Anda di halaman 1dari 3

Pertanyaan dan Jawaban Kelompok 2 (PPh Pasal 22)

1. Pemungutan pph pasal 22 atas penjualan yang tegolong barang mewah. Yang
termasuk barang mewah adalah seperti apa? (Yunita Wulandari 21216027)
Jawab (Rohkani 21216010) :
Penjualan yang temasuk barang mewah yaitu seperti :
- Pesawat udara pribadi dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih dari Rp.
20.000.000.000.
- Rumah dengan beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih
dari Rp. 10.000.000.000 dan/bangunan lebih dari 500 m2.
- Apartement, kondominium, dan sejenisnya dengan harga atau pengalihannya lebih
dari Rp.10.000.000.000 atau bangunan lebih dari 400 m2.
- Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang lebih dari 10 orang beupa
sedan. Jeep sport utility vehicle (SUV), multi purpose vehicle (MPV), minibus
dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp.5.000.000.000 dan dengan
kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc. Sebesar 5% dari harga jual tidak termasuk
PPN dan PPnBM.

2. Bagaimana cara membedakan pph pasal 22 tersebut. Apakah dipotong/dipungut


dengan dibayar sendiri ? (Rika Windarti 21216005)
Jawab (Annisa Fitriani 21216008) :
Khusus untuk pph 22 memang dapat terjadi memotong atau memungut, yaitu :
- Pemotongan pph 22, dilakukan oleh yang membayar (Bendahara).
- Pemungutan pph 22, dilakukan oleh yang menagih (kertas, semen, otomotif,
pertamina).

3. Siapa saja wajib pajak badan atau perusahaan swasta yang wajib memungut pph pasal
22 saat penjualan ? ( Irpandiansyah Putra Andika 21216014)
Jawab (Robi Nurdiansah 21216017) :
- Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri.
- Agen.
- Produsen atau importir bahan bakar minyak.
- Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri baja.
- Pedagang pengumpul.
- Penjualan barang yang tergolong sangat mewah.

4. Apa saja yang dikecualikan dari pemungutan pph pasal 22 ? (Ahmad Salafy K
21216016)
Jawab (Aginda Putra W 21216020) :
Impor barang-barang dan / atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan tidak terutang pph. Pengecualian tersebut harus
dinyatakan dengan surat keterangan bebas pph pasal 22 yang diterbitkan oleh Direktur
jendral pajak.
Impor barang-barang mewah yang dibebaskan dari bea masuk :
Yang dilakukan kedalam kawasan berikut dan entrepot produksi untuk tujuan ekspor
(EPTEK) sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 6 dan pasal 7 PP nomor 6 tahun
1969 tentang pembebanan atas impor sebagaimana diubah dan ditambah terakhir
dengan PP nomor 26 tahun 1988 Jo. Peraturan pemerintah nomor 2 tahun 1973,
berupa kiriman hadiah, untuk tujuan keilmuan. Pembayaran atas penyerahan barang
yang dibebankan kepada belanja negara/daerah yang meliputi jumlah kurang dari Rp.
500.000 (bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah). Pembayaran untuk
pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum /PDAM, benda-benda pos, dan
telepon.

5. Pertanyaan saya untuk pph pasal 22 yang dipungut oleh supplier, apakah boleh tidak
dilaporkan / tidak dikreditkan di SPT? Dan dianggap sebagai biaya? (Siti Nur
Rahmawati 21216007)
Jawab (Eko Dwiyono 21216006) :
Boleh, asalkan ada bukti potong yang dikeluarkan dan tarifnya disesuaikan dengan
dasar pengenaan pajak (DPP) pajak pertambahan nilai untuk perusahaan tersebut.
Contoh ada yang kena tambahan pajak 0.25% dll.

Kesimpulan dari Kelompok Penelaah (Kelompok 1)


PPh Pasal 22 adalah pemungutan pajak yang dilakukan atas pembelian barang,
impor barang dan pembelian / penjualan barang di bidang usaha tertentu.
PPh pasal 22 merupakan pembayaran PPh dalam tahun berjalan yang dipungut oleh:
a. Bendaharawan pemerintah baik pusat atau daerah, instansi atau lembaga pemerintah
dan lembaga-lembaga Negara lainnya sehubungan dengan pembayaran atas
penyerahan barang.
b. Badan-badan tertentu, berkenaan dengan kegiatan dibidang impor atau kegiatan
usaha dibidang lainnya.
c. Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat
mewah.
Pemungutan pph pasal 22 atas penjualan yang tegolong barang mewah, yaitu seperti
Pesawat udara pribadi, rumah beserta tanahnya, apartement, dan sejenisnya, dan
kendaraan bermotor roda empat dengan pengangkutan orang lebih dari 10 orang berupa
sedan, dengan harga jualnya tertentu, yang masing masing berbeda.
PPh pasal 22 yang dipungut oleh supplier, boleh untuk tidak dilaporkan / tidak
dikreditkan di SPT, asalkan ada bukti potong yang dikeluarkan dan tarifnya disesuaikan
dengan dasar pengenaan pajak (DPP) pajak pertambahan nilai untuk perusahaan
tersebut.
Yang dikecualikan dari pemungutan pph pasal 22 adalah impor barang-barang dan /
atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
tidak terutang PPh.
Masukan dari kelompok 1 :

Untuk Power Pointnya di beberapa slide, tulisannya (huruf) terlalu kecil dan
penjelasannya terlalu banyak, sehingga dapat di perbesar untuk tulisannya dengan
minimal huruf 24 dan dipersingkat kembali untuk penjelasannya.

Masukan dan tambahan dari Ibu Isniar :

Dalam PPh 22 harus menghafal rumus agar dapat dikerjakan dengan baik.

Ciri khas Pasal 22:

- DPP (Dasar Pengenaan Pajak)

- Yang dikecualikan di pasal 22 yaitu seperti obat, buku-buku.

Anda mungkin juga menyukai