Fragmen
Fragmen
Narator:
Hari natal, hari dimana sema orang meresa bahagia. Kue, baju baru, pohon natal yang gemerlap
wana-warni, dan nayanyian lagu natal. Keluarga berkumpul dan saling memberi hadiah.
Pemerean satu masuk, terlihat murunng dan sedih. Berjalan gontai dan duduk di kursi. Menarik
napas panjang dan berat, menggelengkan kepala dan tertuntuk lesu.
Pemeran 1: Tidak aku tidak gembira! Semua orang gembira di hari natal, tapi aku tidak
(terdiam sesaat, kemudian berdiri)
Lihatah! Semua orang tertawa bersama teman-temannya, sedangkan aku…… aku tak punya
kawan……..! (kembali duduk dan menatap wajah dengan tangannya)
Pemeran 1: Benarkah?
Pemeran 2: Saat kau senang, aku tertawa bersamamu. Saat ka sedih, aku menghiburmu dengan
penuh kasih. Saat kau tersesat, membuka jalan bagimu. Saat kau berada dalam kegelapan, aku
menjadi lilin bagimu.
Pemeran 1: (termenung) hal yang paling berharga……? Apa yang paling berharga yang dapat
kuberikan??
Setelah merenung sesaat, pemeran 1 melihat keranjang di bawa pohon natal. Ia kemuadian
berjalan pelan-pelan dengan pandangan yang tertuju pada keranjang tersebut. Perlahan, ia masuk
ke dalam keranjang itu.
Narrator:
Saudara-saudara, diri kita adalah pemberian yang paling berharga, sebab Sang Juruselamat telah
memberikan dirinya untuk menyelamatkan kita.
Shaloom, Selamat Natal....
Uis Neno Nokan Kit Ok-Oke