Anda di halaman 1dari 8

ISOLASI MIKROORGANISME ANAEROB LIMBAH CAIR

TEKSTIL MENGGUNAKAN DESIKATOR SEBAGAI INKUBATOR


ANAEROBIK

Dianty Rosirda Dewi Kurnia, Ira Permatasari, Yuni Rafika


Teknik Kimia-Politeknik Negeri Bandung
Jl.Terusan Gegerkalong Hilir, Ds.Ciwaruga, Kabupaten Bandung 40012
Telp./Fax. (022) 2013789/ (022) 2016403
e-mail:diantyrosirda@gmail.com

Abstrak: Isolasi Mikroorganisme Anaerob Limbah Cair Tekstil Menggunakan Desikator Sebagai
Inkubator Anaerobik. Penggunaan mikroorganisme untuk mengolah limbah cair tekstil yang
mengandung bahan organik tinggi sangat potensial untuk dikembangkan. Mikroorganisme
anaerob dapat digunakan pada pengolahan limbah cair, yaitu untuk mendegradasi senyawa-
senyawa organik kompleks berantai panjang menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga
dapat menurunkan beban kerja dari pengolahan aerobik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas desikator termodifikasi sebagai inkubator anaerob dan melakukan isolasi mikroba dari
unit pengolahan air limbah tekstil sehingga diperoleh konsorsium mikroorganisme (mixed culture)
anaerobik. Desikator dimodifikasi dengan dialiri gas nitrogen untuk menghilangkan gas oksigen di
dalam desikator. Parameter yang digunakan sebagai indikator adalah pengamatan secara
makroskopis, mikroskopis dan uji pembentukan hidrogen sulfida. Isolat pembanding yang
digunakan adalah Pseudomonas aeruginosa sebagai bakteri aerob obligat, Escherichia coli sebagai
bakteri anaerob fakultatif, Desulvofibrio desulfuricans dan Methanobrevibacter ruminantium
sebagai anaerob obligat. Desikator termodifikasi juga digunakan sebagai inkubator untuk
melakukan isolasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desikator yang dimodifikasi mempunyai
efektivitas sebagai inkubator anaerob meskipun bakteri obligat aerob dan aerob fakultatif masih
dapat tumbuh karena pada media yang digunakan masih terdapat oksigen terlarut yang ditandai
dengan warna pink di bagian atas media dan lilin dinyalakan di dalam desikator dapat juga
digunakan sebagai indikator keberadaan oksigen. Desikator ini juga menunjukkan efektivitas
untuk digunakan sebagai inkubator anaerob. Pada proses isolasi dari pengolahan limbah anaerob
pabrik tekstil diperoleh 6 jenis isolat yang dapat digunakan sebagai konsorsium mikroorganisme
(mixed culture) anaerobik.

Kata kunci : Air limbah tekstil, desikator, inkubator anaerob, isolasi mikroorganisme
PENDAHULUAN dengan bahan-bahan yang digunakan dalam
Industri tekstil merupakan salah satu industri industri tekstil seperti enzim, detergen, zat
yang menghasilkan limbah cair yang berbeda warna dan bahan-bahan tambahan lainnya.
karakteristik sesuai tahapan proses Parameter COD dan BOD yang dimiliki air
produksinya yang berbeda-beda. Secara limbah tekstil berada di atas baku mutu
umum, air limbah tekstil mengandung berdasarkan surat Keputusan Gubernur Jawa
sejumlah senyawa organik baik yang mudah Barat No. 6 Tahun 1999 dimana kadar
maupun yang sulit terdegradasi (non- maksimum BOD adalah 85 mg/L dan COD
biodegradable) secara biologis. 250 mg/L.

Menurut Sastrawidana (2009), air limbah Pengolahan air limbah secara anaerobik
tekstil mempunyai karakteristik intensitas menjadi pilihan karena efektif dalam
warna berkisar 50-2500 skala Pt-Co, COD menanggulangi limbah dengan kandungan
150-12000 mg/L dan BOD 80-6000 mg/L. COD tinggi dan juga menghasilkan biogas
Kandungan bahan organik yang tinggi terkait yang dapat digunakan sebagai sumber energi.

26
27 Jurnal Fluida Volume 11, No. 1, Mei 2015, Hlm. 26-33

Selain itu, pengolahan anaerobik tidak bahwa desikator vakum memiliki potensi
memerlukan energi untuk aerasi dan kuantitas sebagai inkubator anaerob. Pada inkubator
lumpur yang rendah serta bebas bau ini, mikroorganisme obligat aerob dan
merupakan kelebihan lain dari sistem anaerob fakultatif masih dapat hidup yang
pengolahan secara anaerobik (Maynell, 1976 diduga karena masih terdapat oksigen pada
dalam Bagus, 2008). head space pada peralatan tersebut.
Penggunaan mikroorganisme untuk
mengolah air limbah yang banyak Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
mengandung bahan organik tinggi sangat efektivitas desikator termodifikasi sebagai
potensial untuk dikembangkan. Air limbah inkubator anaerob dan melakukan isolasi
tersebut dapat dimanfaatkan secara langsung mikroba dari unit pengolahan air limbah
maupun tidak langsung oleh mikroorganisme tekstil sehingga diperoleh konsorsium mikro-
sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya. organisme (mixed culture) anaerobik.
Pengolahan menggunakan mikroorganisme
dapat dilakukan baik secara aerob maupun METODE
anaerob
Tahap Persiapan
Pengolahan secara anaerob dilakukan
menggunakan mikroorganisme tanpa Sumber mikroorganisme diambil dari
melibatkan oksigen bebas sebagai oksidan IPAL pabrik tekstil unit anaerob di
(penerima elektron) dalam proses Leuwigajah Kota Cimahi. Isolat pembanding,
respirasinya, tetapi menggunakan senyawa yaitu Pseudomonas aeruginosa sebagai
anorganik lain seperti sulfat dan nitrat. bakteri aerob obligat dan Escherichia coli
Mikroorganisme anaerob sensitif terhadap sebagai bakteri anaerob fakultatif diperoleh
oksigen, karena dapat menghambat dari Laboratorium Mikrobiologi
pertumbuhan dan menyebabkan kematian Departemen Teknik Kimia ITB, sedangkan
(Fardiaz, 1992). bakteri Desulvofibrio desulfuricans dan
Methanobrevibacter ruminantium sebagai
Mikroorganisme anaerob dapat digunakan bakteri anaerobik obligat diperoleh dari
pada pengolahan air limbah, yaitu untuk Laboratorium Mikrobiologi Universitas
mendegradasi senyawa-senyawa organik Airlangga Surabaya.
kompleks berantai panjang menjadi senyawa
yang lebih sederhana sehingga dapat Pengembangbiakan mikroorganisme yang
menurunkan beban kerja dari pengolahan bersifat strict anaerob (obligat anaerob)
aerobik (Frowen, 1992). Dalam hal ini terjadi dilakukan menggunakan metoda Hungate.
stabilisasi material organik dengan cara Medium yang digunakan adalah thioglikolat
mengkonversinya menjadi metana (CH4) dan dengan menambahkan MgSO4. 7 H2O
produk anorganik lain termasuk CO2 (Kiely, sebagai elektron akseptor dan sodium laktat
1998). sebagai elektron donor (Humaidah, 2011)

Salah satu cara yang biasa digunakan untuk Percobaan dilakukan untuk mengetahui
isolasi mikroba anaerob adalah metode efektivitas desikator termodifikasi, dimana
Hungate. Pada umumnya laboratorium pada desikator yang digunakan sebagai
mikrobiologi melakukan hal ini inkubator anaerob dialirkan gas nitrogen
menggunakan Anaerobik jar. Peralatan ini untuk menghilangkan gas oksigen yang ada di
kedap udara dan rendah oksigen karena dalamnya. Desikator tersebut dilengkapi
ditambahkan paladium yang sangat efektif dengan silika gel sebagai bahan pengering.
untuk mereduksi oksigen, namun harganya Bagian wadah dan tutup desikator diolesi
mahal. Humaidah (2011) menunjukkan dengan vaselin sehingga tidak
Dianty Rosirda Dewi Kurnia., Isolasi mikroorganisme anaerob limbah cair tekstil 28
menggunakan desikator sebagai incubator anaerobic

memungkinkan udara untuk masuk. dalam media tersebut. Biakan tersebut


kemudian diletakkan ke dalam desikator yang
Sebagai pembanding, dilakukan teknik ditutup rapat dan dialirkan gas nitrogen untuk
Hungate, dimana isolat dalam tabung reaksi mengeluarkan gas yang ada di dalam
dialiri gas nitrogen. Tabung reaksi tersebut desikator. Biakan diletakkan di tempat gelap
kemudian disimpan diatas meja kerja Kontrol dan terang. Inkubasi selama 7 hari.
positif yang digunakan adalah isolat bakteri
yang diinokulasi tanpa perlakuan. Tahap Analisis dan Pengembang biakan
Mikroorganisme
Tahap Percobaan Desikator sebagai inkubator
anaerobik dan Isolasi Mikroorganisme Mikroorganisme dan isolat pembanding
dianalisis dan diamati secara makroskopis,
Tahap percobaan desikator sebagai mikroskopis, dan uji pembentukan hidrogen
inkubator anaerobik dilakukan menggunakan sulfida.
4 isolat yang diletakkan di dalam desikator,
teknik Hungate pada tabung reaksi dan yang a) Pengamatan makroskopis
diletakkan di meja kerja tanpa perlakuan. Pengamatan makroskopis dilakukan dengan
mengamati pertumbuhan mikroorganisme
a) Desikator sebagai inkubator anaerobik pada media thioglikolat.
Tabung reaksi yang berisi media thioglikolat
disterilisasi selama 15 menit pada suhu 121oC b) Pengamatan mikroskopis
dengan tekanan 1,5 atm. Isolat Pengamatan mikroskopis dilakukan dengan
diinokulasikan ke dalam media. (Humaidah, mengamati mikroorganisme secara visual dan
2011). membandingkannya dengan literatur
menggunakan mikroskop digital Olympus
Tabung reaksi yang berisi biakan kemudian BX-41 pada perbesaran 10 x 40 dan 10 x 100.
diletakkan ke dalam desikator yang ditutup Perbedaan susunan dinding sel bakteri gram
rapat dan dialirkan gas nitrogen untuk negatif dan gram positif diamati melalui
mengeluarkan gas yang ada di dalam pewarnaan gram (Fardiaz, 1992).
desikator. Inkubasi dilakukan pada suhu Pengamatan dilakukan dengan mikroskop
ruang selama 3 – 7 hari dan diamati digital Olympus BX-41 pada perbesaran 10 x
pertumbuhannya. 40 dan 10 x 100.

Teknik pembanding yang digunakan adalah c) Uji pembentukan hidrogen sulfida


teknik Hungate. Tabung reaksi yang berisi Pengujian dilakukan menggunakan medium
biakan ditutup dengan sumbat karet dan Triple Sugar Iron Agar (TSIA).
dialiri gas nitrogen menggunakan syringe Jarum inokulasi yang mengandung
steril. Inkubasi dilakukan pada suhu ruang mikroorganisme ditusukkan ke dalam media
selama 3 – 7 hari dan diamati semi padat TSIA secara aseptis, kemudian
pertumbuhannya. Sebagai kontrol positif, diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC
tabung reaksi lainnya yang berisi biakan (Humaidah, 2011).
disimpan pada suhu ruang tanpa perlakuan.
d) Pengembang biakan mikroorganisme
b) Isolasi Mikroorganisme Pengembang biakan mikroorganisme
Sebanyak 10 mL media thioglikolat hasil isolasi dilakukan menggunakan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan desikator sebagai inkubator anaerobik.
disterilisasi selama 15 menit pada suhu 121oC
dengan tekanan 1,5 atm. Mikroorganisme
yang berasal dari IPAL diinokulasikan ke
29 Jurnal Fluida Volume 11, No. 1, Mei 2015, Hlm. 26-33

HASIL DAN PEMBAHASAN desulfuricans dan Methanobrevibacter


ruminantium pada ketiga kondisi masih
Uji potensi desikator vakum sebagai dapat tumbuh.
inkubator anaerob telah dilakukan oleh
Humaidah (2011), dimana isolat bakteri Bakteri P. Aeruginosa yang ditumbuhkan
obligat an aerob yang digunakan dapat pada desikator dan metoda Hungate tumbuh
tumbuh, namun isolat bakteri obligat aerob lebih sedikit dibandingkan dengan kontrol
dan fakultatif juga masih tumbuh. positif. Hal ini terlihat dari bercak berwarna
hijau kehitaman yang tumbuh di permukaan
Hasil percobaan secara makroskopis dapat tabung reaksi. Pertumbuhan ini sesuai dengan
dilihat pada Gambar 1, 2 dan 3. sifat bakteri tersebut (obligat aerob) yang
akan tumbuh di permukaan tabung reaksi. Hal
ini juga sesuai dengan kondisi media
thioglikolat dimana pada media ini terdapat
indikator rezasurin yang akan menunjukkan
warna pink bila terdapat oksigen pada media.
Thioglikolat yang ditambahkan pada medium
akan memperlihatkan bahwa oksigen akan
berada hanya di permukaan yang berdifusi
Gambar 1. Hasil uji makroskopis pada P. aeruginosa dengan udara (O'flaherty, tanpa tahun).
(a. Pada desikator b. Kontrol positif c.Metoda
Hungate) Kondisi ini diperlihatkan pada Gambar 4.

Gambar 2. Hasil uji makroskopis pada E. coli


(a. Pada desikator b. Kontrol positif c.Metoda Gambar 4. Medium thioglikolat
Hungate)
Menurut Ortega (2007), bakteri P. Aeruginosa
dapat tumbuh pada konsentrasi oksigen
0,4%. Media thioglikolat yang mengandung
agar sebanyak 0,075%, akan menghambat
difusi oksigen dari permukaan media ke dasar
media. Konsentrasi oksigen pada permukaan
media yang lebih tinggi (ditunjukkan dengan
warna pink) memungkinkan bakteri obligat
aerob untuk tumbuh.
Gambar 3. Hasil uji makroskopis pada D.
desulfuricans dan M. ruminantium
(a. Pada desikator b. Kontrol positif c.Metoda Pada Gambar 2 terlihat bahwa bakteri E. coli
Hungate) tumbuh sampai pertengahan media dan pada
Gambar 3, terlihat bahwa isolat yang
Berdasarkan Gambar 1, 2 dan 3 dapat dilihat digunakan baik D. desulfuricans maupun M.
bahwa isolat P. aeruginosa, E. coli, D. ruminantium tumbuh di dasar media
Dianty Rosirda Dewi Kurnia., Isolasi mikroorganisme anaerob limbah cair tekstil 30
menggunakan desikator sebagai incubator anaerobic

(dibawah batas warna pink).

Pada uji pembentukan gas hidrogen sulfida


dapat dilihat bahwa pada bakteri obligat
anaerob, baik pada D. desulfuricans maupun
M. Ruminantium, media yang digunakan
terangkat yang mengindikasikan bahwa telah
terbentuk gas pada bakteri tersebut. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 5.

Pada isolat yang ditumbuhkan di dalam Gambar 6. Hasil uji pembentukan gas H2S pada P.
desikator (a) terlihat bahwa pada isolat aeruginosa
(a. Pada desikator b. Kontrol positif c. Metoda
D. desulfuricans maupun M. Ruminantium Hungate)
terjadi pembentukan gas yang cepat yang
terjadi pada jam ke-41 yang ditandai dengan Hasil uji pembentukan gas H2S pada isolat
terangkatnya media dari dasar tabung reaksi. bakteri P. Aeruginosa menunjukkan adanya
Endapan hitam pada isolat D. Desulfuricans perubahan warna parsial, dimana sebagian
juga nampak sebagai hasil reaksi gas H2S media tetap berwarna merah dan sebagian
dengan Ferrous sulfat. Pada metoda Hungate sudah berubah menjadi kuning. Menurut
dan kontrol positif juga terlihat bintik hitam, Harley dan Prescott (2002), bakteri P.
namun pembentukan gas yang mampu Aeruginosa merupakan bakteri yang hanya
mengangkat media belum terlihat. dapat memfermentasi glukosa, sedangkan
laktosa dan sukrosa yang terkandung dalam
media TSIA tidak terfermentasikan.

Hasil uji pembentukan gas H2S pada isolat


bakteri E. coli dapat dilihat pada Gambar 7

a b c
a b c

Gambar 5. Hasil uji pembentukan gas H2S pada


D. desulfuricans dan M. ruminantium
(a. Pada desikator b. Kontrol positif c. Metoda
Hungate)

Pada isolat M. ruminantium, media TSIA Gambar 7. Hasil uji pembentukan gas H2S pada
E. coli
yang digunakan untuk kontrol positif dan (a. Pada desikator b. Kontrol positif c. Metoda
metoda Hungate juga telah berubah warna, Hungate)
namun belum mampu mengangkat media ke
permukaan tabung reaksi. Berdasarkan Gambar 7, terlihat bahwa isolat
bakteri E.coli masih menunjukkan
Uji pembentukan gas hidrogen sulfida pada P. perubahan warna parsial. Perubahan warna
Aeruginosa dapat dilihat pada Gambar 6. di seluruh bagian media baru terlihat pada
kontrol positif. E. coli merupakan bakteri
yang mampu memfermentasi laktosa dan
31 Jurnal Fluida Volume 11, No. 1 Mei, 2015, Hlm. 26-33

glukosa, sehingga akan mengakibatkan cuplikan,tidak tersedia saluran khusus untuk


penurunan pH yang ditandai dengan mengambil cuplikan dari granule atau selimut
perubahan warna menjadi kuning di seluruh lumpur yang mewakili jenis mikroorganisme
bagian media serta menghasilkan gas yang dalam reaktor, sehingga cuplikan hanya dapat
ditandai dengan sedikit terangkatnya bagian diambil dari aliran efluen reaktor.
bawah media biakan (Harkey dan rescott,
2002).

Hasil uji mikroskopis dilakukan dengan


membandingkan hasil pengamatan bakteri
secara visual menggunakan mikroskop
Olympus BX-41 pada perbesaran 10 x 100
dan 10 x 40 dengan literatur dan melakukan
pewarnaan gram.
Gambar 8. Bentuk bakteri P. Aeruginosa
Bentuk dan pewarnaan gram bakteri P. (a. literatur b. Perbesaran 100 x 10 c. Pewarnaan)
Sumber literatur :
Aeruginosa serta perbandingan dengan Morphological Alterations of Pseudomonas
literatur dapat dilihat pada Gambar 8, aeruginosa by Ticarcillin: a Scanning Electron
sedangkan untuk bakteri E. Coli, D. Microscope Study (Richard B. Prior and John F.
Desulfu-ricans dan M. ruminantium dapat Warner, 1974)
dilihat pada Gambar 9, 10 dan 11. Isolat
bakteri P. aeruginosa, E. coli, dan D.
desulfuricans merupakan bakteri gram
negatif. Hal ini juga nampak pada pengujian
pewarnaan gram.

Bakteri dari genus Methanobacterium,


Methanobrevibacter, dan Methanospaera
termasuk gram positif, suhu pertumbuhan
optimum antara 35-450C, pH 5-7, Gambar 9. Hasil pengujian pewarnaan gram pada
bakteri E-coli
mempunyai endospora dan dapat tumbuh (a. literatur b. Perbesaran 40 x 10 c. Perbesaran 100
baik dalam asetat. Balch dan Wolfe (1981) x 10)
juga menyatakan bahwa methanobrevibacter
mempunyai bentuk
oval rods atau coccus (short rods), biasanya
berbentuk rantai, mempunyai lebar sekitar
0.5–0.7 in dan panjang 0.8–1.4 in, nonspora
dan termasuk gram positif. Hasil pengujian
isolat bakteri M. Ruminantium juga
menunjukkan bahwa isolat termasuk bakteri
gram positif.

Isolasi mikroba dilakukan dengan melakukan Gambar 10. Bentuk bakteri Desulfovibrio
pengenceran dari air limbah keluaran proses (a. literatur b. Perbesaran 40 x 10
pengolahan anaerob di Instalasi Pengolahan c. Perbesaran 100 x 10)
Air Limbah sebuah pabrik Tekstil di Sumberliteratur :
Leuwigajah Cimahi. Jenis mikroorganisme www.textbookofbacteriology.net/themicrobialworld/s
tructure.html
anaerobik yang dapat diidentifikasi terbatas
pada perbesaran 15.000x menggunakan TEM
karena pada lokasi pengambilan
Dianty Rosirda Dewi Kurnia., Isolasi mikroorganisme anaerob limbah cair tekstil 32
menggunakan desikator sebagai incubator anaerobic

Gambar 12. Bakteri anaerob yang ditumbuhkan


dalam desikator dengan indikator nyala lilin
Gambar 11. Bentuk bakteri M. ruminantium
(a. literatur (www.springer.com) b. Perbesaran 40 x
10 c. Pewarnaan gram ) SIMPULAN

Dari hasil pengamatan secara visual, mikroba 1. Desikator yang dimofifikasi


yang teridentifikasi dalam reaktor anaerob menggunakan gas nitrogen mempunyai
adalah Clostridium, Streptococcae, efektivitas sebagai inkubator anaerob, dimana
Methanobacillus, dan Methanococcus. bakteri anaerob dapat tumbuh. Pada desikator
Bakteri yang teridentifikasi ini telah mewakili ini, bakteri obligat aerob dan aerob fakultatif
seluruh tahap yang ada di pengolahan masih dapat tumbuh karena pada media yang
anaerobik. Clostridium adalah bakteri yang digunakan masih terdapat oksigen yang
berperan dalam proses hidrolisis yang terlarut yang ditandai dengan warna pink di
mengurai senyawa organik kompleks, protein bagian atas media. Desikator yang dimodikasi
dan karbohidrat akan diubah menjadi asam secara sederhana menggunakan lilin sebagai
amino dan gula, sedangkan lipid diubah indikator keberadaan oksigen juga
menjadi fatty acid dan alkohol. menunjukkan efektivitas untuk digunakan
Streptococcae adalah bakteri yang berperan sebagai inkubator anaerob.
dalam proses acidogenesis. Methanobacillus 2. Hasil isolasi mikroba dari pengolahan
dan methanococcus merupakan bakteri yang limbah anaerob pabrik tekstil diperoleh 6
berperan dalam proses methanogenesis yang jenis isolat sehingga diperoleh konsorsium
menguraikan asam asetat yang telah mikroorganisme (mixed culture) anaerobik
terbentuk menjadi metana (Metcalf and Eddy,
1991).
DAFTAR RUJUKAN
Pada penelitian ini, dicoba alternatif untuk
melakukan modifikasi terhadap desikator Arief, M. L. (2000). Pengolahan Limbah Cair
secara sederhana, tanpa menggunakan vakum dengan Metode Biologis. Jakarta:
dan gas. Dicoba untuk menggunakan nyala Universitas Esa Unggul.
lilin dalam desikator sebagai indikator Bagus, I. N. (2008). Start-Up dan
keberadaan oksigen. Lilin dinyalakan dan Perancangan Bioreaktor Anaerobik
diletakkan dalam desikator yang ditutup Untuk Pengolahan Limbah Cair dengan
rapat. Lilin yang padam menunjukkan Konsentrasi Garam Tinggi. Bogor.
habisnya oksigen di dalam desikator. Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan 1.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri Frowen, B. (1992). Anaerobik-Aerobic
an aerob masih dapat tumbuh dalam desikator Treatment of a Dye Wastewater by
tersebut (Gambar 12). Combination of RBC with Activated
Sludge.
33 Jurnal Fluida Volume 11, No. 1, Mei 2015, Hlm. 26-33

Gomez, R. R. (2011). Upflow Anaerobik Engineering : Treatment, Disposal and


Sludge Blanket Reactor : Modelling. Reuse. Singapore: McGraw Hill
Stockholm: Kungliga Tekniska International.
Hogskolan. Nugraheni, R. (2010). Analisis Mikrobiologis
Group, M. E. (t.thn.). Growth Conditions for Abon Ikan Tuna dan Kecap. Surakarta:
Strictly Anaerobik Bacteria. Dalam Universitas Sebelas Maret.
Diversity of Microorganism. Zurich: O'Flaherty, V. (t.thn.). Anaerobik Culture
I n s t i t u t e o f P l a n t Techniques. 3rd Science Practical
Biology/Microbiology. Seminar 1.
Harley, & Prescott. (2002). Laboratory Permatasari, I., & Rafika, Y. (2013). Evaluasi
Exercise in Microbiology. McGraw Kinerja Unit Pengolahan Anaerobik di
Hill. Instalasi Pengolahan Air Limbah PT
Humaidah, S. (2011). Potensi Desikator untuk Garuda Mas Semesta. Bandung:
Inkubator Anaerob. Surabaya: Institut Politeknik Negeri Bandung.
Teknologi Sepuluh November. Satrawidana, I. K. (2009). Isolasi Bakteri dari
Kielly, G. (1998). Anaerobik Digestion and Limbah Tekstil dan Aplikasinya untuk
Sludge Treatment. Dalam P e n g o l a h a n L i m b a h Te k s t i l
Environmental Engineering (hal. 563- menggunakan Sistem Kombinasi
573). Singapore: McGraw-Hill Anaerob-aerob. Bogor: Institut
International. Pertanian Bogor.
Metcalf, & Eddy. (1991). Anaerobik Wolfe, R. S. (2011). Techniques for
S u s p e n d e d - G r o w t h Tr e a t m e n t Cultivating Methanogens. Dalam
P r o c e s s e s . D a l a m Wa s t e w a t e r Methods in Enzymology volume 494.
Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai