Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ALGI JUNIAR JATNIKA

KELAS : PENJAS 5A

NPM : 20210321436

1. Dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
lebih memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan
berlangsung dalam situasi yang dialami, dinamika kelompok berasal dari kata dinamika
dan kelompok, berati interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan yang
lain, sedangkan kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi dan
memiliki tujuan yang sama.

2. Dinamika kelompok dapat membantu meningkatkan kesadaran diri dan kepekaan


terhadap kebutuhan maupun perilaku orang lain. Kegiatan pendidikan rekreasi dan
kelompok sosial mempunyai titik kesamaan yaitu sangat peduli dengan penggunaan
rekreasi sebagai media untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Dinamika kelompok
sesungguhnya dapat membantu meningkatkan kesadaran diri dan kepekaan terhadap
kebutuhan serta perilaku orang lain. Akan lebih efektif dalam memberikan bantuan
kepada orang lain melalui hubungan antar kelompok.

3. Apabila individu manusia yang tidak berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya
dikumpulkan di suatu tempat, maka mereka akan melakukan interaksi. Proses interaksi
itu cenderung untuk menghasilkan norma-norma yang seragam dan yang menjadi
dasarnya sikap-sikap anggota kelompok. Interaksi semacam ini dapat dikategorikan sikap
positif. Apabila dua kelompok yang telah membuat struktur masing-masing mengadakan
saingan, maka akan terbentuk sikap negatif terhadap kelompok lainnya. Lambat laun
akan terjadi saling hambat yang seterusnya menimbulkan “stereotip” artinya prasangka
yang kurang berdasar. Dari kedua kasus di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi yang
terjadi dalam kelompok akan membentuk sikap positif atau sikap negatif, diperlukan
sikap saling memahami antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya.
4. Ada empat tipe situasi yang dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan rekreasi yaitu :

 Pengikut Kelompok yang Berorientasi Sosial

Melakukan kegiatan dengan kelompok yang menekankan pada tujuan sosial. Proses
kelompok menjadi bagian penting untuk masing-masing anggota. Kelompok sosial
yang bisa dibentuk dalam pendidikan rekreasi di SLTP adalah klub PMR (Palang
Merah Remaja), Pramuka, dan Pecinta Alam Remaja.

 Pengikut Kelompok yang Berorientasi Aktivitas

Dalam situasi rekreasi fokus utamanya adalah ambil bagian dalam aktivitas.
Aktivitas yang dapat dikembangkan di SLTP sangat banyak. Contoh membentuk
unit olahraga, unit kesenian, unit prakarya, dan unit kerohanian. Unit-unit ini yang
memfasilitasi anggotanya untuk terlibat aktif dalam aktivitas yang tersedia dan
kegiatan ini umumnya dilakukan diluar jam pelajaran kurikuler.

 Bekerja secara sukarela

Karena kegiatan rekreasi lebih bersifat sukarela, maka anggota kelompok yang ada
dalam lingkungan itu akan dengan sangat ikhlas untuk sukarela bekerja demi tujuan
kelompok. Contoh, mengumpulkan pakaian bekas yang layak pakai,
mengumpulkan dana untuk korban bencana alam atau pengungsi karena kekerasan
di daerah dimana mereka tinggal, memberi beasiswa kepada teman sekolahnya
yang tidak mampu dan lain-lain.

 Berhubungan dengan Tim Profesional

Dalam melakukan aktivitas rekreasi sebaiknya guru menjalin hubungan dengan


tenaga ahli yang memahami benar kegiatan tersebut. Contoh, apabila sekolah akan
menyelenggarakan kegiatan ‘’fun games’’ maka sekolah harus bekerjasama dengan
jurusan PKR FPOK dalam membuat skenario yang sesuai dengan usia anak SLTP.
Demikian pula apabila sekolah akan menyelenggarakan pendidikan PMR maka
sekolah harus bekerjasama dengan rumah sakit atau Palang Merah Indonesia (PMI).
5. Kegiatan pendidikan rekreasi dan kegiatan kelompok sosial mempunyai titik kesamaan.
Keduanya sangat peduli dengan penggunaan rekreasi sebagai media untuk memenuhi
kebutuhan manusia atau peserta didik. Pada umumnya kegiatan rekreasi di sekolah
sering kali melibatkan banyak orang. Untuk itu kegiatannya perlu direncanakan,
diorganisasi, diarahkan, dan dikontrol.

 Perencanaan

Pada tahap perencanaan, guru menentukan tujuan yang ingin dicapai dari sebuah
kegiatan dan membuat skenario kegiatan agar kegitan itu terarahkan. Contoh, pada
awal tahun ajaran baru para siswa yang masuk ke SLTP anda umumnya tidak saling
mengenal satu sama lain. Disini guru menetapkan tujuan agar para peserta didik dapat
berhubungan dan mengenal dengan akrab antara peserta didik guna mempersiapkan
suasana belajar. Skenario dibuat dengan urutan perkenalan dan permainan karakter.

 Pengorganisasian

Pada tahapan ini,guru mengorganisir dua hal yaitu :

a. Pada pertemuan pertama guru mengenalkan peserta didik kepada lingkungannya


yang terdiri dari tempat, teman baru, dan suasana baru.

b. Pemberian informasi tentang pelaksanaan pembelajaran di SLTP yang meliputi


tujuan, manfaat, mekanisme, dan materi pelajaran.

 Pengarahan

Pada tahapan ini, peserta didik diminta untuk membentuk lingkaran. Guru
meminta agar peserta didik masing- masing merenung sejenak. Kemudian peserta didik
diminta untuk mencantumkan namanya pada pojok kanan atas kertas yang sudah
disediakan. Pada kertas tersebut masing-masing peserta didik menggambarkan suasana
hatinya. Gambar yang dibuatnya harus sesuai dengan keadaan yang dirasakan saat
sekarang.

Selanjutnya guru mengumpulkan kertas yang sudah digambar tersebut. Peserta


didik diminta untuk beralih tempat duduk. Guru secara random (acak) membagikan
kertas kembali yang telah digambar oleh peserta didik. Diharuskan kepada semua
peserta didik untuk mendapatkan gambar yang dipunyai temannya. Tidak boleh
memiliki hasil gambar sendiri.

Tahap berikutnya adalah peserta didik diminta untuk mencari pemilik gambar
yang ada padanya. Setelah diperoleh, tanyakan nama, alamat, dan kesukaannya.
Bagaimana suasana hatinya saat ini sesuai dengan gambar yang dibuatnya. Selesai
berkenalan peserta didik diminta kembali ke tempat duduknya masing-masing. Guru
memanggil salah seorang peserta didik untuk memulai mengenalkan teman barunya
kepada semua peserta. Sambil bergiliran semua peserta harus mengenalkan teman
barunya itu kepada semua peserta. Selesai kegiatan semua peserta sudah dapat saling
mengenai satu dengan lainnya.

 Kontrol

Selama kegiatan perkenalan ini berlangsung, guru mengontrol semua peserta didik
jangan sampai ada yang tidak terlibat dalam kegiatan ini. Kalaupun ada yang malu
tampil, guru dapat mendorongnya secara bijaksana agar rasa percaya dirinya bangkit.
Selesai kegiatan ini, guru harus mengevaluasi apakah tujuan yang direncanakan semula
sudah dapat dicapai atau belum. Apabila masih ada kekurangan dalam pelaksanaannya,
maka perlu dijadikan catatan untuk kegiatan yang akan datang.

Dari contoh kegiatan dalam dinamika kelompok melalui pendidikan rekreai ini, peserta didik
akan merasa rileks dan tidak tegang menghadapi teman-teman barunya. Karena kegiatan ini
dimulainya dari kelompok kecil yaitu dua orang, maka peserta didik akan lebih berani untuk
mengungkapkan identitas dirinya kepada kelompoknya. Dengan kegiatan rekreasi dalam lingkup
dinamika kelompok diharapkan peserta didik akan dapat memusatkan perhatiannya kepada
proses belajar dan juga dapat bekerjasama dengan peserta didik lainnya.

Anda mungkin juga menyukai