) sampai
malam meleleh dan menguap atau akriliknya terbakar habis lalu logam cair
dicorkan dan dibiarkan mengeras. Ketika masih panas bumbung tuang dicelupkan
kedalam air sehingga investmen akan pecah dan mudah dibuka. Sprue dipotong,
 biasanya disisakan sedikit sebagai pegangan ketika mencoba inlay dalam kavitas.
Inlay direk yang kecil biasanya tidak dipoles sampai dicobakan di dalam mulut
(Kidd, 2000).
Kunjungan Kedua

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 26/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

Restorasi sementara dibuka dan kavitas dibersihan serta diperiksa dari


sisa-sisa tambalan sementara. Untuk sebagian besar inlay kecil dianjurkan
memakai isolator karet agar bila terjatuh tidak ada resiko tertelan (Kidd, 2000).
Sebelum dicobakan kedalam kavitas, permukaan dalam inlay harus diperiksa
dengan teliti memakai alat pembesar. Kemudian inlay dicobakan   kedalam
kavitas. Jika restorasinya telah pas, tepi inlay diburnis dengan burnisher tangan
dengan gerakan dari inlay ke gigi. Suatu daerah tepi yang tampak terlalu tebal
dapat dikurangi dengan finishing bur baja bulat dan kecil atau dengan stone putih
low speed. Jika telah ditipiskan, logam dapat diburnis kembali. Tepi inlay dipoles
dengan poin karet pumis dan caret. Kemudian inlay diangkat dan sprue dipotong
dengan disk karborondum dan sisa permukaan dipoles dengan roda karet abrasif.
(Kidd, 2000)
Kavitas lebih dahulu dicuci, diisolasi dan dikeringkan untuk penyemenan
dalam kavitas. Semen yang digunakan adalah semen ionomer kaca. Campuran
semen dilapiskan ke permukaan dalam inlay lalu ke dinding-dinding kavitas. Inlay
kemudian dimasukkan dan tekan dengan burnisher yang diletakkan di tengah-
tengah inlay. Setelah itu gulungan kapas diletakkan di permukaan oklusal dan
 pasien diminta menggigit keras-keras sehingga inlay terdorong ke posisi yang
tepat dan mengurangi ketebalan semen perekat. Permukaan oklusal dipoles
dengan pasta pumis yang diletakkan pada bur sikat, diikuti oleh whiting pada but
caret supaya kemengkilatan sempurna.

   Inlay Logam Indirek


Teknik preparasi inlay logam indirek sama dengan inlay logam direk, yang
membedakan keduanya adalah pada proses pencetakan. Pencetakan pada inlay
logam indirek menggunakan bahan cetak elastomer. Cetakan dari rahang
antagonis dibuat dengan alginat. Syarat penting dari cetakan adalah semua
 permukaan oklusal gigi tercetak tanpa gelembung udara sehingga model atas dan
 bawah bisa diartikulasikan dengan benar (Kidd, 2000).
Rekaman hubungan antaroklusal dibutuhkan jika cukup banyak gigi yang
 beroklusi. Tapi jika oklusi diragukan, bisa dibuat rekaman antaroklusal yang baik

 pada posisi intercuspal, dengan menggunakan malam yang dilunakkan dengan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 27/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

 pemanasan dan digigitkan. Bahan cetak elastomer bersifat hidrofobik oleh karena
itu permukaan gigi yang dipreparasi harus kering. Gigi diisolasi dengan kapas
serta bisa menggunakan saliva ejector. Rincian permukaan oklusal dari seluruh
cetakan harus diperiksa karena lubang kosong akibat gelembung udara nantinya
akan terisi gips dan menghalangi oklusi model (Kidd, 2000).

3.2 Inlay/Onlay Resin Komposit

Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid tergantung teknik

 pembuatan
yang dipilih tetapi yang umumnya digunakan adalah hibrida atau mikrohibrida.
Komposit hibrida generasi pertama dikembangkan tahun 1980-an yang
mengandung partikel filler berukuran 3-8mikro meter yang disebut midifil.
Penelitian membuktikan bahwa komposit hibrida partikel sedang dengan kekuatan
dan resistensi fraktur yang lebih besar, terbukti 3 tahun bertahan lebih lama dari
mikrofil. Komposit hibrida menghasilkan permukaan yang halus dan estetis yang

kompetitif dengan komposit mikrofil untuk aplikasi restorasi anterior.


Sedangkan mikrohibrida merupakan generasi terbaru komposit mikrifil
sebelumnya. Komposit mikrohibrida diindikasikan untuk inlay, onlay, veneer ,
dan restorasi crown penuh.
  I ndikasi dan Kontrain dikasi

Indikasi

-  Restorasi yang berukuran kecil dan sedang, terutama dengan margin email

-  Kebanyakan restorasi pada premolar atau molar pertama, terutama ketika


mempertimbangkan segi estetik
-  Restorasi yang tidak menyediakan seluruh kontak oklusal
-  Restorasi yang tidak memiliki kontak oklusal yang berat
-  Restorasi yang dapat diisolasi selama prosedur dilakukan
-  Sebagian besar restorasi yang digunakan untuk memperkuat sisa struktur
gigi yang melemah

-  Beberapa restorasi yang dapat berfungsi sebagai landasan untuk mahkota

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 28/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

Kontraindikasi

-  Gigi tidak dapat diisolasi dari kontaminasi cairan mulut


-  Semua kontak oklusi terletak pada bahan restorasi komposit
-  Insidensi karies tinggi serta kebersihan mulut tidak terjaga
-  Pasien dengan kebiasaan bruxism
-  Ketika terjadi tekanan oklusal yang berat
-  Pada restorasi yang meluas ke permukaan akar. Kebanyakan, perluasan ke
 permukaan akar dengan restorasi komposit akan terbentuk V-shaped gap 
(celah kontraksi) di antara akar dan komposit. Celah ini muncul akibat dari
 penyusutan polimerisasi komposit lebih besar daripada initial bond
strength komposit terhadap dentin pada akar. V-shaped gap  terdiri atas
komposit pada sisi restorasi dan denti yang terhibridisasi pada sisi akar.
Efek jangka panjang dari timbulnya celah tersebut masih belum diketahui
-  Pasien yang memiliki kebiasaan grinding atau clenching

  Kelebihan dan K ekur angan

 
Kelebih an : 

-  Menghasilkan derajat polimerisasi yang lebih tinggi


-  Memperbaiki sifat fisik dan ketahanannya terhadap kehausan
-  Tidak abrasif untuk struktur gigi yang berlawanan
-  estetik
-   pengurangan struktur gigi secara konservatif (pengurangan struktur gigi

minimal)
-  mudah, preparasi gigi tidak terlalu kompleks/rumit
-  ekonomis (bila dibandingkan dengan mahkota dan restorasi gigi secara
tidak langsung)
-  insulasi
-  keuntungan bonding  
-  microleakage berkurang
 
- mengurangi terjadinya karies sekunder

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 29/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

-  mengurangi sensitifitas post operative 


-  meningkatkan retensi
-  meningkatkan kekuatan struktur gigi yang tersisa
-  mudah di polish 
-  tidak mengalami diskolorasi
-  melekat pada permukaan gigi secara mekanis, yaitu melalui mikropit yang
ada pada permukaan email
Kekurangan

-  Kemungkinan besar penggunaannya terlokalisir


-  Adanya efek pengerutan polimerisasi ( shrinkage polymerisation)
-  Tidak diketahuinya biokompatibilitas dari beberapa komponen
-  Membutuhkan waktu lebih untuk restorasi
-  Elastisitas rendah
-  Dapat terjadi fraktur pada marginal ridge 
-  Adanya beberapa teknik yang sensitive, seperti:
-  etching, priming , penempatan bahan adhesif

Tahap pekerj aan r esi n komposit:


1.  Pemasangan isolator karet
2.  Warna resin harus dipilih denga menggunakan penuntun warna
3.  Preparasi sama seperti inlay logam
4.  Tepi cavosurface gingiva harus dibevel untuk meningkatkan mekanisme
 bonding etsa dan menghilangkan kelemahan email
5.  Bevel cavosurface tidak perlu dibuat sebab ada batang email yang bisa
dietsa
6.  Sudut garis internal harus dibulatkan untuk mengurangi stres, pada onlay
 pengasahan tonjol minimal harus 1,5 mm
7.  Sistem inlay direk : mengaplikasikan media separasi (misalnya gliserin
atau larutan agar) ke gigi yang dipreparasi. Tambalan gigi kemudian
dibentuk, disinar dan diambil dari kavitas inlay. Inlay kasar ini kemudian

disinar lagi selama 6 menit atau dipanaskan samapi 100 0C selama 7 menit.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 30/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

8.  Sistem inlay indirect: menggunakan cetakan dan kemudian model


dikerjakan di laboratorium. Selain pengerasan dengan sinar konvensional
dan panas, pemprosesan laboratorium menggunakan pemanasan dan
tekanan (1400C atau 2840F/85 psi selama 10 menit) untuk polimerisasinya.
Pemanasan dan tekanan ini biasanya digunakan untuk resin pasimikro
yang homogen, yang dianggap mempunyai kandungan pasi lebih tinggi,
 pori-porinya lebih sedikit, dan stabilitas warnanya lebih baik daripada
versi yang diaktifkan sinar.
9.  Jika preparasi sudah mendekati pulpa perlu diaplikasikan selapis Ca(OH) 2 
yang cepat mengeras pada daerah didekat pulpa. Semua dentin harus
ditutup dengan pelapik semen ionomer kaca yang berfungsi sebagai
 pelindung pulpa dan untuk adhesi bagi resin.
10. Kemudian kavitas dietsa
Pada umumnya etsa dipasok dalam bentuk gel agar peletakan
 bahan dapat lebih dikendalikan. Selama peletakan usahakan agar
gelembung udara antara kedua bahan tidak masuk karena jika ada
gelembung udara daerah tersebut tidak dapat teretsa. Setelah dietsa, asam
harus dibilas dengan air selama 20 detik, kemudian enamel dikeringkan.
Tanda keberhasilan etsa tampak pada permukaan enamel yang berwarna
 putih salju. Enamel ini harus dijaga agar tetap kering sampai resin
diletakkan, tujuannya untuk membentuk ikatan yang baik. Kontak dengan
saliva atau darah misalnya, walaupun hanya sebentar dapat menghalangi
 pembentukan resin tag yang efektif dan mengurangi kekuatan ikatan. Jika
terjadi kontaminasi, kontaminan harus segera dibersihkan, enamel
dikeringkan serta dietsa kembali selama 10 detik (lebih singkat dari waktu
etsa awal).
11. Teknik Primer
Primer harus diaplikasikan pada semua struktur gigi yang
dipreparasi dengan menggunakan microbrush atau applicator. Pabrik akan
menentukan lama aplikasi bahan primer serta lama penyinaran. Apabila

sudah dilapisi dengan primer maka dentin seharusnya mengkilap secara

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 31/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

rata, dan jika terdapat bagian yang kering maka harus diberi lapisan primer
lagi.
12. Penempatan Adhesif
Jika sistem bonding tidak menyatukan primer dan adhesive, maka
 bonding adhesive diaplikasikan. Microbrush atau applicator digunakan
untuk mengaplikasikan bahan adhesive semua bagian atau struktur gig
yang telah di etsa dan di primer. Harus diperhatikan agar bahan adhesive
tidak mengalir ke bagian yang lain. Apabila sudah diaplikasikan, bahan
adhesive dipolimerisasi dengan penyinaran cahaya. Setelah polimerisasi
material komposit akan terikat secara langsung dengan bahan adhesive
tersebut.
13. Self cured atau light cured komposit dapat diinsersi dengan instrument
tangan atau syringe. Komposit self-curing jarang digunakan untuk
restorasi klas V karena light-curing mempunyai banyak kelebihan
dibanding self-curing. Diusapakan campuran komposit self-cured pada
 preparasi dengan menggunakan instrument tangan sambil vibrasi.
Ujungnya dapat dilubrikasi dengan bonding adhesive. Biasanya prosedur
ini dilakukan dua kali supaya preparasi terisi penuh atau lebih. Kemudian
eksesnya dibersihkan dimulai dari gingival cavosurface margin dengan
menggunakan eksplorer NO. 2 atau dengan menggunakan blade pada
instrument komposit, seterusnya pada bagian struktur gigi yang tidak
dipreparasi, gingival dan terakhir pada bagian yang dipreparasi. Jika
komposit mulai mengeras, maka konturing harus dihentikan.
Material light-cured direkomendasikan umumnya untuk preparasi klas V
disebabkan oleh working time yang lebih lama dan kontur yang dapat
dikontrol sebelum terjadi polimerisasi. Hal ini sangat berguna pada
restorasi dengan preparasi yang besar atau pada preparasi dengan
merginnya yang terletal pada cementum, karena instrument rotasi dapat
merusakan struktur gigi.
14.  Finishing meliputi shaping, contouring, dan penghalusan

restorasi.Sedangkan polishing digunakan untuk membuat permukaan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 32/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

restorasi mengkilat. Finishing dapat dilakukan segera setelah komposit


aktivasi sinar telahmengalami polimerisaasi atau sekitar 3 menit setelah
 pengerasan awal. ( Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, edisi 3) 

3.3 Inlay/Onlay Porselen

Inlay atau onlay porselen yang modern mempunyai permukaan dalam (pit
surface) yang dietsa atau sekurang-kurangnya dikasarkan. Inlay ini disemenkan
dengan semen komposit terhadap email yang sudah dietsa atau ke basis semen
ionomer kaca yang dietsa. Jadi, desain retentif dari kavitas kurang penting
dibandingkan untuk inlay logam tuang konvensional. Disini karies dan restorasi
yang lama harus dibuang, tetapi basis ionomer kaca umumnya dibuat cukup tebal,
kadang-kadang di atas subpelapik hidroksida kalsium, dan berfungsi sebagai
 pembonding dan penguat dentin yang masih ada pada tonjol gigi. Inlay atau onlay
 porselen disini terutama berfungsi untuk memberikan lapisan permukaan oklusal
yang tahan keausan(Sturdevant, 2006; Baum, 1985). 
Prinsip desain kavitasnya adalah harus masih ada cukup email atau
 permukaan ionomer kaca untuk dietsa dan tepinya tidak dibevel. Teknik
 pencetakannya sama untuk logam tuang indirek. Untuk penyemenan digunakan
resin komposit khusus. Inlay dikembalikan dari laboratorium dengan permukaan
dalam yang telah dietsa menggunakan asam hidrofluorik atau hanya dibiarkan
kasar setelah dilepas dari die  refraktori dengan cara  sandblasting . Gigi diisolasi
dengan isolator karet, inlay sementara dilepas, dan email serta setiap semen
ionomer kaca yang membentuk bagian preparasi dietsa, dicuci dan dikeringkan.

Resin kemudian diaplikasikan menurut petunjuk pabrik. Pada pemakaian


 beberapa semen perekat reaksi pengerasan bisa dipercepat dengan penyinaran dan
reaksi pengerasan akan berlanjut secara kimia. Kelebihan semen akan lebih
mudah dibersihkan pada saat semen belum mengeras sempurna. Jika semen sudah
mengeras, isolator karet dilepas dan oklusi dicek dengan kertas artikulasi serta
diasah dengan bur intan kecil. Permukaan yang diasah bisa dipoles dengan disk
 pemoles komposit atau dengan roret dan poin yang khusus dibuat untuk memoles

 porselen (Kidd, 2000).

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 33/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

  I ndikasi dan Kontr aindikasi 


 

Indikasi:

-  Pada kasus dimana faktor estetik sangat penting diperhatikan


-  Pada daerah yang mengalami erosi disebbabkan oleh cara menyikat gigi
yang salah
-  Pada kavitas yang besar di permukaan proksimal gigi depan

Kontrai ndikasi :

-  Padakelas I, II, IV

  Kelebihan dan Kekurangan 


 

Kelebih an :

-  Warnanya dapat disesuaikan dengan warna gigi

-  Daya kondensasinya rendah dan tolerandi dari jaringan lunak sangat baik
-   permukaannya licin seperti kaca

Kekur angan :

-  Ketahanan yang rendah terhadap benturan


-  Kurang dapat beradaptasi terhadap dinding kavitas
-  untuk pembuatannya dibutuhkan suatu tungku yang special (khusus)

Tahap pekerj aan r estorasi rigi d porselen:

Kunjungan Pertama
1.  Tumpatan amalgam dibongkar
2.  Kavitas dibersihkan
3.  Preparasi kavitas
  
Akses Ke Karies

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 34/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

Tahap pertama preparsi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan


menggunkan bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kecepatan tinggi.
Penggunaan bur kuncup dan bukan bur fisur sejajar adalah untuk mencegah
terbentuknya undercut.
   Menentukan Luas Karies
Jika akses telah diperoleh, kavitas bisa dilebarkan kearah bukopalatal
sampai dicapai pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar boks
arah bukopalatal.
   Desain Preparasi Kavitas
Desain preparasi kavitas harus memastikan retensi seperti dinding vertikal
kavitas utama yang hampir sejajar dan sedut divergensi dinding bukal dan lingual
 pada bagian proksimal masing-masing adalah 50-100. Jika sudut kurang 50,
struktur gigi yang masih ada berada pada keadaan yang terlalu banyak tekanan
selama prosedur sementasi dan jika sudut lebih dari 100, retensinya bermasalah.
   Keyway
Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus fisur
kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar keyway
diantara tonjol merupakan daerah yang paling sempit dan melebar kearah yang
 berlawanan dengan letak karies aproksimalnya dan dengan mengikuti kontur
fisurnya. Setelah membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada
tidaknya sisa karies dibagian ini dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan
sumbu yang benar. Jika kemiringan dinding tidak tepat, maka ketidaktepatan itu
harus diperbaiki.
   Boks Aproksimal
Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini
kavitas harus di dalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara
yang sama dengan jalan membuang dentin karies pada daerah pertautan email-
dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah dibuang, dinding
email dapat dipecahkan dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat
miring sebesar 10 derajat dengan bur fisur

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 35/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

runcing. Gigi tetangga dilindungi dengan lempeng matriks untuk melindunginya


dari kemungkinan terkena bur. Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu
 pembuatan keyway merupakan hal yang sangat penting sehingga bagian boks dan
keywaynya mempunyai kemiringan yang sama. Pelebaran ke arah gingiva hanya
dilakukan seperlunya saja sekedar membebaskan pertautan email-dentin dari
karies, demikian juga halnya dalam arah bukolingual. Setiap email yang tak
terdukung dentin sehat, hendaknya dibuang dengan bur fisur kecepatan tinggi.
   Pembuangan Karies Dalam
Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies
telah terbuang, periksalah kemungkinan masih adanya daerah undercut. Undercut
 padadaerah pertautan email-dentin seharusnya telah dibersihkan. Jika masih
terdapat undercut pada dinding aksial, maka undercut tersebut biasanya terletak
seluruhnya pada dentin dan ditutup dengan semen pelapik pada tahap preparasi
 berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang dikehendaki.
   Bevel
Garis sudut aksiopulpa hendaknya dibevel, dengan menggunkan bur fisur.
Hal ini untuk memungkinka diperolehnya ketebalan yang cukup bagi pola malam
yang kelak akan dibuat di daerah yang dinilai kritis. Bevel hendaknya diletakkan
di tepi email agar tepi tipis hasil tuangan dapat dipaskan seandainya kerapatan
hasil tuangan dengan gigi tidak baik. Hendaknya bevel tidak diluaskan lebih ke
dalam lagi karena retensi restorasi akan berkurang. Tepi luar bevel harus halus
dan kontinyu untuk memudahkan penyelesaian restorasi dan supaya tepi
tumpatannya beradapatsi baik dengan gigi. Bevel biasanya tidak dibuat didinding
aproksimal karena akan menciptakan undercut, mengingat sebagian besar tepi
kavitas terletak di bawah bagian gigi yang paling cembung. Akan tetapi dinding
gingiva dapat dan harus dibevel. Bevel gingiva sangat penting karena akan
menigkatkan kecekatan tuangan yang biasanya merupakan hal yang paling kritis.
1.  Pola Malam
Pola malam dibuat secara:
- Direct : pembuatan restorasi rigid secara langsung dalam satu kali kunjungan.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 36/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

- Indirect : pembuatan restorasi rigid yang dilakukan di laboratorium dan berkali-


kali kunjungan
2.  Restorasi sementara
Gigi direstorasi rigid sementara dengan menggunakan semen perekat
sementara, seperti zinc oksid eugenol.
Kunjungan Kedua
3.  Tumpatan rigid sementara dibongkar
4.  Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau
separating medium (cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian
tempatkan matriks band, wedge atau cincin penahan untuk menghasilkan
kontak proksimal yang baik.
5.  Lalu tumpat dengan porselen. Sesuaikan anatomi oklusal dengan
menggunkan bur untuk menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan
 batas margin yang baik dan sistemis.
6.  Trial Inlay/ Onlay porselen pada pasien
7.  Jika kedudukannya baik, restorasi rigid yang sudah ditrial disemenkan
 pada gigi tersebut.
8.  Kelebihan semen dari tepi-tepi yang dapat dijangkau dibersihkan dengan
eskavator sementara benang gigi digunakan untuk membuang kelebihan di
aproksimal. Tepi-tepi restorasi harus dilapisi dua lapisan pernis copalite
untuk mengurangi pelarutan semen selama jam-jam pertama pengerasan.
Setelah itu, Permukaan oklusal harus dipoles dengan pasta pumis yang
diletakkan pada bur sikat, diikutu oleh whiting yang diletakkan pada
 berbagai sikat.

3.4 Inlay/Onlay Porcelain fused to metal (PFM)

Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum digunakan.
Berdasarkan perbedaan temperature ada tiga tipe porselen gigi yaitu :  

a.   Regular felspathic porcelain (temperatur tinggi 1200-1400 oC). 


o
 b.   Alumunious porcelain (temperatur sedang 1050-1200 C). 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 37/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

c.   Metal bonding porcelain (temperatur tinggi 800-1050 oC). 

PFM terdiri atas beberapa lapisan yang difusikan secara kimia pada dasar
kerangka metal. Substruktur metal mendukung keramik dan membuat keramik
 bertahan lama terhadap beban dari kekuatan mulut.

  I ndikasi dan Kontr aindikasi 


 

Indikasi

-  Restorasi pada gigi posterior yang memburuhkan kekuatan dan estetik  

-  Penambalan kavitas kelas II yang dalam dan meluas sampai CEJ, misal
karies yang dalam pada area proksimal prmolar dan molar
-  Keadaan sosial ekonomi pasien memungkinkan

Kontraindikasi

-  Tidak dianjurkan bila terdapat banyak karies atau tekanan oklusal yang
 besar

Pada prparasi subgingiva yang dalam
-  Pada pasien yang memiliki kebiasaan bruxism, clenching dan excessive
water
-  Daerah yang tidak dapat diisolasi secara adekuat
-  Alergi terhadap logam

  Kelebihan dan Kekurangan 


 

Kelebihan

-  Memiliki kekuatan yang baik


-  Memiliki esteik yang bagus

Kekurangan

-  Menimbulkan reaksi alergi dan reaksi mekanis


-  Biaya mahal

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 38/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

Tekni k pekerj aan por celai n f used to metal:

Secara umum bentuk preparasi gigi pada restorasi rigid harus mempunyai
ketinggian maksimum dan keruncingan yang minimum mengikuti anatomi gigi
yang terlibat untuk memperoleh retensi dan resistensi yang optimal.

1.  Dinding kavitas tegak atau divergen 3-5o.


2.  Tidak ada undercut.
3.  Internal line angle tajam.
4.  Eksternal line angle membulat.
5.  Retensi dovetail, istmus 1/3 atau < 1/3 antar puncak tonjol.
6.  Ketebalan restorasi 2,5 mm.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 39/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan
1.  Restorasi rigid adalah Restorasi yang dibuat diluar Rongga Mulut dari
 bahan yang rigid   disemen pada preparasi kavitas gigi dengan bahan
 perantara golongan semen. Macam-macam restorasi rigid antara lain inlay,
onlay, veneer, full crown, mahkota pasak. 
2.  Bahan restorasi rigid yang digunakan yaitu logam tuang, komposit,
 porselen dan porselain fused to metal. 
3.  Indikasi dari restorasi rigid antara lain: 
   Sebagai restorasi single unit / untuk retainer jembatan
   Dipakai pada gigi P atau M yang tidak memerlukan estetik
   Gigi dengan karies servikal luas (sirkuler)
   Dekalsifikasi / Enamel Hipoplasi
   Untuk memperbaiki F/ kunyah :
   Mahkota klinis pendek
   Membentuk kembali anatomi gigi yang hilang
   Bila mahkota sebagian / Pinledge / inlay merupakan kontra indikasi
   Untuk gigi yang dilingkari Clasp
4.  Kontra indikasi :
   Sisa mahkota kurang
   Restorasi yang perlu estetik
   OH buruk
   Gusi sensitif terhadap logam
   Indeks karies meningkat
5.  Ringkasan preparasi inlay dan onlay 
1.  Dengan menggunakan bur no 170, potong ragangan oklusal
2.  Membuat kedalaman dinding pulpa
3.  Dinding email memerlukan dukungan dentin yang kuat

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 40/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

4.  Preparasi bias meliputi ½ boks proksimal


5.  Bur no 169/170 digunakan untuk membentuk boks proksimal
6.  Kontak dengangigi tetangga dipreparasi dari seluruh arah
7.  Pahat bersudut 2/hatchet email digunakan untuk
memperluas/menghaluskan dinding-dinding yang dipreparasi,
8.  Seluruh dinding proksimal dan oklusal harus memberikan kemudahan
 pada waktu memasang restorasi tuang,
9.  Bevel gingiva ditempatkan pada semua dinding gingival
denganmenggunakan pembentuk sudut, pengasah tepi/bur nyala api
10. Preparasi bisa memerlukan basis tambahan
11. Dengan roda intan yang kecil/bur bilah lurus, permukaan oklusal
dikurangi minimal 10 mm untuk mendapatkan jarak yang bagus, dan 
12. Bevel oklusal dan lingual dibentuk dengan menggunakan bur email
 pengakhir.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 41/42


 

5/28/2018 La pora n Tutor ia l Inlay Onlay - slide pdf.c om

DAFTAR PUSTAKA

Ford, T.R. Pitt. 1993. Restorasi Gigi.Jakarta:EGC.

Tarigan R., 1993, Tambalan Inlay, Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta

Anusavice, Kenneth J. (2003). Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. (Johan

Arief Budiman & Susi Purwoko, Penerjemah). Jakarta: EGC.

Baum L. dkk. (1985). Textbook of Operative Dentistry, Philadelphia: W. B.


Saunders.

Kidd, E.A.M. 2000. Manual Konservasi Restoratif Menurut Pickard. Edisi 6.


Jakarta: Widya Medika.

Sturdevant, CM. (2006) The Art and Science of Operative Dentistry, ed.5. St

Louis Mosby.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/la pora n-tutor ia l-inlay-onlay 42/42

Anda mungkin juga menyukai