FARMAKOTERAPI I
OLEH :
KELAS : A
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2020
INSTRUKSI KANDIDAT
TUGAS FARMAKOTERAPI 1
KASUS KLINIK FARMAKOTERAPI PADA TUBERCULOSIS
1. KASUS KLINIK
Tuan Faisal adalah penderita TB putusobat dan 2 hari yang lalu datang ke RS dengan
keluhan batuk berdahak, sesak nafas, tidak nafsu makan dan lemas. Data pasien yang
diperoleh:
- Usia : 58 tahun
- Berat badan : 45 kg
- Tinggi badan : 160 cm
- Tekanan darah : 120/70 mmHg
Hasil laboratorium:
- BTA positif
- Fotorontgen infiltrate
- Tes kultur jaringan dan resistensi didapatkan kuman Mycobacterium tuberculosis,
kuman resisten terhadap golongan antibiotic rifampisin, aminoglikosida dan kuinolon
(DAFTAR PUSTAKA)
2. ANALISIS KASUS FARMASI KLINIK METODE SOAP
MONITORING
S O A P
DAN EVALUASI
- Batuk berdahak - Usia : 58 tahun Ketidakpatuhan Pasien resisten Bila pada akhir
- sesak nafas, - Berat badan : 45 kg pasien dalam terhadap tahap intensif
- tidak nafsu pengobatan
-Tinggi badan :160 mengkonsumsi Fluorokuinolon (FQ)
makan penderita baru
cm obat, dapat pasien diberikan
- lemas dengan BTA positif,
- Tekanan darah : dikarenakan pasien paduan individual hasil pemeriksaan
120/70 mmHg sputumnya masih
lupa minum obat -paduan terdiri dari
- BTA positif menunjukkan BTA
menyebabkan 3 obat grup A dan 2 positif maka
- Fotorontgen
pasien menja obat grup B diberikan obat
infiltrate
sisipan (HRZE)
diresisten Levofloxacin.
- Tes kultur jaringan setiap hari.
terhadap Moxifloxacin harus
Mycobacterium Jika pemeriksaan
tuberculosis positif Rifampisin dan dimasukkan kedalam BTA setelah
antibiotic golongan pengobatan pasien melaksanakan fase
intensif
Kuinolon. MDR pada paduan
menunjukkan hasil
pengobatan jangka BTA (-) maka
panjangtidak dapat pengobatan
dilanjutkan selama
dilakukan karena
5 bulan (fase
pasien resisten lanjutan).
terhadap kuinolon Monitoring fungsi
Beda quiline harus hati : Melakukan
dimasukkan kepaduan pemeriksaan
pengobatan TB-MDR SGOT, SGPT setiap
jangka panjang untuk 1 bulan sekali.
pasien>18 tahun Pasien dianjurkan
Linezolid harus untuk
mengkonsumsi
dimasukkan kepaduan
kurkuma
pengobatan TB-MDR Monitoring fungsi
jangka panjang paru :
Melakukan foto
Clofazimin dan
thoraks untuk
Cycloserin dapat mengetahui
dimasukkan kedalam apakah masih ada
pengobatan pasien infiltrat dan kavitas
MDR yang di lobus paru
menggunakan paduan
TBRO jangka panjang
Jika paduan tidak
dapat dibentuk dari
obat grup A dan B
saja, maka obat grup
C ditambah untuk
melengkapi paduan
pengobatan
Etambutol dapat
dimasukkan ke dalam
pengobatan pasien
MDR dengan paduan
TBRO jangka panjang
Plan Pengobatan :
- Bedaquiline :
Minggu1-2 :
400mg/hari, minggu
3-24 : 200mg/hari 3x
seminggu
- Clofamizin : 100
mg/hari
- Cycloserin : 500
mg/hari
- Etambutol : 800-1200
mg/hari
(DAFTAR PUSTAKA)