Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

FARMAKOTERAPI I

“KASUS SOAP TUBERKOLOSIS”

OLEH :

NAMA : ASMIAH HUSMIN

NIM : O1A1 18 019

KELAS : A

DOSEN : Apt. ASNIAR PASCAYANTRI, S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
INSTRUKSI KANDIDAT
TUGAS FARMAKOTERAPI 1
KASUS KLINIK FARMAKOTERAPI PADA TUBERCULOSIS

1. KASUS KLINIK

Tuan Faisal adalah penderita TB putusobat dan 2 hari yang lalu datang ke RS dengan
keluhan batuk berdahak, sesak nafas, tidak nafsu makan dan lemas. Data pasien yang
diperoleh:

- Usia : 58 tahun
- Berat badan : 45 kg
- Tinggi badan : 160 cm
- Tekanan darah : 120/70 mmHg

Hasil laboratorium:

- BTA positif
- Fotorontgen infiltrate
- Tes kultur jaringan dan resistensi didapatkan kuman Mycobacterium tuberculosis,
kuman resisten terhadap golongan antibiotic rifampisin, aminoglikosida dan kuinolon

Diagnosadokter: pasien TB MDR

(DAFTAR PUSTAKA)
2. ANALISIS KASUS FARMASI KLINIK METODE SOAP
MONITORING
S O A P
DAN EVALUASI
- Batuk berdahak - Usia : 58 tahun Ketidakpatuhan  Pasien resisten  Bila pada akhir
- sesak nafas, - Berat badan : 45 kg pasien dalam terhadap tahap intensif
- tidak nafsu pengobatan
-Tinggi badan :160 mengkonsumsi Fluorokuinolon (FQ)
makan penderita baru
cm obat, dapat pasien diberikan
- lemas dengan BTA positif,
- Tekanan darah : dikarenakan pasien paduan individual hasil pemeriksaan
120/70 mmHg sputumnya masih
lupa minum obat -paduan terdiri dari
- BTA positif menunjukkan BTA
menyebabkan 3 obat grup A dan 2 positif maka
- Fotorontgen
pasien menja obat grup B diberikan obat
infiltrate
sisipan (HRZE)
diresisten  Levofloxacin.
- Tes kultur jaringan setiap hari.
terhadap Moxifloxacin harus
Mycobacterium  Jika pemeriksaan
tuberculosis positif Rifampisin dan dimasukkan kedalam BTA setelah
antibiotic golongan pengobatan pasien melaksanakan fase
intensif
Kuinolon. MDR pada paduan
menunjukkan hasil
pengobatan jangka BTA (-) maka
panjangtidak dapat pengobatan
dilanjutkan selama
dilakukan karena
5 bulan (fase
pasien resisten lanjutan).
terhadap kuinolon  Monitoring fungsi
 Beda quiline harus hati : Melakukan
dimasukkan kepaduan pemeriksaan
pengobatan TB-MDR SGOT, SGPT setiap
jangka panjang untuk 1 bulan sekali.
pasien>18 tahun  Pasien dianjurkan
 Linezolid harus untuk
mengkonsumsi
dimasukkan kepaduan
kurkuma
pengobatan TB-MDR  Monitoring fungsi
jangka panjang paru :
Melakukan foto
 Clofazimin dan
thoraks untuk
Cycloserin dapat mengetahui
dimasukkan kedalam apakah masih ada
pengobatan pasien infiltrat dan kavitas
MDR yang di lobus paru

menggunakan paduan
TBRO jangka panjang
 Jika paduan tidak
dapat dibentuk dari
obat grup A dan B
saja, maka obat grup
C ditambah untuk
melengkapi paduan
pengobatan
 Etambutol dapat
dimasukkan ke dalam
pengobatan pasien
MDR dengan paduan
TBRO jangka panjang
Plan Pengobatan :
- Bedaquiline :
Minggu1-2 :
400mg/hari, minggu
3-24 : 200mg/hari 3x
seminggu
- Clofamizin : 100
mg/hari
- Cycloserin : 500
mg/hari
- Etambutol : 800-1200
mg/hari
(DAFTAR PUSTAKA)

PADA TABEL PLAN, WAJIB MENYERTAKAN REKOMENDASI RENCANA TERAPI


DENGAN MEMPERHATIKAN PERTIMBANGAN DOSIS

Anda mungkin juga menyukai