Anda di halaman 1dari 4

Nama: Selvianti Iskandar

Kelas / No: X MM 2 / 28

Taylor lahir tahun 1832 di kalangan


HUDSON
HUDSON TAYLOR
TAYLOR
Gereja Methodist di Barnsley,
Yorkshire, Inggris. Semangat Lahir : 21 Mei 1832 di
Yorkshire, Inggris
rohani Taylor diturunkan melalui
ayah dan kakeknya, yang pernah Meninggal: 3 Juni 1905 di
Hunan, Cina
menerima John Wesley pendiri
Gereja Methodist sebagai tamu di
rumah mereka. Ayahnya berlatar-
belakang pendidikan farmasi,
namun mempunyai perhatian yang
mendalam terhadap masalah
kerohanian di Tiongkok. Sejak
masih kecil, sekitar umur lima
tahun, ia sudah menyatakan
keinginannya untuk menjadi
seorang misionaris di Tiongkok.
SEJARAH
SEJARAH

Umur lima belas tahun, ia Ia mengutarakan segala


Sejak masih kecil, sekitar umur memperoleh pekerjaan sebagai pergumulannya kepada ayah, ibu
lima tahun, ia sudah menyatakan sekretaris muda di sebuah bank. dan adiknya, Amelia. Kedua
keinginannya untuk menjadi Hampir semua teman-teman di orang tua dan saudaranya ini
seorang misionaris di Tiongkok. kantor mengejek dia, sebab visi kemudian melipat gandakan doa
Sebenarnya Taylor merupakan Taylor sebagai misionaris buatnya. Pada bulan Juni 1849,
seorang anak yang cukup lemah, tatkala ia berumur tujuh belas
dianggap sudah ketinggalan
namun dia memiliki kerohanian tahun, tepat di kamar kerja
zaman. Taylor larut oleh ejekan- ayahnya, ia membaca sebuah
yang kuat yang diwarisi dari ibu ejekan teman-temannya, padahal traktat tentang pelayanan Tuhan
dan kakaknya. Kedua orang ini ia sebenarnya mempunyai Yesus, dan dia sungguh
sering kali berdoa untuk Taylor, argumentasi yang cukup kuat dimengertikan tentang apa yang
tatkala ia mengalami untuk berdebat. Kemudian di sudah dikerjakan Tuhan Yesus
kegoncangan rohani. Taylor di dalam pergumulan bagi dirinya. Rupanya Taylor
dalam waktu senggangnya sering membaca sebuah tulisan yang
kerohaniannya ia menulis “Aku
membantu pekerjaan ayahnya berjudul “Karya Kristus Sudah
mulai menerapkan nilai yang Selesai” seperti kata-kata yang
dibidang farmasi. Oleh sebab itu, tinggi dalam hal-hal yang diucapkan Tuhan Yesus tatkala
ia cukup mengerti tentang sifatnya duniawi. Tugas-tugas Dia berada di atas kayu salib.
masalah obat-obatan. Taylor keagamaan menjadi sesuatu yang Lalu Taylor merenungkan kata-
yang mahir dalam obat-obatan sangat menjemukan dalam kata itu. “Jika Yesus telah
jasmani, datang ke Tiongkok menyelesaikan karya
hidupku”. Allah tidak mau
keselamatan itu bagiku, lalu apa
tinggal diam terhadap orang- yang harus aku perbuat bagi
orang yang akan dipakai-Nya, Dia”. Oleh karena itulah, maka
oleh sebab itu Allah tetap bekerja Taylor menyerahkan seluruh
menyatakan kasih dan hidupnya untuk melayani Tuhan.
pemeliharaan-Nya. Karena Tahun 1849, ia merasakan
berjam-jam harus menulis dengan panggilan Tuhan untuk melayani
di daratanTiongkok. Akhirnya,
ia meresponi panggilan
pelayanan itu dengan masuk ke
Taylor adalah seorang percaya yang pietis, artinya ia sangat menekankan
Taylor juga berusaha mengadakan adaptasi diri di Tiongkok,
kesalehan dan kesucian hidup. Ia bekerja sebagai pengabar Injil
salah satunya ia memakai pakaian tradisionil orang Tiongkok
yang sangat giat dan semangat, khususnya berita Injil yang
dan dalam kehidupan sehari-harinya dan juga belajar bahasanya.
disampaikan bagi mereka yang belum pernah menerima kabar
Taylor sanggup berkhotbah dan mengabarkan injil dalam bahasa
keselamatan. Ia merasa sangat terpukul, apabila ia merenungkan
Mandarin. Pendekatan ini mendapat kritik dari para pekabar Injil
kembali rakyat Tiongkok yang jumlahnya begitu banyak itu akan
Barat lainnya. Tahun 1856, ia memulai pekerjaan pelayanannya
masuk neraka, karena belum percaya kepada Tuhan. Yesus juga
di kota Ningpo, suatu kota yang mendekati pesisir pantai.
sebagai Juru selamat mereka. Oleh karena ia bagitu sibuk melayani
Kebutuhan pelayanan Taylor cukup banyak, namun dukungan
Tuhan sehingga ia kurang memperhatikan kesehatannya. Tahun
dari lembaga penginjilan yang mengutusnya sangat minim,
1860, ia harus meninggalkan Tiongkok dan kembali ke Inggris,
sehingga akhirnya Taylor mengambil keputusan untuk
karena kondisi kesehatannya. Ia membawa serta seorang Tiongkok
meninggalkan Chinese Evangelization Society. Kehidupan
untuk menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Mandarin.
pelayanan Taylor sekarang bergantung sepenuhnya pada berkat
Walaupun Taylor berada di Inggris, hatinya tetap berada di
Tuhan, namun cukup banyak teman-temannya yang mengirim
Tiongkok. Di dalam kantor kerjanya senantiasa terpasang peta
dana untuk mendukung pelayanannya. Pada bulan Januari 1858,
Tiongkok, yang setiap saat dipandangnya, untuk menetapkan
dia menikah dengan Maria J. Dyer.
strategi yang lebih tepat di daratan Tiongkok. Ada dua buku yang
sangat menolong tentang bagaimana Taylor memandang ke masa Taylor sangat mencintai rakyat Tiongkok, ia merasa berhutang
depan. Buku yang pertama adalah kopian Injil Lukas dalam bahasa Injil pada mereka, sebab masih ada 18 propinsi yang masih
Mandarin; dan yang lainnya buku tentang misi dan kesehatan. belum terjangkau. Taylor membuat strategi baru untuk kembali
Untuk memperlancar pelayanan dan membaca buku, maka Taylor melayani di Tiongkok. Ia membentuk lembaga penginjilan yang
belajar bahasa Mandarin. Dia juga mempelajari Theologia, bahasa bernama Inland Mission. Tatkala para misionaris China Inland
Latin dan bahasa Yunani. Mengenai segala kebutuhan hidupnya, Mission (CIM) diusir dari Tiongkok, maka ia mengubah nama
Taylor hanya menyerahkan kepada Tuhan. Sambil pelayanan, ia CIM menjadi Overseas Missionary Fellowship (OMF).
juga bekerja untuk mendapatkan uang untuk keperluan sehari-hari. Pelayanan OMF tidak terbatas ke Tiongkok, tetapi juga ke
seluruh dunia termasuk di Indonesia sampai saat ini.
Taylor masuk ke Tiongkok diutus oleh sebuah badan misi yang
bernama Chinese Evangelization Society, yaitu suatu lembaga Lembaga penginjilan China Inland Mission yang dibentuk ini
penginjilan yang secara khusus memusatkan perhatian bagi mempunyai prinsip-prinsip pelayanan antara lain :
pelayanan di Tiongkok. Lembaga penginjilan ini memilih negara 1. Sifatnya tidak terikat, namun Interdenominasi, asalkan mereka mau
raksasa Tiongkok sebagai tempat untuk memusatkan pekabaran percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
injil, namun sayang tidak didukung oleh dana yang cukup, sehingga 2. Calon-calon misionarisnya tidak harus memiliki pendidikan
teologia tinggi, yang paling penting adalah motivasi, beban dan
membuat cukup sengsara dan menderita bagi setiap misionaris yang
pemberitaan Injil secara murni.
diutus. Taylor memasuki negara Tiongkok tepatnya tahun 1853,
3. Pemimpinnya harus berada di Tiongkok, bukan di Inggris, supaya
waktu itu Taylor berumur dua puluh satu tahun. Mula-mula ia memperlancar pengambilan segala keputusan-keputusan.
mengadakan perjalanan mengelilingi seluruh Tiongkok, masuk ke 4. Misionarisnya harus berpakaian Tionghoa dan sedapat mungkin
Pesan yang Dapat Saya Terima
v

Kesetiaan tidak lepas dari iman. Hudson Taylor, scorang


Pekabaran Injil di Tiongkok sangat sukses melalui lembaga ini.
Hampir semua provinsi di Tiongkok telah dimasuki Injil. Bagi misionaris perintis ke Cina mengatakan, bahwa perkataan
Hudson Taylor, kesalehan dan kesucian lebih penting daripada Yesus dalam Markus 11:22, "Percayalah kepada Allah!"
pendidikan teologia. Oleh sebab itu, hal-hal duniawi sangat dapat di terjemahkan menjadi, Bersandarlah pada kesetiaan
dijauhkan. Iman pada Tuhan merupakan sandaran utamanya, dan
Allah." D. Martyn Lloyd-Jones, mantan pendeta
boleh dikatakan semua pembiayaan lembaga penginjilan ini
bergantung sepenuhnya pada Tuhan saja. Westminster Chapel di London, menghargai pemahaman
Taylor dan berkata, "Iman berarti bersandar pada kesetiaan
Karena begitu cintanya kepada negara Tiongkok, maka ada satu
kalimat yang sangat terkenal, yang pernah diucapkan James Allah dan selama Anda melakukannya, Anda tidak akan
Hudson Taylor ini, yakni : salah. Iman tidak memandang berbagai kesulitan yang ada
“Jikalau saya mempunyai seribu nyawa, atau siapakah yang sedang mempraktikkannya, melainkan
maka semuanya akan saya berikan buat Tiongkok.” hanya memandang pada Allah, hanya berkepentingan
Taylor meninggal dunia pada tahun 1905, dan saat itu masih dengan Allah, sebab kekuatan iman diukur dari tingkat
sempat melihat hasil pelayanannya. Banyak orang yang pengenalannya kepada Allah
menyebut Hudson Taylor sebagai pelopor Misi-misi Iman.
James Hudson Taylor, sampai keturunan ke tiga, masih
merupakan keluarga yang sungguh-sungguh cinta pada Tuhan,
terutama dalam hal pekerjaan misi.

Buku-buku yang ditulis Taylor adalah China : Its Spiritual Need


and Claims (1865); A Retrospect (1884, juga To China with love
andHudson Taylor), dan Union and Communion (1894). Tulisan
Taylor selalu berbentuk devosional yang alami, perhatiannya
selalu tertuju pada Kitab Kidung Agung, semua ini membuka
pikiran terhadap akar pertumbuhan kerohaniannya. Untuk
mengerti lebih mendalam tentang kehidupan dan pekerjaan
pelayanannya, kita dapat membaca dua jilid buku hasil karya Dr.

Anda mungkin juga menyukai