Anda di halaman 1dari 8

Seni Dekorasi Ruang Khusus Tata Rias

PELAMINAN TRADISIONAL ADAT MANDAILING

NURUL MUTIA FANI NASUTION

5153144017

Dosen Pengampu :
Dra. Sulistiawirkasih, M.Pd
Arzulia, SE

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS THEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kami hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat,taufik,hidayah,serta inayah-Nya kepada saya, sehingga saya bisa
menyelesaikan tugas penyusunan tugas Pelaminan Tradisional Adat Mandailing.

Saya selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Dra.
Sulistiawirkasih, M.Pd dan Arzulia, SE mata kuliah Seni Dekorasi Ruang Khusus Tata Rias
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan tugas ini, saya menyadari masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang
akan datang. Dan saya berharap, semoga tugas ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi
saya penyusun dan para pembaca semuanya.

Medan, Mei 2016

Penyusun

Makna dari
pelaminan
adat
Mandailing
Keterangan makna dari ornamen pada pelaminan adat mandailing

1. Bolang

Bolang berfungsi sebagai simbol atau lambang memiliki makna-makna yang sangat
mendalam bagi masyarakat Mandailing. Di dalamnya terkandung nilai-nilai, gagasan-
gagasan, konsep-konsep, norma-norma, kaidah-kaidah, hukum dan ketentuan adat-istiadat
yang menjadi landasan dan pegangan dalam mengharungi bahtera kehidupan. Bolang atau
ornament tradisionalMandailing yang digunakan sebagai Tutup Ariperlambang itu terbuat
dari tiga jenis material:
(1) tumbuh-tumbuhan, seperti batang bambu yang melambangkan huta atau bona
bulu; burangir atau aropik melambangkan Raja dan Namora Natoras sebagai tempat meminta
pertolongan; pusuk ni robung yang disebut bindu melambangkan adat Dalian Na Tolu atau
adat Markoum-Sisolkot,
(2) hewan atau binatang, seperti hala dan lipan melambangkan “bisa” yang
mempunyai kekuatan hukum; ulok melambangkan keberasaran dan kemuliaan; parapoti
melambangkan kegiatan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga; tanduk ni orbo
melambangkan bangsawanan,
(3) peralatan hidup sehari-hari, seperti timbangan dan podang melambangkan
keadilan; takar melambangkan pertolongan bagi yang membutuhkan; loting melambangkan
usaha-usaha dalam mencari nafkah, dan lain sebagainya.
2. Bona Bulu

Bona Bulu melambangkan sistem pemerintahan Huta


Makna dari ornamen :
Suatu wilayah pemukiman telah dapat dikategorikan sebagai huta atau bona bulu
apabila sarana dan prasarananya telah lengkap antara lain: unsur-unsur Dalian NaTolu (Mora,
Kahanggi dan Anak Boru), Raja Pamusuk, Namora Natoras, Ulubalang, Bayo-bayo
Nagodang, Datu dan Sibaso.

3. Bindu / Pusuk ni Robung


Bindu / Pusuk ni Robung melambangkan sistem organisasi sosial
Makna: Kehidupan sosial-budaya masyarakat Mandailing berlandaskan Adat Dalian Na Tolu
(Tiga Tungku Sejarangan) atau Adat Markoum-Sisolkot (adat berkaum-kerabat).

4. Horis

Horis melambangkan kesejahteraan, keselamatan dan kedamaian


Makna: Raja dan rakyatnya hidup damai dan sejahtera, jauh dari segala gangguan
marabahaya

5. Burangir / Aropik

Burangir / Aropik melambangkan fungsi Raja dan Namora Natoras


Makna dari ornamen : Segala sesuatu perihal, baik itu menyangkut pelaksanaan upacara adat
dan ritual harus terlebih dahulu meminta pertimbangan dan ijin kepada Raja dan Namora
Natoras.
6. Ulos Mandailing

Setiap acara adat masyarakat Mandailing khususnya selalu disertai dengan pemberian
Ulos dan Manortor. Ulos secara harfiah artinya adalah selimut. Kebiasaanya pemberian Ulos
(Mangulosi) melambangkan kehangatan dan kasih sayang kepada penerima Ulos, seperti
pemberian Ulos dari orang tua kepada anaknya. Pemberian ulos juga menggambar nilai-nilai
kekerabatan Dalihan Na Tolu yang terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup dada dan
tutup bagian bawah (sarung).
Ulos Mandailing Asli adalan Tonun Patani, warnanya coklat kemerah-merahan yang
dikombiasikan dengan memakai benang emas dan sirumbai dengan benang emas juga. Ulos
Mandailing menimbulkan kesan kewibawaan dan magis religius dan sudah langka.

7. Makna Warna yang digunakan


Warna pada pelaminan adat Mandailing mempunyai makna dan simbolisme khusus
menurut kepercayaan religinya. Warna merah melambangkan kekuatan. Keberanian, dan
kepahlawanan. Warna hitam melambangkan kegaiban (alam gaib) dalam sistem kepercayaan
animisme yang disebut Sipelebegu. Warna keemasan melambangkan kejayaan dan
kemegahan.

8. Ampu
Makna dari ornamen : merupakan mahkota yang dipakai raja-raja Mandailing di masa lalu.
Bahannya beludru hitam dengan ornamen keemasan. Hiasan di pinggir ampu itu mengarah ke
atas dan bawah, memiliki makna( ke atas: selalu ingat pencipta) (ke bawah: selalu rendah
hati).

9. Bulang

Makna ornamen bulang : berwarna keemasan dengan beberapa tingkat. Di masa lalu,
tingkatan bulang ini menandakan jumlah atau jenis hewan yang disembelih saat upacara adat.
Ada tiga tingkatan bulang, tapi sekarang yang dipakai bulang tingkat tiga semua karena udah
jarang upacara adat. Bulang yang asli terbuat dari emas asli.

10. Payung

Makna dari ornamen : sebagai pelindung dalam rumah tangga.

Anda mungkin juga menyukai