Anda di halaman 1dari 3

Peran Guru dalam Administrasi Kesiswaan

Siswa merupakan salah satu sub-sistem yang penting dalam sistem pengelolaan
pendidikan di sekolah menengah. Administrasi kesiswaan dilakukan agar
transformasi siswa menjadi lulusan yang dikehendaki oleh tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan, dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Administrasi
kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di
suatu sekolah mulai dari perencanaan penerimaan siswa, pembinaan selama siswa
berada di sekolah, sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya melalui
penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar-mengajar
yang efektif.
Tugas kepala sekolah dan para guru dalam hal ini adalah memberikan layanan kepada
siswa, dengan memenuhi kebutuhan mereka sesuai dengan tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Keterlibatan guru dalam administrasi kesiswaan tidak sebanyak
keterlibatannya dalam mengajar. Dalam administrasi kesiswaan guru lebih banyak
berperan secara tidak langsung.
Beberapa peranan guru dalam administrasi kesiswaan itu di antaranya adalah:
a) Dalam penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkan untuk ambil bagian. Di antara
mereka dapat ditunjuk menjadi panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-
tugas teknis mulai dari pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan
pelaksanaan tugas.
b) Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar para siswa cepat
beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya. Peranan guru dalam hal ini sangat
penting, karena andaikata terjadi salah langkah pada saat pertama, dapat berakibat
kurang menguntungkan bagi jiwa anak untuk waktu-waktu selanjutnya.
c) Untuk pengaturan kehadiran siswa di kelas, guru mempunyai andil yang besar
juga. Guru diharapkan mampu mencatat/ merekam kehadiran ini meskipun dengan
sederhana akan tetapi harus baik. Data kehadiran ini dimungkinkan untuk bahan
pertimbangan penilaian terhadap siswa, misalnya sebagai pertimbangan dalam
menetapkan kenaikan kelas.
d) Dalam memotivasi siswa untuk senantiasi berprestasi tinggi, guru juga harus
mampu menciptakan suasana yang mendukung hal tersebut. Hal ini dapat mereka
lakukan misalnya dengan membuat grafik prestasi belajar siswa-siswanya.
a. Kegiatan dalam Administrasi Kesiswaan
Kegiatan dalam administrasi kesiswaan dapat dipilih menjadi tiga bagian besar, yaitu
kegiatan penerimaan siswa, pembinaan siswa, dan penamatan program siswa di
sekolah.
1. Penerimaan Siswa
Penerimaan siswa adalah proses pencatatan dan layanan kepada siswa yang baru
masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan
oleh sekolah itu.
2. Pembinaan Siswa
Yang dimaksud dengan pembinaan siswa adalah pemberian layanan kepada siswa di
suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di luar jam belajarnya di kelas.
Pembinaan kepada siswa dilakukan dengan menciptakan kondisi atau membuat siswa
sadar akan tugas-tugas belajarnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka
pembinaan siswa ini adalah: (1) memberikan orientasi kepada siswa baru, (2)
mengatur dan atau mencatat kehadiran siswa, (3) mencatat prestasi dan kegiatan
siswa, dan (4) mengatur disiplin siswa di sekolah.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan siswa ini adalah:
1) Orientasi siswa baru
2) Pengaturan kehadiran siswa. Beberapa alat yang dapat digunakan untuk
melakukan pencatatan kehadiran siswa ini di antaranya adalah:
a) Papan absensi harian siswa (per kelas dan per sekolah)
b) Buku absensi harian siswa
c) Rekapitulasi absensi siswa.
3) Pencatatan siswa di kelas. Dalam rangka pembinaan siswa perlu juga dilakukan
pencatatan di kelas. Pencatatan itu dapat berupa: (a) daftar siswa di kelas, (b) grafik
prestasi belajar, dan (c) daftar kegiatan siswa
4) Pembinaan disiplin siswa. Disiplin merupakan suatu keadaan di mana sikap,
penampilan, dan tingkah laku siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma, dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah dan/kelas di mana mereka berada.
5) Tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat mempraktekkan
disiplin di sekolah. Disiplin sekolah dapat diberikan antara lain melalui ganjaran dan
hukuman. Ganjaran adalah sesuatu yang bersifat menyenangkan yang diterima siswa
karena berprestasi, berusaha dengan balk atau bertingkah laku yang dapat dijadikan
contoh bagi yang lam. sedangkan hukuman adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan yang harus diterima atau dikerjakan siswa karena mereka bertingkah
laku yang tidak pada tempatnya (Carolyn, 1984). Kalau ganjaran diberikan untuk
membuat siswa melakukan hal yang positif, maka hukuman diberikan dengan maksud
agar siswa jera atau tidak ingin berbuat lagi hal-hal yang negatif. Hukuman diberikan
kepada siswa dalam batas-batas yang wajar, sehingga misi mendidik siswa tercapai.
6) Promosi dan mutasi. Promosi atau kenaikan kelas adalah perpindahan siswa dari
suatu kelas ke kelas lainnya yang lebih tinggi setelah memenuhi persyaratan-
persyaratan tertentu. Promosi/ kenaikan kelas dilaksanakan dengan berpedoman
kepada norma-norma kenaikan kelas yang ditetapkan bersama antara semua guru
dan kepala sekolah dalam rapat kenaikan kelas. Keputusan kenaikan kelas ini
hendaknya diambil dari landasan yang mewakili sosok siswa secara utuh, baik
ditinjau dari ranah kognitif, afektif, maupun psikomotornya. Premosi harus
dilaksanakan dengan sangat hati-hati dalam arti harus dipertimbangkan beberapa
prinsip dasar yang periling, yaitu bahwa:
1) Promosi harus dilaksanakan atas dasar pertimbangan keadaan siswa secara
pribadi.
2) Promosi harus mempertimbangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang
dicapai oleh siswa.
3) Promosi harus mempertimbangkan laju perkembangan prestasi yang dicapai
siswa.
4) Promosi harus mempertimbangkan mata pelajaran-mata pelajaran yang akan
ditempuh siswa di kelas yang lebih tinggi.
Mutasi merupakan perpindahan siswa dari satu sekolah ke sekolah lainnya karena
alasan-alasan tertentu. Mutasi adalah hak setiap siswa, oleh karena itu sekolah harus
dapat memberi kesempatan kepada siswanya yang akan menggunakan haknya itu.
Mutasi harus dilakukan melalui prosedur tertentu dan dicatat oleh kedua sekolah,
sekolah asal dan sekolah tujuan.
3. Tamat Belajar
Apabila siswa telah menamatkan (selesai dan lulus) semua mata pelajaran atau telah
menempuh kurikulum sekolah dengan memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan
surat tanda tamat belajar dari kepala sekolah. Dalam hal yang demikian, siswa sudah
tidak mempunyai hak lagi untuk tetap tinggal di sekolah yang bersangkutan karena
dianggap telah menguasai semua mata pelajaran atau kurikulum sekolah.
Tamat belajar untuk sekolah menengah, pada dasarnya merupakan pencapaian salah
satu tangga untuk pendidikan lebih lanjut, atau pencapaian suatu keterampilan yang
dapat dipergunakan untuk menopang kehidupannya di masyarakat.

e) Dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik, peranan guru sangat
penting karena guru dapat menjadi model. Untuk membuat siswa mempunyai disiplin
yang tinggi, maka guru harus mampu menjadi contoh atau panutan bagi siswa-
siswanya. Guru juga harus mampu menegakkan disiplin dan tidak merusaknya
sendiri. Di samping itu guru juga harus mampu mengambil keputusan secara
bijaksana dan konsisten untuk memberikan ganjaran dan hukuman kepada para
siswa yang pantas mendapatkannya.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/01/18/konsep-dasar-manajemen-keuangan-sekolah/

Anda mungkin juga menyukai