DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
RAHMI ELFIRA 4183220035
TERRY WILLIEM SIHALOHO 4183220040
LENTA BR MANIK 4183220042
FATHIMATUZZAHRO’A 4183520003
LESTARI LAURENCIA SIDABUTAR 4183520002
SALSHA ALZTARA 4183520007
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNUVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
ISOLASI DNA
A. Pendahuluan
DNA atau deoxyribonucleid acid adalah material genetic yang tersusun atas tiga
komponen. Komponen-komponen tersebut adalah molekul gula pentose (deoxyribosa), gugus
phosphate, dan basa nitrogen. Pada organisme tingkat tinggi (manusia, hewan, dan tumbuhan)
DNA dapat kita temukan dalam inti sel (DNA inti), mitokondria (DNA mitokondria), dan di
dalam kloroplas (DNA kloroplas). DNA yang ditemukan di dalam inti disebut juga DNA
kromosomal sedangkan yang ditemukan di luar inti disebut DNA ekstrakromosomal.
Pada saat ini, DNA dapat disolasi untuk kemudian digunakan untuk proses lanjutan
(PCR, RFLP, dll). Proses isolasi DNA dilakukan melalui serangkaian proses penghancuran
dinding sel atau membrane sel, penghilangan protein dan RNA, dan pengendapan DNA serta
pemanenan. Prinsip dasar pada proses isolasi DNA adalah memisahkan DNA dari komponen-
komponen sel lainnya. Hasil isolasi merupakan tahapan penting untuk langkah berikutnya. Oleh
sebab itu dalam pelaksanaanya harus dilakukan dengan baik dan bebas kontaminasi, dan
diusahakan didapatkan DNA dalam bentuk rantai panjang.
Proses pemisahan DNA dari tempatnya dilakukan dengan homogenasi dan penambahan
buffer ekstraksi atau buffer lisis untuk mencegah DNA rusak. Sedangkan untuk membantu
terjadinya lisis biasanya dilakukan inkubasi pada suhu sekitar 60 oC. Dalam proses ini juga
digunakan senyawa fenol, chloroform, dan isoamyl alcohol untuk memaksimalkan proses lisis.
Ketika DNA sudah didapatkan maka sebelum dilakukan proses lanjutan seperti PCR dan
elektroforesis maka perlu dilakukan pengukuran kuantitas DNA. Alat yang digunakan untuk
melakukan pengukuran tersebut adalah spektrofotometer. Prinsip kerja dari spektrofotometer
adalah iradiasi sinar ultra violet yang diserap oleh nukleotida dan protein dalam larutan.
Penyerapan sinar tersebut oleh nukleotida secara maksimal dicapai pada gelombang 260 nm,
sedangkan penyerapan maksimal oleh protein dicapai pada panjang gelombang 280 nm.
Kemurnian DNA ditentukan oleh tingkat kontaminasi protein dalam larutan. Kemurnian
larutan DNA dapat dilihat dengan membagi nilai OD 260 dengan OD280. Molekul DNA dikatakan
murni jika rasio kedua nilai tersebut berkisar antara 1.8-2.0. Jika nilai rasio lebih kecil dari 1.8
maka masih ada kontaminasi protein atau fenol di dalam larutan.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip dalam isolasi DNA
2. Untuk mengetahui cara memisahkan atau mengisolasi DNA
D. Prosedur Kerja
Tabel Protokol Kerja Isolasi DNA
No. Aktivitas Alat dan Bahan Kegunaan
● Sentrifuge 13000-16000 xg
selama 3 menit
● Sentrifuge 13000-16000 xg
selama 1 menit
● Buang supernatant
E. Kesimpulan
1. Isolasi DNA/RNA merupakan langkah awal yang harus dikerjakan dalam rekayasa
genetika sebelum melangkah ke proses selanjutnya. Prinsip dasar isolasi total DNA/RNA
dari jaringan adalah dengan memecah dan mengekstraksi jaringan tersebut sehingga akan
terbentuk ekstrak sel yang terdiri atas sel-sel jaringan, DNA, dan RNA. Kemudian
ekstrak sel dipuri-fikasi sehingga dihasilkan pelet sel yang mengandung DNA/RNA total.
Prinsip-prinsip isolasi DNA plasmid hampir sama dengan isolasi total DNA/RNA dari
jaringan.
2. Ada 5 tahap untuk melakukan isolasi DNA, yaitu: isolasi sel, pelisisan dinding dan
membran sel, pengekstraksian dalam larutan, purifikasi, dan presipitasi. Tahap pertama
yang dilakukan yaitu mengisolasi sel yang ingin digunakan, yaitu sel bakteri. Tahap
selanjutnya yaitu melisiskan dinding dan membran sel dengan larutan pelisis sel.Setelah
dilakukan inkubasi, sitoplasma sel yang telah bercampur dengan pelisis sel tersebut lalu
disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Selanjutnya supernatan yang
terbentuk dibuang dan kemudian dilakukan ekstraksi di dalam larutan. Hal tersebut
bertujuan agar didapat ekstrak nukleus sel. Tahap berikutnya adalah purifikasi. Tahap ini
bertujuan untuk mem-bersihkan nukleus sel dari zatzat lainnya, dan tahap terakhir, yaitu
presipitasi bertujuan untuk mengendapkan protein, se-hingga untai-untai DNA tidak lagi
menggulung (coiling), yang menyebabkan DNA menjadi terlihat.