BAB 1. PENDAHULUAN
Skenario
Seorang pasien wanita usia 27 tahun datang ke klinik RSGM UNEJ ingin
merawatkan kembali gigi belakang kiri atas yang pernah ditambal komposit klas
II MO 5 tahun yang lalu. Pasien mengeluh ada gigi yang gumpil sehingga tidak
nyaman untuk dipakai makan. Bila berkumur-kumur terasa linu tetapi tidak
pernah merasakan sakit spontan (hilang timbul). Pada pemeriksaan tampak gigi 24
terdapat karies sekunder antara tepi tumpatan dengan tepi gigi pada sisi proksimal
bagian bukal. Dokter gigi melakukan pembongkaran bahan tumpatannya sehingga
tampak karies sekunder pada sisi proksimal yang menghadap bukal dan
melibatkan sebagian cupsnya. Gigi masih vital, pada pemeriksaan perkusi dan
tekanan tdak memberikan reaksi rasa sakit. Dokter gigi menyarankan kepada
pasien untuk dibuatkan restorasi rigid.
STEP 1
1. Restorasi rigid: restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan
menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan;
dilakukan lebih dari satu kali kunjungan karena pada kunjungan pertama
dibuat di laboratorium, kemudian kunjungan berikutnya pemasangan;
terbuat dari bahan yang rigid/keras; biaya ebih mahal daripada restorasi
plastis dan sebelum dipasangkan kedalam kavitas restorasi rigid pasien
ditumpat sementara untuk melindungi pulpa.
2. Inlay: restorasi rigid yang diletakkan diantara cups untuk memperbaiki
gigi yang rusak dari ringan sampai sedang yaitu tidak merusak
keseluruhan mahkota (porselen, komposit, emas) dan kerusakan
melibatkan sebagian cups.
3. Onlay: rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih cups;
dilakukan apabila morfologi mengalami perubahan akibat restorasi
sebelumnya/karies; apabila pada gigi indikasi inlay/onlay namun diberi
tumpatan direk dikhawatirkan gigi akan pecah karena tidak kuat menahan
beban kunyah.
4. Karies sekunder: karies yang terjadi pada tepi restorasi karena kebocoran
tepi pada kavitas dan tambalan dan preparasi kavitas yang kurang baik;
menyebar di dalam/ditepi restorasi karena terjadi akumulasi debris pada
tepi restorasi; disebut juga restorasi rekurent karena tumpatan bocor
sehingga bakteri mudah masuk.
5. Kelas II: kavitas/ karies proksimal gigi geligi posterior untuk rahang atas
MO dan rahang bawah MOD
STEP 3
B. Onlay
Indikasi
- Kerusakan posterior masih terdapat dinding lingual maupun bukal
- Karies interproksimal gigi posterior dan fraaktur tonjol
- Abrasi gigi posterior yang luas
- Mengganti gigi posterior yang rusak
- Posterior yang mengalami tekanan yang kuat
Kontraindikasi
- Dinding bukal, lingual rusak
- OH buruk insidensi karies tinggi
- Mahkota pendek
C. Veneer
Indikasi
- Fraktur sebagian mahkota
- Mahkota mengalami perubahan warna
- Kelainan bentuk gigi
- Gigi atrisi, abrasi dan erosi yang berat
Kontraindikasi
- Pasien OH buruk
- Gigi tambalan yang besar
- Pasien dengan usia < 10 tahun karena tanduk pulpa tinggi
- Mahkota klinis pendek
- Karies pada gigi yang belum meluas pada pit dan fisure
Pembuata dovetail dapat dilakukan pada bentukan fisure di sisi yang satunya
dangan mengikuti bentukan fisure dan boks proksimal dibuat lebih melebar.
- Membentuk dinding bukal dan lingual divergen 3-5 derajat ke arah oklusal
- Membuat dinding gingiva sampai batas papila interdental, datar, tegak lurus
dengan sumbu gigi ( -+ 2mm diatas garis servikal)
- Membuat bevel yang membentuk sudut 45 derajat terhadap permukaan pada
axio-pulpal line angel dan permukaan cavo surface enamel margin
- Dinding bukal dan lingual pada bagian proksimal bebas kontak sebesar ujung
sonde
-
Menghaluskan semua bidang preparasi menggunakan finishing bur
- Membuat cetakan percobaan pada malam tuang untuk melihat apakah hasil
preparasi sudah baik atau belum
Cara mencetak percobaan
- memanaskan malam tuang diatas api sampai lunak (jangan sampai meleleh)
kemudian memilinnya sampai panjang dan lurus
STEP 4 (Mapping)
Karies/Kavitas
Restorasi
Ri id Plastis
Pemilihan Bahan
LEARNING OBJECTIVE
a) Definisi
b) Indikasi dan kontraindikasi
c) Kelebihan dan kekurangan
d) Tahap pekerjaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai dibidang
kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan merestorasi
gigi yang rusak atau mengganti gigi yang hilang, sehingga dapat mengembalikan
fungsi kunyah, fungsi bicara, dan fungsi estetika gigi tersebut. Perkembangan
Secara garis besar bahan restorasi yang kini beredar dapat dibedakan
menjadi dua golongan besar berdasarkan keadaan saat akan ditambalkannya, yaitu
bahan restorasi plastis dan restorasi non plastis (rigid). Bahan restorasi plastis
ditumpatkan ke kavitas ketika keadaannya masih lunak dan masih dapat dibentuk,
yakni masih dalam keadaan plastis, sebelum bahan tersebut berubah keadaannya
menjadi masa keras dan rigid. Bahan restorasi rigid dibuat di luar mulut dan
setelah jadi baru ditumpatkan ke dalam kavitas. Jenis bahan ini banyak digunakan
bagi restorasi ekstrakorona yang retensinya ditentukan oleh bentuk preparasi
kavitas dan dibantu dengan penyemenan (T.R. Pitt Ford, 1993 : 61).
Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium dental
dengan menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan
cocok menutupi gigi yang telah dipreparasi disebut restorasi ekstrakorona. Sifat
mekanik yang sangat baik dari bahan restorasi kelompok ini telah menyebabkan
meluasnya pemakaian restorasi ekstrakorona. Dalam restorasi intrakorona bahan
tersebut sedikit digunakan karena dengan bahan tumpatan plastis pekerjaan bisa
lebih mudah, lebih cepat, dan jauh lebih murah. Jika pada gigi terdapat kavitas
yang sangat luas, maka lebih baik menambal kavitas dengan bahan restorasi
plastis yang memperoleh restorasi tambahannya misalnya dari pin, lalu membuat
restorasi ekstrakorona untuk melindungi tonjolnya yang telah lemah. Cara
demikian lebih baik daripada membuat restorasi rigid intrakorona misanya inlay
emas yang tidak menyediakan perlindungan yang diperlukan dan retensinya jelas
tidak memadai ( Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, edisi 3).
Retensi restorasi rigid diperoleh dari bentuk geometric preparasinya,
dibantu oleh selapis tipis semen perekat yang juga berfungsi mencegah bocornya
tepi tumpatan atau masuknya bakteri ( Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, edisi 3).
Bertahun-tahun lamanya bahan yang banyak digunakan untuk restorasi
rigid adalah aloi emas tuang dan kaca keramik atau porselen dental. Kedua bahan
ini dalam bentuk modifikasinya dapat juga dikombinasikan sehingga memiliki
estetika yang baik yang disebabkan oleh porselen dental dan mempunyai kekuatan
seperti aloi metalnya, hasilnya adalah restorasi metal keramik atau sering disebut
sebagai mahkota bonded porcelain ( Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, edisi 3).
Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, resin
komposit, porselen fused to metal dan kombinasi keduanya. Logam merupakan
bahan restorasi rigid dengan kekuatan tensil yang besar, yang membutuhkan
preparasi kavitas yang luas dan bevel sebagai retensi, tetapi memiliki masalah
estetik. Sedangkan porselen merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling
unggul dengan kekuatan kompresif yang tinggi. Porselen mebutuhkan biaya besar
biasanya, dua sampai tiga kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau
komposit plastis selain waktu pembuatan di laboratorium.
Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direct, semidirect, dan
indirect. Teknik semidirect intraoral merupakan pembuatan inlay/ onlay resin
komposit satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi,
disinar dari setiap arah dan kemudian di post-cured sebelum dibonding pada gigi.
Kekurangan:
Tahap Preparasi
Inlay Klas I
Inlay Klas II
A. Outline form
Secara umum outline form inlay klas II sesuai dengan outline kavitas
untuk amalgam kelas II. Outline form dibuat dengan memperhatikan resistence
form, retention form, extention for prevention dan convenience form nya
2.2.2 Onlay
Inlay/onlay logam terdiri dari dua mcam yaitu alloy logam dan alloy emas.
Alloy logam tampak seperti perak, digunakan sebagai crown, jembatan atau
rangka gigi palsu. Bahan ini tahan karat, sangat kuat dan tidak mudah patah atau
terkikis. Beberapa orang menunjukkan reaksi alergi terhadap bahan ini, dan
merasa tidak nyaman terhadap panas dan dingin di awal penggunaan. Warnanya
pun tidak baik karena tidak seperti warna gigi. Alloy emas terdiri dari emas,
tembaga dan logam lain, terutama digunakan untuk crown, inlay, onlay dan
jembatan. Alloy ini tahan karat. Kekuatannya yang besar sehingga sulit pecah
maupun terkikis, memungkinkan dokter gigi untuk mengambil sesedikit mungkin
struktur gigi yang akan direstorasi. Alloy ini tidak merusak gigi antagonis dan
tidak pernah memunculkan reaksi alergi. Namun, warnanya tidak bagus karena
tidak seperti warna gigi.
Indikasi:
- Untuk karies yang besar dan dalam, terutama yang meuluas sampai ke
aproksimal
- Sebagai penyangga bridge
- Gigi yang mengalami abrasi yang luas atau pada karies yang lebar
meskipun masih dangkal
- Pada gigi yang menerima tekanan oklusi yang besar,
- Pada kasus kasus dimana di perlukan :
- Perlindungan terhadap jaringan periodontal
- kontak yang lebih baik dengan gigi tetangga
- menghindari terjadinya penimbunan sisi makanan
Kontraindikasi:
Kelebihan
Kekurangan
Kunjungan pertama
1. Akses Ke Karies
Tahap pertama preparsi adalah memperoleh akses ke dentin karies dengan
menggunkan bur fisur tungsten carbide pendek-kuncup dengan kecepatan tinggi.
Penggunaan bur kuncup dan bukan bur fisur sejajar adalah untuk mencegah
terbentuknya undercut.
2. Menentukan Luas Karies
Jika akses telah diperoleh, kavitas bisa dilebarkan kearah bukopalatal
sampai dicapai pertautan email-dentin yang sehat. Hal ini menentukan lebar boks
arah bukopalatal.
3. Keyway
Keyway dibuat dengan kemiringan minimal sekitar 100 memakai bus fisur
kuncup dan dijaga agar sumbu bur sejajar dengan sumbu gigi. Lebar keyway
diantara tonjol merupakan daerah yang paling sempit dan melebar kearah yang
berlawanan dengan letak karies aproksimalnya dan dengan mengikuti kontur
fisurnya. Setelah membuat keyway, kavitas dikeringkan untuk memeriksa ada
tidaknya sisa karies dibagian ini dan bahwa kavitasnya sedikit membuka dengan
sumbu yang benar. Jika kemiringan dinding tidak tepat, maka ketidaktepatan itu
harus diperbaiki.
4. Boks Aproksimal
Kini perhatian dapat dialihkan kembali ke lesi aproksimalnya. Dibagian ini
kavitas harus di dalamkan memakai bur bulat kecepatan rendah dan dengan cara
yang sama dengan jalan membuang dentin karies pada daerah pertautan email-
dentin. Ketika dentin karies pada pertautan email-dentin telah dibuang, dinding
email dapat dipecahkan dengan pahat pemotong tepi gingiva. Preparasi dibuat
miring sebesar 10 derajat dengan bur fisur
runcing. Gigi tetangga dilindungi dengan lempeng matriks untuk melindunginya
dari kemungkinan terkena bur. Menjaga agar sumbu bur sejajar dengan waktu
pembuatan keyway merupakan hal yang sangat penting sehingga bagian boks dan
keywaynya mempunyai kemiringan yang sama. Pelebaran ke arah gingiva hanya
dilakukan seperlunya saja sekedar membebaskan pertautan email-dentin dari
karies, demikian juga halnya dalam arah bukolingual. Setiap email yang tak
terdukung dentin sehat, hendaknya dibuang dengan bur fisur kecepatan tinggi.
Pembersihan Karies Dalam
Karies mungkin masih tertinggal di dinding aksial. Jika dinding karies
telah terbuang, periksalah kemungkinan masih adanya daerah undercut. Undercut
padadaerah pertautan email-dentin seharusnya telah dibersihkan. Jika masih
terdapat undercut pada dinding aksial, maka undercut tersebut biasanya terletak
seluruhnya pada dentin dan ditutup dengan semen pelapik pada tahap preparasi
berikutnya sehingga preparasi mempunyai kemiringan yang dikehendaki.
5. Bevel
klinik dipanaskan perlhan-lahan diatas api bunsen. Ketika malam melunak, malam
dimanipulasi oleh jari operator. Ujung malam dipotong dan diletakkan diatas jari
operator dan lewatkan sebentar diatas nyala api sebelum dibawa ke rongga mulut
dan ditekankan masuk kavitas, ditekan sampai malam mendingin. Pola malam
kemudian diangkat dengan menusukkan sonde atau instrumen plastis datar pada
kelebihan malam di ridge tepi. Permukaan dalam pola malam diperiksa. Jika pola
malam sudah baik, dikembalikan lagi kedalam kavitas.
Tahapan selanjutnya adalah memberikan sprue pada pola malam. Sprue
terbuat dari kawat bulat lurus berdiameter sekitar 1mm dan panjang 15mm. Sprue
dipanaskan dan setelah ditambah selapis malam inlay disekelilingnya, sprue
ditusukkan ditengah pola malam dan dibiarkan sampai dingin. Sprue berfungsi
sebagai pegangan untuk menarik pola malam dari kavitas dan untuk membentuk
saluran tempat mengalirnya logam setelah pola ditanam dan spruenya diangkat
8. Tumpat sementara
Setelah itu kavitas ditumpat dengan restorasi sementara. Selama menunggu
selesainya restorasi, restorasi sementara dapat dipasang dengan tujuan untuk:
1. Mencegah timbulnya kepekaan gigi yang dipreparasi
2. Mencegah penetrasi bakteri pada dentin yang baru dipotong yang bisa
membahayakan pulpa
3. Memugar oklusi gigi dan mencegah over erupsi dan bergesernya gigi
4. Mencegah kerusakan sisa gigi seperti tonjol yang mungkin bisa fraktur
5. Memugar kontak aproksimal sehingga dapat mencegah terselipnya
makanan diantara gigi yang bisa merusak jaringan periodonsiumnya
6. Memugar penampilan
Bahan untuk restorasi sementara hendaknya mudah digunakan, efektif,
tidak iritan, dan murah harganya. Sementara berbagai restorasi sementara siap
pakai mudah diperoleh, yang paling baik adalah membuat restorasi sementara
sendiri dengan cetakan alginate sebelum preparasi sebagai mold . Tuangkan bahan
restorasi secukupnya pada pengaduk kertas, lalu tambahkan katalis dalam jumlah
yang sesuai. Bahan tersebut diaduk dengan sempurna lalu masukkan ke cetakan
gigi dengan instrument plastis datar, hati-hati jangan sampai ada udara yang
terjebak. Cetakan dicetakkan kembali ke gigi dan tahan sampai bahan cetak
menjadi elastic dan tidak dapat diubah-ubah. Cetakan dibuka dan periksa
restorasinya apakah ada udara yang terjebak. Restorasi sementara biasanya
mempunyai kelebihan diatas region gingival dan gigi sebelahnya. Kelebihan
tersebut dibersihkan dengan hati-hati menggunakan instrument plastis datar dan
restorasi biasanya akan keluar dari gigi yang dipreparasi bersama-sama dengan
kelebihannya, tetapi hati-hati jangan sampai merusak restorasi yang belum
mengeras sempurna. Restorasi sementara harus diangkat dari gigi selama
keadaannya masih elastic untuk mencegah terjebaknya restorasi, kemudian
dibiarkan mengeras; pengerasan dapat dipercepat dengan mencelupkannya pada
air panas. Kelebihan bahan pada mahkota sementara didaerah tepi gingival atau
dibawah kontak aproksimal dibuang setelah keras, paling baik dengan disk
ampelas dengan kekasaran medium, lalu restorasi dicpbakan pada gigi. Setiap
kelebihan di daerah gingival harus dibuang agar tidak menyebabkan iritasi pada
jaringan gingival setalah dipasang. Oklusi dicek dan keprematuran oklusi antar
tonjol dan dalam gerak mandibula lateral dan protusi diperiksa dengan kertas
artikulasi dan dihilangkan;hampir tak dapat dihindarkan pasti ada keprematuran di
oklusal yang harus dibuang. Restorasi jangan sampai sama sekali tidak ada oklusi
karena bisa timbul overerupsi.
Andaikata ada bagian gigi yang hilang sebelum preparasi, teknik ini masih
dapat digunakan. Pertama-tama buatlah dahulu cetakan alginate sebelum gigi
dipreparasi. Setelah cetakan diangkat dari mulut alginat didaerah sasaran diambil
dengan eskavator lebar baru kemudian dibuat konstruksi restorasi sementaranya.
Jika restorasi sementara sedikit lebih besar sebagai akibat terlalu banyaknya
pengambilan alginate, kelebihan tersebut dapat dengan mudah dikoreksi kembali
ampai bentuknya benar dengan disk ampelas. Metode lain adalah memugar defek
pada model studi dengan malam, masahi model dengan air, buat cetakannya dan
buat mahkota sementaranya seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Setelah restorasi sementaranya dibetulkan, permukaannya dihaluskan
menggunakan bur roda karet sebelum disemenkan dengan penyemenan sementara
Zn.O-eugenol. Semen biasanya disajikan dalam kemasan dua pasta. Masing-
masing pasta dalam jumlah yang sama diadukan di kertas pengaduk yang
Prosedur laboratorium
Sprue dan pola diletakkan pada cone-shaped form, ditutup dengan
bumbung tuang lalu dituangi dengan bahan investmen dan dibiarkan mengeras.
Jika telah mengeras, cone-shaped form dan sprue diangkat dengan pinset.
Bumbung tuang kemudian diletakkan dalam pembakaran (temperatur bumbung
tuang dalam pembakaran mencapai 7000C yang dinaikkan perlahan-lahan) sampai
malam meleleh dan menguap atau akriliknya terbakar habis lalu logam cair
dicorkan dan dibiarkan mengeras. Ketika masih panas bumbung tuang dicelupkan
kedalam air sehingga investmen akan pecah dan mudah dibuka. Sprue dipotong,
biasanya disisakan sedikit sebagai pegangan ketika mencoba inlay dalam kavitas.
Inlay direk yang kecil biasanya tidak dipoles sampai dicobakan di dalam mulut
(Kidd, 2000).
Kunjungan Kedua
pemanasan dan digigitkan. Bahan cetak elastomer bersifat hidrofobik oleh karena
itu permukaan gigi yang dipreparasi harus kering. Gigi diisolasi dengan kapas
serta bisa menggunakan saliva ejector. Rincian permukaan oklusal dari seluruh
cetakan harus diperiksa karena lubang kosong akibat gelembung udara nantinya
akan terisi gips dan menghalangi oklusi model (Kidd, 2000).
pembuatan
yang dipilih tetapi yang umumnya digunakan adalah hibrida atau mikrohibrida.
Komposit hibrida generasi pertama dikembangkan tahun 1980-an yang
mengandung partikel filler berukuran 3-8mikro meter yang disebut midifil.
Penelitian membuktikan bahwa komposit hibrida partikel sedang dengan kekuatan
dan resistensi fraktur yang lebih besar, terbukti 3 tahun bertahan lebih lama dari
mikrofil. Komposit hibrida menghasilkan permukaan yang halus dan estetis yang
Indikasi
- Restorasi yang berukuran kecil dan sedang, terutama dengan margin email
Kontraindikasi
Kelebih an :
minimal)
- mudah, preparasi gigi tidak terlalu kompleks/rumit
- ekonomis (bila dibandingkan dengan mahkota dan restorasi gigi secara
tidak langsung)
- insulasi
- keuntungan bonding
- microleakage berkurang
- mengurangi terjadinya karies sekunder
disinar lagi selama 6 menit atau dipanaskan samapi 100 0C selama 7 menit.
rata, dan jika terdapat bagian yang kering maka harus diberi lapisan primer
lagi.
12. Penempatan Adhesif
Jika sistem bonding tidak menyatukan primer dan adhesive, maka
bonding adhesive diaplikasikan. Microbrush atau applicator digunakan
untuk mengaplikasikan bahan adhesive semua bagian atau struktur gig
yang telah di etsa dan di primer. Harus diperhatikan agar bahan adhesive
tidak mengalir ke bagian yang lain. Apabila sudah diaplikasikan, bahan
adhesive dipolimerisasi dengan penyinaran cahaya. Setelah polimerisasi
material komposit akan terikat secara langsung dengan bahan adhesive
tersebut.
13. Self cured atau light cured komposit dapat diinsersi dengan instrument
tangan atau syringe. Komposit self-curing jarang digunakan untuk
restorasi klas V karena light-curing mempunyai banyak kelebihan
dibanding self-curing. Diusapakan campuran komposit self-cured pada
preparasi dengan menggunakan instrument tangan sambil vibrasi.
Ujungnya dapat dilubrikasi dengan bonding adhesive. Biasanya prosedur
ini dilakukan dua kali supaya preparasi terisi penuh atau lebih. Kemudian
eksesnya dibersihkan dimulai dari gingival cavosurface margin dengan
menggunakan eksplorer NO. 2 atau dengan menggunakan blade pada
instrument komposit, seterusnya pada bagian struktur gigi yang tidak
dipreparasi, gingival dan terakhir pada bagian yang dipreparasi. Jika
komposit mulai mengeras, maka konturing harus dihentikan.
Material light-cured direkomendasikan umumnya untuk preparasi klas V
disebabkan oleh working time yang lebih lama dan kontur yang dapat
dikontrol sebelum terjadi polimerisasi. Hal ini sangat berguna pada
restorasi dengan preparasi yang besar atau pada preparasi dengan
merginnya yang terletal pada cementum, karena instrument rotasi dapat
merusakan struktur gigi.
14. Finishing meliputi shaping, contouring, dan penghalusan
Inlay atau onlay porselen yang modern mempunyai permukaan dalam (pit
surface) yang dietsa atau sekurang-kurangnya dikasarkan. Inlay ini disemenkan
dengan semen komposit terhadap email yang sudah dietsa atau ke basis semen
ionomer kaca yang dietsa. Jadi, desain retentif dari kavitas kurang penting
dibandingkan untuk inlay logam tuang konvensional. Disini karies dan restorasi
yang lama harus dibuang, tetapi basis ionomer kaca umumnya dibuat cukup tebal,
kadang-kadang di atas subpelapik hidroksida kalsium, dan berfungsi sebagai
pembonding dan penguat dentin yang masih ada pada tonjol gigi. Inlay atau onlay
porselen disini terutama berfungsi untuk memberikan lapisan permukaan oklusal
yang tahan keausan(Sturdevant, 2006; Baum, 1985).
Prinsip desain kavitasnya adalah harus masih ada cukup email atau
permukaan ionomer kaca untuk dietsa dan tepinya tidak dibevel. Teknik
pencetakannya sama untuk logam tuang indirek. Untuk penyemenan digunakan
resin komposit khusus. Inlay dikembalikan dari laboratorium dengan permukaan
dalam yang telah dietsa menggunakan asam hidrofluorik atau hanya dibiarkan
kasar setelah dilepas dari die refraktori dengan cara sandblasting . Gigi diisolasi
dengan isolator karet, inlay sementara dilepas, dan email serta setiap semen
ionomer kaca yang membentuk bagian preparasi dietsa, dicuci dan dikeringkan.
Indikasi:
Kontrai ndikasi :
- Padakelas I, II, IV
Kelebih an :
- Daya kondensasinya rendah dan tolerandi dari jaringan lunak sangat baik
- permukaannya licin seperti kaca
Kekur angan :
Kunjungan Pertama
1. Tumpatan amalgam dibongkar
2. Kavitas dibersihkan
3. Preparasi kavitas
Akses Ke Karies
Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum digunakan.
Berdasarkan perbedaan temperature ada tiga tipe porselen gigi yaitu :
PFM terdiri atas beberapa lapisan yang difusikan secara kimia pada dasar
kerangka metal. Substruktur metal mendukung keramik dan membuat keramik
bertahan lama terhadap beban dari kekuatan mulut.
Indikasi
- Penambalan kavitas kelas II yang dalam dan meluas sampai CEJ, misal
karies yang dalam pada area proksimal prmolar dan molar
- Keadaan sosial ekonomi pasien memungkinkan
Kontraindikasi
- Tidak dianjurkan bila terdapat banyak karies atau tekanan oklusal yang
besar
-
Pada prparasi subgingiva yang dalam
- Pada pasien yang memiliki kebiasaan bruxism, clenching dan excessive
water
- Daerah yang tidak dapat diisolasi secara adekuat
- Alergi terhadap logam
Kelebihan
Kekurangan
Secara umum bentuk preparasi gigi pada restorasi rigid harus mempunyai
ketinggian maksimum dan keruncingan yang minimum mengikuti anatomi gigi
yang terlibat untuk memperoleh retensi dan resistensi yang optimal.
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
1. Restorasi rigid adalah Restorasi yang dibuat diluar Rongga Mulut dari
bahan yang rigid disemen pada preparasi kavitas gigi dengan bahan
perantara golongan semen. Macam-macam restorasi rigid antara lain inlay,
onlay, veneer, full crown, mahkota pasak.
2. Bahan restorasi rigid yang digunakan yaitu logam tuang, komposit,
porselen dan porselain fused to metal.
3. Indikasi dari restorasi rigid antara lain:
Sebagai restorasi single unit / untuk retainer jembatan
Dipakai pada gigi P atau M yang tidak memerlukan estetik
Gigi dengan karies servikal luas (sirkuler)
Dekalsifikasi / Enamel Hipoplasi
Untuk memperbaiki F/ kunyah :
Mahkota klinis pendek
Membentuk kembali anatomi gigi yang hilang
Bila mahkota sebagian / Pinledge / inlay merupakan kontra indikasi
Untuk gigi yang dilingkari Clasp
4. Kontra indikasi :
Sisa mahkota kurang
Restorasi yang perlu estetik
OH buruk
Gusi sensitif terhadap logam
Indeks karies meningkat
5. Ringkasan preparasi inlay dan onlay
1. Dengan menggunakan bur no 170, potong ragangan oklusal
2. Membuat kedalaman dinding pulpa
3. Dinding email memerlukan dukungan dentin yang kuat
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan R., 1993, Tambalan Inlay, Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta
Anusavice, Kenneth J. (2003). Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. (Johan
Sturdevant, CM. (2006) The Art and Science of Operative Dentistry, ed.5. St
Louis Mosby.