PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maag (gastristis) adalah proses pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung. Secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel
radang pada daerah tersebut. aag merupakan salah satu penyakit yang paling
banyak dijumpai di klinik penyakit dalam pada umumnya.
Sakit maag sering terjadi di akibatkan karena pola hidup yang kurang
baik. Karena berbagai kesibukan atau rutinitas yang biasa kita kerjakan tiap
hari kadang membuat kita terlambat untuk makan, sehingga kemungkinan
sakit maag itu akan datang tanpa kita sadari. Pola hidup ini sering kita alami
tanpa memperhatikan kesehatan yang pada diri kita, apalagi kita lebih
mementingkan pekerjaan daripada kesehatan kita sendiri, pekerjaan yang
menumpuk akhirnya menimbulkan stress.
Kadang kita menganggap remeh penyakit maag, Penyakit maag pada
awalnya dipicu oleh sakit pada lambung padahal penyakit maag ini apabila
kita tidak ditangani dengan tepat bisa saja menganggu tubuh secara
keseluruhan apalagi kalau penyakit apalagi kalau sakit yang diderita pada
lambung sudah tergolong kronis.
Sekarang kita terlebih dahulu tahu gejala penyakit maag itu
bagaimana. Sakit maag dan radang lambung itu terjadi karena adanya iritasi
atau luka yang berada dilapisan mukosa lambung. Dan ini menyebabkan
dinding pada lambung menjadi bengkak dan merah, bahkan berdarah. Luka
ini bisa saja menjalar sampai ke usus dua belas jari. Yang menyebabkan ini
semua karena berlebihan dalam produksi asam lambung sehingga
menyebabkan nyeri dan mual bagi yang penderitanya. Penyakit maag dapat
menyerang siapa saja dan penyakit ini sewaktu-waktu akan kambuh kembali
jika si penderita melakukan pola hidup/makan yang salah sehingga dapat
memicu terjadinya luka pada lambung.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Patofisiologi
1. Faktor Asam Lambung
Difusi BalikH+
Bahanirintanakan menimbulkan defekmukosa barrier dan terjad
idifusi balik ion H+. Histamin merangsang untuk lebih banyak
mengeluarkan asam lambung, timbul dilatasi dan peningkatan
permeabilitas pembuluh kapiler, kerusakan mukosa lambung, sehingga
menimbulkan gastritis akut/kronik.
Plasma membrane epitel lambung terdiri dari lapisan-lapisan lipid
bersifat pendukung mukosa barrier. Dalam factor asam lambung termasuk
factor genetic, yaitu seseorang mempunyai massasel parietal yang besar.
Tukak gaster yang letaknya dekat pylorus atau dijumpa ibersama dengan
tukak duodenum biasanya disertai hipersekresiasam, sedangkan
bilalokasinya pada tempat lain di lambung biasanya disertai
hiposekresiasam.
2. Disfungsi Pilorik
Refluks Empedu :
Bila mekanisme penutupan sfingter terputus tidak baik, artinya tidak
cukup berespon terhadap rangsangan sekretin atau kolesistokinin, akan
terjadi refluks empedu dari duodenum keantrum lambung, sehingga terjadi
defekmukosa berier yang menimbulkan difusi balik ion H+.
Jenis Sakit Maag dan Obat Maag-nya Kondisi yang timbul mendadak atau
sakit mag (akut) umumnya berlangsung singkat. Sedangkan gejala atau kondisi
yang kadang timbul secara menahun (kronis), di mana tidak diketahui secara
pasti dengan jelas penyebabnya.
Penyakit grastritis yang kronis dapat dimulai dengan adanya infeksi suatu
bakteri yang disebut dengan helicobacter pylori, sehingga mengganggu
pertahanan dinding mukosa. Gejala-gejalanya seperti hilangnya nafsu makan,
rasa kenyang, nyeri ulu hati yang samar- samar, mual dan muntah. Secara garis
besar, pembagian grastritis dibagi menjadi 2 bagian :
1. Grastritis akut
Grastritis akut adalah inflamasi akut dari lambung, biasanya
terbatas pada muklosa. Dan secara garis besar grastritis akut dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu grastritis eksogen akut dan grastritis endogen
akut. Karena bahan kimia, oleh termis, mekanis iritasi bakterial adalah
faktor-faktor penyebab yang biasanya terjadi pada grastritis eksogen akut.
Sedangkan yang terjadi karena kelainan tubuh adalah penyebab dari
grastritis endogen akut.
Grastritis akut dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Salah
satu grastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit
yang berat adalah grastritis erosif atau grastritis hemoragik. Adapun
gejala-gejala klinis yang sering menimbulkan grastritits erosif adalah
trauma yang luas, gagal ginjal, oprasi besar, luka bakar yang meluas,
trauma kepala, dan septikemia. Sedangkan penyebab lain adalah berasal
dari obat-obatan, misalnya aspirin dan obat anti inflamasi non-steroid.
Faktor-faktor yang menyebabkan grastritis erosif adalah :
•Iskemia pada mukosagaster
•Faktor pepsin
•Refluks empedu dan
•Cairan pankreas Gambaran klinis grastritis akut erosif sangat berfariasi,
mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai dengan yang berat yang
dapat menimbulkan kematian.
Sebagian kasus rata-rata yang dialami merupakan gejala yang
ringan bahkan asimtomatis. Keluhan yang sering dirasakan seperti nyeri
timbul pada ulu hati, kadang-kadang disertai mual dan muntah. Perdarahan
saluran cerna sering merupakan satu-satunya gejala. Pada kasus yang
sangat berat, gejala yang paling dirasakan adalah hematemesis dan melena
yang terjadi sangat hebat dan sampai terjadi renjatan karena kehilangan
darah. Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan gastroduodenoskopi pada
grastritis akut erosif pada setiap pasien dengan keadaan klinis yang berat
atau pengguna aspirin atau obat anti-inflamasi non-steroid.
Pemeriksaan radiologi dengan kontras tidak memberikan manfaat
yang berarti dalam menegakan diagnosis akut. Bagi pengguna aspirin,
pencegahan terbaik adalah dengan misoprostol. Namun sebaiknya
pengobatan meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko
tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari, dan menghentikan
obat yang dapat menjadi kausa dan pengobatan suportif.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan antasida atau
antagonis H 2 sehingga dicapai pH lambung 4. sebagian kecil pasien perlu
dilakukan tindakan yang bersifat invasif untuk menghentikan perdarahan
yang mengancam jiwa, contohnya dengan endoskopi skleroterapi,
embolisasi arteri gastrika kiri, atau gastrektomi. Pemberian antasida,
antagonis H 2 dan sukralfat tetap dianjurkan walaupun efek terapeutiknya
masih diragukan.
2. Gastritis kronis
Lambung yang mungkin mengalami inflamasi kronis dari tipe
tertentu sehingga menyebabkan gastritis dari tipe yang spesifik disebut
gastritis kronisa. Terjadinya infiltrasi sel radang yang terjadi pada lamina
propria, daerah epitelial atau pada kedua daerah tersebut terutama terdiri
atas limfosit dan sel plasma disebut gastritis kronis. Infeksi kuman
Helicobacter pylori yang juga merupakan penyebab gastritis yang
termasuk dalam kelompok gastritis kronis.
Peningkatan aktifitas gastritis kronis ditandai dengan kehadiran
granulosit netrofil pada daerah tersebut. Klasifikasi yang sering digunakan
adalah :
a. Apabila sebukan sel radang kronis terbatas pada lamina propia mukosa
superfisialis dan adema yang memisahkan kelenjar-kelenjar mukosa,
sedangkan sel-sel kelenjar tetap utuh disebut gastritis kronis
superfisialis.
b. Terjadinya perubahan histopatogik kelenjar mukosa lambung menjadi
kelenjar mukosa usus halus yang mengandung sel goblet adalah
metaplasia intestinalis. Perubahan tersebut dapat terjadi hampir pada
seluruh segmen lambung, tetapi dapat pula hanya merupakan bercak-
bercak pada bagian beberapa lambung.
c. Apabila sel-sel radang kronis menyebar lebih dalam disertai distorsi
dan destruksi sel-sel kelenjar yang lebih nyata disebut gastritis kronis
atrofik.
d. Pada saat struktur kelejar-kelenjar menghilangdan terpisah satu sama
lain secara nyata dengan jaringan mengikat, sedangkan sebukan sel-
sel radang juga menurun, atrofi lambung dianggap merupakan stadium
akhir gastritis kronis. Dan mukosa menjadi sangat tipis, sehingga
dapat menerangkan mengapa pembuluh darah menjadi terlihat pada
saat pemeriksaan endoskopi.
E. Pengobatan Rasional
Memperbaiki pola makan memberi kontribusi penyembuhan penyakit
maag yang sangat baik. Makanan yang mudah dicerna, nasi lembut, banyak
makan makanan berserat dan tidak merangsang atau tidak terlalu pedas
adalah salah satu pola yang baik dalam penyembuhan sakit maag. Hindari
stres, karena stres menyebabkan asam lambung meningkat sehingga terjadilah
penyakit maag.
Tujuan penanganan penyakit maag yaitu menghilangkan nyeri tukak,
mengobati tukak, mencegah kambuh kembali dan mengurangi terjadinya
komplikasi yang lebih serius. Jika melalui pemeriksaan dalam lambung
pasien ditemukan adanya bakteri, maka perlu diberikan suatu antibiotik. Obat
– obat yang diberikan dikelompokkan berdasarkan mekanisme kerjanya :
Omeprazol ( 20 mg – kapsul )
oIndikasi :Mengobati Tukak Duodenum, penyakit refluks
gastroesofagus, dan tukak lambung
Ranitidine ( 250 mg – tablet )
oIndikasi : Tukak lambung dan duadenum, tukak pasca oprasi,
esofagitis erosif, refluks esofagitis, keadaan hipersekresi patologis
Antasida
oIndikasi : meredakan gejala-gejala hiperasiditas, seperti tukak
peptik dan duadenal, peny refluks gastro esofagus dan hipersekresi
patalogis dari asam lambung
Metronidazole
oIndikasi : Trikomoniasis, disentri amuba akut, abses hati karena
amuba, infeksi bakteri anaerob
G. Info yang tepat
Pengobatan meliputi :
Suyono, Slamet, 2001, Buku Ajar Penyakit Dari jilid II, Balai Penerbit FKUI :
Jakarta