Anda di halaman 1dari 4

TIDIer Checklist to Standarize the Descrption of Manipulatiom therapy Guideline of

Low Back Pain et causa Coccydynia


Ardian Novan Risnafathan J130195129
No Item Keterangan
1. Brief Title Manipulation therapy Guideline of Low Back Pain et causa Coccydynia
2. Why Coccydynia merupakan nyeri pada area tulang ekor dengan trauma
sebagai penyebab utama dihampir seluruh kasus nyeri pada coccyx.
Coccyx terdiri dari 5 segmen yang membentuk menjadi satu menyerupai
bentuk segitiga. Pada coccyx terdapat struktur ligamen dan otot yang
menempel seperti anterior sacrococcygeal ligament, m. gluteus
maximus, m. coccygeus dan m. levator ani (Emerson and Speece, 2014).
Manifestasi nyeri pada coccyx akan dirasakan seperti nyeri yang sangat
dalam seolah sedang duduk diatas pisau. Nyeri dapat menjalar ke lower
genital dan bahkan ke kedua tungkai. Nyeri pada punggung bawah dapat
terjadi akibat dari posisi berdiri yang terlalu lama, duduk pada posisi
yang tidak nyaman atau pada permukaan yang keras, kemudian gerakan-
gerakan lain yang dilakukan penderita coccydynia untuk mengurangi
tekanan pada coccyx. Depresi, kelelahan dan plantar facitis bisa menjadi
gejala lain yang timbul akibat coccydynia, sehingga kualitas hidup pada
seorang penderita coccydynia akan menurun (Lirette et al. 2014).
Insiden pasti penyebab coccydynia jarang sekali dilaporkan, namun
terdapat faktor resiko meningkatnya terjadi coccydynia yaitu obesitas
dan lebih sering terjadi pada wanita. Wanita 5 kali lebih beresiko
terkena coccydynia dibanding pria. Etiologi yang paling umum pada
coccydynia adalah trauma eksternal dan internal. Trauma internal terjadi
karena jatuh kebelakang dengan posisi terduduk sehingga menyebabkan
coccyx terjadi dislokasi bahkan fraktur. Pada wanita, posisi atau letak
coccyx membuatnya rentan terhadap trauma ketika persalinan, terutama
pada persalinan yang sulit. Coccydynia non traumatic juga memiliki
beberapa penyebab termasuk proses degenerasi sendi dan diskus,
hypermobilitas dan hypomobilitas sacrococcygeal joint, dan terjadinya
infeksi (Emerson and Speece, 2014).
Coccydynia merupakan nyeri yang terlokalisasi pada coccyx. Pasien
biasanya mengeluhkan nyeri pada coccyx dan nyeri bertambah ketika
duduk terlalu lama. Pemeriksaan fisik akan menunjukan adanya nyeri
tekan pada superior coccyx, kemudian dilakukan pemeriksaan rektal
pada coccyx dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari. Manipulasi
mungkin akan menimbulkan rasa sakit dan menunjukkan hipermobilitas
atau hipomobilitas pada sacrococcygeal joint. Range of motion normal
pada coccyx harusnya 13 derajat (Ghulam and Sharif, 2017).

3. What  Bed
(materials)  Hand scoon
 Pelumas

4. What Tidak ada standar khusus untuk mendiagnosa coccydynia, namun


(Procedure biasanya tetap dilakukan pemeriksaan mobilitas pada coccyx, tes
) provokasi nyeri, dan radiografi untuk membantu dalam penegakkan
diagnosa coccydynia. Massage pada soft tissue dan mobilisasi pada
sacrococcygeal joint merupakan treatment awal pada manajemen nyeri
coccydynia (Ghulam and Sharif, 2017).
Manual therapy sendiri memilik bermacam-macam tehnik. Salah
satunya yaitu sacrococcygeal joint mobilization yang dapat
diaplikasikan pada kasus coccydynia kronis, ditambahkan dengan soft
tissue release.
Pada pemeriksaan awal tidak dilakukan tes khusus untuk coccydynia.
Palpasi dilakukan untuk mengetahui nyeri tekan pada coccyx. Kemudian
pemeriksaan secara rektal dilakukan untuk mengetahui hipomobilitas
pada coccyx. Alat ukur yang digunakan adalah Visual Analog Scale dan
Oswestry disability index.

 Prosedur Pelaksanaan:

1) Pasien posisi side lying dengan kedua tungkai fleksi knee dan
fleksi hip di depan dada. Kepala pasien sedikit fleksi. Terapis
mengenakan handscoon, treatment dilakukan dengan
menggunakan jari telunjuk didalam rectum dan ibu jari di
posterior pada coccyx.
2) Treatment yang pertama adalah untuk soft tissue mobilization
pada coccyx. Jari telunjuk terapis bergerak ke arah cepalo caudal
ditambahkan dengan sedikit tekanan. Kemudian ibu jari
melakukan gerakan sliding ke arah medial dan lateral dengan
sedikit tekanan untuk merilis otot sekitar coccyx.
3) Treatment kedua, terapis melakukan sacrococcygeal joint
mobilization. Posisi jari telunjuk dan ibu jari tetap pada posisi
awal, kemudian dilakukan sedikit traksi pada coccyx dan
gerakan gliding kearah anterior dan posterior 5 kali tiap set.
Mobilisasi dilakukan 3 set (Ghulam and Sharif, 2017).

5. Who Sacrococcygeal joint mobilization dilakukan oleh fisioterapis yang


Provided berpengalaman.

6. How Nyeri pada coccyx dapat berkurang karena efek mekanis dan
neurofisiologis dari manipulasi pada coccyx yang memodulasi nyeri
melalui stimulasi reseptor artikular tipe I dan II. Atau bisa juga karena
manipulasi yang efektif mengkoreksi mal alignment dari vertebra
coccygeal (Khatri et al. 2011).

7. Where Sacrococcygeal joint mobilization dilakukan oleh fisioterapis di tempat


pelayanan kesehatan di sekitar lokasi penderita coccydynia.

8. Pasien dianjurkan untuk melakukan latihan kegel di rumah secara


When and
mandiri yang terdiri dari 4 set kontraksi otot dasar panggul yang
How
berlangsung selama 6 detik disertai inspirasi pernafasan dan rileks
selama 6 detik saat ekspirasi. Pasien melakukan istirahat selama 30
Much
detik diantara setiap setnya. Terapi ini dilakukan dua kali sehari saat
bangun tidur sebelum beranjak dari kasur dan pada malam hari
sebelum tidur (Elsebeiy, 2018).

9. Tailiring Manipulasi terapi tidak direkomendasikan bagi pasien yang menderita


peradangan akut, tumor, osteoporosis, infeksi pada spine, kondisi
fraktur (McCarthy, 2015).

10. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pasien harus melakukan


How Well
exercise secara mandiri sehari 2 kali, yaitu pagi hari saat bangun tidur
sebelum beranjak dari kasur dan pada malam hari sebelum tidur
(Elsebeiy, 2018).

DAFTAR PUSTAKA

Elsebeiy, Faten Ibrahim. (2018). Comparison Of The Effects Of Prenatal Perineal Massage
Versus Kegel Exercise On Labor Outcome. Journal of Nursing and Health Science ,
7 (3), 43-53.

Emerson, S. S., & Speece Iii, A. J. (2012). Manipulation Of The Coccyx With Anesthesia For
The Management Of Coccydynia. Jaoa Case Report , 112 (12), 805-807.
Ghulam, S., & Sharif, A. (2017). Effectiveness Of Manual Therapy In Coccydynia: A Case
Report. International Journal Of Physiotherapy And Research , 5 (3), 2010-2012.
Khatri, S. M., Nitsure, P., & Jatti, R. S. (2011). Effectiveness Of Coccygeal Manipulation In
Coccydynia: A Randomized Control Trial. Indian Journal Of Physiotherapy And
Occupational Therapy , 5 (3), 110-112.
Lirette, L. S., Chaiban, G., Tolba, R., & Eissa, H. (2014). Coccydynia: An Overview Of The
Anatomy, Etiologi, And Treatment Of Coccyx Pain. The Ochsner Journal , 14 (1),
84-87.
Mccarthy, C. J. (2016). Spinal Manipulation. Manipulative Therapy , 277-285.

Anda mungkin juga menyukai