5153144017
Dosen Pengampu :
Dra. Sulistiawirkasih, M.Pd
Arzulia, SE
FAKULTAS THEKNIK
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat,taufik,hidayah,serta inayah-Nya kepada saya, sehingga saya bisa
menyelesaikan tugas penyusunan tugas Pelaminan Tradisional Adat Mandailing.
Saya selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Dra.
Sulistiawirkasih, M.Pd dan Arzulia, SE mata kuliah Seni Dekorasi Ruang Khusus Tata Rias
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan tugas ini, saya menyadari masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang
akan datang. Dan saya berharap, semoga tugas ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi
saya penyusun dan para pembaca semuanya.
Penyusun
Makna dari
pelaminan
adat
Mandailing
Keterangan makna dari ornamen pada pelaminan adat mandailing
1. Bolang
Bolang berfungsi sebagai simbol atau lambang memiliki makna-makna yang sangat
mendalam bagi masyarakat Mandailing. Di dalamnya terkandung nilai-nilai, gagasan-
gagasan, konsep-konsep, norma-norma, kaidah-kaidah, hukum dan ketentuan adat-istiadat
yang menjadi landasan dan pegangan dalam mengharungi bahtera kehidupan. Bolang atau
ornament tradisionalMandailing yang digunakan sebagai Tutup Ariperlambang itu terbuat
dari tiga jenis material:
(1) tumbuh-tumbuhan, seperti batang bambu yang melambangkan huta atau bona
bulu; burangir atau aropik melambangkan Raja dan Namora Natoras sebagai tempat meminta
pertolongan; pusuk ni robung yang disebut bindu melambangkan adat Dalian Na Tolu atau
adat Markoum-Sisolkot,
(2) hewan atau binatang, seperti hala dan lipan melambangkan “bisa” yang
mempunyai kekuatan hukum; ulok melambangkan keberasaran dan kemuliaan; parapoti
melambangkan kegiatan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga; tanduk ni orbo
melambangkan bangsawanan,
(3) peralatan hidup sehari-hari, seperti timbangan dan podang melambangkan
keadilan; takar melambangkan pertolongan bagi yang membutuhkan; loting melambangkan
usaha-usaha dalam mencari nafkah, dan lain sebagainya.
2. Bona Bulu
4. Horis
5. Burangir / Aropik
Setiap acara adat masyarakat Mandailing khususnya selalu disertai dengan pemberian
Ulos dan Manortor. Ulos secara harfiah artinya adalah selimut. Kebiasaanya pemberian Ulos
(Mangulosi) melambangkan kehangatan dan kasih sayang kepada penerima Ulos, seperti
pemberian Ulos dari orang tua kepada anaknya. Pemberian ulos juga menggambar nilai-nilai
kekerabatan Dalihan Na Tolu yang terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup dada dan
tutup bagian bawah (sarung).
Ulos Mandailing Asli adalan Tonun Patani, warnanya coklat kemerah-merahan yang
dikombiasikan dengan memakai benang emas dan sirumbai dengan benang emas juga. Ulos
Mandailing menimbulkan kesan kewibawaan dan magis religius dan sudah langka.
8. Ampu
Makna dari ornamen : merupakan mahkota yang dipakai raja-raja Mandailing di masa lalu.
Bahannya beludru hitam dengan ornamen keemasan. Hiasan di pinggir ampu itu mengarah ke
atas dan bawah, memiliki makna( ke atas: selalu ingat pencipta) (ke bawah: selalu rendah
hati).
9. Bulang
Makna ornamen bulang : berwarna keemasan dengan beberapa tingkat. Di masa lalu,
tingkatan bulang ini menandakan jumlah atau jenis hewan yang disembelih saat upacara adat.
Ada tiga tingkatan bulang, tapi sekarang yang dipakai bulang tingkat tiga semua karena udah
jarang upacara adat. Bulang yang asli terbuat dari emas asli.
10. Payung