Anda di halaman 1dari 2

Benyamin Bloom membagi perilaku manusia yang digunakan untuk hasil pengukuran

pendidikan kesehatan yaitu pengetahuan, sikap, dan praktik atau tindakan (Tondang & Nasution,
2012).
1. Tingkat Pengetahuan
Semakin baik tingkat pengetahuan terhadap penyakit tidak menular maka semakin
termotivasinya seseorang untuk melakukan upaya pencegahan. Dari pengetahuan ini
diharapkan akan tumbuh suatu perasaan atau keinginan untuk melakukan tindakan
pencegahan dan melakukan pemeriksaan yang rutin.
2. Sikap
Sikap adalah determinan perilaku, karena berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan
motivasi. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan
diorganisasi menurut pengalaman dan yang menyebabkan timbulnya pengaruh khusus
atau reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek-objek dan situasi-situasi dengan
siapaia berhubungan (Notoadmodjo, 2012. Bersikap yang positif terhadappenyakit tidka
menular maka seseorang akan menyakini bahwa penyakit tidak menular dapat menyerang
siapa saja sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan. Dengan sikappositif akan tumbuh
keyakinan untuk melakukan suatu upaya agar terhindar dari penyakit tidak menular.
Dengan kata lain dengan memiliki sikap positif akan dapat mencegah terjadinya penyakit
tidak menular.).
3. Tindakan
Perilaku pencegahan penyakit tidak menular merupakan bagian dari perilaku hidup sehat.
Perilaku hidup sehat didefinisikan sebagai perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya
atau kegiatan seseorang dalam mempertahankan serta meningkatkan kesehatannya.
Perilaku pencegahan penyakit tidak menular dalam bentuk perilaku sehat dapat terdiri
dari makan dengan menu seimbang, diet yang teratur, olahraga yang teratur, tidak
merokok, tidak minum-minuman keras dan narkoba, istirahat yang cukup, mengendalikan
stress, dan perilaku sehat lainnya yang positif bagi kesehatan.
Lalu dari segi pelayanan kesehatan Memberikan sedikit pemahaman kepada
masyarakat agar kiranya mereka selalu bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan serta
meningkatkan kesadaran terhadap masyarakat tentang pentingnya kesehatan bagi kita dan
petugas kesehatan juga harus melakukan promosi, penyuluhan kesehatan secara langsung
(kunjung rumah, pertemuan diskusi, pertemuan di balai desa, pertemuan di posyandu) dan
penyuluhan secara tidak langsung (melalui media cetak, melalui radio, melalui pertunjukan
film) sehingga masyarakat lebih cenderung memilih berobat ke Puskesmas daripada ke
dukun dan perlunya Akses agar dapat dapat mempengaruhi frekuensi kunjungan ditempat
pelayanan kesehatan, makin dekat jarak tempat tinggal dengan pusat pelayanan kesehatan
makin besar jumlah kunjungan di pusat pelayanan tersebut,

Barat, S., & Simeulue, K. (2015). Vol ume II, Nomor 2, 2015 HUBUNGAN PERILAKU
MASYARAKAT DENGAN... Cut Poppy Meuti a. 40–53.

Junianti, T., & Marampa, R. (2018). PERANAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI


MASYARAKAT PESISIR1. Teknologi Pembuatan Kapal Pinisi Kabupaten Bulukumba, 7,
13.

Anda mungkin juga menyukai