Sensor 1
Linear Potensiometer
Turbin Angin
Antarmuka
Labview Relay Katup 5/3 Silinder Double Acting
Sensor 2
Encoder
Gambar 2. Sistem Mekanik Kontrol Pitch Gambar 3. Konsep sistem kontrol pitch dengan
servopneumatik
melakukan penangkapan angin. pada sistem ini maju mundur silinder menjadi pergeseran sudut
silinder akan mundur pada posisi potensio 3 mm. pitch, (2) menunjukkan sensor encoder, bagian (3)
Posisi ini dipilih agar pembacaan mikrokontroler menunjukkan silinder, bagian (4) menunjukkan
untuk memerintahkan relay dapat dilaksanakan sensor posisi potensiometer dan bagian (5) adalah
tanpa adanya konflik karena pembacaan yang blade foil atau lembar bilah.
terlalu dekat.
START
30
3 981 3,904
20 Setelah didapatkan kecepatan rata-rata pada
sumber angin maka dilakukan pengujian
10
perputaran baling-baling. Pengujian dilakukan
0 dengan angin bebas dari sumber angin tanpa
0 5 10 15menggunakan lorong angin. pengujian perputaran
baling-baling tanpa pitching dilakukan dengan cara
Percobaan ke- memberikan sumber angin pada turbin tanpa
Jarak Pembacaan Jarak Diminta
melakukan pitching. Pengujian kecepatan turbin
angin tersaji pada tabel berikut.
Gambar 6. Grafik hasil uji motor stepper tanpa
pembebanan Tabel 3 Pengukuran kecepatan turbin angin tanpa
pitching
Dapat dilihat dari table 1 pada uji jarak yang
pendek akan mendapatkan nilai eror yang lebih
besar dibandingkan dengan pembacaan jarak Kecepatan
Klasifikasi Tingkat
yang lebih panjang. Hal ini seperti yang sudah (rpm)
diperkirakan oleh Saravanakumar [6] dimana
sistem kontrol dengan menggunakan pneumatik Pengukuran 1 0
akan menghadapi hal-hal ketidakakurasian tachomode 2 19
dikarenakan karakteristik non linier dari sistem contact
3 32
penumatik akibat pengaruh dari gaya gesekan
udara, sifat termodinamika dari udara yang Hasil dari pengujian didapatkan bahwa pada
bertekanan dan ketidaklinieran dari katup. Namun kecepatan 1 turbin angin tidak berputar sama
untuk aplikasi smart blade dimana tidak sekali meskipun posisi sumber angin berada pada
memerlukan perpindahan posisi yang sangat posisi yang berbeda. Sedangkan untuk kecepatan
akurat, maka nilai eror seperti yang ditunjukkan 2 dan 3 turbin mulai berputar meskipun kecepatan
masih memadai. Karena yang diperlukan pada putar turbin sangat jauh berbeda dengan
smart blade adalah perpindahan posisi sehingga
Seminar Nasional Instrumentasi, Kontrol dan Otomasi (SNIKO) 2018
Bandung, Indonesia, 10-11 Desember 2018
kecepatan putarsumber angin. hal ini dapat terjadi 4. Kecepatan putar turbin angin tanpa
karena beberapa faktor yaitu; melakukan pitching (kecepatan angina di
• Baling-baling turbin angin yang terbuat dari kayu bawah set point) dapat mencapai 40 rpm.
balsa sehingga daya angkat tidak cukup kuat Sedangkan kecepatan putar turbin angin
untuk memutarkan turbin angin, setelah pitching (kecepatan angina di atas
• Konstruksi mekanik tidak terlalu ringan untuk set point) dapat mencapai 0 rpm.
berputar sehingga menyebabkan turbin angin sulit
melakukan putaran. 5. SARAN
Dalam pengembangan penelitian pitch kontrol
Pengujian dengan Pitching prototipe turbin angin berbasis servo pneumatik
Karena turbin berputar dalam keadaan maksimal masih kurang pada sistem kontrol aliran udara
dapat mencapai kecepatan putar 40 rpm. pneumatik. Kontrol aliran udara adalah salah satu
Sehingga nilai 40 rpm pada program digunakan komponen utama servo pneumatik sehingga jika
sebagai nilai cut out turbin angin untuk melakukan belum ada sistem kontrol aliran udara maka rotor
pitching. Sedangkan setelah melakukan pitching akan mengalami kesulitan untuk kembali berputar
atau pengereman maka kecepatan putar turbin setelah proses pitching. Rotor dapat kembali
angin dapat mencapai 0 rpm. Hal ini karena saat berputar dengan pengaturan secara manual yaitu
pengereman kecepatan angin yang diterima oleh kontrol aliran udara diputar dengan tangan agar
baling-baling tidak dirubah menjadi gerak angkat aliran udara cukup untuk mendorong silinder
(lift). mundur agar rotor kembali berputar