Makalah k3
Makalah k3
PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan
teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan
mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja
dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan
kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.
Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena
kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani
sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan
pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses
pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja
dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang
terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan.
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang
kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit
kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak yang
bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut Rizky Argama (2006),
tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi
biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah:
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan
perusahaan
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan
3. Menghemat biaya premi asuransi
4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial
perusahaan kepada karyawannya
1. Safety Helmet
Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara
langsung.
2. Sabuk Keselamatan (safety belt)
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal
dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
5. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
10. Pelindung wajah (Face Shield)
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal
pekerjaan menggerinda)
Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-
benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L 'Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
Lingkungan')
1. Safety Engineer
Memberikan pelatihan, memberdayakan supervisor/manager agar mampu
mengantisipasi/melihat adanya situasi kurang ‘aman’ dan menghilangkannya
2. Melakukan Tinjauan Ulang Persiapan Pekerjaan.
Berdiskusi dengan karyawan mengenai bahaya yang ada dan mereka ketahui di
lingkungan kerja. Lakukan brainstorm dengan pekerja untuk menemukan ide atau
gagasan yang bertujuan untuk mengeliminasi atau mengontrol bahaya yang ada.
3. Membuat Daftar, Peringkat, dan Menetapkan Prioritas untuk Pekerjaan Berbahaya.
Membuat daftar pekerjaan yang berbahaya dengan risiko yang tidak dapat diterima
atau tinggi, berdasarkan yang paling mungkin terjadi dan yang paling tinggi tingkat
risikonya. Hal ini merupakan prioritas utama dalam melakukan job hazard analysis.
4. Membuat Outline Langkah-langkah Suatu Pekerjaan.
Tujuan dari hal ini adalah agar karyawan mengetahui langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, sehingga kecelakaan kerja dapat
diminimalisir.
5. Pengendaan administrasi
Mengatur waktu yang pas/ sesuai antara jam kerja dengan istirahat
Menyusun peraturan k3
Memasang tanda-tanda peringatan
Membuat data bahan-bahan yang berbahaya dan yang aman
Mengadakan dan melakukan pelatihan system penanganan darurat
Analisa:
Penyebab Umum
Lingkungan
Kran sumber air panas yang terbuka tombolnya secara tiba-tiba.
Penyebab Terperinci
Kelalaian rekan kerja (Operator Kran)
Sebelum membuka tombol kran air panas, operator tidak memeriksa di dalam tangki
apakah masih ada pegawai yang bertugas atau tidak.
Penyebab Pokok
Kebijakan Pabrik/Perusahaan
Kurang memberikan pelatihan dan perhatian kepada pegawai mengenai keselamatan kerja
agar tidak lalai dalam mengambil suatu tindakan yang beresiko tinggi.
Kurangnya komunikasi yang baik antar pegawai.
Kurangnya kepekaan pegawai terhadap lingkungannya tempat bekerja.
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan
dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam ketenagakerjaan.
Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan yang dibuat
untuk mengatur masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan
yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di
lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai
bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
3.2 Saran
1. Karena pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja, sebaiknya di setiap tempat kerja
perlu adanya pihak-pihak yang melakukan kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Semua Pengusaha seharusnya memberikan pengarahan terlebih dahulu kepada
karyawan barunya mengenai kondisi dan bahaya yang dapat timbul di tempat kerja,
semua alat pengaman diri yang harus dipakai saat bekerja, dan cara melakukan
pekerjaannya.
3. Semua pengusaha seharusnya sering melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan fisik
dan mental secara berkala, menyediakan secara cuma-cuma alat pelindung diri,
memasang gambar-gambar tanda bahaya di tempat kerja dan melaporkan setiap
kecelakaan kerja yang terjadi kepada Depnaker setempat.
4. Para pekerja seharusnya selalu meminta kepada pimpinan perusahaan untuk
dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja, menyatakan keberatan
bila melakukan pekerjaan yang alat pelindung keselamatan dan kesehatan kerjanya
tidak layak.
5. Pekerja seharusnya selalu memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan dan menaati
persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku.
http://hitamandbiru.blogspot.co.id/2012/08/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html
http://ardisukma.blogspot.co.id/2013/07/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html
http://nadzibillah.blogspot.co.id/2014/01/alat-pelindung-diri-dalam-k3.html
http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/alat-pelindung-diri-apd.html
http://arieherryan.blogspot.co.id/2014/05/contoh-kasus-kecelakaan-kerja-di-dunia.html
http://liliesmiati2122.blogspot.co.id/2014/11/penyebab-kecelakaan-kerja.html
http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/lambang-logo-k3-gambar-arti-
makna.html
http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/rambu-bahaya.html
http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/rambu-larangan.html