ASPEK PENILAIAN
Pada uraian ini memaparkan mengenai aspek penilaian kesalahan penggunaan ejaan
pada empat indikator. Adapun indikator tersebut meliputi penggunaan kata depan
(preposisi), huruf kapital, penulisan angka, dan gabungan kata. Indikator ini dipilih penulis
karena seringkali dalam kehidupan sehari-hari menjumpai kesalahan penggunaan ejaan
pada indikator tersebut.
METODE
Metode pengujian menggunakan survei melalui kuisioner yang diakses dari platform
online surveimonkey.com. Platform ini dipilih karena memiliki fitur yang lengkap daripada
platform lainnya juga mudahnya pengaksesan dalam menggunakan web ini. Kuisioner
tersebut seperti kuis yaitu berisi pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan benar atau salah
terkait kesesuaian penggunaan kaidah kebahasaaan terkait empat indikator tersebut.
Sedangkan untuk peserta terdapat 40 orang yang terdiri dari teman mahasiswa, teman di
lingkungan rumah, dan teman media sosial.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan survei melalui kuisioner online yang dituangkan melalui Gambar 1, dapat
dinyatakan bahwa persentase kesalahan ejaan pada masyarakat dibedakan menjadi empat,
yaitu: (1) kesalahan preposisi (55%), (2) huruf kapital (2%), (3) huruf miring (62,5%), (4)
gabungan kata (6%). Adapun link yang dibagikan kepada peserta yaitu
www.surveymonkey.com/r/JSJMGTJ.
a. Preposisi
Pada gambar menunjukkan bahwa terdapat 18 orang menjawab benar, sedangkan
sisanya menjawab salah. Hal tersebut menunjukkan bahwa lebih dari separuh
masyarakat masih kesulitan dalam menggunakan preposisi saat berbahasa Indonesia.
b. Huruf Kapital
Pemahaman masyarakat terkait penggunaan huruf kapital tergolong tinggi. Yaitu
sebanyak 32 peserta menjawab benar, sedangkan sisanya menjawab salah.
c. Huruf Miring
Sebanyak 25 dari 40 menunjukkan jawaban yang benar. Sehingga menandakan bahwa
5/8 peserta paham dengan penggunaan kaidah pada indikator itu.
d. Gabungan Kata
Kedudukan angka merah sedikit tinggi tetapi tidak menunjukkan selisih yang signifikan.
Sepatuh masyarakat sudah paham terkait penggunaan ejaan gabungan kata.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan huruf kapital pada
masyarakat sudah baik, sedangkan penggunaan huruf miring, huruf kapital, dan gabungan
masih kurang. Setyawati (2010: 16) menyatakan bahwa salah satu penyebab kesalahan
berbahasa adalah pemakai bahasa yang kurang memahami kaidah bahasa yang dipakainya.
Sehingga, masyarakat perlu mempelajari lagi penggunaan ejaan yang sesuai dengan Ejaan
Bahasa Indonesia. Di samping itu, perlunya kehati-hatian dan ketelitian saat mengerjakan.
DAFTAR PUSTAKA
Markhamah, Sufanti, M., Sabardila, A., & Winarni, S. (2020). Pembelajaran Ejaan Di Sekolah
Dasar: Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikur Tingkat Tinggi (1st ed.). Muhammadiyah
University Press.
Setyawati, N. (2010). Analisis Kesalahan Berbahasa: Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma
Pustaka.