Jargon Kampanye
Jargon Kampanye
Oleh:
Dipilihnya Jargon
Alasan kelompok kami memiilih jargon sebagai bahan kajian sosiolinguistik, karena
menurut kami jargon merupakan kosakata yang unik hasil kreasi kelompok-kelompok tertentu
dan biasanya tidak dipahami oleh masyarakat di luar kelompok tersebut. Atas dasar keunikan
kosakata jargon, kami merasa tertarik dan tertantang untuk mengkaji jargon politik yang
digunakan dalam kegiatan kampanye. Berikut akan dibahas perihal jargon secara lebih terperinci.
Jenis-Jenis Jargon
Jargon kampanye dapat dibagi menjadi empat jenis berdasarkan struktur pembentuknya,
antara lain:
1. Lexical Jargon adalah jargon yang terbentuk dari kata-kata/lexicon yang dibingkai frame wacana
yang membentuk kesatuan makna dalam poster. Lexicon yang digunakan para Caleg biasanya
memiliki cakupan makna luas sehingga meskipun hanya berbentuk deretan kata, jargon ini
memiliki keunikan yang tidak dimiliki Jargon jenis lain yaitu maknanya yang multidimensional.
Sang pembaca harus mampu menginterpretasikan makna di balik kata untuk bisa memahami
konsep yang ada di balik Jargon tersebut.
Contoh:
1. Muda Bersih Peduli Kompeten Konsisten Berdedikasi
Oleh karena jargon tersebut merupakan jenis lexical jargon, maka untuk mengartikannya, harus
mengupas makna kata demi kata. “Muda”, Caleg tersebut hendak menyampaikan jika umurnya
masih muda, masih kuat dan tangkas untuk melakukan segala hal. “Bersih”, bukan berarti bebas
dari kototan atau sampah tetapi bebas dari korupsi atau penyelewengan lain. “Peduli”, berarti
bersedia menghiraukan kepentingan orang lain, terutama masyarakat ekonomi menengah ke
bawah. “Kompeten”, berarti Caleg memiliki wawasan atau mumpuni di bidangnya. “Konsisten”,
berarti Caleg tersebut bertanggung jawab terhadap visi misi yang dimilikinya. Segala tindakan
maupun tutur kata sesuai dengan visi misinya. “Berdedikasi” berarti Caleg tersebut berilmu, ilmu
yg dimilikinya cukup dengan bidang yang digelutinya.
Jadi, pengertian jargon tersebut dapat disimpulkan “Caleg muda yang peduli dengan rakyat kecil,
tidak korupsi, berkompeten, berdedikasi dan konsisten.”
2. Aspiratif Bersih dan Jujur
Jargon tersebut memiliki arti bahwa Caleg mempunyai harapan dan tujuan untuk keberhasilan
pada masa yang akan dating, bebas dari korupsi dan jujur.
3. Bersih Peduli Profesional
Jargon tersebut memiliki arti bahwa Caleg bebas dari korupsi, mempedulikan masyarakat miskin
dan profesional.
2. Phrasal Jargon strukturnya sedikit lebih sempurna dari Lexical Jargon. Phrasal Jargon terdiri
dari 2 kata yang bersinergi untuk menghadirkan sebuah makna.
Contoh:
1. Patriot jiwaku 30 pilihanku
Jargon di atas mempunyai makna bahwa Caleg seorang pemimpin yang baik dan layak untuk
dipilih.
2. Tulus Mengabdi
Jargon di atas berarti bahwa Caleg benar-benar bekerja sesuai dengan tugas dan kewajibannya
tanpa mengharap imbalan lebih di luar hak yang didapatnya.
3. Clausal Jargon, adalah jenis jargon yang memiliki struktur klausa. Klausa adalah kalimat
sederhana yang berstrukturkan S-P.
Contoh:
Katakan Tidak Pada Korupsi
Jargon di atas memiliki makna jika Caleg dengan tegas menolak korupsi.
Orwel dalam Ibrahim (2003) mengajukan enam kriteria yang harus dipenuhi sebuah teks
atau jargon politik agar layak dikatakan baik dan mampu menarik perhatian masyarakat. Keenam
kriteria tersebut adalah:
(1) Jangan menggunakan metafora, simile atau gaya bahasa yang sudah usang yang tidak
memberikan pencerahan terhadap sesuatu.
Menyuarakan Hati Rakyat
(2) Jangan menggunakan kata yang panjang sementara ada kata pendek yang bisa dipakai.
Berkarya Bersama Rakyat
(3) Jika memungkinkan, apabila ada kata yang mubadzir dalam teks atau jargon, maka potong kata
itu.
Ayo (kita) bangun Jabar
(4) Jangan gunakan kalimat pasif jika bisa kalimat aktif.
Berjuang untuk rakyat.
(5) Jangan pakai kata asing jika bisa memakai kata dalam bahasa sehari-hari.
Ojo Kelalen!
(6) Langgarlah kaidah-kaidah segera daripada mengatakan sesuatu yang kejam sama sekali.
Jika orang benar bertambah, bersukacitalah rakyat. Jika orang fasik memerintah
berdukacitalah rakyat.
Sumber:
http://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/artikel-bahasa/bahasa-jargon-calon-legislatif-2009-
dalam-face-book/