DISUSUN OLEH :
-Pengertian
Pemenuhan cairan pada tubuh itu sangat penting karena diperlukan tubuh untuk mengangkut zat
makanan ke dalam sel, sebagai pelarut cairan elektrolit dan non elektrolit, mengatur suhu tubuh dan
membantu proses pencernaan. Kebutuhan cairan pada manusia berbeda-beda sesuai usia, seperti
kebutuhan cairan pada bayi berbeda dengan kebutuhan cairan pada orang dewasa.
-Indikasi
1.Pasien dehidrasi
2.Kelainan saluran pencernaan
3.Syok berat
4.Pasien pra dan pascabedah
5.Pasien yang tidak bisa makan dan minum melalui mulut
-Kontraindikasi
2. Infiltrasi
Infiltrasi terjadi ketika cairan IV memasuki ruang subkutan di sekeliling tempat pungsi vena. Infiltrasi
ditunjukkan dengan adanya pembengkakan (akibat peningkatan cairan di jaringan), palor (disebabkan
oleh sirkulasi yang menurun)
3. Iritasi vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri selama diinfus, kemerahan pada kulit di atas area insersi. Iritasi
vena bisa terjadi karena cairan dengan pH tinggi, pH rendah atau osmolaritas yang tinggi (misal:
phenytoin, vancomycin, eritromycin, dan nafcillin).
4. Hematoma
Hematoma terjadi sebagai akibat kebocoran darah ke jaringan di sekitar area insersi.
5. Trombophlebitis
-Persiapan alat :
1.Infus set
2.Cairan yang akan diberikan
3.Kapas alcohol
4.Kasa steril dalam tempatnya
5.Perbandingan gunting verband
6.Plester
7.Perlak kecil dan alasnya
8.Bengkok
9.Handscoon
10.Standart Infus dan gantungan botol
11.Jarum steril (albocath) sesuai ukuran
12.Torniquet
13.Penanda waktu( jam tangan atau jam pasir)
14.Bidai untuk lengan
15.Povidon iodin
-Persiapan pasien:
Melakukan pendekatan dengan pasien menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, tujuan dilakukan
dan resikonya. Siapkan tangan pasien dengan posisi supinasi.
-Prosedur pelaksanaan
1.Periksa cairan dengan lima benar, periksa larutan untuk warna, kejernihan, tanggal kadaluarsa, serta
kebocoran pada kantung cairan.
9. Lengan bagian atas diikat dengan karet pembendung (torniquet) sehingga vena terbendung untuk
dapat terlihat jelas
13. Pakai handscoon albocath ditusukkan kedalam vena dengan arah 30˚-45˚ bila jarum memasuki
lumen vena maka darah akan keluar melalui vena yang telah ditusuk
14. Selang kateter disejajarkan dengan vena, dorong hingga kateter melewati tusukan vena sambil
ditarik sedikit kemudian dikeluarkan dengan cara tangan kiri menekan pangkal kateter untuk menekan
darah agar tidak keluar.
15. Sambungkan pangkal kateter dengan selang infus, lalu buka pengatur tetesan perlahan-lahan
16. Tutup pangkal tusukan dengan kasa steril yang telah diberi povidon iodin kemudian fiksasi
dengan plester
17. Periksa sekali lagi lancar tidaknya tetesan cairan, terjadi pembengkakan atau tidak pada daerah
yang diinjeksi
19. Kembalikan pasien pada posisi semula, rapikan alat-alat dan observasi pasien dengan melihat
reaksi pasien
20. Mendokumentasikan (tanggal dan waktu pemasangan, tipe/ukuran jarum, jenis cairan, nama
perawat, kecepatan tetesan)
B. Transfusi darah
A. DEFINISI
Terapi invasive (medis) untuk memberikan darah / komponen darah dengan resiko tinggi, berupa
morbiditas dan mortalitas baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
B. TUJUAN
C. INDIKASI
1. Anemia pada pendarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan
2. Anemia kronis, jika Hb tidak bisa dinaikan dengan cara lain
3. Gangguan trombilitik, karena defisiensi komponen darah
4. Plasma loss/hipo albumin jika tidak dapat lagi di berikan plasma subtitle/larutan albumin
D. PERSIAPAN PASIEN
E. PERSIAPAN ALAT
F. CARA KERJA
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan memberitahukan bahwa tindakan akan segera
dilakukan.
2. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
3. Alat-alat didekatkan
4. Jika pasien sudah terpasang infuse,ganti infuse dengan blood set
5. Bilas atau ganti cairan infuse dengan cairan ns 0,9% kurang lebih 25cc
6. Pasang darah/komponen darah yang akan ditransfusikan, kemudian atur kecepatan tetesan
darah ( batas aman transfuse dengan kondisi jantung yang baik, tidak ada hipovolemi adalah 1ml/kg
bb/ jam (satu kantong darah kira - kira 3 jam).
7. Dokter atau perawat harus 15 menit disamping klien untuk mengawasi keadaan umum,
keluhan klien, dan memonitoring tanda - tanda vital srta tanda - tanda alergi seperti : gatal, sesak
nafas, rasa demam, mual, nyeri punggung dll.
8. Evaluasi dan pengukuran perlu dilakukan tiap jam, sampai 1-2 jam setelah transfusi berakhir
9. Jika ditemukan tanda - tanda alergi, transfuse segera dihentikan, segera ganti blood set dengan
yang baru, berikan infuse Ns 0.9%, ukur tanda - tanda vital jika ada gangguan hemodinamik lakukan
tindakan berdasarkan pada penatalaksaan klien dengan ganggguan hemodinamik.
10. Rapikan pasien
11. Bereskan alat-alat
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan : golongan darah, Rh (+/-) nomor kantong darah, respon klien dll.