Contoh Makalah Variabel Penelitian
Contoh Makalah Variabel Penelitian
VARIABEL
(Tugas Metode Penelitian)
Disusun Oleh:
Allan Firman Jaya (7516110227)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
Makalah ini berisikan informasi mengenai definisi atau pengertian dari variable, ciri-
ciri variabel, macam-macam variabel dalam penelitian, pengukuran variabel dan paradigm
memahaminya.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
Variabel dalam sebuah penelitian. Dalam hal ini pun penyusun masih dalam tahapan belajar,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR i
DAFTAR
ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang 1
B. Rumusan
Masalah 1
C. Tujuan Penulisan
Makalah 1
Variabel 2
B. Jenis-jenis
Variabel 4
C. Pengukuran
Variabel 6
D. Korelasi
Variabel 9
E. Paradigma
Variabel 10
BAB III.
KESIMPULAN 17
DAFTAR
PUSTAKA 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika ada pertanyaan tentang apa yang kita teliti, maka jawabannya berkenaan dengan
variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau sifat
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan
penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang menyebabkan kita
lupa mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja jenis variabel dalam penelitian itu.
Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya mengupas dengan benar variabel
akan menjadi suatu hal yang sangat penting.
BAB II
VARIABEL
Kidder (1981)
Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan darinya.
Bhisma Murti (1996)
Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa
diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau
kuantitatif.
Sudigdo Sastroasmoro
Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek
lainnya.
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional yang
dibuat dapat berbentuk definisi operasional yang diukur, ataupun definisi operasional
eksperimental.
Dalam suatu penelitian, variebel perlu diidentifikasi, diklasifikasikan dan diidentifikasi
secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam
pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.
Dari keterangan-keterangan diatas, maka dapat disimpulkan tiga buah pola dalam
memberikan definisi operasional dalam suatu variabel . Ketiga pola tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi, yang harus dilakukan atau yang
tidak dilakukan untuk memperoleh variabel yang didefinisikan.
b. Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya hal-hal yang
didefinisikan.
c. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul.
B. Jenis-Jenis Variabel
a. Variabel Dependen atau variabel tidak bebas adalah kondisi atau karakteristik yang
berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau pengganti variabel
bebas. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain.
c. Variabel intervening, Yaitu variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan
variabel lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat ataupun pengaruh atau
terpengaruh. Variabelini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel
independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
Contoh hubungan variabel independen-moderator-intervening-dependen
Lingkungan Tempat Tinggal
(Variabel Moderator)
Penghasilan
(Variabel
Independen)
Gaya hidup
(Variabel Intervening)
Harapan Hidup
(Variabel Dependen)
Jumlah Anak
(Variabel Moderator)
Perilaku Isteri
(Variabel Dependen)
f. Variabel acak atau random, yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan dan
pengaruhnya dapat tidak diperhatikan terhadap bebas maupun tergantung.
D. Pengukuran Variabel
Pengukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 Skala Pengukuran,
yaitu
1. Skala Nominal
Adalah Suatu himpunan yang terdiri dari anggota – anggota yang mempunyai kesamaan
tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan yang lain.
Misalnya :
Jenis Kelamin : dibedakan antara laki – laki dan perempuan
Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang
Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB
Ras : dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.
Suku Bangsa : dpt dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak dsb.
Skala Nominal, Variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau Kesinambungan, tiap variasi
berdiri sendiri secara terpisah.
Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat yang
lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau
lebih buruk dari kategori yang lain.
2. Skala Ordinal
Skala Ordinal Adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan – tingkatan.
Skala Ordinal Adalah Himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat
atau jabatan.
Skala Ordinal adalah Kategori yang dapat diurutkan atau diberi peringkat.
Skala Ordinal adalah Skala Data Kontinum yang batas satu variasi nilai ke variasi nilai yang
lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama
atau lebih rendah daripada nilai yang lain.
Contoh :
Tingkat Pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT
Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah
Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikan dalam Stadium I, II, dan III. Hal ini dapat dikatakan
bahwa : Stadium II lebih berat daripada Stadium I dan Stadium III lebih berat daripada
Stadium II. Tetapi kita tidak bisa menentukan secara pasti besarnya perbedaan keparahan itu.
Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu – ragu, Tidak Setuju.
3. Skala Interval
Skala Interval Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu dengan yang lain
jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan.
Dikatakan Skala Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan satu dengan nilai
pengamatan lainnya dapat diketahui secara pasti.
Nilai variasi pada Skala Interval juga dapat dibandingkan seperti halnya pada skala ordinal
(Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil, dsb), tetapi Nilai Mutlaknya Tidak Dapat Dibandingkan
secara Matematis, oleh karena itu batas – batas Variasi Nilai pada Skala Interval bersifat
ARBITRER (ANGKA NOL-nya TIDAK Absolut).
Contoh :
Temperature / Suhu Tubuh : sebagai skala interval, suhu 360 Celcius jelas lebih panas
daripada suhu 240 Celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa suhu 360 Celcius 1½ kali lebih
panas daripada suhu 240 Celcius. Alasannya : Penentuan skala 00 Celcius Tidak Absolut
(=00Celcius tidak berarti Tidak Ada Suhu / Temperatur sama sekali).
Tingkat Kecerdasan,
Jarak, dsb.
F. Paradigma
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana
cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu
atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu
masalah, serta kriteria pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian.
Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Indiantoro & Supomo, 1999: 12-13). Masing-
masing paradigma atau pendekatan ini mempunyai kelebihan dan juga kelemahan, sehingga
untuk menentukan pendekatan atau paradigma yang akan digunakan dalam melakukan
penelitian tergantung pada beberapa hal di antaranya:
(1) jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada aspek detail
yang kritis dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang sebaiknya dipakai
adalah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat kesimpulan
umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris, maka sebaiknya
digunakan paradigma kuantitatif, dan
(2) jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek penelitian
yang banyak, maka paradigma kuantitaif yang lebih tepat, dan jika penelitian ingin
menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail khusus untuk satu obyek penelitian saja,
maka pendekatan naturalis lebih baik digunakan. Hasil penelitian akan memberi kontribusi
yang lebih besar jika peneliti dapat menggabungkan kedua paradigma atau pendekatan
tersebut.
Penggabungan paradigma tersebut dikenal istilah triangulation. Penggabungan
kedua pendekatan ini diharapkan dapat memberi nilai tambah atau sinergi tersendiri karena
pada hakikatnya kedua paradigma mempunyai keunggulan-keunggulan.
Dalam penelitian kuantitatif/positivistic, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa
suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, den hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat),
maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variable
saja.
Pola hubungan antara variable yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut
paradigma penelitian. Jadi paradigma dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang
menunjukkan hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan
jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang
digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisa
statistik yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk paradigm atau
model penelitian kuantitatif khususnya untuk penelitian survey seperti gambar berikut:
1. Paradigma Sederhana
r
Y
X
Paradigma sederhana ini terdiri atas satu variable independen dan dependen. Hal ini dapat
digambarkan seperti:
b. Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang media pendidikan dan prestasi belajar.
c. Hipotesis dirumuskan ada dua macam hipotesis deskriptif dan hipotesis asosiatif (hipotesis
deskriptif sering tidak dirumuskan).
Dua hipotesis deskriptif: (jarang dirumuskan dalam penelitian)
Kualitas media yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 70% baik
Prestasi belajar siswa lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 99% dari yang
diharapkan
Hipotesis asosiatif: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas media
pendidikan ditingkatkan, maka prestasi belajar murid akan meningkat pada gradasi yang
tinggi (kata signifikan hanya digunakan apabila hasil uji hipotesis akan digeneralisasikan ke
populasi di mana sampel tersebut diambil)
d. Teknik analisis Data
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan mudah
ditentukan teknik statistic yang digunakan untuk analisis data dan menguji hipotesis.
Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio, maka pengujian
hipotesis menggunakan t-test one sampel.
Untuk hipotesis asosiatif, bila data ke dua variabel berbentuk interval atau ratio, maka
menggunakan teknik Statistik Korelasi Product Moment (lihat pedoman umum memilih
teknik statistic untuk pengujian hipotesis).
2. Paradigma Sederhana Berurutan
Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih sederhana.
Lihat gambar.
X1
Y
X3
X2
X1 = kualitas input
X2 = kualitas proses
X3 = kualitas output
Y = kualitas outcome
Paradigma sederhana menunjukkan hubungan antara satu variabel independen dengan satu
variabel dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antar variabel (X1 dengan X2;
X2 dengan X3; X3 dengan Y) tersebut digunakan teknik korelasi sederhana. Naik turun harga
Y dapat diprediksi melalui persamaan regresi Y atau X3, dengan persamaan Y = a + bX3.
Berdasarkan contoh 1 tersebut , dapat dihitung jumlah rumusan masalah, deskriptif dan
asosiatif.
X1 = Kualitas mesin;
X2 = Pengalaman kerja;
X1 = Etos Kerja;
Y = Produktivitas Kerja
Gambar diatas adalah paradigma ganda dengan tiga variabel independen yaitu X1, X2, dan
X3. Untuk mencari besarnya hubungan anatara X1 dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1
dengan X2 dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk
mencari besarnya hubungan antar X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y
digunakan korelasi ganda. Regresi sederhana, dan ganda serta korelasi parsial dapat
digunakan untuk analisis dalam paradigma ini.
5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen
X = tingkat pendidikan;
Y1 = karir di tempat
kerja;
Y2 = disiplin kerja
Paradigma ganda dengan satu variabel independen dan dua dependen. Untuk mencari
besarnya hubungan antara X dan Y1, dan X dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana.
Demikian juga untuk Y1 dengan Y2. Analisis regresi juga dapat digunakan di sini.
6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen
Dalam Paradigma ini terdapat dua variabel independen (X1, X2) dan dua variabel dependen
(Y1 dan Y2). Terdapat empat rumusan masalah deskriptif, dan enam rumusan masalah
hubungan sederhana. Korelasi dan regresi ganda juga dapat digunakan untuk menganalisis
hubungan antar variabel secara simultan.
X1 = keindahan kampus;
X2 = pelayanan sekolah;
Y1 = jumlah pendaftar;
Y2 = kepuasan
pelayanan;
Adalah paradigma ganda dua variabel independen dan dua variabel dependen. Hubungan
antar variabel r1, r2, r3, r4, r5, dan r6 dapat dianalisis dengan korelasi sederhana. Hubungan
antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 dan X2 bersama-sama terhadap Y2
dapat dianalisis dengan korelasi ganda. Analisis regresi sederhana maupun ganda dapat juga
digunakan untuk memprediksi jumlah tiket yang terjual dan kepuasan penumpang Kereta
Api.
7. Paradigma Jalur
Kesimpulan
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007).
Berdasarkan hubungannya variabel dibagi menjadi enam yaitu variabel dependen atau
variabel tidak bebas Variabel Independen atau variabel bebas, variabel intervening, variabel
moderator, variabel control, variabel acak atau random. Sedangkan korelasi antar Variabel,
ada 3 yaitu : korelasi simetris, korelasiasimatris, korelasi timbal balik dan
Daftar Pustaka