IUD
Disusun Oleh :
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. MOCH KAHFI II SRENGSENG SAWAH , JAGAKARSA
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Ta’ala,karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya
penyusun dapat menyelesaikan Makalah Biofarmasi. Pada kesempatan ini tidak lupa
penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengajar
Prof.Dr.Teti INdrawati, MS.Apt dan orang tua kami yang telah memberikan doa serta
dukungan moril dan materil, sahabat dan kerabat, serta semua pihak yang telah terlibat dalam
membantu penyelesaian makalah ini.
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para
pembaca agar kami dapat memperbaiki di waktu yang akan datang.
Jakarta, Desember
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
2.3 Indikasi..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Intrauterus adalah injeksi yang dilakukan ke dalam uterus wanita dan biasanya
digunakan sebagai kontrasepsi. Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan alat kontrasepsi
yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila dibandingkan denga nmetode pil
maupun suntik.
Intrauterine Device (IUD) adalah sebuah alat yang terbuat dari plastik atau tembaga
yang dimasukkan ke dalam rahim. IUD ini merupakan metode kontrasepsilong-acting
reversibel.
IUD merupakan salah satu alat modern yang dirancang sedemikian rupa baik bentuk,
ukuran, bahan dan masa aktif yang kemudian diletakkan dalam kavum uteri yang
digunakan sebagai usaha kontrasepsi yang menghalangi fertilisasi dan menyulitkan telur
berimplantasi dalam uterus dan dalam pengobatan kanker rahim. Beberapa keunggulan
penggunaan IUD diantaranya adalah efektifitas tinggi yaitu 0,6 - 0,8 kehamilan per 100
perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian, tidak ada efek samping hormonal, pada
umumnya aman dan efektif, dapat digunakan hingga menopause.
Intrauterine Device (IUD) memiliki beberapa keuntungan seperti sangat efektif
untuk mencegah kehamilan, tidak memiliki efek samping hormonal, dapat digunakan
sampai menopause dan harganya relative tidak mahal, namun penggunaan IUD ini
memiliki beberapa kerugian seperti tidak boleh dipakai oleh wanita yang terpapar infeksi
menular, rasa sakit 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,dan tidak melindungi dari
berbagai penyakit yang menular melalui hubungan seksualtermasuk HIV/AIDS.
a. IUD tembaga
IUD tembaga adalah jenis yang paling umum digunakan. Hal ini dapat
dibiarkan di dalam tubuh hingga 10 tahun. Hal ini dapat dilepas setiap saat jika
seorang wanita ingin hamil atau jika dia tidak ingin menggunakannya lagi.IUD ini
berisi beberapa tembaga, yang perlahan-lahan dilepaskan ke dalam rahim.
Tembaga mencegah jalannyasperma melalui rahim dan mencegah pembuahan.
b. IUD hormonal
IUD hormonal yang mengandung progesteron harus diganti setiap 5 tahun.
Mereka dapat dilepas setiap saat jika seorang wanita memutuskan dia ingin
menjadi hamil atau jika dia tidak ingin menggunakannya lagi. Hormon berada di
dalam IUD dan dilepaskan perlahan ke dalam rahim. Mirena merupakansistem
intrauterin levonorgestrel (IUS) yang mengandunghormon levonorgestrel
(LNg)yang mirip dengan progesteron. LNg IUS menyebabkan lendir serviks
menebal sehingga mencegah sperma memasuki leher rahim dan mencapai sel
telur. Hanya sekitar 1 dari 1.000 wanita yang menggunakan LNg IUS mengalami
kehamilan tidakdisengaja. LNg IUS mengurangi risiko kehamilan dan penyakit
radang panggul. Hal ini juga secara dramatis mengurangi kehilangan
darahsaatmenstruasi.
Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti
fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat
tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada
IUD Copper-T.
c. Multi load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas keujung bawah 3,6 cm. Batang
diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini.
d. Lippes loop
IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S
bersambung.Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya Lippes loop
terdiridari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A
berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm
(benang kuning) dantipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop
mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dar ipemakaian IUD jenis ini
adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab
terbuat dari bahan plastik.
Spiral bias bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahan sampai 10 tahun
lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling umum
digunakan adalah plastic atau plastic bercampur tembaga. Terdapat duaj enis IUD yaitu
IUD dengan tembaga dan IUD dengan hormon (dikenal dengan IUS = Intrauterine
System). IUD tembaga (copper) melepaskan partikel tembaga untuk mencegah kehamilan
sedangkan IUS melepaskan hormon progestin.
Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara
menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama
10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan
dapat digunakan untuk kontrasepsid arurat.
2.3 Indikasi
1. Usia reproduktif
2. Keadaan nulipara
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7. Risiko rendah dari IMS
8. Tidak menghendaki metoda hormonal
9. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
11. Perokok
12. Pascakeguguranataukegagalankehamilanapabilatidakterluhatadanyainfeksi
13. Gemukataupunkurus
14. Penderita tumor jinakpayudara
15. Penderitakankerpayudara
16. Pusing-pusing, sakitkepala
17. Tekanandarahtinggi
18. Varises di tungkaiatau di vulva
19. Diabetes
2.4 Kontra indikasi
Obat yang diberikan pada pasien, akan banyak mengalami proses sebelum tiba pada
tempat aksi atau jaringan sasaran. Secara garis besar proses-proses ini dapat dibagi
menjadi tiga tingkat atau fase, yaitu fase biofarmasetik atau farmasi, fase farmakokinetik,
dan fase farmakodinamik. Untuk menghasilkan efek farmakologi atau efek terapi, obat
harus mencapai tempat aksinya dalam kosentrasi yang cukup untuk menimbulkan respon.
Tercapainya kosentrasi obat tergantung dari jumlah obat yang diberikan, tergantung pada
keadaan dan kecepatan obat diabsorbsi dari tempat pemberian dan distribusinya oleh
aliran darah ke bagian lain dari badan. Efek karakteristik dari obat akan hilang, apabila
obat telah Bergerak ke luar dari badan dan konsekuensi dari letak aksinya baik dalam
bentuk yang tidak berubah atau setelah mengalami metabolisme obat dan terjadi
metabolit yang dikeluarkan melalui proses ekskresi. Oleh karena itu sangat penting
diketahui bagaimana cara badan telah menangani obat dengan proses absorbs, distribusi,
metabolism dan ekskresi, bila kita menentukan suatu dosis, rute, bentuk obat yang
diberikan bila dikehendaki efek terapi yang diinginkan dengan efek toksik yang minimal.
Fase biofarmasi adalah fase yang meliputi waktu mulai penggunaan obat melalui
mulut sampai pelepasan zat aktifnya kedalam cairan tubuh. Fase ini berhubungan dengan
ketersediaan farmasi dari zat aktifnya dimana obat siap diabsorbsi.
Dalam biofarmasi ini kita akan mengenal beberapa istilah yang berhubungan
dengan aspek-aspek yang kita pelajari :
A. Ketersediaan farmasi (Farmaceutical Availability)
Adalah ukuran waktu yang diperlukan oleh obat untuk melepaskan diri dari
bentuk sediaannya dan siap untuk proses resorpsi. Kecepatan melarut obat tergantung
dari berbagai bentuk sediaan dengan urutan sebagai berikut:
Larutan – suspensi – emulsi – serbuk – kapsul – tablet – enterik coated – long acting.
B. Ketersediaan hayati (Biological Availability)
Adalah prosentase obat yang diresorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan
tersedia untuk melakukan efek terapeutiknya.
Adalah syarat yang harus dipenuhi oleh suatu obat paten yang meliputi kecepatan
melarut dan jumlah kadar zat berkhasiat yang harus dicapai di dalam darah.
Kesetaraan terapeutik dapat terjadi pada pabrik yang berbeda atau pada batch yang
berbeda dari produksi suatu pabrik.
Standarisasi ialah kekuatan obat yang dinyatakan dalam Satuan Internasional atau IU
(International Unit) yang bersamaan dengan standart-standart internasional biologi
dikeluarkan oleh WHO. Ukuran-ukuran standart ini disimpan di London dan
Copenhagen. Tetapi setelah metode Fisiko-Kimia dikembangkan, bioassay mulai
ditinggalkan, begitu pula dengan penggunaan satuan biologi dan selanjutnya kadar
dinyatakan dalam gram atau miligram. Obat yang kini masih distandarisasi secara
biologi adalah insulin (menggunakan kelinci), ACTH (menggunakan tikus), antibiotik
polimiksin dan basitrasin, vitamin A dan D, faktor pembeku darah, preparat-preparat
antigen dan antibody, digitalis dan pirogen.
BAB III
PEMBAHASAN
Mirena IUD
Mirena IUD adalah perangkat berbentuk T kecil kontrasepsi terbuat dari
plastik elastis, terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas
hormon Levonolgestrel (hormon progesteron).
Andalan IUD
Anadalan IUD terbuat dari komposisi batang plastik berbentuk T berukuran
3 cm dengan balutan tembaga seluas kurang lebih 380 mm2.Mekanisme kerja
kontrasepsi andalan IUD yaitudengan mencegah pelepasan sel telur sehingga tidak
akan terjadi pembuahan.
Nova T380
Nova T380IUDini berbentuk T dengan kawat Tembaga tipis yang
distabilkan dengan bagian tengah yang terbuat dari Perak.
Intrauterine Device (IUD) akan segera efektif begitu terpasang di rahim. IUD bekerja
untuk mencegah sperma dan ovum bertemu, IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam
alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi. Tipe Multiload dapat
dipakai sampai 4 tahun,Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun, Cu
T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita
pada tahun pertama pemakaian.
Untuk IUD mirena yang berisiobat hormonal seperti levonorgestral aktif secara
bertahap. Laju pelepasan bahan aktif awalnya 20 mg per hari, dan secara bertahap
dikurangi sampai 10 mikrogram perhari selama lima tahun. Setelah mencapai sirkulasi
sistemik, levonorgestral diikat oleh protein serum plasma darah sebanyak 40-60% dari
komponen aktifnya, dan 42-62% dari komponen aktif- khusus selekif pembawa hormon
SHBG. Sekitar 1-2% dari dosis akan bebas di sirkulasi darah. Setelah IUD mirena
terpasang di dalam Rahim levonorgestral ditemukan di plasma setelah 1 jam dan
mencapai konsentrasi maksimum setelah 2 minggu. Levonorgestral akan dimetabolis
memelibatkan enzim isoenzim CYP3A4 dan terkonjugasi menjadi 3 alpha dan 5 beta
tetragidrolovenorgestral, dan kemudian dikeluarkan melalui usus dan ginjal. Sedangkan
IUD mirena yang berisi hormon progesterone atau progestin mulai bekerja 7 hari setelah
pemasangan untuk, dan tetap efektif selama 5 sampai 7 tahun.
Kesimpulan
IUD
Mirena IUD
Andalan IUD
Nova T380
Perjalanan obat intrauterus yaitu padaI UD yang berisi obat hormone
levonorgestral aktif secara bertahap. Setelah mencapai sirkulasi sistemik,
levonorgestral di ikat oleh protein serum plasma darah sebanyak 40-60% dari
komponen aktifnya dans ekitar 1-2% dari dosis akan bebas di sirkulasi darah.
Setelah IUD terpasang di dalam rahim, hormone levonorgestral ditemukan di
plasma setelah 1 jam dan mencapai konsentrasi maksimum setelah 2 minggu.
Kemudian akan dimetabolisme setelah itu dikeluarkan melalui usus dan ginjal.
Faktor - faktor yang mempengaruhi perjalanan obat yaitu :
Faktor Biologi
Faktor Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD Pada Peserta
KBNon IUDDi Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
Krisnadi, S. 2002. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Intra Uterine Device). Jakarta: PT Bina
Pustaka.
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf
http://eprints.ums.ac.id/26180/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf