Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PATOFISIOLOGI

Patofisiologi penyakit, mekanisme adaptasi sel, regenerasi dan


nekrosis sel

Disusun oleh :

MuDA

LUMAJANG
JULI 2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa karena berkat-Nya makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu.

Tak terlupa penulis mengucapkan terima kasih


kepada :

1. Pihak perpustakaan, sebagai pihak yang telah menyediakan bahan literature sehingga
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah.
2. Serta teman – teman yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis berharap isi makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, namun penulis juga
menyadari akan kekurangan makalah ini, sehingga jauh dari kata sempurna. Penulis
mengharapkan kritik dan saran supaya pada tugas makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.

Lumajang, 30 juli 2009


PENULIS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Patologi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran, dan memiliki peranan yang sangat
fundamental. Sering kali diagnosis pasti suatu penyakit ditegakkan dengan patologi
(histopatologi). Sedakanangkan pengertian Patologi dalam arti yang luas adalah bagian dari
ilmu kedokteranng yang mengamati sebab dan akibat dari terjadinya penyakit atau kelainan
pada tubuh. Namun pengertian patofisiologi sendiri adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu
penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan lahiriah
yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan
hidup.dan selalu berbuhungan dengan karakterristik makhluk hidup yaitu : bereproduksi,
tumbuh, melakukan metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal.

Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk
mengesi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak. Nekrosis adalah
kematian yang utama. Sel yang mengalami kematian secara nekrosis umumnya disebabkan
oleh factor dari luar secara langsung, misalnya : kematian sel di karenakan kecelakaan,
infeksi virus, radiasi sinar radio aktif atau keracunan zat kimia. Tanpa adanya tekanan dari
luar, sel tidak akan dapat mati secara nekrosis.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah-masalah yang dibahas diantaranya
adalah:
1.2.1 Apakah pengertian dari patofisiologi penyakit?

1.2.2 Apakah pengertian dari adaptasi sel?

1.2.3 Pengertian dari regenerasi dan nekrosis sel?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang diambil dari rumusan masalah tersebut:

1.3.1 Mengetahui pengertian dari patofisiologi penyakit

1.3.2 Mengetahui pengertian adaptasi sel

1.3.3 Mengetahui pengertian dari regenerasi dan nekrosis sel

1.4 Manfaat

Dari pembahasan ini kelompok kami ingin memberikan manfaat-manfaat yang dapat diambil
setelah mempelajari:

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Patofisiologi Penyakit

Patologi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran, dan memiliki peranan yang sangat
fundamental. Sering kali diagnosis pasti suatu penyakit ditegakkan dengan patologi
(histopatologi). Sedangkan pengertian Patologi dalam arti yang luas adalah bagian dari
ilmu kedokteran yang mengamati sebab dan akibat dari terjadinya penyakit atau kelainan
pada tubuh. Namun pengertian patofisiologi sendiri adalah reaksi fungsi tubuh terhadap
suatu penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Kata patologi berasal dari kata yunani : PATOS = keadaan ; LOGOS = ilmu. Jadi
PATOLOGI diartikan mempelajari penyakit secara ilmu pengetahuan ( scientific method ).

2.2 Mekanisme Adaptasi Sel

Mekanisme adaptasi sel :

2.2.1 Organisasi sel

Yaitu unit kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecil menunjukkan


bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup.

Karakteristik mahkluk hidup :

a. Bereproduksi

b. Tumbuh

c. Melakukan metabolisme

d. Beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal.

Aktifitas sel : sesuai dengan proses kehidupan, meliputi :

a. Ingesti – mengekskresikan sisa metabolisme

b. Asimilasi – bernafas – bergerak

c. Mencerna – mensintesis – berespon, dll

A. Struktur Sel

Sel mengandung struktur fisik yang terorganisasi yang dinamakan organel.


Sel terdiri dari dua bagian utama : inti dan sitoplasma yang keduanya
dipisahkan oleh membrane inti. Sitoplasma dipisahkan dengan cairan
sekitarnya oleh membrane sel. Berbagai zat yang membentuk sel secara
keseluruhan disebut protoplasma.

1. Membrane Sel, merupakan struktur elastis yang sangat tipis, penyaring


selektif zat – zat tertentu.

2. Membrane Inti, merupakan dua membrane yang saling mengelilingi.


Pada kedua membrane yang bersatu merupakan larut dapat bergerak
antara cairan inti dan sitoplasma.

3. Retikulum endoplasma, tdd

a. RE granular yang pd permukaannya melekat ribosom yg


terutama mengandung RNA yg berfungsi dalam mensintesa
protein.

b. RE agranular, tidak ada ribosom. Berfungsi untuk sintesa lipid


dan enzimatik sel.

4. Komplek golgi

Berhubungan dgn RE berfungsi memproses senyawa yg ditransfer RE


kemudian disekresikan.

5 Sitoplasma, yaitu suatu medium cair banyak mengandung struktur


organel sel

6 Mitokondria, adalah organel yg disediakan untuk produksi energi dalam


sel. Di sini dioksidasi berbagai zat makanan.
katabolisme / pernafasan sel.

7 Lisosom, adalagh bungkusan enzim pencernaan yg terikat membrane.


Dan merupakan organ pencernaan sel.
8 Sentriol, merupakan struktur silindris kecil yg berperan penting pada
pembelahan sel.

9 Inti, adalah pusat pengawasan atau pengaturan sel. Mengandung DNA


yg disebut gen.

10 Nukleoli, merupakan struktur protein sederhana mengandung RNA.


Jumlah dapat satu atau lebih.

B. System Fungsional Sel.

1. Penelanan dan pencernaan oleh sel.

Zat-zat dapat melewati membrane dengan cara :


a. difusi

b. transfor aktif melalui membrane

c. endositosis , yaitu mekanisme membrane menelan cairan ekstra


sel dan isinya. Tdd : fagositosis dan pinositosis.
penelanan partekil besar oleh sel seperti bakteri, partikel –
partikel degeneratif jaringan. Fagositosis menelan sedikit cairan
ekstra sel dan senyawa yang larut dalam bentuk vesikel kecil.
Pinositosis

2. Ekstrasi energi dari zat gizi. (fungsi mitokondria)


Oksigen menghasilkan energi yang dioksidasi dan zat gizi masuk dalam
sel digunakan untuk membentuk ATP. 1ATP menghasilkan 8000 kalori.

2.2.2 Modalisasi cedera sel

Sel selalu terpajan terhadap kondisi yang selalu berubah dan potensial
terhadap rangsangan yang merusak sel akan bereaksi :

a. Beradaptasi,
b. Jejas / cidera reversible

c. Kematian

Sebab-sebab Jejas, Kematian dan Adaptasi sel :


1. Hipoksia, akibat dari :

a. Hilangnya perbekalan darah karena gangguan aliran darah serta

b. Gangguan kardiorespirasi

c. Hilangnya kemampuan darah mengangkut oksigen. :anemia dan


keracunan. Respon sel terhadap hipoksia tergantung pada tingkat
keparahan hipoksia: sel-sel dapat menyesuaikan, terkena jejas,
kematian.

2. Bahan Kimia (obat – obatan )

Bahan kimia menyebabkan perubahan pada beberapa sel : permeabilitas


selaput, homeostatis osmosa, keutuhan enzim kofaktor. Racun
menyebabkan kerusakan hebat pada sel dan kematian individu.

3. Agen Fisik

Dapat merusak sel. Traumamekanik, yang menyebabkan pergeseran


organisasi intra sel.

a. Suhu rendah.

Gangguan suplai darah ( vasokontriksi ) suhu rendah


membakar jaringan – suhu tinggi.

b. Perubahan mendadak tekanan atsmofir, menyebabkan gangguan


perbekalan darah untuk sel – sel individu. Tingginya gas – gas
atsmofir terlarut dalam yang di bawah tekanan atsmofir darah.
Jika mendadak kembali ke tekanan normal zat- zat akan
terjebak keluar dari larutan secara cepat dan membentuk
gelembung – gelembung jenis hipoksia. Menyumbat aliran
darah dalam sirkulasi mikro.

c. Tenaga radiasi, jejas akibat ionisasi langsung senyawa kimia


yang ada di dalam sel atau karena ionisasi sel yang
menghasilkan radikal “ panas “ yang secara sekunder bereaksi
dengan komponen intra sel.

d. Tenaga listrik, jika melewati tubuh akan menyebabkan : aritmi


jantung luka bakar. Serta gangguan jalur konduksi saraf.

4. Agen Mikrobiologi : Bakteri, virus, mikoplasma, klamidia, jamur dan


protozoa. Merusak sel – sel penjamu. Mengeluarkan eksotosin, bakteri
merangsang respon peradangan. Atau mengeluarkan endotoksin, reaksi
immunologi yang merusak sel. Timbul reaksi hipersensitivitas terhadap
gen.

Contoh penyakit : infeksi stafilokokus atau sterptococus, gonore,


sifilis, kolera, dll. Virus mewariskan DNA, virus
menyatu dengan DNA sel, setelah berada dalam sel
virus akan mengambil alih fungsi sel. RNA virus
gen – gen pada sel baru akan mengontrol fungsi sel.

Contoh penyakit : ensefalitis, campak jerman, rubella,


poliomyelitis, hepatitis, dll

5. Mekanisme Imun, reaksi imun sering di kenal sebagai penyebeb


kerusakan dan penyakit pada sel. Antigen penyulut pada eksogen
maupun endogen. Antigen endogen ( missal, antigen sel ) menyebabkan
penyakit Autoimun.
6. Gangguan Genetik

Mutasi, dapat menyebabkan : mengurangi suatu enzim, kelangsungan


hidup sel tidak sesuai, atau tanpa dampak yang diketahui.

7. Ketidakseimbangan Nutrisi

a. Defisiensi protein – kalori

b. Avitaminosis

c. Aterosklerosis, obesitas – kelebihan kalori

8. Penuaan

ADAPTASI SEl

Bentuk reaksi jaringan organ / system tubuh terhadap jejas :

1. Retrogresif, jika terjadi proses kemunduran ( degenerasi / kembali


kearah yang kurang kompleks )

2. Progresif, berkelanjutan berjalan terus kearah yang lebih buruk


untuk penyakit.

3. Adaptasi ( penyesuaian ) :

a. Atropi, yaitu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang


pernah berkembang sempurna dengan ukuran normal

b. Hipertropi, yaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan


ini meningkatkan ukuran alat tubuh menjadi lebih besar
dari pada ukuran normal.
c. Hiperplasia, yaitu dapat disebabkan oleh adanya
stimulasi atau keadaan kekurangan secret atau produksi
sel terkait.

d. Metaplasia, ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan


sel matur jenis tertentu menjadi sel matur jenis lain.

e. Displasia, keadaan yang timbul pada sel dalam proses


metaplasia berkepanjangan tanpa mereda dapat
mengalami polarisasi pertumbuhan sel reserve

f. Degenerasi, yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia


intraseluler yang disertai perubahan marfologik, akhibat
jejas nin fatal pada sel.

g. Infiltrasi.

2.2.3 Sel yang diserang

Pengaruh stimulus yang menyebabkan cidera sel pada sel :

1. Kerusakan biokimia, terjadi perubahan kimia dari salah satu reaksi


metabolisme atau lebih di dalam sel.

2. Kelainan fungsi, ( missal kegagalan kontraksi, sekresi sel atau


lainnya ) cidera kelainan fungsi. Tetapi tidak semua, kerusakan
biokimia pada sel. Jika sel banyak cidera, memiliki cadangan yang
cukup sel tidak akan mengalami gangguan fungsi yang berarti.

3. Perubahan morfologi sel. Yang menyertai kelainan biokimia dan


kelainan fungsi. Tetapi saat ini masih ditemukan sel secara
fungsional terganggu namun secara morfologi tidak memberikan
petunjuk adanya kerusakan
4. Pengurangan massa atau penyusutan

Pengurangan ukuran sel jaringan atau organ disebut atropi. Lebih kecil
dari normal.

22.4 Perubahan morfologi pada sel yang cedera sub letal

Perubahan pada sel cidera sub letal bersifat reversible. Yaitu jika rangsangan
dihentikan, maka sel kembali sehat. Tetapi sebaliknya jika tidak kematian sel
dihentikan.

Perubahan sub letal pada sel disebut degenerasi atau perubahan degeneratif.
Hal ini cenderung melibatkan sitoplasma sel, sedangkan nucleus mempertahankan
integritas sel selama sel tidak mengalami cidera letal.

Bentuk perubahan degeneratif sel :

1. Pembentukan sel, gangguan kemampuan metabolisme pembentukan energi


dam kerusakan membrane sel influk air ke peningkatan konsentrasi Na
memompa ion Na menurun pembengkakan sel.

2. Penimbunan lipid intra sel, secara mokroskopis sitoplasma dari sel – sel
yang terkena tampak bervakuola berisi lipid.

2.2.5 Kalsifikasi patologik

Klasifikasi : proses diletakkannya (pengendapan ) kalsium dalam jaringan


pembentukan tulang.

Klasifikasi patologis merupakan proses yang sering juga menyatakan


pengendapan abnormal garam – garam kalsium, disertai sedikit besi, magnesium
dan garam – garam mineral lainnya dalam jaringan., yaitu :

1. Klasifikasi terjadi pada hiperkalsemi akhibat hipertiroid, tumor, atropi


tulang, hipervitaminosis D, dll. Tanpa di dahului kerusakan jaringan.
Proses klasifikasi pada jaringan yang telah mengalami kerusakan
terlebih dahulu.

2. Klasifikasi distropi kerusakan dapat bersifat degenerasi atau nekrosis.


Contoh : lithopedion, bayi membantu pada janin yang mati dalam
kandungan.

3. kalsinosis, terjadi kalsifikasi pada jaringan yang tampak normal atau


yang menunjukkan kerusakan sistemik.

4. Pembentukan tulang heterotropik, meliputi 3 proses diatas disertai


pergantian proses dari kalsifikasi menjadi pembentukan tulang, terjadi
akhibat depo kalsium abnormal yang metaplasia kearah osteoblastik
dan dapat merangsang sel fibroblast membentuk tulang.

5. Kalsifikasi pada pembuluh darah arteri, terjadi pada arteiosklerosis, ini


termasuk kalsifikasi distropik.

2.3 Regenerasi dan Nekrosis Sel

Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk
mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak. Regenerasi sel
juga diartikan proses pembentukan sel untuk menggantikan sel yang mati yang diatur mulai
tingkat terkecil dalam sel tubuh kita. Setiap saat, setiap detik sel pada tubuh kita ada yang
mati dan setiap itu pula lahirlah sel yang menggantikannya atau disebut proses regenerasi.
Proses regenerasi dominant mulai usia anak – anak sampai kira – kira 30 tahun. Kemudian
digantikan dengan proses degenerasi yang paling dominant. Namun pada dasarnya
regenerasi ( pembentukan ) dan degenerasi ( perusakan ) sel akan selalu terjadi dalam tubuh
kita.

Nekrosis merupakan proses kematian sel. Nekrosis melibatkan sekelompok sel,


mengalami kehilangan integritas membrane, sel yang mengalami nekrosis akan terlihat
membengkak untuk kemudian mengalami lisis. Nekrosis juga dapat terjadi kebocoran
lisosom. Sel yang mengalami nekrosis kromatinnya bergerombol dan terrjadi agregasi.
Pada nekrosis, terlihat respon peradangan yang nyata disekitar sel – sel yang mengalami
nekrosis dan sel yang mengalami nekrosis akan di makan oleh makrofag. Nekrosis terjadi
Karena trauma nonfisisologi pada nekrosis enzim – enzim yang terlibat dalam proses
apoptosis mengalami perubahan atau inaktivasi. Nekrosis tidak dapat di amati. Nekrosis
tidak disertai proses sitensis makro molekul baru, pada nekrosis frakmentasi terjadi secara
random sehingga pada agarose

setelah electrophoresis akan terlihat menyebar tidak jelas sepanjang alurnya. ( DNA
smear ).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada hakekatnya patofisiologi penyakit, mekanisme adaptasi, regenerasi dan


nekrosis sel saling berkaitan. Patofisiologi adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu
penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan
lahiriah yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena yang berhubungan
dengan hidup.dan selalu berhubungan dengan karakterristik makhluk hidup yaitu :
bereproduksi, tumbuh, melakukan metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan
internal dan eksternal.

Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan


untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak dan
Nekrosis adalah kematian yang utama. Sel yang mengalami kematian secara nekrosis
umumnya disebabkan oleh faktor dari luar secara langsung.
3.2 Saran

Patofisiologi penyakit, mekanisme adaptasi sel, regenerasi dan nekrosis sel adalah hal
yang saling berkaitan dan memiliki pembahasan yang luas, oleh ssebab itu maka
perlu di pelajari dan di mengerti, sebagai dasar untuk mempelajari mata kuliah
PATOFISIOLOGI. Supaya mahasiswa dapat lebih paham tentang pada materi
perkuliahan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://afie.staff.uns.ac.id/2008/12/25/beda-apoptosis-dan-nekrosis/

http://denipurnama.blogspot.com/2009/02/adaptasi-sel.html

http://id.answers.yahoo.com/quetion/index/

http://id.wikipedia.org/wiki/sel(biologi)#regenerasidandeferensiasisel

http://pato-fkg.blogspot.com/2008_02_01_archive.html

Kimball, John W. 1998. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………….. ii

Daftar Isi ………………………………………………………. iii

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………….. 1

1.1 Latar Belakang …………………………….... 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………... 1


1.3 Tujuan Penulisan ……………………………. 1

1.4 Manfaat …………………………………….... 2

BAB II : PEMBAHASAN ………………………………….. 3

2.1 Patofisiologi Penyakit ……………………….. 3

2.2 Mekanisme Adaptasi Sel …………………….. 3

2.3 Regenerasi dan Nekrosis Sel ………………… 9

BAB III : PENUTUP ………………………………………… 11

3.1 Kesimpulan ………………………………….. 11

3.2 Saran …………………………………………. 11

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………... 12

Anda mungkin juga menyukai