Anda di halaman 1dari 21

Modul diferensial L024 E

Kegiatan Belajar
Konsep Turunan

I. Tujuan Kegiatan Belajar


Setelah selesai kegiatan belajar mengajar diaharapkan siswa dapat:
1. Menentukan kecepatan rata-rata suatu benda yang bergerak.
2. Menentukan kecepatan sesaat suatu benda yang bergerak dengan
menggunakan konsep limit.
3. Menggunakan konsep limit untuk merumuskan pengertian turunan.
4. Menjelaskan pengertian turunan suatu fungsi sebagai laju perubahan
fungsi.
5. Menghitung turunan fungsi aljabar dengan menggunakan aturan
turunan.
6. Menurunkan sifat-sifat turunan dengan menggunakan konsep limit.
7. Menentukan turunan suatu fungsi aljabar
8. Menetukan turunan suatu fungsi trigonometri.
9. Menentukan turunan fungsi dengan menggunakan atuuran rantai.

II.Materi Kegiatan Belajar

KALKULUS DIFERENSIAL
(TURUNAN)
Anda tentunya tidak asing dengan kendaraan bermotor bukan?.
Hampir setiap hari kita menggunakan teknologi trasportasi yang satu ini.
Baik itu sepeda, sepeda motor maupun mobil. Bahkan mungkin saja
kendaraan itu bukan lagi menjadi barang mewah, tetapi malah sudah
menjadi kebutuhan pokok buat kita. Sepeda motor misalnya, sebagian
dari kita menggunakannya untuk sampai ke sekolah. Bahkan jarak
puluhan kilometer hanya dapat di tempuh dalam beberapa menit saja.
Masih ingatkah Anda dalam pelajaran Fisika tentang kecepatan
dan percepatan?
Ketika seseorang bertanya” kenapa Anda terlambat? Atau Kenapa
Anda sudah sampai secepat ini?” Maka mungkin anda akan menjawab
kalau Anda melajukan kendaraannya dengan kecepatan 60km/jam.
Pertanyaannya adalah apakah kecepatan 60km/jam, tersebut
merupakan kecepatan yang mutlak dan selalu tetap?
Pernah Anda memperhatikan jarum spedometer pada kendaraan
bermotor anda dengan seksama? Jika kita mengatakan kecepatan

SMKN 1 SOLOK Page 1


Modul diferensial L024 E

kendaraan kita adalah 60km/jam, maka apakah jarum spedometer selalu


menunjukkan angka 60?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, dan sebelum kita masuk pada
turunan fungsi aljabar lebih lanjut, marilah kita pelajari masalah berikut.

A. Laju Perubahan Sebagai Pengantar Konsep turunan

1. Laju Perubahan Jarak Terhadap Waktu

Jika suatu benda bergerak dengan kecepatan tetap 40 m/detik, maka jarak
yang ditempuh setiap saat merupakan fungsi dari waktu, yang dinyatakan
dengan notasi:
s adalah f : t → f(t), atau
s = f(t) = 40t
Artinya setiap nilai t yang diberikan maka akan menghasilkan sebuah nilai
s yang merupakan harga dari fungsi s tersebut.
Misalnya: Jika t = 1 maka s = f(1) = 40 . 1 = 40
Jika t = 5 maka s = f(5) = 40 . 5 = 200
Kecepatan adalah jarak dibagi dengan waktu.
Di rumuskan sebagai:
s
v
t
Keterangan: v = kecepatan
S = jarak
t = waktu

a. Kecepatan Rata-rata

Kecepatan rata-rata adalah kecepatan yang ditempuh suatu benda atau


partikel dalam selang waktu tertentu, atau dengan kata lain kecepatan rata-
rata perubahan jarak dibagi perubahan waktu

s s 2  s1 f (t 2 )  f (t1 )
v  
t t 2  t1 t 2 _ t1

∆s dibaca delta s = perubahan jarak. ∆s = s2 – s1


∆t dibaca delta t = perubahan waktu ∆t = t2 – t1

SMKN 1 SOLOK Page 2


Modul diferensial L024 E

Contoh 1.
Suatu benda bergerak dengan persamaan s = 50t2 (s dalam meter dan t
dalam detik)
a. Hitunglah kecepatan rata-rata pada t1 = 1 sampai t2 = 3
b. Hitunglah kecepatan rata-rata pada t1 = t sampai t2 = t + h
Penyelesaian:
s = 50t2 maka f(t) = 50t2
a. Pada t1 = 1 maka s1 = f(1) = 50 . 12 = 50
Pada t2 = 3 maka s2 = f(3) = 50 . 32 - 3 -= 450
Jadi:
s s 2  s1 450  50 400
v = t
= t t = 3 1
= 2
= 200 m /
2 1

det
b. Pada t1 = t maka s1 = f(t) = 50 . t2
Pada t2 = t + h maka s2 = f(t + h) = 50 . (t + h)2
= 50 (t2 + 2th + h2)
= 50 t2 + 100th + 50h2
Jadi:
s s 2  s1
v = t
= t t
2 1

(50t 2  100th  50h 2 )  (50t 2 )


= (t  h)  t
100th  50h 2
=
h
= 100t + 50h

b. Kecepatan sesaat

Kecepatan sesaat adalah kecepatan yang ditempuh suatu benda atau


partikel pada waktu atau saat-saat tertentu.

Jika suatu benda bergerak dengan persamaan s = f(t) maka kecepatan rata-
rata benda pada saat t1 = t detik sampai t2 = t + h adalah:
f (t  h)  f (t ) f (t  h)  f (t )
v = (t  h)  t
=
h
Jika h semakin kecil atau mendehati nol, maka kecepatan rata-ratanya
disebut dengan kecepatan sesaat atau laju perubahan. Dinyatakan dengan:
f (t  h)  f (t )
v = lim
h 0
h

SMKN 1 SOLOK Page 3


Modul diferensial L024 E

Contoh 2
Suatu benda bergerak dengan persamaan lintasan s = (t 2 + 5t) m. Tentukan
kecepatan sesaat pada t = 2.
Penyelesaian:
s = (t2 + 5t)

f (t  h)  f (t )
v = lim
h 0
h

f ( 2  h)  f (2)
= lim
h 0 ( 2  h)  2
[(2  h) 2  5( 2  h)]  [ 2 2  5.2]
= lim
h 0
h
lim [4  4h  h  10  5h]  [4  10]
2
= h 0
h
lim 9h  h
2
= h 0
h
= lim
h 0 9 +h
= 9+0
= 9

Contoh 3
Sebuah mobil bergerak dengan persamaan gerak s = 4t 2 + t (s dalam
meter dan t dalam detik).
a. hitunglah kecepatan rata-rata mobil dalam selang waktu dari t = 4
sampai t = 6
b. Hitunglah kecepatan mobil setelah bergerak 4 detik dari saat
berangkat.
Penyelesaian:
s = 4t2 + t berarti f(t) = 4t2 + t

f (t 2 )  f (t1 )
a. v = t 2  t1
f ( 6)  f ( 4)
=
64
[4(6) 2  6]  [4(4) 2  4]
=
2

SMKN 1 SOLOK Page 4


Modul diferensial L024 E

150  68
= 2
= 41
f (t  h)  f (t )
b. v = lim
h 0
h

f (4  h)  f ( 4)
= lim
h 0 ( 4  h)  4
[4(4  h) 2  (4  h)]  [4.4 2  .4]
= lim
h 0
h
lim [ 64  32 h  4 h 2
 4  h]  [64  4]
= h 0
h
lim 33h  4h
2
= h 0
h
= lim
h 0 33 + 4h
= 33 + 4 . 0
= 33

SOAL 1

1. Suatu benda bergerak dengan persamaan lintasan s = t2 (s


dalm meter dan t dalam detik), sehingga f(t) = t2
Hitunglah lecepatan rata-rata dalam selang waktu dari:
a. t = 2 sampai t = 2,5
b. t = 2 sampai t = 2 + h
2. Suatu benda bergerak sesuai dengan persamaan gerak
s = 2t2 + t, hitunglah:
a. Kecepatan rata-rata dari 4 detik sampai 4,5 detik
b. Kecepatan rata-rata dari 4 detik sampai 6 detik
c. Kecepatan setelah 4 detik saat benda mulai bergerak.

2. Laju Perubahan Nilai fungsi f : x → f(x)

Jika suatu fungsi dinyatakan dengan y = f(x) maka laju perubahan


nilai fungsi dinyatakan dengan:

SMKN 1 SOLOK Page 5


Modul diferensial L024 E

lim f ( x  h)  f ( x )
h 0
h
Laju perubahan nilai fungsi ini disebut dengan turunan pertama
fungsi yang dilambangkan dengan: “ f’(x) “ (dibaca: f aksen x).
Jadi:

f ( x  h)  f ( x )
f’(x) = lim
h 0
h

Proses mencari f’(x) disebut dengan pendiferensialan atau turunan


atau laju perubahan nilai fungsi f(x) terhadap variabel x.
Dengan kata lain turunan suatu fungsi merupakan laju perubahan nilai
fungsi tersebut terhadap perubahan variabelnya.

Contoh 4

Carilah laju Perubahan nilai fungsi dari f(x) = x2 - 3x


Penyelesaian:
f ( x  h)  f ( x )
f’(x) = lim
h 0
h
[( x  h) 2  3( x  h)]  [ x 2  3 x]
= lim
h 0
h
[( x  2 xh  h )  (3 x  3h)]  [ x 2  3 x]
2 2
= lim
h 0
h
2 xh  3h  h 2
= lim
h 0
h
= lim
h 0 2x – 3 + h
= 2x – 3 + 0
= 2x – 3

SOAL 2
1. Carilah laju perubahan nilai fungsi f(x) dengan
f ( x  h)  f ( x )
mengunakan rumus lim
h 0 dari fungsi-
h
fungsi berikut !

a. f(x) = x2 – 3 d. f(x) = 2x2 – 5x


b. f(x) = 3x + 5 e. f(x) = 2x2
SMKN 1 SOLOK Page 6
c. f(x) = 3x + 5 f. f(x) = x2 + x – 2
Modul diferensial L024 E

3. Laju perubahan Nilai fungsi f(x) pada x = a


Jika suatu fungsi dinyatakan dengan y = f(x) maka laju perubahan nilai
fungsi dinyatakan dengan:
f ( x  h)  f ( x )
f’(x) = lim
h 0
h
Sedangkan laju perubahan f pada x = a dapat dinyatakan sebagai:
f (a  h)  f (a )
f’(x) = lim
h 0
h
limit ini disebut dengan turunan f(x) di x = a

Contoh 5
Carilah turunan fugsi f yang dinyatakan dengan f(x) = 2x + 3 pada x = 5
Penyelesaian:
f ( x  h)  f ( x )
f’(x) = lim
h 0
h
f (5  h)  f (5)
f’(x) = lim
h 0
h
[2(5  h)  3]  [2.5  3]
= lim
h 0
h

10  2h  3  13 2h
= lim
h 0
h
= lim
h 0
h
2

B. Turunan Fungsi Aljabar


1. Pengertian Fungsi Turunan.
Definisi:

SMKN 1 SOLOK Page 7


Modul diferensial L024 E

Turunan suatu fungsi f(x) di x = a dinyatakan dengan f’(a)


adalah perubahan fungsi f(x) terhadap variable x dan
dirumuskan sebagai:
f (a  h)  f (a )
f’(x) = lim
h 0
h

2. Notasi Turunan
Terdapat beberapa bentuk lambang yang menyatakan turunan suatu
fungsi y = f(x) yaitu:
df ( x ) dy
y’ atau f’(x). atau atau dx
dx

3. Teorema-teorema Turunan
a. Teorema 1: Aturan turunan konstanta
Jika f(x) = k maka f’(x) = 0, k adalah konstanta

b. Teorema 2: Turunan Fungsi Identitas


Jika f(x) = x maka f’(x) = 1
Teorema ini dapat diperumum menjadi:
Jika f(x) = ax maka f’(x) = a

c. Teorema 3: aturan perkalian dengan konstanta


Jika f(x) = c . U(x) maka f’(x) = c . U’(x)

Contoh 7
a. Jika f(x) = 3x maka f’(x) = 3
b. Jika f(x) = -5x maka f’(x) = -5
c. Jika f(x) = 100x maka f’(x) = 100

d. Teorema 4: Turunan Fungsi Pangkat

Jika f(x) = xn maka f’(x) = n x n - 1

Aturan Pangkat yang diperumum

Jika f(x) = a xn maka f’(x) = n.a x n - 1


Contoh 8
a. Jika f(x) = x4 maka , f’(x) = 4.x4 – 1 = 4x3
b. Jika f(x) = x – 3 maka, f’(x) = - 3 x -3 – 1 = - 3 x – 4
c. Jika f(x) = 5x3 maka, f’(x) = 2.5x3 - 1 = 10 x 2

SMKN 1 SOLOK Page 8


Modul diferensial L024 E

3 1
3 3 1 9
d. Jika f(x) = 3x 2 maka, f’(x) = .3.x 2 = x2
2 2

e. Teorema 5 : Aturan Penjumlahan dan Selisih Dua Fungsi atau lebih

Jika y = u(x) ± v(x) ± w(x) maka


y’ = u’(x) ± v’(x) ± w’(x)

Contoh 9

a. Jika y = 3x4 + 5x2 + 8 → y’ = 4.3 x4 – 1 + 2.5x2 – 1 + 0


= 12 x3 + 10 x

b. Jika y = 4x3 + 2x2 + 3x → y’ = 3.4x3-1+2.2x2-1+3x1-1


= 12x2 + 4x + 3

c. Jika y = 4x2 – 6x maka y’ = 2.4x2-1 – 6 x1-1


= 8x – 6

d. Jika y = 6x3 – 5x2 -7x maka y’ = 18x2 -10x - 7

f. Teorema 6: Aturan Hasil Kali

Jika y = f(x) = u(x) v(x), di mana turunan dari u(x) adalah u'(x) dan
turunan dari v(x) adalah v'(x), maka turunan dari f(x) adalah f (x) =
u'(x) v(x) + u(x) v'(x).
Atau:
Jika U(x) dan V(x) masing-masing fungsi x, dan U'(x) turunan dari
U(x) dan V'(x) turunan dari V(x) maka berlaku:
Jika y = uv, maka y' = u' v + u v'

Contoh 10

Carilah dy/dx jika:


a. y = x(5x + 3) c. y = (2x + 1)(x – 5)
b. y = 3(2x + 1) x2 d. y = (x2– 7)(2x – 3)

Penyelesaian

SMKN 1 SOLOK Page 9


Modul diferensial L024 E

a. y = x(5x + 3)

Cara 1: y = x (5x + 3)

y = 5x2 + 3x; maka y' = 2. 5x2-1 + 3 x1-1


= 10x 1 + 3x0
y' = 10x + 3
atau dy/ dx = 10x + 3

Cara 2: y = x (5x + 3)
misal: u = x ; maka: u' = 1
v = 5x + 3; maka:v' = 5 + 0 = 5

sehingga: y = x (5x + 3)
menjadi : y = uv, maka y' = u' v + u v'
= 1 (5x + 3) + x (5)
= 5x + 3 + 5x
= 10x + 3
atau dy/dx = 10x + 3

b. y = 3(2x + 1) x2
Cara 1: y = 3 (2x + 1) x2
y = 6x3 + 3x2, maka , y' = 3.6x3-1 + 2.3 x2-1
= 18x2 + 6x
Cara 2: y = 3(2x + 1) x2
= (2x + 1) 3x2
misal: u = 2x + 1 maka,  u' = 2
v = 3x2 maka,  v' = 2.3 x2-1 = 6x

sehingga: y = 3 (2x + 1) x2
menjadi : y = uv, maka
y' = u' v + u v'
=3.2x2 + (2x + 1) 6x
= 6x2+ 12x2 + 6x
= 18x2 + 6x
atau : dy/dx = 18x2 + 6x

c. y = (2x + 1) (x – 5)

SMKN 1 SOLOK Page 10


Modul diferensial L024 E

misal: u = 2x + 1 maka u'= 2


v=x–5 maka  v' = 1
sehingga: y = (2x + 1) (x – 5)
menjadi : y = uv, maka
y' = u' v + u v'
= 2(x – 5) + (2x + 1)1
= 2x – 10 + 2x + 1
= 4x – 9
atau dy/dx = 4x – 9

d. y = (x2 – 7)(2x – 3)
misal: u = x2 + 7 maka u' = 2x
v = 2x – 3 maka v' = 2
2
sehingga: y = (x – 7)(2x – 3)
menjadi : y = u v, maka
y' = u' v + u v'
= 2x (2x – 3) + (x2+ 7)2
= 4x2 – 6x + 2x2 + 14
= 6x2 – 6x + 14
SOAL 3
atau : dy/dx = 6x2 – 6x + 14
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Carilah turunan pertama dari:
a. y = 3x5 – 12x3 + 5x
b. y = 2x – 5x2 + 7x5
1
c. y   5x
x3
2x5  x3  4
d. y 
x3
2
e. y  x  2
3x
2. Dengan menggunakan aturan hasil kali tentukan turunan
pertama dari:
a. y = (x3 + 2) (2x – 7)
b. y = (3x + 4) (5x2 – 2)
c. y = (5x + 2) (x2 – 3)
d. y = 4x3(2x2 + 3x – 3)

3. Carilah turunan fungsi-fungsi di bawah ini, kemudian


carilah nilai fungsi turunan itu untuk nilai x yang
diberikan.
a. y = x3 – 5x2 + 3x + 4, untuk x = 2
SMKN 1 SOLOK b. y = (2x + 5) (3x – 2), untuk x = –1 Page 11
c. y = (3x2 + 2)3, untuk x = 2
Modul diferensial L024 E

g. Teorema 7: Aturan Hasil Bagi

Jika U(x) dan V(x) masing-masing fungsi x, dan U'(x) turunan dari
U(x) dan V'(x) turunan dari V(x) maka berlaku:
u u' v  v ,u
y maka y' 
v v2

Contoh 11.
Tentukan turunan dari fungsi berikut:
2x  5
a. y
x6
x5
b. y
3x  2
2  x2
c. y 
3x 2  2
x2  2x  5
d. y
2x  5

SMKN 1 SOLOK Page 12


Modul diferensial L024 E

Penyelesaian:
2x  5
a. y
x6
Misalkan: u = 2x +5, u’= 2
v = x + 6, v’= 1
2x  5
sehingga: y
x6
u
menjadi : y maka:
v
u ' v  v' u
y' 
v2

2( x  6)  1(2 x  5)
y' 
( x  6) 2
2 x  12  2 x  5

( x  6) 2
7

( x  6) 2
x5
b. y
3x  2
Misalkan: u = x - 5, u’= 1
v = 3x + 2, v’= 3
x5
sehingga: y  3x  2
u
menjadi : y
v
maka:
u ' v  v' u
y' 
v2
(3 x  2)  3( x  2)
y' 
(3 x  2) 2
3 x  2  3x  6

(3x  2) 2
8

(3 x  2) 2
2  x2
c. y
3x 2  2

Misalkan: u = 2 – x2 , u’= - 2x
v = 3x2 - 2, v’= 6x
2  x2
sehingga: y
3x 2  2

SMKN 1 SOLOK Page 13


Modul diferensial L024 E

u
menjadi : y
v
maka:
u ' v  v' u
y' 
v2
 2 x (3 x 2  2)  6 x(2  x 2 )
y' 
(3 x 2  2) 2
 6 x 3  4 x  12 x 2  6 x 3

(3 x 2  2) 2
4 x  12 x 2

(3 x  2) 2

x2  2x  5
d. y
2x  5
Misalkan: u = x2 – 2x +5 , u’= 2x – 2
v = 2x + 5, v’= 2
x2  2x  5
sehingga: y
2x  5
u
menjadi : y
v
maka:
u ' v  v' u
y' 
v2

(2 x  2)(2 x  5)  2( x 2  2 x  5)
y' 
(2 x  5) 2

4 x 2  10 x  4 x  10  2 x 2  4 x  10

( 2 x  5) 2

2 x 2  10 x  20

(2 x  5) 2

h. Teorema 8: Turuman Fungsi Komposisi dan Aturan Rantai

Jika kita hendak menetukan turunan dari y = (2x – 5)2, maka cara
pertama adalah kita mungkin harus menjabarkan (2x – 5)2 menjadi
y = 4x2 – 20x + 25 kemudian menurunkannya satu persatu.

Tetapi bagaimana jika fungsi tersebut mempunyai pangkat yang lebih


komplek misalnya fungsi y =(2x – 5)15?
Kita tentunya tidak dapat menguraikan pangkat 15 dari fungsi
tersebut dengan mudah dan cepat seperti pangkat 2 diatas .
SMKN 1 SOLOK Page 14
Modul diferensial L024 E

Untuk itu terdapat teknik yang erat hubungannya dengan fungsi-


fungsi majemuk.
Untuk lebih jelasnya, pelajarilah uraian berikut.

Jika y = f o g sedemikian hingga y = f(g(x)) di mana f dan g adalah


fungsi-fungsi yang mempunyai turunan, maka y juga mempunyai turunan
sehingga:
y' = f (g(x)) . g'(x)
Dalam bentuk lain dapat diuraikan sebagai berikut.
dz dy
Misalkan z = g(x) maka  g ' ( x) dan f’(g(x)) = f’(z) =
dx dz
Sehingga y' = f (g(x)) . g'(x)
dy dy dz
 .
dx dz dx
Atau secara umum dapat dinyatakan dengan substitusi umum
sebagai berikut:

Jika u = f(x) , u’ = f’(x) dan y = un maka y’ = n.un-1 u’

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal berikut ini.

Contoh 12
Tentukan turunan pertama dari y = (2x2 + 4x − 3)10
. Penyelesaian
dy
Mentukan turunan berati kita mencari y' 
dx
dz
Misal: z = 2x2 + 4x – 3 maka,  4x + 4
dx
Sehingga: y = (2x2 + 4x − 3)10
dy
Menjadi: y = z10 maka  10z9
dz
Sehingga menurut aturan rantai berlaku:
dy dy dz
 .
dx dz dx
= 10z9 . (4x + 4)
= 10(2x2 + 4x – 3)9 . (4x + 4)
= (40x + 40) (2x2 + 4x – 3)9
Contoh 13
Carilah turunan pertama dari:
a. y = (x3 – 3x)2

SMKN 1 SOLOK Page 15


Modul diferensial L024 E

b. y = (2 + 5x2)5
Penyelesaian
Kita juga bisa menggunakan rumus substitusi umum
a. y = (x3 – 3x)2
mi sal : u = x3 – 3x makau' = 3x2 – 3
dan : y = (x3 – 3x)2
menjadi : y = u2,
sehingga jika : y = un maka y' = nun – 1 u'

jika y = u2, maka y’ = 2u2-1 . u’


= 2(x3 – 3x)2 – 1 (3x2 – 3)
= 2(x3 – 3x) (3x2 – 3)
= 2(3x5 – 3x3 – 9x3 + 9x)
= 2(3x5 – 12x3 + 9x)
= 6x5 – 24x3 + 18x
b. y = (2 + 5x2)5
mi sal : u = 2 + 5x2 makau' = 10x
dan : y = (2 + 5x2)5
menjadi : y = u5,
sehingga jika : y = un maka y' = nun – 1 u'

jika y = u5, maka y’ = 5u5-1 . u’


= 5(2 + 5x2)5 – 1 10x
= 50x(2 + 5x2)4
Kesimpulan :

Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:

Jika u dan v masing-masing fungsi x, u' turunan dari u dan v'


turunan dari v dan k bilangan konstan maka berlaku sebagai
berikut:

 `y = u ± v, maka y' = u' ± v'


 `y = k u, maka y' = k u'
 `y = u v, maka y' = u'v + uv'
u u' v  v ,u
 `y
v
maka y' 
v2
 `y = un, maka y' = nun – 1 u'

SMKN 1 SOLOK Page 16


Modul diferensial L024 E

SOAL 4
1. Tentukan turunan hasil bagi berikut:

5x  3
a. y
2x  2
2x2  5
b. y
6x  2
7 x  5x 2
c. y
5x  2
x3  x2
d. y
3x 2  2
( 2 x 3  5) 2
e. y
3x  2
2. Dengan aturan rantai carilah turunan pertama dari:
fungsi berikut:
a. y = (2x + 3)3
b. y = (5x – 7)5
c. f(x) = (3x2 + 2)3, untuk x = 2
d. f(x) = (2x3 – 4x)4 , untuk x = - 3
e. y = 4x5 (3x2 + 1)3

III. Rangkuman.
1. Kecepatan rata-rata adalah kecepatan yang ditempuh suatu benda atau
partikel dalam selang waktu tertentu, atau dengan kata lain kecepatan
rata-rata perubahan jarak dibagi perubahan waktu

s s 2  s1 f (t 2 )  f (t1 )
v  
t t 2  t1 t 2 _ t1
2. Kecepatan sesaat adalah kecepatan yang ditempuh suatu benda atau
partikel pada waktu atau saat-saat tertentu.

SMKN 1 SOLOK Page 17


Modul diferensial L024 E

f (t  h)  f (t )
v = lim
h 0
h

3. Laju perubahan nilai fungsi ini disebut dengan turunan pertama dari
fungsi yang dilambangkan dengan: “ f’(x) “ (dibaca: f aksen x).
Jadi:

f ( x  h)  f ( x )
f’(x) = lim
h 0
h

Turunan suatu fungsi f(x) di x = a dinyatakan dengan f’(a)


adalah perubahan fungsi f(x) terhadap variable x dan
dirumuskan sebagai:
f (a  h)  f (a )
f’(x) = lim
h 0
h

4. Notasi Turunan
Terdapat beberapa bentuk lambang yang menyatakan turunan suatu
fungsi y = f(x) yaitu:
df ( x ) dy
y’ atau f’(x). atau atau dx
dx

5. Teorema-teorema Turunan
Teorema 1: Aturan turunan konstanta
Jika f(x) = k maka f’(x) = 0, k adalah konstanta

Teorema 2: Turunan Fungsi Identitas


Jika f(x) = x maka f’(x) = 1
Teorema ini dapat diperumum menjadi:
Jika f(x) = ax maka f’(x) = a

Teorema 3: aturan perkalian dengan konstanta


Jika f(x) = c . U(x) maka f’(x) = c . U’(x)

Teorema 4: Turunan Fungsi Pangkat

Jika f(x) = xn maka f’(x) = n x n - 1

SMKN 1 SOLOK Page 18


Modul diferensial L024 E

Jika f(x) = a xn maka f’(x) = n.a x n - 1

Teorema 5 : Aturan Penjumlahan dan Selisih Dua Fungsi atau


lebih

Jika y = u(x) ± v(x) ± w(x) maka


y’ = u’(x) ± v’(x) ± w’(x)

atau: `y = u ± v, maka y' = u' ± v'

Teorema 6: Aturan Hasil Kali

Jika y = f(x) = u(x) v(x), maka f ‘ (x) = u'(x) v(x) + u(x) v'(x).
Atau:
Jika y = uv, maka y' = u' v + u v'

Teorema 7: Aturan Hasil Bagi

Jika u = f(x) dan v=g(x) adalah fungsi yang mempunyai turunan


maka berlaku:
u u' v  v ,u
Jika y maka y' 
v v2

Teorema 7: Aturan Rantai

dy dy dz
Jika y = f(z) dan z = g(x) maka  .
dx dz dx
Atau, jika y = un, maka y' = nun – 1 u'

SMKN 1 SOLOK Page 19


Modul diferensial L024 E

IV. Tugas Belajar.

1. Sebuah benda bergerak sepanjang lintasan s = 2t2 – 6t + 1 , dengan s dalam


meter dan t dalam detik.
a. Tentukan kecepatan rata-rata benda pada selang waktu t= 3 sampai t = 7
detik
b. Tentukan kecepatan benda pada saat t = 2 detik dan t = 4 detik
c. Carilah nilai t pada saat kecepatan benda sama dengan nol

2. Dengan menggunakan definisi turunan , tentukan turunan dari fungsi fungsi


berikut:
2 1
a. f(x) = 3x + 7 e. y = 3
 2
x 3x
2( x  3x )
4
5
b. g(x) = x f. y = 3
 2
x 3x
3x  2 x x
4
c. f(t) = t3 g. f(x) =
x3
1 4 z 3  3 z 4  2
d. y= x
h. y =
4z z
3. Dengan menggunakan aturan turunan , tentukan turunan dari fungsi fungsi
berikut:
a. y = - 3x-5 + x6 g. y = (4x3 +2x)8
b. f(x) = 8x2 – 3x -2 h. y = (3x – 6)2 (2x +
3)3
c. f( x ) = 4x-3 – 5x-2 + 4x – 5 i. f( x ) = 6x4 ( 3x3 +
2x2 )3
2 x 2  3x  1 (2 x 2  3x) 3
d. f( x ) = j. y=
2 x  10 2 x  10
1 2t 3
e. y = (6x3 – 5) (x2 +2) k. y= 
t5 4t
2 x 3  3x
f. y= x l. y=
x x
c.

5. Diketahui f(x) = 2x3 – 5x2 + 6x – 7 . Tentukan nilai dari f’(- 1) – 2 f’(2).


4 3
6. Diketahui f ( x)  x  9 x  11  2. . Tentukan nilai p jika f”(p) = - 1.
3

SMKN 1 SOLOK Page 20


Modul diferensial L024 E

7. Diketahui f ( x)  2 x 3  nx 2  4 x  3,. dan f”(x) merupakan turunan kedua dari


f(x). Jika f’’(-1) = - 22, tentukan nilai n!

8. Tentukan turunan fungsi berikut dengan aturan yang tepat.


a. y = (3x + 4)5
b. y = (2x – 5 )4
c. y = (3x2 – 4x)3
d. y = 3x2 ( x2 – x)3
e. y = (3x2 +2)( x – 1)4
(2 x  5) 3
f. y
4x  1
( x  2) 3
g. y
( x  3)
( x 2  1) 3
h. y
( x  3)

9. Dengan menggunakan aturan turunan hasil bagi. Tentukan turunan fungsi


berikut:
2x  3
a. y
4x  1
3x  5
b. y
4  7x
x2  5
c. y
2x  3
x 2  5x  2
d. y
4x 2  7
2 x 2  3x  1
e. y 2
x  5x  3
***************selamat belajar**************

SMKN 1 SOLOK Page 21

Anda mungkin juga menyukai