Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING (BIPA)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Indonesiago no Kyouju

Oleh:

Salma Tri Ramadhina

1702961

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2019
A. Pengertian BIPA

Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) adalah sebuah


program pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua bagi penutur asing.
Pada pembelajaran BIPA, peserta akan belajar mengenai empat keterampilan
berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Peserta
pembelajaran BIPA dituntut untuk meguasai semua keterampilan berbahasa
dalam waktu yang sudah ditentukan. BIPA juga memiliki tingkatan atau level
yang berbeda-beda. Dari yang termudah hingga yang paling sulit.
Pelajar BIPA pada umumnya adalah orang dewasa. Yang dimaksud dewasa
di sini adalah mereka yang berusia 17 tahun ke atas. Oleh karena itu, Sugino
(1995:6) menjelaskan bahwa ada beberapa sifat yang harus diperhatikan dalam
pemilihan materi BIPA. Yang pertama, orang dewasa sudah memiliki cukup
banyak pengetahuan dan wawasan, sehingga kebutuhan mereka juga kebutuhan
orang dewasa bukan lagi kebutuhan anak-anak. Oleh karena itu, topik aktual yang
ingin mereka pelajari adalah topik umum seperti misalnya, masalah lingkungan,
hubungan antarmanusia, peristiwa dunia, dan sebagainya. Yang kedua, bahwa
orang asing (orang Barat) suka mengekpresikan diri mereka, mempresentasikan
sesuatu, mengemukakan pendapat, sehingga tugas di luar kelas atau membuat
proyek sederhana akan sangat menarik. Terakhir, untuk mengakomodasi minat
dan kebutuhan yang mungkin berbeda dari yang satu dengan yang lain perlu
disiapkan materi yang bervariasi.

B. Tujuan Pembelajaran BIPA


Tujuan pembelajaran BIPA memiliki kaitan yang erat dengan masalah
pemenuhan kebutuhan. Mackey dan Mountford (Sofyan 1983) menjelaskan
bahwa ada tiga kebutuhan yang mendorong seseorang belajar bahasa, yakni (1)
kebutuhan akan pekerjaan, (2) kebutuhan program latihan kejuruan, dan (3)
kebutuhan untuk belajar. Hoed (1995) menyatakan bahwa program BIPA
bertujuan untuk (1) mengikuti kuliah di perguruan tinggi Indonesia, (2) membaca
buku dan surat kabar guna keperluan penelitian, dan (3) berkomunikasi secara
lisan dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia.
Tujuan khusus bagi pembelajar BIPA antara lain, untuk mengikuti di
perguruan tinggi di Indonesia memerkluka pengetahuan bahasa Indonesia sesuai
dengan bidang ilmu yang diikuti. Begitu pula untuk keperluan penelitian
tergantung dari bidang apa yang akan diteliti.

C. Materi Pembelajaran BIPA


Materi bahasa yang dikembangkan dalam pembelajaran BIPA didasarkan
pada tingkat kemampuan bahasa Indonesia pembelajarnya. Untuk tingkat pemula
diberikan materi bahasa, antara lain kata sapaan, ungkapan keseharian sederhana,
kalimat sederhana, kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat negatif, preposisi,
kata/kalimat tanya, kata bilangan, dan afiksasi (me(N)-, me(N)-kan, me(N)-i, se-
nya, di-, di-kan, di-i, ber-, ter-, dan pe(N)-). Untuk tingkat menengah diberikan
materi bahasa, antara lain ungkapan dalam bahasa Indonesia, kalimat kompleks,
kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat negatif, kalimat transitif dan intransitif,
preposisi, kalimat tanya, dan afiksasi (me(N)-, me(N)-kan, me(N)-i, se-nya, di-,
di-kan, di-i, ber-, ter-, dan pe(N)-, pe(N)-an, per-an, ber-an, memper-kan,
member-kan,). Adapun untuk tingkat lanjut, materi yang disajikan pada pokoknya
hampir sama dengan materi untuk tingkat menengah, hanya tingkat
kekompleksannya yang berbeda.

D. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Jepang


Jika di Indonesia ada jurusan untuk bahasa Jepang, di Jepang juga ada
jurusan untuk mempelajari bahasa Indonesia. Bahkan di beberapa sekolah Bahasa
Indonesia juga dijadikan sebagai mata pelajaran. Di Jepang sendiri pengajaran
Bahasa Indonesia sudah diselenggarakan sejak 100 tahun yang lalu, hal ini
dibuktukan dengan tumbuhnya dua sekolah bahasa yang mengajarkan Bahasa
Indonesia pada tahun 1897 dan 1900 (Funada, 2015). Kedua sekolah tersebut
sekarang bernama Tokyo Universitu of Foreign Studies dan Takushoku
University.
Selain di perguruan tinggi, Bahasa Indonesia juga diajarkan di SMA di
Jepang seperti di Kanto International Senior Highschool, Lembaga-lembaga
kursus dan di pusat kebudayaan.
Pada awalnya mereka belajar percakapan sehari-hari terlebih dahulu, seperti
“Selamat pagi/siang/malam, apa kabar?”. Mereka juga membaca literasi-literasi
berbahasa seperti karya Pramoedya Ananta Toer dan karya beliau juga sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang.
Selain tata bahasa dan literasi-literasi Indonesia, mereka juga belajar
mengenai budaya, seni, agama, politik, dan sebagainya. Terkadang mereka juga
menonton film-film karya anak Indonesia.
Kesulitan mereka dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah kata
berimbuhan dan kata dasar, memahami dan mengerti sebuah bacaan, jumlah
BIPA yang terbatas yang biasanya mereka hanya menggunakan buku Yasashi
Shoho no Indonesia go karangan Funada Kyoko.
DAFTAR PUSTAKA
Suyitno, Imam. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing
Berdasarkan Hasil Analisis Kebutuhan Belajar. Malang
Puji Riwayanti, Luluk. 2016. Penggunaan Bahasa Indonesia Oleh Penutur Jepang Di Okayama
International Center, Prefektur Okayama, Jepang.
Jurusan Bahasa Indonesia di Jepang
Tersedia di: https://www.sukasuki.org/2018/02/jurusan-bahasa-indonesia-di-jepang/

Bahasa Indonesia Jadi Mata Pelajaran di Sekolah di Jepang,


https://jogja.tribunnews.com/2014/08/29/bahasa-indonesia-jadi-mata-pelajaran-di-sekolah-di-
jepang.

Anda mungkin juga menyukai