Makalah Instrumentasi Dan Kendali
Makalah Instrumentasi Dan Kendali
MIKROKONTROLLER AT89S51
Disusun Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
i
Kelompok
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3
2.1 Pengertian Mesin Conveyor......................................................................3
2.2 Macam-Macam Conveyor.........................................................................3
2.3 Manfaat Conveyor Dalam Industri............................................................8
2.4 Pengertian Microkontroller.......................................................................8
2.5 Mikrokontroler AT89S51..........................................................................9
2.6 Kegunaan Mikrokontroler.......................................................................10
2.7 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S51.............................................11
2.8 Kegunaan Masing-Masing Pin Mikrokontroler AT89S51......................11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................14
3.1 Metode.....................................................................................................14
BAB IV URAIAN SISTEM.................................................................................17
4.1 Pembahasan.............................................................................................17
4.1.1 Catu Daya.........................................................................................18
4.1.2 Blok Masukan..................................................................................19
4.1.3 Mikrokontroller................................................................................21
4.1.4 Blok Keluaran..................................................................................22
4.1.5 Uji Coba Catu Daya.........................................................................22
4.1.6 Uji Coba Rangkaian Sensor.............................................................24
4.1.7 Uji Coba Motor DC..........................................................................26
4.1.8 Uji Coba Alat Pemindah Barang......................................................27
iii
BAB V PENUTUP................................................................................................30
5.1 Kesimpulan..............................................................................................30
5.2 Saran........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu altematif yang dapat mengatasi itu semua adalah dengan
diciptakannya suatu alat yang dapat bekerja secara otomatis. Tujuan dan tulisan
ini adalah memapar kan peraneangan sistem pemindah barang otomatis yang
dilengkapi dengan tampilan jumlah barang. Alat yang diraneang tersebut juga
sekaligus mampu memilih tinggi rendah barang yang akan dimasukkan ke
kendaraan pangangkut barang. Manfaat yang diharapkan dari peraneangan alat ini
adalah dapat membantu proses pengerjaan atau manufaktur dari produk dalam
dunia industri.
1
2
1.3 Tujuan
BAB II
LANDASAN TEORI
Rangka badan
Tiang penyangga
3
Tiang penyangga berfungsi sebagai pondasi untuk badan roller
conveyor.
Motor penggerak
4
4
Roller
Fungsi roller adalah memindahkan barang yang diangkut. Roller
menjadi komponen utama sehingga desain dan bentuknya harus
diupayakan tidak membuat getaran saat berjalan sehingga tidak
merusak batang. Komponen roller antara lain pipa, poros, snap
ring, rumah bearing, seal, c-ring, dan bantalan.
Sistem transmisi
Sistem transmisi dibedakan menjadi dua yaitu transmisi motor
penggerak dengan drive roller dan transmisi drive roller dengan
roller yang lain.
2. Belt Conveyor
a. Pengertian Conveyor Belt
Pada dasarnya belt conveyor memiliki bentuk yang sederhana. Seperti
namanya conveyor belt dilengkapi dengan adanya sabuk yang dapat
menahan benda-benda padat saat diangkut. Belt atau sabuk terbuat
dari dari berbagai macam jenis tergantung dari sifat benda yang akan
diangkut. Misalnya untuk mengangkut bahan-bahan yang panas, maka
diperlukan belt yang terbuat dari logam sehingga dapat tahan terhadap
panas.
b. Karakteristik belt conveyor
Berkapasitas tinggi.
Kapasitasnya dapat diatur.
Mampu beroperasi mendatar atau miring dengan sudut 18 derajat.
5
3. Chain conveyor
a. Pengertian chain conveyor
Chain conveyor merupakan conveyor dengan rantai yang tidak
terputus untuk melakukan tarikan dari unit penggerak. Chain conveyor
atau mesin kompayer rantai merupakan cocok untuk menahan debu,
penyilangan kecil, kombinasi garis horizontal dan vertikal, dan
temperatur tinggi. Dalam dunia industri penggunaan konveyor rantai
mengalami penurunan karena perawatan yang tinggi dan banyaknya
masalah yang dihadapi.
b. Spesifikasi chain conveyor
6
Chain sliding
Chain sliding memiliki bagian pergerakan yang tidak banyak.
Chain rolling
Chain rolling lebih luas dibandingkan dengan chain sliding.
c. Jenis chain conveyor
Jenis chain conveyor terdiri dari tiga antara lain:
Scraper conveyor
Apron conveyor
Bucket conveyor
100 ft/m, kapasitas 100 ton/ jam, dan dapat mengangkut bahan
bongkahan.
Bucket elevator
Bucket elevator dapat mengangkut bahan dengan kemiringan
yang sangat curam melebihi kemiringan chain conveyor yang
lainnya. terdapat bucket atau timba yang dibawa atau digerakkan
oleh rantai. Timba-timba tersebut memiliki bentuk yang berbeda-
beda tergantung pada fungsinya masing-masing.
Bentuk minneapolis untuk mengangkut material kering yang
lumat atau butiran-butiran kecil.
Bentuk sticky material lebih datar untuk mengangkut bahan
material yang lengket.
Bentuk timba crushed rock untuk mengangkut bahan yang besar
dan berat.
4. Screw Conveyor
Screw conveyor adalah alat angkut bahan yang paling tepat untuk bahan
padat yang bertekstur bubur dan halus. . seperti namanya screw conveyor
dilengkapi dengan alat terbuat dari pisau berpilin disebut flight yang
mengelilingi sumbu sehingga bentuknya terlihat seperti sekrup. Biasanya
wadah conveyor terbuat dari lempeng baja, berbentuk setengah lingkaran,
dengan sisi lurusnya terbuat dari kayu.
5. Pheumatic Conveyor
a. Pengertian Pheumatic Conveyor
Pheumatic conveyor atau disebut juga dengan mesin kompayer aliran
udara merupakan conveyor yang cocok digunakan untuk mengangkut
bahan-bahan ringan berbentuk bongkahan-bongkahan kecil melalui
aliran udara. Alat yang dipakai dalam pheumatic conveyor antara lain:
8
Bisa bekerja secara terus menerus => Konveyor menawarkan peluang kerja
tanpa batas. Utamanya ialah dalam memuat dan menurunkan barang secara
terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.
Kecepatan bisa dikontrol => Konveyor memungkinkan kontrol yang mudah.
Khususnya ialah dalam mengatur kecepatan perpindahan material.
Konveyor dapat bergerak ke dua arah => Manfaat Ini sangat berguna ketika
bahan perlu dipindahkan di antara ujung ke ujung yang berlawanan.
Gambar 2. 1
Konfigurasi Pin AT89S51
b. Port 1
Port 1 disediakan sebagai port I/O dan berada pada pin 1-8. Beberapa pin
pada port ini memiliki fungsi khusus yaitu P1.5 (MOSI), P1.6 (MISO), P1.7
(SCK) yang digunakan untuk jalur download program.
c. Port 2
13
Port 2 ( pin 21-28 ) merupakan port dua fungsi yaitu sebagai I/O serbaguna,
atau sebagai bus alamat byte tinggi untuk rancangan yang melibatkan memori
eksternal.
d. Port 3
Port 3 adalah port dua fungsi yang berada pada pin 10-17, port ini memiliki
multi fungsi, seperti yang terdapat pada tabel 2.1 berikut ini :
BIT NAME BIT ADDRESS ALTERNATE FUNCTION
P3.0 RXD B0h Receive data for serial port
P3.1 TXD B1h Transmit data for serial port
P3.2 INT0 B2h External interrupt 0
P3.3 INT1 B3h External interrupt 1
P3.4 T0 B4h Timer/counter 0 external input
P3.5 T1 B5h Timer/counter 1 external input
P3.6 WR B6h External data memory write strobe
P3.7 RD B7h External data memory read strobe
PSEN (Program Store Enable)
Adalah sebuah sinyal keluaran yang terdapat pada pin 29. Fungsinya adalah
sebagai sinyal kontrol untuk memungkinkan mikrokontroler membaca
program (code) dari memori eksternal. Biasanya pin ini dihubungkan ke pin
EPROM. Jika eksekusi program dari ROM internal atau dari flash memori
(ATMEL AT89SXX), maka berada pada kondisi tidak aktif (high).
ALE (Address Latch Enable)
Sinyal output ALE yang berada pada pin 30 fungsinya sama dengan ALE
pada microprocessor INTEL 8085, 8088 atau 8086. Sinyal ALE
dipergunakan untuk demultiplek bus alamat dan bus data. Sinyal ALE
membangkitkan pulsa sebesar 1/6 frekuensi oscillator dan dapat dipakai
sebagai clock yang dapat dipergunakan secara umum.
EA(External Access)
Masukan sinyal terdapat pada pin 31 yang dapat diberikan logika rendah
(ground) atau logika tinggi (+5V). Jika diberikan logika tinggi maka
mikrokontroler akan mengakses program dari ROM internal (EPROM/flash
14
3.1 Metode
Pemindah barang diraneang untuk bekerja seeara otomatis dengan
menggunakan mikrokontroler AT89S5l sebagai pengendali. Alat yang diraneang
dilengkapi sensor yang bertugas menggerakan, mengendalikan, dan mematikan
motor berdasarkan tinggi rendahnya barang. Alat inijuga bisa berfungsi sebagai
pemindah barang reject atau sampah.Alat ini mempunyai tampilan keluaran
berupa seven segment yang menunjukan berapa jumlah barang yang tinggi,
rendah, reject, serta jumlah total barang antara barang rendah dengan barang
tinggi. Beberapa komponen utama yang dipergunakan dalam alat ini adalah eatu
daya, sensor, mikrokontroler, seven segment, IC 74LS47, motor DC, IC L293D,
dan buzzer.
Catu daya digunakan sebagai pemasok tegangan. Catu daya DC dapat
dibangun dengan menggunakan trafo step-down, dioda penyearah, kapasitor, serta
regulator.
Sensor digunakan untuk menangkap masukan pada rangkaian dan mengubah
besaran fisik tertentu menjadi suatu besaran listrik, seperti halnya photoresistor
mengubah energi eahaya menjadi energi listrik. Sensor juga berfungsi sebagai
saklar otomatis. Sensor yang dipergunakan berjenis Operational Amplifier (Op-
Amp). Alasannya adalah karena sensor Op-Amp memiliki gain voltase yang
besar, impedansi input yang sangat tinggi, dan impedansi output yang rendah.
Sensor Op-Amp berfungsi sebagai pembanding tegangan yang membandingkan
sebuah tegangan masukan dengan tegangan masukan lainya.
Mikrokontroler adalah chip komputer yang bisa diprogram dan digunakan
untuk tugas-tugas yang berorientasi kontrol.Alat yang diraneang ini menggunakan
mikrokontroler tipe AT89S51. Fitur yang dimiliki oleh tipe tersebut adalah 4K bit
ROM, 128bit RAM, 4 buahport 8-bit I/O, 2 buah timer l6-bit, antar muka
komunikasi serial, 64K pengalamatan kode atau program memori, 64K
pengalamatan data memori, prosesor boolean, 210 lokasi bit-addressable, dan 4
14
15
Gambar 3. 1
Bagan Alir Peraneangan Alat Pemindah Barang Otomatis
4.1 Pembahasan
Alat ini diraneang dengan masukan sensor eahaya. Masukan tersebut
kemudian diproses oleh mikrokontroller AT89S51 dan menghasilkan keluaran
pada LED,seven segment, buzzer dan motor DC. Masukan pada alat ini
menghasilkan dua kondisi, yaitu high dan low. Program akan mengolah masukan
dalam kondisi low. Diagram blok dari rangkaian ini tergambar dalam gambar
sedangkan rangkaian keseluruhan digambarkan pada gambar berikut ini :
Gambar 4. 1
Diagram Blok Pemindah Barang Otomatis
17
18
Gambar 4. 2
Rangkaian Keseluruhan
Gambar 4. 3
Rangkaian Catu Daya
Gambar 4. 4
Rangkaian Blok Sensor
Gambar 4. 5
Rangkaian Motor DC dan Driver Motor (IC L293D)
21
4.1.3 Mikrokontroller
Mikrokontroler berfungsi sebagai pengatur kerja alat agar dapat
bekerja secara sistematis. Hasil keluaran dari blok sensor dikirim ke
mikrokontroler untuk diproses. Mikrokontroler kemudian mengirimkan
data hasil olahan ke blok keluaran. Mikrokontroler pada pemindah barang
otomatis ini menggunakan dua IC AT89S51. Penggunaan port pada kedua
mikrokontroler tersebut sebagaimana terlihat pada Tabel I dan Tabel 2.
Tabel 4. 1
Penggunaan Port Mikrokontroler 1
22
Tabel 4. 2
Penggunaan Port Mikrokontroler 2
Uji eoba rangkaian eatu daya dilakukan dengan eara merangkai rangkaian
eatu daya seperti diperlihatkan pada Gambar 7. Titik uji yang dilakukan
23
adalah terhadap titik A dan titik B baik itu berupa tegangan ataupun arus
yang melewatinya. Alat yang digunakan untuk mengambil data dalam
pengukuran ini adalah multitester digital. Rangkaian ini menggunakan eatu
daya dengan tegangan 5 volt dan 12 volt. Tegangan 5 V dibutuhkan untuk
tegangan masukkan sensor, mengendalikan mikrokontroler AT89S51,
serta mengaktifkan keluaran padaseven segment. Tegangan 12 V
dibutuhkan sebagaisumber tegangan untuk mengaktitkan motor DC.
Tegangan pada lilitan sekunder (VPk)besamya adalah 1,414 x Vnns(12 V)
atau sebesar 16,87 V, dibulatkan menjadi 17 V. Rangkaian membutuhkan
tegangan 12 V sehingga diperlukan IC regulator 7812 yang mampu
menghasilkan tegangan sebesar 12V. Keluaran dari IC regulator 7812
diredam menjadi 5 V dengan menggunakan IC regulator 7805. Tegangan
yang dikeluarkan oleh eatu daya yang telah diukur multitester digital,
mendapatkan pembaeaan tegangan sebesar11,89 V untuk titik A dan 4,89
Volt untuk titik B. Standar tegangan IC regulator 7805 adalah sebesar 5
Volt dan 12 Volt untuk IC regulator 7812. Faktor kesalahan dari hasil
pengukuran pada titikA sebesar 0,91 % {(12 - 11,89) 1l2} dan untuk titik
B adalah 2,2% {(5 - 4,89) / 5}. Batasan toleransi kesalahan alat yang bisa
digunakan adalah 8 %, sehingga eatu daya ini memenuhi syarat untuk
digunakan. Hal yang menyebabkan terjadinya kesalahan adalah tegangan
listrik PLN yang tidak stabil, perubahan tegangan akibat pembebanan,
kerusakan pada crafo dan komponen-komponen lain, dan kesalahan
manusia.
24
Gambar 4. 6
Titik Pengambilan Data Tegangan (V) pada Catu Daya
cahaya menyebabkan kondisi sensor berada pada posisi tidak aktif (low).
Kondisi ini dimanfaatkan untuk memberi masukan ke pada pengendali
mikrokontroler yang akan aktif jika diberi masukan low.
Tabel 4. 3
Uji Coba Sensor Saat Tidak Terhalang
Tabel 4. 4
Uji Coba Sensor pada Saat Terhalang
26
Gambar 4. 7
Motor DC
Tabel 4. 5
Hasil Uji Tegangan Terukur untuk Mengaktifkan Motor DC
Tabel 4. 7
Pengujian Alat dengan Barang Rendah
29
Tabel 4. 8
Pengujian Alat dengan Barang Reject
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Conveyor yang dipergunakan dalam penelitian ini mempunyai kapasitas
99 barang. Rata-rata waktu yang dicapai untuk masing-masing barang dari awal
masuk sampai pemberhentian terakhir adalah 11,10 detik. Angka ini relatif rendah
dan dirasa cukup dapat mempercepat dan mempermudah proses penyeleksian
pemindahan barang hasil produksi ke kendaraan pengangkut.
5.2 Saran
Alat ini akan bekerja lebih baik jika LED (Light Emitting Diode) yang
digunakan diganti dengan laser pointer untuk mendapatkan jarak pancar yang
lebih jauh antara pemancar dan penerima. Perbaikan yang lain adalah saklar yang
diperguankan dapat diganti dengan sensor ultrasonik sehingga dapat lebih sensitif
dalam mendeteksi barang. Penggunaan sensor ultrasonik juga bermanfaat untuk
mengurangi jumlah komponen dalam rangkaian, karena hanya memerlukan satu
saklar dari sebelumnya dua saklar.
30
DAFTAR PUSTAKA
31