Anda di halaman 1dari 2

Karamnya kapal demokrasi

(salma fitri)

Putih bersih pesisir pantai


Berbalut rayuan ombak karang
Birunya laut yang tiada bertepi
Berhiaskan ikan dan terumbu karang
Semilir angin yang bertiup disenja hari
Derasnya arus sungai sumber air alami
Berhiaskan bukit yang menjulang tinggi
Sungguh kebesaran illahi yang tak mampu ku selami

Ditengah melimpah ruahnya sumber daya


Rakyatku harus hidup merana dan sengsara
Perutnya lapar diatas tumpukan padi yang melimpah
Ditengah teriknya mentari, tanga ayah masih setia bekerja di ladang
Keluh dan air matanya berjatuhan bersamaan
Mengais serpihan rupiah demi menghidupi keluarga dirumah
Bersama melawan kemiskinan

Di saat yang sama ribuan bahkan jutaan impor barang membanjiri negri
Dengan dalih kebutuhan yang tak terpenuhi
Padahal untuk memuaskan nafsu para petinggi
ia tak mau mengurusi hingga petaniku harus gigit jari
karena hasil panennya kalah jual dengan produk luar negeri

inilah negeri dengan tingkat korupsi tertinggi


namun, yang paling ramah dengan para koruptor
senyumnya merekah bersama setumpuk kopernya bak pelancong
padahal, tikus yang berdasi itu menuju bui sel tahanan
dimana lagi bisa kita dapatkan pemandangan ini selain di negeriku?

tak sedikitpun teringat olehnya


para pemuda yang termenung dan menundukan kepalanya dirumah
rasa putus asa sudahlah melambung tinggi dalm hatinya
bertahun lamanya menuntut ilmu namun tak berguna
ia yang kau golongkan pengangguran dan sampah masyarakat

kampus merdeka katamu ?


sungguh keji dirimu, kau peralat rakyatmu
hanya untuk menjadi budak keserakahan kapitalistik
kau tutup matamu dari rusaknya moral remaja
padahal ia lahir dari sistem sekuler yang kau terapkan
kau tutup telingamu agar tak mendengar rintihan rakyatmu
namun kau masih bisa tersenyum ?
sungguh rasa malumu telah terkubur sangat dalam bahkan punah

kala rintihan kesakitan seorang ibu hanya berhenti di meja administrasi


sebab mahalnya kesehatan di nergri demokrasi
hingga rakyatpun tak mampu membeli bahkan untuk hidupnya sendiri
sistem yang sangat ramah bagi para manusia kaya dan berduit
sedang sangat kejam bagi meraka yang lemah dan miskin
inilah sistem sekuler-kapitalistik
yang mencampakkan aturan tuhan hanya pada individu
sedang kehidupannya dipaksa untuk tunduk pada aturan manusia
yang lemah dan terbatas, serta pasti hanya menguntungkan sang pembuat aturan
dan merugikan pelaksananya.

Berbeda dengan sistem islam


Yang menjadikan akidah islam sebagai landasan setiap aturannya
Serta takwa yang akan menjadi pengawas pelaksanaannya
Setiap individu yang hidup di bawah naungannya
Akan terjamin kebutuhan hidupnya

Kesehatan menjadi hal yang mudah untuk di jangkau


Sebab diberi fasilitas terbaik dengan pelayanan terbaik pula
Pendidikannya akan melahirkan para ilmuan yang bertakwa dan juga ahli
Setiap ilmu yang didapatkan akan dikembalikan kepada ummat
dalam bentuk yang paling bermanfaat
serta setiap penduduknya akan bekerja dengan senang hati

keimanan yang tinggi melekat dalam jiwa setiap individu


rasa kepedulian dan ukhuwah melekat dalam masyarakatnya
maka akan kita dapati sebuah kehidupan yang dirahmati
yang penuh dengan ketentraman jauh dari kegelisahan
penuh dengan kemudahan jauh dari kesulitan
serta harinya yang akan terus dipenuhi rasa kegembiraan jauh dari kesedihan

dan ini hanya akan mungkin terjadi jika sistem yang diterapkan
adalah sistem islam yang berasal dari aturan yang ilahi
dan ia tidak akan mungkin terealisasi kecuali dengan adanya Khilafah
sehingga berdirinya khilafah menjadi sebuah kewajiban tertinggi saat ini

begitu pula memperjuangkannya


menjadi sebuah kewajiban dan kemuliaan tertinggi.

Anda mungkin juga menyukai