Anda di halaman 1dari 9

Wednesday, 21 August 2019

RAPAT TINJAUAN MANAJEMEN (RTM) PUSKESMAS


Rapat Tinjauan Manajemen Puskesmas
Pertemuan yang dilakukan oleh manajemen Puskesmas secara periodik untuk meninjau kinerja
sistem manajemen mutu, dan kinerja pelayanan atau upaya Puskesmas guna memastikan
kelanjutan, kesesuaian, kecukupan, dan efektifitas sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan
Puskesmas.

Fokus Tinjauan Manajemen


 Menilai apakah sistem manajemen efektif dan efisien : dilihat dari capaian kinerja
 Menilai apakah sistem manajemen (Puskesmas, dan sistem manajemen mutu berjalan
sesuai dengan pedoman-pedoman yang ada dalam standar akreditasi dan efektif dalam
menyelesaikan permasalahan pelayanan)
 Menilai efektifitas perbaikan yang dilakukan
 Menindak lanjuti dalam perbaikan terhadap sistem manajemen mutu, dan sistem
penyelenggaraan pelayanan
Efektivitas Dari Sistem Manajemen Dilihat Dari
 Capaian kinerja organisasi (efektivitas organisasi, dan efisiensi penggunaan sumber daya),
yang dilihat dari :
o Hasil capaian kinerja : outcome, process
o Hasil audit kinerja (outcome, process) oleh auditor internal
o Kejadian/insiden yang tidak diharapkan
 Efektivitas upaya perbaikan yang dilakukan :
o Tindak lanjut hasil audit
o Tindak lanjut capaian kinerja yang rendah
o Tindak lanjut terhadap keluhan pelanggan
 Ketersediaan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan
 Pelaksanaan dan efektifitas dari regulasi internal yang ada (kebijakan, pedoman/panduan,
SOP)
Pelaksanaan Rapat Tinjauan Manajemen Mutu (RTM)

Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dipimpin oleh penanggung jawab Manajemen Mutu. Yang harus
diundang atau harus ada saat rapat tinjauan manajemen yaitu kepala puskesmas, penanggung jawab
mutu, audit internal (ketua & anggota), auditee (terutama yang belum sempat diaudit), penanggung
jawab usaha (administrasi manajemen/ADMEN, usaha kesehatan masyarakat/UKM, usaha
kesehatan perorangan/UKP), pengendalian & pencegahan infeksi (PPI), manajemen resiko dan
kepuasan/komplain pelanggan. 

Agenda Rapat Tinjauan Manajemen


 Pembukaan oleh penanggung jawab manajemen mutu
 Arahan dari kepala Puskesmas
 Pembahasan hasil pertemuan tinjauan manajemen mutu yang lalu
 Pembahasan hasil audit internal
 Pembahasan umpan balik/keluhan pelanggan
 Hasil penilaian kepuasan  pelanggan
 Hasil penilaian kinerja
 Masalah - masalah operasional yang terkait dengan penerapan sistem manajemen mutu,
penyelanggaraan pelayanan (klinis dan UKM)
 Rencana perbaikan/perubahan yang perlu dilakukan baik pada sistem manajemen mutu
maupun sistem pelayanan (klinis & UKM)
 Rekomendasi untuk perbaikan
 Penutup
Langkah - Langkah Pertemuan Tinjauan Manajemen
 Penanggung jawab manajemen mutu bersama kepala Puskesmas mempersiapkan
pertemuan tinjauan manajemen : rencana waktu, tempat, agenda, dan siapa saja yang akan
diundang
 Penanggung jawab manajemen mutu mengundang peserta pertemuan
 Penangggung manajemen mutu memimpin pertemuan/rapat tinjauan manajemen :
melaksanakan sesuai agenda, memimpin proses paparan/diskusi selama pertemuan berlangsung
 Penanggung jawab manajemen mutu memberikan umpan balik/simpulan rapat tinjauan
manajemen
 Penanggung jawab manajemen mutu melakukan pemantauan perbaikan sesudah
pertemuan/rapat tinjauan manajemen

Karakteristik Rapat Tinjauan Manajemen


 Berkala
 Direncanakan dengan baik
 Didokumentasikan dengan baik
 Mengevaluasi efektivitas penerapan sistem manajemen mutu & dampaknya pada mutu dan
kinerja
 Membahas perubahan yang perlu dilakukan
 Hasil pertemuan ditindak lanjuti
 Tindak lanjut dipantau pelaksanaannya
 Pihak manajemen dan pelaksana yang terkait diundang dalam rapat
 Pertemuan diawali dengan pembahasan  hasil dan tindak lanjut pertemuan tinjauan
manajemen sebelumnya
 Dilaksanakan dengan agenda yang jelas
 Menghasilkan luaran :
o Rencana perbaikan
o Rencana peningkatan kepuasan pelanggan
o Rencana pemenuhan sumber daya yang diperlukan
o Rencana perubahan-perubahan untuk mengakomodasi persyaratan
produk/layanan/pelanggan
Input Tinjauan Manajemen
 Hasil audit internal, melakukan pemaparan hasil audit baik yang sudah dilakukan maupun
yang belum diselesaikan.
 Umpan balik pelanggan
 Kinerja proses
 Pencapaian sasaran-sasaran mutu maupun indikator-indikator kinerja
 Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
 Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
 Kebijakan mutu dan kebijakan pelayanan/upaya puskesmas
 Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu dan sistem
pelayanan/penyelenggaraan upaya Puskesmas
Output Tinjauan
 Keputusan dan tindakan yang berhubungan dengan :
o Peningkatan efektivitas sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan
o Peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan
o Identifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan baik pada sistem manajemen
mutu maupun sistem pelayanan
o Penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan agar sistem manajemen mutu dan
sistem pelayanan efektif

- August 21, 2019 No comments: 


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: mutu & keselamatan pasien

Catatan Kecil
Petugas Pemberi
Layanan Klinis
Blog ini berisi informasi seputar dunia kesehatan, mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien di fasilitas kesehatan
(Puskesmas)

Firmanni Finishia Resolosiono


View my complete profile
Wednesday, 7 October 2020

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di Fasilitas


Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
Tulisan ini, merupakan rangkuman tentang pelaporan insiden keselamatan pasien di FKTP dari  Live
on Youtube Keselamatan Pasien di FKTP/link youtube yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan
Indonesia dalam rangka memperingati Hari Keselamatan Pasien Sedunia (World Patient Safety Day)
yang jatuh setiap tanggal 17 September. Tulisan ini sendiri juga sebagai catatan pribadi bagi penulis
agar lebih mudah membuka kembali saat dibutuhkan.

Mengapa pelaporan insiden penting ?


Karena pelaporan pelaporan akan menjadi proses pembelajaran untuk mencegah kejadian yang
sama terulang kembali. 

Apa yang harus dilaporkan ?


 Kejadian yang sudah terjadi
 Kejadian yang nyaris terjadi
 Kejadian yang potensial terjadi
Siapa yang membuat laporan insiden?
 Siapa saja atau semua staf fasilitas kesehatan yang pertama menemukan kejadian atau
insiden
 Siapa saja atau semua staf yang terlibat dalam kejadian atau insiden
Membangun system pelaporan insiden
 Kebijakan
 Alur pelaporan
 Formulir pelaporan
 Prosedur pelaporan
 Sosialisasi pada seluruh karyawan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 (PMK 11 Tahun 2017)

Pasal 18 PMK 11 tahun 2017


 (1) Setiap Insiden harus dilaporkan secara internal kepada tim Keselamatan Pasien dalam
waktu paling lambat 2x24 (dua kali dua puluh empat) jam dengan menggunakan format laporan
sebagaimana tercantum pada Formulir 1. 
 (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diverifikasi oleh tim Keselamatan Pasien
untuk memastikan kebenaran adanya Insiden. 
 (3) Setelah melakukan verifikasi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tim
Keselamatan Pasien melakukan investigasi dalam bentuk wawancara dan pemeriksaan dokumen. 
 (4) Berdasarkan hasil investigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tim Keselamatan
Pasien menentukan derajat insiden (grading) dan melakukan Root Cause Analysis (RCA) dengan
metode baku untuk menemukan akar masalah. 
 (5) Tim keselamatan pasien harus memberikan rekomendasi keselamatan pasien kepada
pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan hasil Root Cause Analysis (RCA) sebagaimana
dimaksud pada ayat (4). 
 (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Root Cause Analysis (RCA) diatur dalam pedoman yang
disusun oleh Komite Nasional Keselamatan Pasien.
Pasal 19 PMK 11 tahun 2017
 (1) Fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan pelaporan Insiden, secara online atau
tertulis kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien sesuai dengan format laporan tercantum pada
Formulir 2 dan Formulir 3 Peraturan Menteri ini. 
 (2) Pelaporan Insiden sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan setelah dilakukan
analisis, serta mendapatkan rekomendasi dan solusi dari tim Keselamatan Pasien fasilitas pelayanan
kesehatan. 
 (3) Pelaporan insiden sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk menurunkan
insiden dan mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan Keselamatan Pasien dan tidak untuk
menyalahkan orang (non blaming).
 (4) Pelaporan insiden sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dijamin keamanannya,
bersifat rahasia, anonim (tanpa identitas), dan tidak mudah diakses oleh orang yang tidak berhak. 
Pasal 20 PMK 11 tahun 2017

Setelah menerima pelaporan Insiden sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Komite Nasional
Keselamatan Pasien melakukan pengkajian dan memberikan umpan balik (feedback) berupa
rekomendasi Keselamatan Pasien dalam rangka mencegah berulangnya kejadian yang sama di
fasilitas pelayanan kesehatan lain secara nasional.  

Pasal 21 PMK 11 tahun 2017

Setiap dokumen pelaporan dan analisis Insiden sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dan Pasal 20
tidak diperuntukkan sebagai alat bukti hukum dalam proses peradilan. 

Alur pelaporan insiden


 Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD/KTC/KPC) di fasilitas pelayanan kesehatan, wajib
segera ditindaklanjuti (dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak / akibat yang tidak diharapkan
 Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan insiden dengan mengisi formulir laporan insiden
pada akhir jam kerja/shift kepada atasan langsung (paling lambat 2x24 jam) 
 Bentuk formulir 1 yang terdapat pada lampiran PMK No. 11 Tahun 2017

 Berikut link artikel mengenai jenis-jenis insiden dan cara pengisian formulir laporan.  Insiden
dan contoh pengisian formulir laporan insiden
 Jangan menunda laporan
 Setelah selesai mengisi laporan, segera serahkan kepada atasan langsung pelapor
 Atasan langsung akan memeriksa laporan & melakukan grading risiko (menggunakan matriks
grading risiko) terhadap insiden yang dilaporkan 

 Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi & analisa yang akan dilakukan
(menggunakan matriks tindakan sesuai tingkat & band risiko)

 Berikut link artikel cara melakukan grading dan menentukan Severity Assessment/Kajian


Keparahan 
 Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan laporan
insiden dilaporkan ke tim keselamatan pasien
 Tim Keselamatan Pasien akan menganalisa kembali hasil investigasi & laporan insiden untuk
menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan regrading
 Untuk grade kuning/merah, tim keselamatan pasien akan melakukan analisis akar masalah /
Root Cause Analysis (RCA)
 Setelah melakukan RCA, tim keselamatan pasien akan membuat laporan & rekomendasi
untuk perbaikan serta "pembelajaran" berupa : petunjuk / "safety alert" untuk mencegah kejadian
yang sama terulang kembali
 Hasil RCA, rekomendasi & rencana kerja dilaporkan kepada kepala fasyankes
 Rekomendasi untuk "perbaikan dan pembelajaran" diberikan umpan balik kepada unit kerja
terkait serta sosialisasi kepada seluruh unit di fasyankes
 Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian disatuan kerjanya masing-masing
 Monitoring & evaluasi perbaikan oleh tim keselamatan pasien 
- October 07, 2020 No comments: 
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: mutu & keselamatan pasien
Tuesday, 5 May 2020

Masker Untuk Semua, Bersama melawan COVID 19,


Mengenal Jenis - Jenis Masker
Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah merekomendasikan masyarakat agar menggunakan masker
saat berada di tempat umum. Hal ini menjadi salah satu upaya pencegahan penyebaran virus corona
SARS - CoV 2 atau Covid - 19. Seiring rekomendasi WHO tersebut pemerintah Indonesia turut
meminta masyarakat (baik yang sehat maupun yang sakit) untu menggunakan masker saat di ruang
publik.

Anda mungkin juga menyukai