Proposal Teknik
Proposal Teknik
TOPIK TESIS
Oleh
KEPADA
PROGRAM PASCA SARJANA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
MAGISTER SISTEM TEKNIK (MST)
Sekretariat : Jl. Teknika Utara Barek Kampus UGM Yogyakarta 55281
Tahun 2008
Tugas I Penyusunan Proposal Proyek Zufri Hasrudy Siregar, ST
Dosen pengampu: Ir. Supranto,M.Sc.,Ph.D
BAB I
Agenda Riset Nasional untuk
Optimalkan Litbang Pusat dan Daerah
Agenda Riset Nasional (ARN) yang diluncurkan bersamaan dengan
peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada 10 Agustus 2006,
dimaksudkan untuk memberikan prioritas kegiatan serta sebagai
tonggak dan indikator capaian pembangunan nasional iptek
dalam kurun waktu 2006-2009.
I.1 PENDAHULUAN
Penguasaan iptek merupakan salah satu penentu daya saing bangsa, terutama
dalam era globalisasi. Pemerintah telah menetapkan, dalam Program
Pembangunan Jangka Menengah 2004-2009, peningkatan kemampuan iptek
sebagai salah satu agenda nasional. Dalam kerangka itulah Dewan Riset Nasional
(DRN) menyusun dan meluncurkan ARN 2006-2009.
lembaga litbang, perguruan tinggi, dan lingkungan industri. Oleh karena itu,
benang merah penyusunan dan penerapan ARN adalah suatu keterkaitan yang
terpadu di antara enam bidang fokus ARN yang mencakup keterkaitan dalam
proses maupun dalam tujuan bersama untuk mencapai kemandirian daya saing
iptek, kekuatan landasan keilmuan dan basis pengetahuan masyarakat,
peningkatan kapasitas iptek dan inovasi masyarakat, sistem produksi, serta
kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan.
Ada tiga dokumen penting yang harus dijadikan pedoman dan arah berpijak
bagi para peneliti, penentu kebijakan, dan para pelaku iptek Badan Litbang
Pertanian, khususnya dalam merencanakan dan mengimplementasikan
program utamanya untuk mencapai tujuan, sasaran dan strategi dalam rangka
menciptakan teknologi yaitu: (1) kebijakan strategis pembangunan nasional
iptek 2005-2009, (2) Buku Putih Penelitian, Pengembangan, Penerapan Iptek
2005-2025, dan (3) ARN 2006-2009, yang telah disepakati bersama antara
Departemen Pertanian dengan Kemeneg Ristek. Dengan demikian akan tercipta
sinergisme program dan anggaran iptek demi menjadikan iptek sebagai sarana
untuk mencapai tujuan pembangunan nasional
BAB II
POTENSI DAERAH
MALUKU UTARA (TERNATE)
II.1 PERTANIAN
7,7 0,55
2. Moti 14
421,67 3,76
2. Moti 112
89,80 5,28
3. Ternate Selatan 17
3. Ternate
12 75,12 6,26
Selatan
4. Ternate Utara 8 48,00 6,00
Jumlah
2005 46 268,32 5,83
Total 243,10 1 280,50 5,27
Sumber Dinas Pertanian Kota Ternate
Ha ; Pala luas tanaman menghasilkan 625 Ha, produksinya mencapai 580 Ton
dan produktivitasnya sebesar 0,93 Ton / Ha.
II.5 Sub sektor peternakan
Kebutuhan konsumsi hasil ternak masyarakat dikota Ternate, hingga saat ini
masih didominasi suplai stok dari luar daerah ini, hal tersebut disebabkan
produksi ternak lokal masih relatif rendah sementara dengan jumlah
penduduk yang semakin bertambah mengakibatkan permintaan terhadap
hasil ternak menjadi semakin meningkat pula. Jenis ternak dan hasil ternak
yang banyak didatangkan dari luar kota Ternate antara lain : Ayam potong,
Sapi dan Telur
Meskipun dengan tingkat produksi yang relatif rendah dibanding
tingkat kebutuhan masyarakat, namun masih cukup banyak petani yang
mengusahakan ternak. Rumah tangga petani ternak didaerah ini lebih banyak
mengusahakan jenis ternak seperti Sapi dan Kambing serta unggas berupa
Ayam buras. Hingga tahun 2005, populasi jenis ternak dan unggas dikota
Ternate tercatat: Sapi 1.560 ekor, Kambing 10.835 ekor dan unggas 502.638
ekor. Dibandingkan tahun 2004, terjadi kenaikan populasi sapi sebanyak 71
ekor atau 4.8 %, demikian juga jeis ternak unggas mengalami peningkatan
yang siknifikan sebanyak 387.155 ekor atau 335.3%. sementara populasi
Kambing mengalami penurunan sebanyak 1.633 ekor atau -13,1% dalam
priode waktu yang
BAB III
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
III.1 PENDAHULUAN
Minyak bumi (mentah) terbentuk dari endapan fosil yang telah melalui
proses dalam skala waktu geologis sehingga BBM dikategorikan sebagai
energi fosil (fossil fuel). Walaupun merupakan bahan bakar yang tidak
terbarukan, minyak bumi terus dikonsumsi kendati harganya meningkat.
Konsumsi domestik BBM yang cenderung meningkat ditunjukkan dalam
Gambar jumlah konsumsi BBM. Di sisi yang lain, harga minyak mentah
dunia sejak periode 1970 cukup berfluktuasi dan juga cenderung
mengalami peningkatan.
Tabel 3-2 memperlihatkan struktur harga dari BBM pada tahun 2006
sehingga diperoleh besaran subsidi yang harus dianggarkan pemerintah
pemakaian, terdiri atas energi primer dan energi sekunder. Energi primer
adalah energi yang diberikan oleh alam dan dapat langsung dikonsumsi
walaupun belum diproses lebih lanjut. Sementara itu, energi sekunder
adalah energi primer yang telah diproses lebih lanjut. Sebagai contoh,
minyak bumi ketika baru digali dari dalam tanah masih merupakan energi
primer. Namun, jika minyak bumi diproses lebih lanjut menjadi bahan
bakar, maka bahan bakar ini adalah energi sekunder. Demikian pula bila air
terjun dipasang alat pembangkit listrik, maka listrik yang dihasilkan
merupakan energi sekunder, sedangkan air terjun itu sendiri disebut energi
primer.
Bila dilihat dari nilai komersial,maka sumber energi terdiri dari
sumber energi komersial, sumber energi non-komersial, dan sumber energi
baru. Energi komersial adalah energi sudah digunakan dan diperdagangkan
dalam skala ekonomis. Energi non-komersial adalah energi yang sudah
dipakai tetapi tidak dalam skala ekonomis. Energi baru adalah energi yang
sudah dipakai tetapi masih dalam tahap pengembangan (pilot project). Energi
baru belum dapat diperdagangkan karena belum mencapai skala ekonomi.
Keseluruhan klasifikasi dapat dilihat dalam Tabel 3-1.
BAB IV
PEMILIHAN TOPIK TESIS
meniti beratkan pada enam aspek yaitu : (1) ketahanan pangan, (2) sumber
energi baru dan terbarukan, (3) teknologi dan manajemen transportasi, (4)
teknologi informasi dan komunikasi, (5) teknologi pertahanan keamanan, dan
(6) teknologi kesehatan dan obat, sedangkan dari potensi Maluku Utara sendiri
memiliki Sumber daya alam berupa Cengkeh, Pala, Kopra dan Ubi Kayu
membutuhkan teknologi pendukung untuk mengoptimalkan hasil tersebut yang
dapat digolongkan dalam diversipikasi pangan atau teknologi pengolahan
pangan.