Buku Ajar Aplikasi Komputer Manajemen PDF
Buku Ajar Aplikasi Komputer Manajemen PDF
Oleh
Ir. I Nyoman Suardika, MT.
NIP. 19651026 199403 1 001
2020
KATA PENGANTAR
Penulis
1.1 Pembahasan
1.2 Sistematika
Proyek bangunan teknik sipil (selanjutnya disebut proyek saja) adalah suatu
urutan dan peristiwa yang dirancang dengan baik suatu permulaan dan akhir yang
diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang jelas. Proyek berbeda dengan yang
kita lakukan sehari-hari karena tujuan proyek merupakan suatu hal tertentu, bukan
peristiwa yang rutin. Oleh karena tidak rutin, proyek memerlukan perencanaan,
pelaksanaan, dan pemanfaatan.
Berbeda dengan manajemen fungsional lainnya, manajemen proyek lebih
menitik-beratkan kepada perencanaan penjadwalan dan pengendalian.
Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan suatu proyek merupakan
kegiatan yang relatif kompleks dan sulit dilakukan karena kita dituntut untuk
memperhatikan berbagai aspek seperti waktu, biaya, sumber daya, perkembangan
pencapaian tujuan, dan masih banyak lagi yang lain. Proyek memang merupakan
suatu rangkaian tugas atau kegiatan yang melibatkan berbagai komponen dan
sumber daya yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
secara efektif dan efisien.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara cepat, tepat dan efektif,
penjadwalan dan pengendalian proyek harus dilakukan dengan seteliti dan
seoptimal mungkin.
Permasalahan utama yang sering timbul dalam penanganan suatu proyek
adalah:
1. sulitnya menyelesaikan proyek tepat waktu
Dari beberapa kasus yang ada, penjadwalan merupakan alat mutlak yang
diperlukan guna menyelesaikan suatu proyek. Untuk proyek berskala kecil, yang
hanya memiliki beberapa kegiatan, umumnya penjadwalan hanyalah dibayangkan
saja (di dalam kepala atau pikiran) sehingga penjadwalan tidak begitu mutlak
dilakukan. Akan tetapi berbeda masalahnya pada proyek berskala besar, di mana
jumlah kegiatannya yang sangat besar serta rumitnya ketergantungan (keterkaitan)
antar kegiatan sehingga tidak mungkin lagi bila hanya diolah di dalam pikiran.
Penjadwalan dan kontrol menjadi rumit dan sangat penting supaya kegiatan dapat
dilakukan dengan efisien.
Unsur utama penjadwalan adalah peramalan (forecasting). Perlu disadari
bahwa perubahan-perubahan dapat saja terjadi di masa mendatang sehingga akan
mempengaruhi pola rencananya sendiri.
Menjadwalkan adalah berpikir secara mendalam melalui berbagai
persoalan-persoalan, menguji jalur-jalur yang logis, serta menyusun berbagai
macam tugas, yang menghasilkan suatu kegiatan lengkap, dan menuliskan
bermacam-macam kegiatan dalam kerangka yang logis dan rangkaian waktu yang
tepat.
Waktu pelaksanaan
No. Urutan Kegiatan/Pekerjaan
Selesai
Mulai minggu ke
minggu ke
1 Kegiatan Pondasi 1 4
2 Kegiatan Beton/Dinding 2 7
3 Kegiatan Kap/Atap 7 11
4 Kegiatan Loteng 10 13
5 Kegiatan Plesteran 6 9
6 Kegiatan Lantai 4 9
7 Kegiatan Pintu/Jendela 10 11
8 Kegiatan Pengecatan 7 12
9 Kegiatan Perlengkapan 7 13
Kurva S
Pada proyek yang tidak terlalu banyak kegiatannya, metode bar
chart sering digunakan. Penggunaannya digabungkan dengan kurva "S"
sebagai pemantau biaya. Disebut kurva S karena bentuknya yang
merryerupai huruf S. Hal tersebut terjadi karena pada awal proyek
(kegiatan persiapan) besarnya biaya yang dikeluarkan per satuan waktu
cenderung rendah, kemudian meningkat cepat pada pertengahan proyek
(kegiatan konstruksi), dan menurun/rendah kembali pada akhir proyek
(penyelesaian akhir).
Harga kegiatan
Rumus bobot kegiatan = x 100
Harga total kegiatan
2.5.2 PERT
Metode PERT dikembangkan oleh Navy Special Project Office yaitu biro
proyek-proyek khusus angkatan laut Amerika Serikat pada tahun 1957. PERT
merupakan singkatan dari Program Evaluation and Review Technique atau teknik
menilai dan meninjau kembali program.
Metode tersebut bertujuan sebanyak mungkin mengurangi adanya
penundaan, maupun gangguan dan konflik suatu jadwal. PERT pada prinsipnya
adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian kegiatan yang digambarkan
dalam bentuk diagram network. Dengan demikian dapat diketahui bagian-bagian
kegiatan mana yang harus didahulukan dan kegiatan mana yang menunggu
selesainya pekerjaan.
Aturan PERT
Untuk membuat jaringan kerja kita harus mengetahui semua kegiatan, yang
terjadi pada suatu proyek, waktu (durasi) setiap kegiatan, dan ketergantungan antar
kegiatan (kegiatan pendahulu/predecessors dan kegiatan pengikut/successors).
Urutan-urutan logis seluruh proyek harus diketahui dengan baik. Setiap kegiatan
harus diketahui kegiatan pendahulu serta kegiatan pengikutnya. Dengan demikian,
jaringan kerja dapat terbentuk sejak awal proyek sampai dengan akhir proyek.
Untuk dapat menjadwal dengan metode tersebut, ada beberapa hal yang
perlu diketahui, yaitu elemen-elemen PERT.
Pada gambar di atas, rangkaian (b) dipakai bila durasi B A dan (c) untuk B ≤ A.
Pemanfaatan di Lapangan
Metode tersebut sangat bermanfaat untuk penjadwalan awal suatu
perencanaan proyek dari tahap Briefing → Perencanaan → Tender → Konstruksi
→ Persiapan penggunaan.
Pada umumnya, penggunaan metode PERT saat ini adalah untuk
perencanaan logis sebuah jadwal yang nantinya akan disempurnakan kembali
dengan metode yang lebih baik, misalnya CPM atau PDM.
Contoh
1. Buatlah diagram PERT atas kegiatan berikut.
Kegiatan Kegiatan
Kegiatan Sebelumnya Sesudahnya
A - B,C
B A C,D
C A E
D B F
E C F
F D,E -
Penyelesaian:
Penyelesaian:
2.5.3 CPM
Aturan CPM
Metode tersebut memiliki istilah-istilah dan simbol-simbol yang sedikit berbeda
dengan PERT, yaitu:
Tanda (simbol):
- Anak panah (arrow), kegiatan (activity), job
Ada tiga jenis anak panah:
Anak panah biasa menunjukkan suatu kegiatan yang dapat
dikerjakan secara normal
Anak panah tebal menunjukan suatu kegiatan yang harus
menjadi
perhatian (kritis)
Anak panah putus-putus menunjukan kegiatan dummy
Pada node CPM terbagi tiga bagian yang terdiri dari nomor node,
EET (Earliest Event Time), dan LET (Latest Event Time).
Pemanfaatan di Lapangan
Penggunaan metode tersebut di lapangan biasanya dilakukan untuk perencanaan
proyek-proyek berskala besar, di mana pelaksana terlebih dahulu membuat jadwal
dengan metode tersebut sehingga nantinya diketahui waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek tersebut.
Aturan PDM
Pada CPM, metode yang dipakai adalah Activity on Arrow (AOA) di mana
kegiatan dan durasi diletakkan pada tanda panah. Pada PDM yang digunakan adalah
Activity on Node (AON) di mana tanda panah hanya menyatakan keterkaitan antara
kegiatan. Kegiatan dari peristiwa pada PDM ditulis dalam bentuk node yang
berbentuk kotak segi empat. Definisi kegiatan dan peristiwa sama seperti CPM.
Bentuk di atas adalah sebagian contoh node yang dipakai pada PDM.
Bab ini membahas cara penghitungan waktu proyek, waktu paling cepat,
waktu paling lambat, dan waktu luang sebuah pekerjaan sehingga akan didapati
suatu rangkaian atau lintasan kritis.
Semakin besar harga total float, maka kegiatan tersebut memiliki semakin
banyak waktu tunda tanpa akan mengakibatkan keterlambatan akhir rangkaian
Penjelasan ES, EF, LS, LF, dan Float tersebut dapat dicontohkan sebagai
berikut: Sebuah kegiatan dapat diselesaikan dalam waktu 3 hari. Dalam perjanjian,
kegiatan dapat dimulai pada hari Senin atau paling lambat selesai adalah Sabtu.
Agar lebih jelas, akan diperlihatkan gambar berikut:
Pada baris pertama terlihat bahwa kegiatan tersebut dimulai pada hari Senin
dan akan selesai hari Rabu. Kegiatan tersebut memiliki waktu luang atau tunda
(float) sebanyak tiga hari (Kamis, Jumat, dan Sabtu). Pada baris kedua, kegiatan
yang dimulai pada hari Selasa akan selesai hari Kamis sehingga waktu luangnya
dua hari (Jumat dan Sabtu). Jika dimulai pada hari Rabu selesai pada hari Jumat,
seperti baris ketiga, maka waktu luangnya satu hari. Namun, jika kegiatan tersebut
dimulai pada hari Kamis (baris keempat), maka akan selesai pada hari Sabtu. Pada
kondisi keempat ini tidak ada float lagi (nol). Kegiatan yang float-nya nol disebut
kegiatan kritis (critical task).
Pada baris keempat terlihat waktu penyelesaian Sabtu adalah waktu
penyelesaian yang paling akhir yang disebut LF sehingga hari Kamis adalah waktu
Jika ada dua atau lebih waktu kejadian, maka yang diambil adalah nilai terbesar.
Contoh:
3.3 Kasus 1
Kegiatan Sesudah
Even Durasi ES EF LS LF FF* TF**
(i) (j)
1-2 G 4 H 0 4 0 16 4-4=0 16-4=12
1-3 D 5 F,E 0 5 0 5 5-5=0 5-5=0
1-4 A 10 B 0 10 0 23 10-10=0 23-10=13
2-5 H 12 I 4 16 16 28 16-16=0 28-16=12
*) FF = FS(j) - FF(i)
**)TF = LF-EF
FF (G) = ES (H) - EF (G) = 4 - 4 = 0
TF (G) = LF (G) - EF (G) = 16 - 4 =12
Selanjutnya, semua hasil perhitungan di atas, dirangkum pada tabel 3.7.
Even Kegiatan ES EF LS LF FF TF
1. Serupa dengan metode CPM, pertama buat Node PDM dengan keterangan
berikut:
5. Lakukan juga perhitungan Free Float (FF) dan Total Float dengan rumus
FF = ES(j)-EF(i) dan TF = LF-EF
Setelah lembar kerja terbuka, data dapat diisikan pada kolom-kolom task
sheet. Data yang diisikan ialah:
1. data kegiatan proyek dimasukkan dengan mengetikkannya pada kolom task
name, waktu kegiatan pada kolom durasi
2. kolom start dan finish akan terisi sendiri
3. masukkan hubungan ketergantungan "sebelum" pada kolom
predecessor, pada kasus di atas hubungan ketergantungannya adalah nama
kegiatan. Namun, pada kolom tersebut yang diisi adalah nomor ID-nya,
misalkan mulai dengan 1, G dengan nomor 2, A dengan nomor 4, dan
seterusnya;
4. kolom resource untuk sementara dikosongkan karena pada kasus ini belum
digunakan sumber daya
Pada lembaran kanan (grafik gantt chart) akan tergambar dengan sendirinya
bar chart kegiatan tersebut dengan hubungan keterkaitannya. Terlihat pada
kegiatan H, bar atau diagram batangnya yang semula pada awal kegiatan kemudian
berpindah atau terjadwal dengan sendirinya setelah kegiatan G. Hal tersebut
disebabkan hubungan ketergantungannya diisikan dengan nomor 2, seperti gambar
berikut.
Nilai ES, EF, LS, LF, FF, TF dapat diketahui dengan menukar lembaran
kerja untuk gantt chart yang dapat disesuaikan kolom isiannya (task sheet), yaitu
dengan cara menuju menu View, Table:Entry, pilih Schedulle sehingga tampilan
gantt chart akan berubah seperti gambar berikut:
Catatan:
Pada Microsoft Project, Float = Slack ; ES = Start; EF = Finish
Ada beberapa cara untuk memperlihatkan lintasan kritis yang terjadi pada
jadwal yang telah dibuat:
1. Untuk memformat teks pada lintasan kritis, click menu Format, Text styles...
Pada Item to change pilih Critical Task, dan pada Color pilih warna selain
hitam, misalnya merah.
3. Pembuatan garis kolom pada diagram bar-nya dilakukan dengan memilih menu
Format, Gridlines.., Bottom Tier Column, dan pada type-nya diisikan jenis
garisnya, kemudian tekan OK.
Kita perlu menyimpan file secara rutin untuk menghindari hilangnya file
akibat terputusnya aliran listrik ataupun lainnya. Penyimpanan file perlu dilakukan
agar dapat dipanggil kembali sewaktu diperlukan. Penyimpanan pertama kali dapat
dilakukan dengan perintah berikut:
Terkadang kita ingin menyimpan file yang terbuka dengan nama lain.
Penyimpananan dapat dilakukan dengan membuka menu File (Alt+F), kemudian
pilih Save As, lalu pilih folder-nya dan tentukan namanya. Nantinya nama file yang
ada akan berubah menjadi nama baru dan file yang lama akan tertutup dengan
sendirinya.
Untuk menghindari agar orang lain tidak dapat membuka file karena alasan
tertentu, pasang password pada file, yaitu dengan langkah berikut:
Menutup file dapat dilakukan dengan mengaktifkan menu File dan Close.
Jika ingin mengakhiri program, aktifkan menu File dan Exit.
Jika telah ada file project pada komputer, ada beberapa cara untuk membuka
file. Untuk membuka file yang terakhir dikerjakan, pilih menu File (Alt+F)
sehingga akan muncul menu, di mana empat buah file terakhir yang sudah pernah
dibuka.
Latihan 1
Hitunglan waktu pelaksanaan kegiatan berikut, tentukan float dan lintasan kritis
yang terjadi.
Pada bab sebelumnya, kasus yang dibahas masih sangat sederhana. Pada
bab ini akan dibahas suatu jadwal yang lebih rinci dengan menentukan tanggal
mulai dan hubungan ketergantungan yang lebih logis.
4.1 Ketergantungan
Dalam suatu proyek, suatu kegiatan senantiasa saling berkaitan dengan
kegiatan yang lain sehin'gga antara satu kegiatan dengan kegiatan lain terdapat
suatu hubungan. Terdapat 3 buah kegiatan yang saling terkait hubungan, misalkan
A, B dan C, seperti gambar berikut:
(A) Galian
(B) Pondasi
(C) Dinding
1. FS (Finish to Start)
Suatu kegiatan baru dapat dikerjakan jika kegiatan sebelumnya telah selesai.
Misalnya, kegiatan pondasi baru dapat dimulai setelah kegiatan galian selesai.
Galian
Pondasi
Taman
Pagar
3. SS (Start to Start)
Suatu kegiatan harus dimulai bersamaan dengan kegiatan lainnya. Misalnya,
kegiatan pembersihan lapangan bersamaan dengan kegiatan direksikeet.
Pembersihan
Lapangan
Direksi keet
4. SF (Start to Finish)
Suatu kegiatan baru dapat diakhiri jika kegiatan lain dimulai. Misalnya,
kegiatan pembuangan sampah ke dalam lubang diakhiri bila kegiatan
penimbunan lubang akan dimulai.
Penimbunan
lubang
Pembuangan
sampah
Lag Time
Selain hubungan keempat jenis tersebut, kita dapat menyertakan lag time
antar kegiatan. Ada dua jenis lag time, yang pertama adalah lag bernilai negatif dan
yang kedua adalah lag bernilai positif. Lag digunakan untuk memajukan atau
50%Galian FS-50%
Pondasi
Pek. Dinding
4.3 Kasus 2
Setelah selesai mengerjakan kasus ini, mahasiswa diharapkan dapat
mengerti jenis-jenis hubungan ketergantungan
Apabila kita telah menutup lembar kerja microsoft project, buka file baru
dengan cara memilih menu File, New (Ctrl+N) atau memilih icon .
dilakukan dengan menekan icon task information ( ) atau klik dua kali kegiatan.
Akan muncul menu task information. Isikan task name dengan ketergantungan
kegiatan, kemudian jenis hubungan kegiatan pada kolom type dan lag jika ada,
seperti contoh berikut.
Terlihat pada gambar bahwa hari Sabtu dan Minggu adalah hari libur. Untuk
menentukan penjadwalan pekerjaan proyek, Microsoft Project menggunakan
kalender tersendiri yang memuat peraturan-peraturan hari kerja dan hari-hari libur.
Defaultnya 5 hari kerja Senin sampai Jumat dengan jam kerja 08.00 - 12.00 dan
13.00 - 17.00. Dengan demikian, waktu selesai proyek tanggal 25 Februari 2020.
Namun demikian, pada kasus tersebut kita memberlakukan 7 hari kerja.
Untuk itu, kita harus mengubah hari kerja. Cara mengubah hari kerja adalah dengan
langkah-langkah berikut:
Memilih menu Project, Change Working Time, Work Weeks, Details. Klik
Sunday kemudian sambil menekan tombol CTRL klik Saturday, lalu aktifkan
pilihan Set day(s) to these specific working times. Isikan jam kerja seperti Gambar
4.10.
2. Untuk hari Jumat, klik Friday, lalu ubah jam kerjanya. Jam istirahat dimulai
jam 11.30 AM (ingat untuk mengubah PM menjadi AM), lalu dimulai kerja
kembali jam 1.30 PM dan berakhir jam 6.00 PM.
Setelah prosedur tersebut dijalankan, ubah jam kerja per minggu dan per
bulannya dengan menekan options dan menyesuaikan jam per minggunya.
4. Setelah semua prosedur tersebut dilakukan, waktu selesai akan berubah menjadi
tanggal 9 Februari 2020.
5. Selanjutnya, tentukan lintasan kritisnya dan gridlines-nya dengan cara yang
sama seperti pada kasus 1.
2. Kegiatan Pondasi
a. Galian
b. Aanstampang
c. dst
5.2 Kasus 3
Setelah selesai mengerjakan kasus ini, mahasiswa diharapkan dapat
menyusun kerangka bagian kegiatan dan menetapkan keterbatasan sebuah kegiatan.
( ) atau arahkan pointer mouse pada ujung kiri nama kegiatan, muncul
tanda kemudian seret ke kiri sekali.
5. Tentukan kegiatan-kegiatan kritis yang terjadi.
6. Terlihat bahwa di depan pekerjaan pondasi terdapat tanda [-], kita dapat
menyembunyikan subpekerjaan dengan mengklik tanda tersebut sehingga
tanda tersebut akan berubah menjadi [+]. Jika ingin memperlihatkan
kembali, klik kembali tanda [+] tersebut.
5.4 Milestone
Milestone () secara bebas dapat diterjemahkan sebagai tonggak atau
penanda. Sebuah milestone biasanya diletakkan pada suatu posisi pekerjaan agar
mudah diketahui. Milestone tidak mewakili suatu aktivitas kegiatan (berdurasi nol)
melainkan digunakan sebagai petunjuk atas suatu perkembangan proyek. Milestone
ditampilkan sebagai statement kejadian-kejadian khusus di mana saat kegiatan
harus sesuai dengan batasan-batasan yang dikehendaki perencana, misalnya harus
selesai pada tanggal tertentu.
Selanjutnya, letakkan kursor pada baris ke-26. Lakukan double klik atau
tekan F2 sehingga muncul kotak dialog task information.
Pada menu, pilih Advanced. Tukar Constraint type dengan Must Finish
On. Tentukan Constraint date dengan tanggal 30 April 2020. Selanjutnya, akan ada
planning wizard, pilih "Continue. A must finish on constraint will be set".
Penjelasan:
Pada awalnya, Late Finish (LF) kegiatan Lantai 1 tidak harus selesai pada
tanggal 30, akan tetapi setelah di-constraint must finish on, menjadi tanggal 30.
Dengan demikian, perhitungan ke belakang terkoreksi sehingga muncul kegiatan
kritis baru.
5.6 Latihan
Ubahlah tipe constraint dari beberapa kegiatan pada kasus 3 di atas dengan berbagai
tipe yang berbeda, kemudian amati pengaruhnya pada durasi proyek dan lintasan
kritisnya.
Bab ini akan membahas penempatan dan perataan atau penyusunan sumber daya
yang baik. Di sini diperkenalkan juga block schedule, yaitu penempatan sumber
daya sesuai dengan keterbatasannya
Dikatakan tidak baik karena pada periode pertama kebutuhan akan tenaga
kerjanya besar yaitu 50. Namun, pada periode kedua, kebutuhannya sedikit yaitu
30. Dengan demikian, ada kelebihan sumber daya sebanyak 20 orang. Untuk
menghindari pemborosan biaya tenaga, kelebihan pada periode pertama
diberhentikan karena tidak mungkin tidak bekerja tetapi tetap dibayar. Namun, pada
6.3 Kasus 4A
Setelah selesai mengerjakan kasus ini, mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui dan menyusun jadwal sumber daya yang baik.
Sebuah proyek, dengan jenis kegiatan A s/d H, mempekerjakan 25 pekerja
setiap harinya.
Kegiatan
No Kegiatan Waktu Tenaga Kerja
sebelumnya
1 A 4 hari Pekerja[10]
2 B 5 hari Pekerja[15]
3 C 2 hari Pekerja[15]
4 D 5 hari 1 Pekerja[10]
5 E 4 hari 2,3 Pekerja[15]
6 F 3 hari 4 Pekerja[10]
7 G 4 hari 2 Pekerja[15]
8 H 3 hari 6 Pekerja[10]
Jika disusun secara manual, kegiatan dan penggunaan sumber dayanya akan
terlihat seperti tabel 6.1 berikut.
Terlihat pada grafik, hari 1 hingga ke-2 membutuhkan 40 pekerja, pada hari
ke-3 hingga ke-5 jumlahnya hanya 25. Pada hari ke-6 hingga ke-9 kebutuhan
meningkat kembali dan pada hari ke-10 hingga 15 menurun kembali.
Untuk itu, perlu dilakukan perataan sumber daya dengan cara menggeser-
geser kegiatan yang tidak dalam keadaan kritis. Sementara itu, kegiatan kritis
jangan dipindahkan (A, D, F, dan H) karena bila dipindahkan akan menyebabkan
bertambahnya waktu akhir.
Pemindahan kegiatan dilakukan pada kegiatan C, yang semula 1-2 menjadi
6-7. Akibatnya, kegiatan E berpindah karena keterkaitan E terhadap C. Kegiatan
kedua yang dipindahkan adalah G, yang semula 6-9 menjadi 8-11. Dengan
demikian akan terbentuk grafik seperti gambar berikut.
1. Buka file baru, tentukan tanggal mulai proyek (Start date 1 Maret 2005)
2. Masukkan kegiatan, durasi, dan ketergantungan
Lembaran kerja sumber daya tersebut terdiri dari beberapa kolom, yaitu:
1. Resource name; yaitu nama sumber daya. Nama sumber daya dapat berupa
tenaga, misalnya tenaga kerja, peralatan, sub kontraktor, supplier, dan
material, misalnya semen, pasir, dan lainnya.
2. Type; untuk menentukan apakah sumber dayanya termasuk work atau
material.
3. Material label; untuk menentukan satuan sumber daya jika tipenya material,
misalnya zak, m3, dan lainnya. Jika sumber dayanya adalah work, maka
kolom ini tidak aktif.
4. Intials; awal atau singkatan nama sumber daya.
5. Group; bila ingin mengelompokkan sumber daya.
6. Max; Unit; jumlah sumber daya terbanyak yang tersedia, untuk material
kolom ini tidak aktif
7. Std rate, Ovt rate, Cost/Use, Accrue At, Base Calender, dan Code akan
dibahas pada kasus biaya.
Ketikkan pekerja pada Resource name dan tentukan max. unit 25. Jika yang
terjadi adalah 25%, maka terlebih dahulu ubah menu File, Options. Pilih tab
Schedule dan ubah “Show assigment unit as a” menjadi Decimal.
tampilan Gantt chart, kemudian pilih icon Assign resource sehingga akan
muncul kotak dialog Assign Resource. Letakkan kursor pada kegiatan A, kemudian
isi kolom Units dengan jumlah tenaganya (10). Klik kembali ke kegiatan A.
Lakukan hal yang sama untuk kegiatan berikutnya sampai selesai.
Untuk melihat grafik sumber dayanya, ubah tampilan menu View, Resource
Graph sehingga akan terlihat seperti berikut:
Pada kegiatan yang tidak kritis (kegiatan CC) kemudian akan terlihat garis
hitam yang menandakan batasan waktu senggangnya (slack).
Bagi dua lembaran kerja Gantt chart dengan cara memilih menu View,
aktifkan pilihan sehingga layar kerja terbagi dua. Tukar bagian bawah
dengan Resource graph dengan cara mengklik kanan kursor di bagian kiri layar,
kemudian pilih menu Resource graph sehingga menjadi seperti Gambar 6.11 di
atas.
Selanjutnya, geser kegiatan CC ke belakang, misalnya semula tanggal 3 s/d
5 menjadi 7-9. Jika tampil menu planning wizard, yang memperingatkan apakah
hubungan ketergantungannya akan diputus, pilihlah keep the link atau tetap
berhubungan sehingga sumber dayanya berubah menjadi gambar berikut.
Kondisi grafik di atas lebih baik daripada grafik sebelumnya yang naik
turun. Mula-mula sumber dayanya sedikit, kemudian membutuhkan jumlah yang
banyak dan berakhir dengan pengurangan sumber daya.
Terlihat jumlah total kebutuhan tenaga kerjanya adalah sama, yaitu 60 orang
dengan durasi yang sama 4 hari. Perbedaannya adalah pada jumlah tenaga yang
berkerja per harinya sehinga jumlah produktivitas per harinya pun berbeda.
15 15 15 15
Menjadi
5 10 20 25
Pada dasarnya pada Microsoft Project tidak berlaku pembagian sumber daya
yang bervariasi seperti di atas. Microsoft Project hanya memberlakukan distribusi
secara merata seperti pada hari pertama yaitu 30 orang, dan hari-hari berikutnya
juga tetap 30 orang. Untuk dapat menyelesaikan kasus tersebut, kita harus
6.9 Latihan 1
Tentukan lintasan kritis yang terjadi dan ratakanlah bila sumber daya
pekerja yang dipakai maksimum 10 orang.
No. Kegiatan Duration Ketergantungan Sumber daya
1 A 4 - Pekerja[3]
2 B 8 A Suplier
3 C 4 - Pekerja[6]
4 D 10 C Sub-kontraktor
5 E 2 B Pekerja[4]
6 F 8 D Pekerja[2]
7 G 2 - Pekerja[4]
8 H 16 C Pekerja[4]
9 I 6 G Pekerja[5]
10 J 6 E,F -
11 K 10 H,l Pekerja[2]
6.9 Latihan 2
Sebuah kegiatan membuat pondasi memerlukan 10 hari kerja, sumber
daya yang ada hanya 70 orang.
Jumlah
No Kegiatan Waktu Keterkaitan kegiatan
tenaga
Pekerjaan
1 4 - 120
Menggali
50% setelah pekerjaan
Pekerjaan
2 5 menggali, dan atau 50% 150
Pondasi
setelah membuat gudang
Membuat gudang Bersamaan mulai dengan
3 4 160
dan los kerja pekerjaan menggali
Membuat septic
4 5 Setelah pekerjaan menggali 150
tank
Pekerjaan
5 2 Setelah gudang dan los kerja 40
Pembesian
Pekerjaan Sloof Setelah pondasi atau
6 2 80
Beton pembesian
Buatlah jadwal pemakaian sumber daya dan ratakanlah dengan cara block
schedule.
Bab ini membahas cara pembayaran sumber daya dan nilai total biaya
proyek serta aliran kas atau cash flow.
Semakin lama waktu yang digunakan, biayanya akan semakin murah. Akan
tetapi bila diperhatikan, pada bulan ke 4 grafiknya kembali naik. Hal tersebut dapat
disebabkan, misalnya pada metode ketiga yang menggunakan tenaga tidak terampil,
ternyata hasilnya pada bulan ketiga belum siap. Oleh karena cara pembayarannya
harian, maka bertambahnya waktu berarti bertambah pula pembayarannya sehingga
grafiknya kembali naik.
Kumulatifnya adalah:
Dari biaya masukan dan biaya pengeluaran, akan dapat disusun sebuah
aliran kas (cash flow) sehingga dapat menjadi suatu jadwal perencanaan
pembiayaan.
6. Masukkan data kalender untuk pekerja dan tukang 7 hari kerja dan
subkontraktor 5 hari kerja seperti gambar berikut.
10. Letakkan kursor pada kegiatan start, kemudian pilih menu Task, tekan icon
Terlihat bahwa jumlah biaya yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan akan
bertambah setelah harga fixed cost-nya dimasukkan pada summary task yaitu
pekerjaan fiktif terjumlah (semula Rp4.925.000,00 menjadi Rp5.275.000,00) untuk
keseluruhan biaya atau total biaya proyek. Penampilan tersebut adalah untuk
keseluruhan kegiatan. Distribusi biaya per harinya dapat diketahui dengan melihat
pengeluaran per harinya, yaitu dengan menampilkan View, Task Usage.
7.7 Tugas
Buatlah rencana penjadwalan waktu (Time Schedule), rencana penjadwalan
sumber daya (tenaga, alat dan bahan) dari suatu proyek rumah sederhana. Daftar
upah dan bahan disesuaikan dengan kondisi pasar terkini. Untuk penentuan jumlah
unit sumber daya yang terpakai, gunakan analisa harga satuan.
Luthan, Putri Lynna A dan Syafriandi. 2006. Aplikasi Microsoft Project untuk
Penjadwalan Kerja Proyek Teknik Sipil. Yogyakarta:Andi.
Uyttewaal, Eric. 2003. Dynamic scheduling with Microsoft Project 2002: the book
by and for professionals. Florida: J. Ross Publishing, Inc.