Anda di halaman 1dari 6

EFEKTIVITAS MENGATUR POLA MAKAN ATAU AKTIVITAS TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

Dwi Asrifatun F.1, Drita Maryanawati2, Dwi Afni3, Elisabeth Novi4,


Heni5, Muji Syukur6, Murdiana Novi7

ABSTRAK

Latar Belakang : Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai jaringan
yang membutuhkannya. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan
karena angka prevalensinya tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan sangatlah
berbahaya.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektif konsumsi buah seperti buah
mentimun, belimbing, tomat, dan pisang atau olahraga seperti senam dan exercise terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode tinjauan pustaka dari 21 jurnal yang mana akan
dilihat dan ditinjau dari hasil penelitian dalam beberapa jurnal tersebut.
Hasil : Dalam penelitian beberapa jurnal dapat dilihat bahwa pada pasien yang mengalami
hipertensi mengkonsumsi buah-buahan lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah
dibandingkan dengan olahraga.
Simpulan : Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumsi buah seperti
mentimun, belimbing, tomat dan pisang lebih efektif menurunkan tekanan darah dengan hasil
yang signifikan dibandingkan dengan pemberian exercise atau olahraga.
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan suatu gejala yang ditandai dengan tingginya tekanan darah
seseorang sehingga mengakibatkan zat-zat gizi dan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh tidak
dapat dipenuhi dengan sempurna (Khasanah, 2012). Menurut WHO batas tekanan darah
seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolic 90 mmHg pada orang yang tidak menderita diabetes mellitus, sedangkan pada
penderita diabetes mellitus dan jantung tekanan darah penderita hipertensi dibawah 130/90
mmHg (Ignatavicius & Workman, 2010).
Penyakit hipertensi dikenal juga sebagai “silent killer” (pembunuh diam-diam) karena
pada kebanyakan kasus, penyakit ini baru terdeteksi pada saat pemeriksaan fisik karena
alasan penyakit tertentu. Di Amerika, menurut National Health and Nutrition Examination
Survey (NHNES) yang dilaporkan oleh Hajar tahun 2008 bahwa paling sedikit 30% pasien
hipertensi tidak menyadari kondisi mereka dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai
tekanan darah yang diinginkan (dibawah 140/90mmHG). Di Indonesia dengan tingkat
kesadaran akan kesehatan yang lebih rendah, diperkirakan jumlah pasien yang tidak
menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi serta tidak patuh minum obat dan menjalankan
terapi diet kemungkinan lebih besar (Direktorat Bina Farmasi, 2006).
Secara nasional angka prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi yaitu mencapai
7,2%. Di pulau Jawa pada tahun 2004 prevalensi hipertensi mencapai 41,9%, Sumatera Barat
17,8% dan prevalensi terendah terdapat di Papua yaitu 0,6% (Setiawan, 2004). Sedangkan
pada tahun 2013, di Jawa Tengah penduduk yang menderita hipertensi mencapai 26,4%
namun daerah Semarang mencapai lebih dari 40% dalam 5 tahun terakhir ini.
Penatalaksanaan hipertensi bertumpu pada pilar pengobatan standar atau dengan non
farmakologi yaitu dengan merubah gaya hidup yang meliputi mengatur pola makan,
mengatur koping stress, mengatur pola aktivitas, menghindari alkohol dan rokok (Dalimartha,
2008). Namun dari beberapa penelitian yang sering diterapkan pada pasien hipertensi adalah
mengatur pola makan dan pola aktivitas.
Mengatur pola makan adalah pengaturan makan dengan mempertimbangkan asupan
atau kandungan gizi pada makanan yang bermanfaat bagi kesehatan, baik makanan yang
berasal dari hewani maupun yang nabati. Dalam kasus hipertensi, mengkonsumsi buah sangat
penting dalam mengontrol tekanan darah seperti buah belimbing, mentimun, tomat, pisang,
mahkotadewa, mengkudu dan lain sebagainya. Dalam buah yang sudah disebutkan banyak
mengandung vitamin C, kalium, fosfor dan ada juga yang mngandung scopoletin.
Kalium yang terdapat di buah tersebut efektif mengobati hipertensi karena kalium
merupakan penghasil elektrolit yang baik bagi hati, dan membantu menurunkan tekanan
darah tinggi serta mengatur irama jantung dengan melawan efek buruk dari natrium kalium
memegang peran dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan
asam basa. Kandungan kalium yang tinggi dapat menurunkan kadar natrium sehingga
tekanan darah menurun (Astawan, 2008).
Mengatur pola aktivitas pada pasien hipertensi juga penting dalam menurunkan tekanan
darah, salah satunya adalah dengan aktivitas atau olahraga. Olahraga adalah latihan gerak
badan untuk menguatkan atau menyehatkan badan. Olahraga yang bisa dilakukan adalah
seperti latihan jalan kaki ataupun olahraga aerobik. Latihan jalan kaki memang sangat ringan
dan sederhana, tetapi jika dilakukan dengan terprogram, sistematis dan terstruktur akan
mendapat hasil positif terhadap tingkat kebugaran dan kesehatan. Artinya tidak jauh berbeda
dengan olahraga aerobik. Olahraga ringan tersebut membanu menurunkan tekanan darah
sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi.

METODE
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dimana peneliti memilih
beberapa jurnal mengenai kasus hipertensi, dari beberapa jurnal tersebut akan dilihat dan bisa
ditarik kesimpulan lebih efektif mengatur pola makan atau mengatur pola aktivitas untuk
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dari pengumpulan data dalam beberapa jurnal tentang menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi adalah 10 jurnal dimana 5 jurnal mengenai pola makan dan 5 jurnal
mengenai pola aktivitas. Dalam mengatur pola makan disini peneliti mengambil jurnal
mengenai konsumsi buah belimbing, mentimun, tomat, mahkotadewa dan pisang dimana
dikonsumsi dalam bentuk jus atau dimakan buah segar saja. Hasil penelitian diketahui bahwa
terdapat perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah intervensi
pemberian buah tersebut.
Tabel 1 : Jus Mentimun
Tekanan Darah Sebelum Sesudah Selisih

Sistolik 161.00 145.00 16

Diastolik 92.67 86.00 6.67


Tabel 2 : Smoothie Pisang
Tekanan Darah Sebelum Sesudah Selisih

Sistolik 145.62 126.88 18.74

Diastolik 92.05 80.62 11.43

Tabel 3 : Jus Campuran Tomat dan Mentimun


Tekanan Darah Sebelum Sesudah Selisih

Sistolik 142.70 136.00 6.7

Diastolik 90.60 88.20 2.4

Tabel 4 : Jus Belimbing dan Mentimun


Tekanan Darah Sebelum Sesudah Selisih

Sistolik 161.88 140.62 21.26

Diastolik 109.38 93.12 16.26

Tabel 5 : Buah Mahkota Dewa


Tekanan Darah Sebelum Sesudah Selisih

Sistolik 138.56 127.92 10.64

Diastolik 86.19 81.38 4.81

Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat adanya perbedaan penurunan tekanan darah baik
sistolik maupun diastolik dalam pemberian intervensi tersebut. Tekanan darah sistolik rata-
rata selisih 14.67 sedangkan tekanan darah diastolic rata-rata selisih 8.31. hal ini
membuktikan bahwa pemberian jus buah diatas dapat menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi karena :
1. Mentimun memiliki berbagai macam kandungan gizi diataranya adalah kalium, kalsium
dan magnesium. Berbagai penelitian membuktikan bahwa ada kaitan erat antar intake
kalium, kalsium dan magnesium terhadap penurunan tekanan darah. Semakin rendah
intake kalium maka tekanan darah akan semakin tinggi. Rasio natrium/kalium juga
berhubungan dengan tekanan darah, dengan penurunan intake natrium sebesar
100mmol perhari dan konsumsi kalium sampai dengan 70 mmol dalam sehari, maka
tekanan darah sistolik diprediksi akan turun sebesar 3.4 mmHg.
2. Pisang juga mengandung kalium dan banyak vitamin A dan C. kandungan kalium yang
tinggi pada buah pisang mampu menurunkan efek natrium sehingga tekanan darah
menurun.
3. Campuran jus tomat dan mentimun mempunyai kandungan seperti kalium, magnesium,
fosfor, serat, vitamin C dan asam folat dimana kalium berperan dalam penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi.
4. Campuran jus belimbing dan mentimun juga mengandung kadar kalium yang tinggi
serta natrium yang rendah sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
5. Buah mahkota dewa mempunyai kandungan senyawa yaitu alkaloid, tannin, saponin,
flafonoid dan polifenol dimana berfungsi sebagai antihistamin, antialergi, bersifat
sitotoksik terhadap sel kanker rahim, bersifat hepatoprotektif, menurunkan gula darah,
menurunkan tekanan darah tinggi, anti oksidan dan menurunkan kadar asam urat.
Untuk hasil penelitian dengan mengatur pola aktivitas, seperti brisk walking exercise, senam
lansia, jalan pagi, senam jantung dan jalan kaki selama 30 menit. Hasil penelitian diketahui
bahwa ada perbedaan tekanan darah sistolik maupun diastolic sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi.
Tabel 6 : Brisk Walking Exercise
Tekanan Darah Sebelum Sesudah Selisih

Sistolik 153.43 152.62 0.81

Diastolik 93.14 92.38 0.76

Tabel 7 : Senam Jantung dan Lansia


Tekanan Darah Sebelum Sesudah Selisih

Sistolik 152 146 6

Diastolik 90 86.33 3.67

Tabel 8 : Jalan Kaki 30 Menit


Tekanan Darah Sebelum Sesudah Selisih

Sistolik - - 6.2

Diastolik - - 3.3
Tabel 9 : Aktivitas Jalan Pagi
Tekanan Darah Sebelum Sesudah Selisih

Sistolik 140-158 133-158 5-10

Diastolik - - -

Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat adanya perbedaan penurunan tekanan darah baik
sistolik maupun diastolik dalam pemberian intervensi tersebut. Tekanan darah sistolik rata-
rata selisih 4.5 sedangkan tekanan darah diastolic rata-rata selisih 2.5. Hal ini membuktikan
bahwa melakukan aktivitas diatas dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

KESIMPULAN
Dari penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi lebih efektif mengatur pola makan dengan cara mengkonsumsi buah-
buahan dimana dapat menurunkan tekanan darah sistolik rata-rata dengan selisih 14.67
sedangkan tekanan darah diastolik rata-rata selisih 8.31 yang menunjukkan perubahan yang
signifikan dibandingkan dengan mengatur pola aktivitas seperti senam atau jalan kaki dimana
dapat menurunkan tekanan darah rata-rata selisih 2.5 untuk sistolik dan 4.5 untuk diastolik.

SARAN
Hasil penelitian ini dapat memberikan pembelajaran bagi rumah sakit maupun puskesmas
untuk dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai salah satu terapi alternatif dalam
pengobatan pasien dengan hipertensi dimana dapat dimasukan dalam menu diet bagian gizi.
Selain itu penelitian ini juga bermanfaat bagi masyarakat untuk menurunkan tekanan darah
secara efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai