0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
38 tayangan2 halaman
Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait izin ekspor benih lobster oleh KPK, yaitu Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Andreau Misanta Pribadi selaku staf khusus menteri, dan Amiril Mukminin. Edhy mengakui kesalahannya dan berjanji akan bertanggung jawab secara hukum dan agama atas kasus ini.
Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait izin ekspor benih lobster oleh KPK, yaitu Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Andreau Misanta Pribadi selaku staf khusus menteri, dan Amiril Mukminin. Edhy mengakui kesalahannya dan berjanji akan bertanggung jawab secara hukum dan agama atas kasus ini.
Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait izin ekspor benih lobster oleh KPK, yaitu Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Andreau Misanta Pribadi selaku staf khusus menteri, dan Amiril Mukminin. Edhy mengakui kesalahannya dan berjanji akan bertanggung jawab secara hukum dan agama atas kasus ini.
saya akan bertanggung jawab dunia akhirat' 25 November 2020 Diperbarui 26 November 2020
SUMBER GAMBAR,INDRIANTO EKO SUWARSO/ANTARA
Andreau Misanta Pribadi dan Amiril Mukminin, dua tersangka kasus dugaan suap ekspor benur atau benih lobster, menyerahkan diri ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada Kamis (26/11). Aksi tersebut hanya berselang hampir 12 jam setelah KPK menetapkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sebagai tersangka. Kedua individu itu langsung diperiksa KPK secara intensif. "Siang ini sekira pukul 12.00 kedua tersangka APM selaku staf khusus Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) yang juga bertindak selaku Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Perizinan Usaha Perikanan Budidaya Lobster pada Kementerian KP, dan AM (Swasta) secara kooperatif telah menyerahkan diri dan menghadap penyidik KPK," kata Plt Jubir KPK Ali Fikri kepada wartawan, Kamis (26/11).
Edhy Prabowo dan kebijakan ekspor benih lobster, benarkah membuat
'everybody happy'? Edhy Prabowo: OTT dipersoalkan DPR karena 'memajang tersangka', sementara pakar hukum cemaskan kasus tak tuntas akibat UU KPK baru Kisah nelayan-nelayan Natuna yang 'terusir dan terasing di laut sendiri' Sebelumnya, dalam jumpa pers KPK pada Rabu (25/11) malam sekitar pkl 23.35 WIB, disebutkan Menteri Edhy terjaring dalam operasi tangkap tangan sepulang dari kunjungan kerja ke AS. Pada saat lawatan di AS itulah diduga Edhy dan istrinya membelanjakan uang senilai Rp750 juta yang berasal dari dugaan pemberian hadiah dalam kasus ekspor benih lobster. Menteri Edhy diduga "membelanjakan uang gratifikasi terkait izin ekspor benih lobster saat kunjungannya ke Amerika Serikat 21-23 November 2020". Usai mengikuti jumpa pers, Edhy Prabowo mengatakan pada wartawan, "Ini adalah kecelakaan, Saya akan bertanggung jawab dunia akhirat. Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya masyarakat perikanan yang mungkin banyak terkhianati."