Anda di halaman 1dari 7

KASUS-KASUS PADA METODE SIMPLEKS

1. Degeneracy
Terjadi jika pada kondisi feasibilitas terdapat rasio minimum yang sama atau kembar.
Jika hal tersebut terjadi, maka pemilihan leaving variable dilakukan secara
sembarang/acak. Akibat yang dimunculkan adalah adanya satu atau lebih variabel
basis akan sama dengan nol pada iterasi berikutnya. Pada saat terjadi degenerasi, tidak
ada suatu jaminan bahwa nilai fungsi tujuan akan diperbaiki. Dalam hal ini iterasi
metode simpleks untuk persoalan demikian akan memasuki suatu lingkungan tanpa
solusi optimal, persoalan tersebut disebut cycling.
Contoh :
FTmaksimasi = Z = 3 X1 + 9 X2
Kendala/pembatas :
X1 + 4 X2 ≤ 8
X1 + 2 X2 ≤ 4
X1 dan X2 ≥ 0
Tentukan nilai X1 dan X2

Penyelesaian :
Bentuk standar : FTmaksimasi = Z - 3 X1 + 9 X2 – 0S1 – 0S2
Kendala/ pembatas :
X1 + 4 X2 + 1S1 + 0S2 = 8
X1 + 2 X2 + 0S1 + 1S2 = 4
X1, X2, S1, S2 ≥ 0
Tabel awal :

EV
BASIS Z X1 X2 S1 S2 SOLUSI RASIO
Z 1 -3 9 0 0 0 -
S1 0 1 4 1 0 8 8/4 = 2 LV
S2 0 1 2 0 1 4 4/2 = 2 LV

Nilai rasionya sama, sehingga boleh memilih salah satu rasio yang nantinya ditetapkan
menjadi leaving variable. Jika yang ditetapkan sebagai LV adalah S2, maka akan terjadi
perpindahan dari EV (X2) ke LV (S2).
Z X1 X2 S1 S2 SOLUSI
X2 0 1/2 1 0 1/2 2

Perubahan ini juga dilakukan terhadap nilai Z dan S1. Perubahan dilakukan terutama
berkaitan dengan nilai yang terdapat pada EV, dimana nilainya harus menjadi 0.
a. Perubahan Z

basis Z X1 X2 S1 S2 solusi
Z lama 1 -3 -9 0 0 0
x2 (9) 0 9/2 9 0 9/2 18
Z baru 1 3/2 0 0 9/2 18

b. Perubahan S1

basis Z X1 X2 S1 S2 solusi
S1 lama 0 1 4 1 0 8
x2 (-4) 0 -2 -4 0 -2 -8
S1 baru 0 -1 0 1 -2 0

c. Iterasi 1

variabel basis variabel non-basis


basis Z X1 X2 S1 S2 solusi
Z 1 3/2 0 0 9/2 18
X1 0 -1 0 1 -2 0
X2 0 ½ 1 0 1/2 2

2. Temporary Degenerate Solution


Terjadi bila solusi pada iterasi pertama adalah degenerasi sedangkan solusi optimal
diberikan oleh iterasi kedua (dan selanjutnya) yang merupakan solusi nondegenerasi.
Contoh :
FTmaksimasi = Z = 3 X1 + 2 X2
Kendala/pembatas :
4 X1 + 3 X2 ≤ 12
4 X1 + X2 ≤ 8
4 X1 - X2 ≤ 8
X1 dan X2 ≥ 0
Tentukan nilai X1 dan X2

Penyelesaiaan :
Bentuk standar : FTmaksimasi = Z = 3 X1 + 2 X2 + 0S1 + 0S2 + 0S3 sehingga Z – 3
X1 – 2 X2 – 0S1 – 0S2 – 0S3 = 0
Kendala/ pembatas :
4 X1 + 3 X2 + 1S1 + 0S2 + 0S3 = 12
4 X1 + X2 + 0S1 + 1S2 + 0S3 = 8
4 X1 – X2 + 0S1 + 0S2 + 1S3 = 8
X1, X2, S1, S2, S3 ≥ 0

Tabel awal

EV
BASIS Z X1 X2 S1 S2 S3 SOLUSI RASIO
Z 1 3 -2 0 0 0 0  
12/4 =
S1 0 4 3 1 0 0 12 3
S2 0 4 1 0 1 0 8 8/4 = 2 LV
S3 0 4 -1 0 0 1 8 8/4 = 2

Nilai rasionya sama, sehingga boleh dipilih salah satu rasio yang nantinya ditetapkan
sebagai leaving variable. Jika yang ditetapkan sebagai LV adalah S2, maka akan
terjadi perpindahan dari EV (X2) ke LV (S2).

EV
BASIS Z X1 X2 S1 S2 S3 SOLUSI
X1 0 1 1/4 0 1/4 0 2

Perubahan ini juga dilakukan terhadap nilai Z dan S1. Perubahan dilakukan terutama
berkaitan dengan nilai yang terdapat pada EV (entering variable), dimana nilainya
harus menjadi 0.

a. Perubahan pada Z

BASIS Z X1 X2 S1 S2 S3 SOLUSI
Z lama 1 -3 -2 0 0 0 0
X1 (3) 0 3 3/4 0 ¾ 0 6
Z baru 1 0 -5/4 0 3/4 0 6
b. Perubahan pada S1

BASIS Z X1 X2 S1 S2 S3 SOLUSI
S1 lama 0 -4 3 1 0 0 12
X1 (-4) 0 4 -1 0 -1 0 -8
S1 baru 0 0 2 1 -1 0 4

c. Perubahan pada S3

BASIS Z X1 X2 S1 S2 S3 SOLUSI
S3 lama 0 -4 -1 0 0 1 8
S3 (-4) 0 -4 1 0 -1 0 -8
S3 baru 0 0 0 0 -1 1 0

d. Iterasi 1
Pada variabel basis masih ada nilai yang negatif, sehingga persoalan tersebut
belum optimal. Akibatnya adalah akan terjadi perubahan posisi/letak, dimana X2
(FV) akan menggantikan posisi S1 (LV). Pivot (pertemuan EV dan LV) harus
diubah menjadi angka 1, sehingga nilai dari X2 baru adalah

Z X1 X2 S1 S2 S3 SOLUSI
X2 0 0 1 1/2 -1/2  0 2

Perubahan ini juga dilakukan terhadap Z, X3, dan S3. Perubahan dilakukan
terutama berkaitan dengan nilai yang terdapat pada EV, dimana nilainya harus
menjadi 0.
a. Perubahan Z

BASIS Z X1 X2 S1 S2 S3 SOLUSI
Z lama 1 0  -5/4 0  3/4 0 6
X2 (5/4) 0 0  5/4 5/8   -5/8 0 10/4 
Z baru 1 0 0  5/8 1/8  0  7/2

b. Perubahan pada X1

BASIS Z X1 X2 S1 S2 S3 SOLUSI
X1 lama 0 1 1/4  0  1/4 0 2
X2 (5/4) 0 0  -1/4 -1/8   1/8 0  -1/2
X1 baru 0 1 0  -1/8 3/8  0  3/2
c. Perubahan pada S3

BASIS Z X1 X2 S1 S2 S3 SOLUSI
S3 lama 0 0 -2 0 -1 1 0
X2 (2) 0 0 2 10/8 2/8 0 4
S3 baru 0 0 0 10/8 -6/8 1 4

d. Iterasi 2

VARIABEL BASIS VARIABEL NON-BASIS


BASIS Z X1 X2 S1 S2 S3 SOLUSI
Z 1 0 0 5/8 1/8 0 17/2
X2 0 0 1 ½ -1/2 0 2
X1 0 1 0 -1/8 3/8 0 3/2
S3 0 0 0 10/8 -6/8 1 4

Solusi optimal tercapai saat Z = 17/2, X1 = 3/2, dan X2 = 2

3. Unbounded Solution
Secara umum, solusi unbounded terjadi jika pada suatu iterasi semua koefisien
pembatas yang ada pada variabel yang akan menjadi entering variable mempunyai
nilai negatif.
Contoh :
FTmaksima = Z = 2 X1 + 32
Kendala/pembatas :
X1 – X2 ≤ 10
2 X1 – X2 ≤ 40
X1, X2 ≥ 0
Tentukan nilai X1 dan X2

Penyelesaian
Bentuk standa : FTmaksimasi = Z – 2 X1 -3 X2 - 0S1 – 0S2
Kendala pembatas :
X1 – X2 + 1S1 + 0S2 = 10
2 X1 – X2 + 0S1 + 1S2 = 40
X1, X2, S1, S2 ≥ 0
Tabel awal

BASIS Z X1 X2 S1 S2 SOLUSI
Z 1 -1 -3 0 0  
S1 0 1 -1 1 0 10
S2 0 2 -1 0 1 40

Pada kasus diatas, X2 dijadikan sebagai EV (entering variable). Tetapi, yang menjadi
persoalan adalah variabel non-basis mana yang akan menjadi LV (leaving variable).
Pada kondisi dimana koefisien pembatas di bawah EV mempunyai nilai negatif, maka
nilai fungsi tujuan dapat naik secara tidak terbatas tanpa memengaruhi kondisi
feasibilitas. Jika hal ini terjadi, maka persoalan tersebut mempunyai solusi abounded
(solusi tidak terbatas).

4. Solusi Optimal Alternatif


Solusi optimal alternatif terjadi jika fungsi tujuan (FT) sejajar dengan suatu kendala.
Hal ini terjadi, maka akan menghasilkan nilai optimal yang sama lebih dari satu titik
solusi.
Contoh :
FTmaksimasi = Z = 2 X1 + 4X2
Kendala/pembatas :
X1 + X2 ≤ 5
X1 + X2 ≤ 4
X1, X2 ≥ 0
Tentukan nilai X1 dan X2

Penyelesaian :
Bentuk standar : FTmaksimasi = Z – 2 X1 – 4 X2 – 0S1 – 0S2
Kendala/pembatas :
X1 + X2 + 1S1 + 0S2 = 5
X1 + X2 + 0S1 + 1S2 = 4
X1, X2, S1, S2 ≥ 0
a. Tabel awal

EV
BASIS Z X1 X2 S1 S2 SOLUSI RASIO
Z 1 -2 -4 0 0 0  
5/2 =
X2 0 1 2 1 0 5 2,5 EV
S2 0 2 -1 0 1 4 4/1 = 4

b. Iterasi pertama

BASIS Z X1 X2 S1 S2 SOLUSI
Z 1 0 0 2 0 10
X2 0  ½ 1  ½ 0  5/2
S2 0  1/2 0  ½ 1 3/2 

Solusi optimal adalah X1 =0, X2 = 5/2, Z = 10. Pada tabel optimal terlihat bahwa
variabel non-basis X1 mempunyai koefisien = 0 pada fungsi tujuan. Hal ini
menunjukkan bahwa persoalan mempunyai solusi alternatif. Hal ini dapat dicari
dengan menjadikan X1 sebagai basis pada iterasi berikutnya.
c. Iterasi kedua

BASIS Z X1 X2 S1 S2 SOLUSI
Z 1 0 0 2 0 10
X2 0 0 1 1 -1 1
X1 0 1 0 -1 2 3

Solusi optimal yang baru adalah X1 = 3, X2 = 1, Z = 10. Perlu diketahui bahwa


nilai 7 tidak berubah.hal ini disebabkan karena koefisien Z sama dengan nol pada
fungsi tujuan Z pada iterasi pertama. Dengan demikian, persoalan tersebut
memiliki dua solusi optimal, yaitu X1 = 0, X2 = 5/2, dan X1 = 3 dan X2 = 1.

Anda mungkin juga menyukai