554-Article Text-1024-1-10-20170610 PDF
554-Article Text-1024-1-10-20170610 PDF
Abstrak: Isolasi Mikroorganisme Anaerob Limbah Cair Tekstil Menggunakan Desikator Sebagai
Inkubator Anaerobik. Penggunaan mikroorganisme untuk mengolah limbah cair tekstil yang
mengandung bahan organik tinggi sangat potensial untuk dikembangkan. Mikroorganisme
anaerob dapat digunakan pada pengolahan limbah cair, yaitu untuk mendegradasi senyawa-
senyawa organik kompleks berantai panjang menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga
dapat menurunkan beban kerja dari pengolahan aerobik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas desikator termodifikasi sebagai inkubator anaerob dan melakukan isolasi mikroba dari
unit pengolahan air limbah tekstil sehingga diperoleh konsorsium mikroorganisme (mixed culture)
anaerobik. Desikator dimodifikasi dengan dialiri gas nitrogen untuk menghilangkan gas oksigen di
dalam desikator. Parameter yang digunakan sebagai indikator adalah pengamatan secara
makroskopis, mikroskopis dan uji pembentukan hidrogen sulfida. Isolat pembanding yang
digunakan adalah Pseudomonas aeruginosa sebagai bakteri aerob obligat, Escherichia coli sebagai
bakteri anaerob fakultatif, Desulvofibrio desulfuricans dan Methanobrevibacter ruminantium
sebagai anaerob obligat. Desikator termodifikasi juga digunakan sebagai inkubator untuk
melakukan isolasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desikator yang dimodifikasi mempunyai
efektivitas sebagai inkubator anaerob meskipun bakteri obligat aerob dan aerob fakultatif masih
dapat tumbuh karena pada media yang digunakan masih terdapat oksigen terlarut yang ditandai
dengan warna pink di bagian atas media dan lilin dinyalakan di dalam desikator dapat juga
digunakan sebagai indikator keberadaan oksigen. Desikator ini juga menunjukkan efektivitas
untuk digunakan sebagai inkubator anaerob. Pada proses isolasi dari pengolahan limbah anaerob
pabrik tekstil diperoleh 6 jenis isolat yang dapat digunakan sebagai konsorsium mikroorganisme
(mixed culture) anaerobik.
Kata kunci : Air limbah tekstil, desikator, inkubator anaerob, isolasi mikroorganisme
PENDAHULUAN dengan bahan-bahan yang digunakan dalam
Industri tekstil merupakan salah satu industri industri tekstil seperti enzim, detergen, zat
yang menghasilkan limbah cair yang berbeda warna dan bahan-bahan tambahan lainnya.
karakteristik sesuai tahapan proses Parameter COD dan BOD yang dimiliki air
produksinya yang berbeda-beda. Secara limbah tekstil berada di atas baku mutu
umum, air limbah tekstil mengandung berdasarkan surat Keputusan Gubernur Jawa
sejumlah senyawa organik baik yang mudah Barat No. 6 Tahun 1999 dimana kadar
maupun yang sulit terdegradasi (non- maksimum BOD adalah 85 mg/L dan COD
biodegradable) secara biologis. 250 mg/L.
Menurut Sastrawidana (2009), air limbah Pengolahan air limbah secara anaerobik
tekstil mempunyai karakteristik intensitas menjadi pilihan karena efektif dalam
warna berkisar 50-2500 skala Pt-Co, COD menanggulangi limbah dengan kandungan
150-12000 mg/L dan BOD 80-6000 mg/L. COD tinggi dan juga menghasilkan biogas
Kandungan bahan organik yang tinggi terkait yang dapat digunakan sebagai sumber energi.
26
27 Jurnal Fluida Volume 11, No. 1, Mei 2015, Hlm. 26-33
Selain itu, pengolahan anaerobik tidak bahwa desikator vakum memiliki potensi
memerlukan energi untuk aerasi dan kuantitas sebagai inkubator anaerob. Pada inkubator
lumpur yang rendah serta bebas bau ini, mikroorganisme obligat aerob dan
merupakan kelebihan lain dari sistem anaerob fakultatif masih dapat hidup yang
pengolahan secara anaerobik (Maynell, 1976 diduga karena masih terdapat oksigen pada
dalam Bagus, 2008). head space pada peralatan tersebut.
Penggunaan mikroorganisme untuk
mengolah air limbah yang banyak Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
mengandung bahan organik tinggi sangat efektivitas desikator termodifikasi sebagai
potensial untuk dikembangkan. Air limbah inkubator anaerob dan melakukan isolasi
tersebut dapat dimanfaatkan secara langsung mikroba dari unit pengolahan air limbah
maupun tidak langsung oleh mikroorganisme tekstil sehingga diperoleh konsorsium mikro-
sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya. organisme (mixed culture) anaerobik.
Pengolahan menggunakan mikroorganisme
dapat dilakukan baik secara aerob maupun METODE
anaerob
Tahap Persiapan
Pengolahan secara anaerob dilakukan
menggunakan mikroorganisme tanpa Sumber mikroorganisme diambil dari
melibatkan oksigen bebas sebagai oksidan IPAL pabrik tekstil unit anaerob di
(penerima elektron) dalam proses Leuwigajah Kota Cimahi. Isolat pembanding,
respirasinya, tetapi menggunakan senyawa yaitu Pseudomonas aeruginosa sebagai
anorganik lain seperti sulfat dan nitrat. bakteri aerob obligat dan Escherichia coli
Mikroorganisme anaerob sensitif terhadap sebagai bakteri anaerob fakultatif diperoleh
oksigen, karena dapat menghambat dari Laboratorium Mikrobiologi
pertumbuhan dan menyebabkan kematian Departemen Teknik Kimia ITB, sedangkan
(Fardiaz, 1992). bakteri Desulvofibrio desulfuricans dan
Methanobrevibacter ruminantium sebagai
Mikroorganisme anaerob dapat digunakan bakteri anaerobik obligat diperoleh dari
pada pengolahan air limbah, yaitu untuk Laboratorium Mikrobiologi Universitas
mendegradasi senyawa-senyawa organik Airlangga Surabaya.
kompleks berantai panjang menjadi senyawa
yang lebih sederhana sehingga dapat Pengembangbiakan mikroorganisme yang
menurunkan beban kerja dari pengolahan bersifat strict anaerob (obligat anaerob)
aerobik (Frowen, 1992). Dalam hal ini terjadi dilakukan menggunakan metoda Hungate.
stabilisasi material organik dengan cara Medium yang digunakan adalah thioglikolat
mengkonversinya menjadi metana (CH4) dan dengan menambahkan MgSO4. 7 H2O
produk anorganik lain termasuk CO2 (Kiely, sebagai elektron akseptor dan sodium laktat
1998). sebagai elektron donor (Humaidah, 2011)
Salah satu cara yang biasa digunakan untuk Percobaan dilakukan untuk mengetahui
isolasi mikroba anaerob adalah metode efektivitas desikator termodifikasi, dimana
Hungate. Pada umumnya laboratorium pada desikator yang digunakan sebagai
mikrobiologi melakukan hal ini inkubator anaerob dialirkan gas nitrogen
menggunakan Anaerobik jar. Peralatan ini untuk menghilangkan gas oksigen yang ada di
kedap udara dan rendah oksigen karena dalamnya. Desikator tersebut dilengkapi
ditambahkan paladium yang sangat efektif dengan silika gel sebagai bahan pengering.
untuk mereduksi oksigen, namun harganya Bagian wadah dan tutup desikator diolesi
mahal. Humaidah (2011) menunjukkan dengan vaselin sehingga tidak
Dianty Rosirda Dewi Kurnia., Isolasi mikroorganisme anaerob limbah cair tekstil 28
menggunakan desikator sebagai incubator anaerobic
Pada isolat yang ditumbuhkan di dalam Gambar 6. Hasil uji pembentukan gas H2S pada P.
desikator (a) terlihat bahwa pada isolat aeruginosa
(a. Pada desikator b. Kontrol positif c. Metoda
D. desulfuricans maupun M. Ruminantium Hungate)
terjadi pembentukan gas yang cepat yang
terjadi pada jam ke-41 yang ditandai dengan Hasil uji pembentukan gas H2S pada isolat
terangkatnya media dari dasar tabung reaksi. bakteri P. Aeruginosa menunjukkan adanya
Endapan hitam pada isolat D. Desulfuricans perubahan warna parsial, dimana sebagian
juga nampak sebagai hasil reaksi gas H2S media tetap berwarna merah dan sebagian
dengan Ferrous sulfat. Pada metoda Hungate sudah berubah menjadi kuning. Menurut
dan kontrol positif juga terlihat bintik hitam, Harley dan Prescott (2002), bakteri P.
namun pembentukan gas yang mampu Aeruginosa merupakan bakteri yang hanya
mengangkat media belum terlihat. dapat memfermentasi glukosa, sedangkan
laktosa dan sukrosa yang terkandung dalam
media TSIA tidak terfermentasikan.
a b c
a b c
Pada isolat M. ruminantium, media TSIA Gambar 7. Hasil uji pembentukan gas H2S pada
E. coli
yang digunakan untuk kontrol positif dan (a. Pada desikator b. Kontrol positif c. Metoda
metoda Hungate juga telah berubah warna, Hungate)
namun belum mampu mengangkat media ke
permukaan tabung reaksi. Berdasarkan Gambar 7, terlihat bahwa isolat
bakteri E.coli masih menunjukkan
Uji pembentukan gas hidrogen sulfida pada P. perubahan warna parsial. Perubahan warna
Aeruginosa dapat dilihat pada Gambar 6. di seluruh bagian media baru terlihat pada
kontrol positif. E. coli merupakan bakteri
yang mampu memfermentasi laktosa dan
31 Jurnal Fluida Volume 11, No. 1 Mei, 2015, Hlm. 26-33
Isolasi mikroba dilakukan dengan melakukan Gambar 10. Bentuk bakteri Desulfovibrio
pengenceran dari air limbah keluaran proses (a. literatur b. Perbesaran 40 x 10
pengolahan anaerob di Instalasi Pengolahan c. Perbesaran 100 x 10)
Air Limbah sebuah pabrik Tekstil di Sumberliteratur :
Leuwigajah Cimahi. Jenis mikroorganisme www.textbookofbacteriology.net/themicrobialworld/s
tructure.html
anaerobik yang dapat diidentifikasi terbatas
pada perbesaran 15.000x menggunakan TEM
karena pada lokasi pengambilan
Dianty Rosirda Dewi Kurnia., Isolasi mikroorganisme anaerob limbah cair tekstil 32
menggunakan desikator sebagai incubator anaerobic