Teori Sediaan Eliksir
Teori Sediaan Eliksir
ELIKSIR
(edited by: Egi & Ita; rechecked by: shirly)
1. Definisi
Farmakope Indonesia Ed. III 1976, hal 8:
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat
juga zat tambahan seperti gula dan atau pemanis lainnya, zat warna, zat wewangi dan zat pengawet;
digunakan sebagai obat dalam.
Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk meningkatkan kelarutan obat. Dapat
ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol; sebagai pengganti gula dapat digunakan sirop gula.
1
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
Eliksir merupakan produk yang jernih, tidak seperti mixtura yang seringkali keruh akibat dari minyak
atau bahan tumbuhan lain yang tersuspensi. Kejernihan dapat dicapai dengan pemilihan pembawa
yang tepat dan beberapa hal dalam pembuatannya.
Beberapa zat aktif yang dibuat eliksir (contoh: pheneticillin dan phenoxy methipenisilin) ditandai
dengan bentuk bubuk atau granul kerena zat aktif itu tidak stabil dalam larutan. Zat itu ditambahkan
sejumlah volume tertentu dalam botol dan kocok hingga terlarut sempurna. Sediaan ini diberi label,
disimpan ditempat yang dingin dan umur sediaan hanya 7 hari.
Contoh eliksir adalah Chloral eliksir, untuk pengobatan anak (paediatric) harus dibuat segera tetapi
stabil, dikemas dan disimpan yang cocok, shelf life dapat dianggap kira – kira 2 tahun.
2
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
cara melarutkannya dari pelarut farmasi tertentu. Setiap bahan kimia mempunyai kelarutan sendiri-
sendiri dalam pelarut yang digunakan.
Eliksir yang mengandung > 10-12 % alkohol bersifat sebagai pengawet sendiri (self preservative) dan
tidak membutuhkan penambahan zat antimikroba untuk pengawetnya.
Pada RPS 2005 hal 756, disebutkan bahwa eliksir termasuk ke dalam golongan larutan non-aqueous
dengan kandungan alkohol bervariasi mulai dari 3-5 % sampai 21-23 %.
3
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
11. Anak-anak dan beberapa orang dewasa yang sukar menelan tablet atau kapsul, akan lebih mudah
menelan sediaan larutan.
12. Sediaan larutan dapat dengan mudah diberi bahan pewangi, pemanis, atau pewarna untuk
meningkatkan penampilan.
Kekurangan :
1. Voluminus sehingga kurang menyenangkan untuk diangkut atau disimpan.
2. Stabilitas dalam bentuk larutan lebih jelek dibanding bentuk tablet atau kapsul terutama bila
bahan mudah terhidrolisis.
3. Larutan mudah ditumbuhi mikroorganisme.
4. Ketepatan dosis tergantung pada kemampuan pasien menakar.
5. Rasa obat yang kurang enak akan lebih terasa dalam bentuk larutan dibanding dalam bentuk
tablet. (ANSEL hal 341)
6. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung
kadar gula yang lebih rendah sehingga kurang efektif dalam menutupi rasa obat dibanding
dengan sirup.
7.Sediaan cair umumnya kurang stabil dibandingkan bentuk sediaan padat (tablet atau kapsul) dan
ada beberapa obat yang tidak stabil dalam air.
8.Obat cairan memerlukan wadah yang besar sehingga merepotkan dibawa-bawa.
9.Beberapa obat yang mengandung bau yang kurang menyenangkan sukar ditutupi.
10. Memerlukan alat sendok untuk pemberian dosisnya
11. Jika terjadi wadah obat bentuk larutan pecah maka isi akan terbuang semua.
(Dispensing of Pharmaceutical Student, hal 67;Disp of med, hal 502)
4
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
Jika Kd zat aktif tidak diketahui, maka dilakukan penentuan Kd dengan cara sbb:
(dari catatan bu Cici)
Data kelarutan ZA yang diketahui (misal zat X terlarut di etanol, maka dilarutkan di etanol
kemudian dititrasi dengan air sampai keruh), dicatat jumlah air yang diperlukan.
Kd zat = Kd pelarut x jumlah air yang diperlukan
Pembuatan beberapa seri larutan agar hasil hitungan lebih akurat
Perhitungan Kd
Usahakan pelarut organik serendah mungkin (jika tetap tidak bisa, buat suspensi). Contoh : gliserin
konsentrasi tinggi menyebabkan diare
b. Pengontrolan pH
Suatu senyawa yang bersifat asam atau basa lemah akan berubah kelarutannya dalam air dengan
mengubah pH larutan. Perubahan pH dapat merubah bentuk senyawa asam atau basa lemah
menjadi bentuk garamnya yang lebih mudah larut. Parameter yang perlu diketahui adalah harga pKa
dan pKb senyawa tersebut.
Berapa pH yang harus dimiliki sediaan untuk membuat sejumlah X zat A terlarut dapat dihitung
dengan rumus :
Ks Ka
[H+] =
ST - Ks
Ks = Konstanta kelarutan zat A
Ka = Konstanta disosiasi asam lemah
ST = Kelarutan total zat A (yang diinginkan)
Penggunaan harga Ks dan harga Ka atau Kb suatu zat harus diperhatikan dalam elixir, terutama bila
kadar zat nya tinggi, karena kosolven yang digunakan seperti alkohol atau gliserin secara umum
memiliki efek meningkatkan harga K s dan menurunkan konstanta disosiasi suatu zat bila kadar
zatnya tinggi.
c. Solubilisasi miselar
Penambahan bahan yang bersifat aktif permukaan dapat meningkatkan kelarutan suatu zat. Salah
satu contoh adalah penambahan surfaktan. Mekanismenya adalah karena terjadi asosiasi senyawa
yang bersifat non polar dengan misel yang terbentuk dalam larutan setelah tercapai konsentrasi
5
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
misel kritik (KMK) surfaktan. Konsentrasi surfaktan yang ditambahkan tidak boleh terlalu besar,
karena selain sifatnya yang toksik dan harganya yang mahal juga akan terjadi busa pada saat
pembuatan sediaan yang sukar dihilangkan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada
konsentrasi surfaktan tertentu dapat mengurangi ketersediaan hayati obat karena terjadinya
adsorpsi yang kuat di dalam misel. Harga HLB surfaktan dapat dipakai untuk memperkirakan
kelarutan dan kemampuan tercampurnya dalam pelarut yang digunakan.
Beberapa surfaktan yang umum digunakan dalam sediaan farmasi adalah tween, ester-ester asam
lemak, monoester sukrosa, ester lanolin. (The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, hal.462-
464)
d. Kompleksasi
Mekanisme meningkatkan kelarutan suatu zat berdasarkan adanya interaksi dari senyawa yang
tidak larut dengan senyawa yang larut baik dapat membentuk kompleks intramolekuler yang larut.
(The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, hal.464-466). Misal suatu ZA diinklusi dengan
kompleks siklodekstrin (karena ukuran rongga cocok, dimana molekul yang masuk ke rongga
siklodekstrin harus < ukuran rongga).
6. Formulasi
6
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
Formula Umum
R/ - zat berkhasiat
- pelarut utama (etanol dan air dengan perbandingan tertentu sesuai dengan daya melarut
zat berkhasiat)
- pelarut tambahan (gliserol, sorbitol, propilen glikol)
- bahan pembantu (pemanis; pewangi; pewarna; pengawet; anticaplocking agent; penstabil
kimia seperti pendapar, pengompleks, antioksidan)
(Modul praktikum Semsolid, 2003, hal 13)
Alkohol bila digunakan pada konsentrasi cukup rendah akan memberikan aktivitas fisiologis dan
apabila digunakan dalam konsentrasi yang tinggi memberikan rasa terbakar. Alkohol juga menekan
rasa asin yang kurang dari bromida, garam iodida dan lainnya. Bila memungkinkan, eliksir yang
ditujukan penggunaannya untuk anak-anak diformulasikan mengandung sedikit alkohol atau tidak
sama sekali, sebab alkohol tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak-anak sebagai pelarut.
Propilen glikol digunakan sebagai pelarut minyak essensial dari bahan kimia organik yang tidak larut
air. Propilen glikol memberikan rasa manis seperti gliserol.
Etanol Kd 25,7
Konsentrasi > 10% : mencegah pertumbuhan mikroba
Pelarut oral liquid : bervariasi (< 10%)
Gliserin Kd 42,5
Pemanis : sampai 20%
7
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
Untuk mengetahui berapa banyak pelarut campur yang digunakan, dapat dihitung dari nilai
konstanta dielektrik total pelarut yang digunakan yang sesuai dengan konstanta dielektrik ZA.
Maka konstanta dielektrik campuran pelarut adalah: 25,7A + 43B + 33C + 80,4D
100
Nilai Konstanta Dielektrik Beberapa Obat
Zat aktif Konstanta dielektrik
As. Asetil Salisilat 2,583
Androsteron 2,214
Barbital 2,256
Kolesterol 2,213
Dehidrokolesterol 2,211
Metiltestoteron 2,213
Fenobarbital 2,247
Sulfanilamide 2,349
Testoteron 2,217
Metil salisilat 9,41
Metanol 32,6
Gliserol 42,5
(Sumber: Martin, Physical Pharmacy, hal.87)
8
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
KD
Garam organik & anorganik, gula 80
Air
tannin
Glikol Sugar, tannins 50
Metanol dan etanol Castor oil, wax 30
Aldehid, keton, alkohol BM Resin, minyak atsiri, barbituirat, 20
tinggi, ester, eter, dan oksida alkaloid, fenol
Heksan, benzen, CCl, etil eter, 5-0
Fixed oil, lemak padat, vaselin,
PAE, minyak mineral, fixed
parafin, & hidrokarbon lain
vegetable oil
(Sumber: Martin, Physical Pharmacy, hal.214)
Bahan Pembantu
1. Pengawet
Pertumbuhan jamur dan fermentasinya dalam eliksir dapat dihambat jika pembawa
mengandung lebih dari 20% alkohol, gliserol dan propilen glikol (Coopers & Gunn’s hlm
76). Sirup yang mengandung kurang lebih dari 85% gula dapat menahan pertumbuhan
mikroba oleh pengaruh tekanan osmotik terhadap pertumbuhan mikroba. Sirup dengan
kadar kurang dari 85% dengan penambahan poliol (seperti sorbitol, gliserin, propilen glikol atau
PEG) juga memiliki efek yang sama. Tekanan uap fenol lebih besar dari tekanan uap normal cairan
dan daerah penutup area (cap area) permukaan sehingga dapat mengurangi potensial
pertumbuhan mikroba sebagai hasil pengenceran permukaan. (The Theory and Practice of
Industrial Pharmacy, hal.467-468)
Konsentrasi pengawet untuk sediaan oral (Handbook of Exipient,hal 50, 390, 521, 526, 588) :
- Metil paraben 0,015-0,2%
9
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
Kriteria pengawet yang ideal (The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, hal.467) :
- Efektif terhadapmikroba dan berspektrum luas
- Stabil secara fisika, kimia, dan mikrobiologi terhadap life time produk
- Tidak toksik, cukup melarut, tersatukan dengan komponen formula lainnya, rasa dan bau
dapat diterima pada konsentrasi yang digunakan
Sebagai pengawet dapat digunakan turunan hidroksi-benzoat, misalnya metil p- hidroksibenzoat
dan propil p- hidroksibenzoat. Pemakaian pengawet ini didasarkan atas rentang kerja pengawet
tsb pada pH 4-8. Kombinasi keduanya sering digunakan, karena dapat memperluas spektrum
kerja menjadi anti jamur dan anti bakteri.
Konsentrasi kombinasi :
- Metil paraben 0,18% (fungistatik)
- Propil paraben 0,02% (bakteriostatik)
Propil paraben memiliki kelarutan yang rendah dalm air sehingga harus dilarutkan dahulu
dalam etanol
(HOPE ed 4 hal 390, 391, 527)
Sebagai pengatur pH untuk sediaan oral biasa digunakan NaOH, asam sitrat, dapar phosphat.
Sedangkan sebagai antioksidan biasa ditambahakn asam askorbat 0,01-0,1% (Excipient ed 4 hal
32) dengan pH stabilitas 5,4 dan sodium metabisulfit 0,01-1% (Excipient ed 4 hal 571)
3. Bahan Pewarna
10
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
4. Pemanis
Penambahan bahan pemanis digunakan untuk sirup yang mengandung pewangi, gliserol,
sorbitol, sirup onvert dan Na sakarin. Sakarin dapat membantu menutupi rasa pahit dari sediaan
antibiotika seperti neomisin (Cooper & Gunn’s, Dispensing for Pharmaceutical students hlm 76).
Pemanis yang biasa digunakan pada eliksir adalah gula atau pemanis lain sebagai pengganti gula
dapat digunakan sirupus simpleks (FI III).
Catatan : Larutan gula encer merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan cendawan, ragi
dan jasad renik lain, karena itu semua alat yang dipakai dalam pembuatan sirup harus benar-
benar bersih. Pertumbuhan jasad renik umumnya diperlambat jika kadar sakarosa lebih besar
dari 65%, tetapi kepekatan ini memungkinkan terjadinya penghabluran sukrosa. Selain itu dapat
menyebabkan caplocking pada tutup botol. Oleh karena itu kadar yang dipakai sekitar 20-35%
saja.
5. Pewangi/Flavour
Untuk sediaan eliksir, bahan pemanis dan pewangi rasa buah lebih banyak digunakan daripada
pembawa aromatik dan ekstrak cairan liquorice. Pewangi rasa buah yang sering digunakan
adalah:
- Black currant syrups dalam Eliksir Chloral paed.
- Juice Raspberry pekat dengan sirup invert dalam Parasetamol Eliksir.
- Lemon spirit dengan sirup dan sirup invert dalam Ephedrin Eliksir.
- Compound Orange Spirit dengan gliserol dalam Phenobarbital Eliksir.
Raspberry dan Black currant sangat dikenal oleh anak-anak, dan sangat baik untuk menutupi rasa
pahit obat. Flavour orange efektif untuk menutupi rasa agak pahit barbiturat, sedangkan as.
Sitrat dan Na sitrat membantu menutupi rasa sedikit pahit dari streptomisin. (Cooper & Gunn’s,
Dispensing for Pharmaceutical students hal 76)
Rasa Flavour
Asin Vanila, maple, peach, apricot
Pahit Cherry, walnut, coklat
11
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
Bahan terapeutik yang khas dan penggolongan bahan pewangi mempunyai nama khas dengan
formulasi tertentu. Flavour orange mint secara khusus berpengaruh dalam menutupi rasa
difenhidramin pada formulasi ekspektoran. Penggunaan spice vanila flavour untuk sediaan
fenilefrin dan klorfeniramin maleat (CTM) telah diajukan sebagai pertimbangan. Rasa strawberry
sangat sesuai untuk formulasi transquilizer. Kombinasi rasa apel dengan butterscotch sangat
sesuai untuk mengurangi rasa adsorben dari kaolin dan pektin, juga dianjurkan untuk aminofilin
dan teofilin.
12
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
6. Anti-caplocking Agent
Biasanya digunakan gliserin dan sorbitol yang berfungsi juga sebagai pemanis, karena sirupus
simpleks yang digunakan hanya sekitas 20-35%.
Contoh formula :
R/ Zat aktif 100 mg
Sorbitol solution 30 %
Alkohol 10%
Propilenglikol 5%
(% b/v dari volume 5mL)
Metil paraben 0,2%
Propil paraben 0,03%
Pewangi q.s
Pewarna q.s
Aquades ad. 5 ml
Misalkan : akan dibuat sediaan eliksir, dengan kekuatan sediaan 100 mg/5mL sebanyak 10 botol.
Jumlah yang akan diserahkan sebanyak 10 botol ditambah untuk uji mutu sediaan akhir dibutuhkan :
Perhitungan
Jumlah yang akan diserahkan sebanyak 10 botol, ditambah untuk uji mutu sediaan akhir
dibutuhkan 30 botol. Maka akan dibuat total : 40 botol.
Volume tiap botol dilebihkan 3% untuk menjamin ketepatan volume sediaan setelah dituang
dari botol. Persentase penambahan volume mengacu pada FI IV <1131>, hal 1044.
Volume sediaan tiap botol = 100 ml + (3 % x 100 ml) = 103 ml
Total volume sediaan yang akan dibuat : 40 botol x 103 ml = 4120 ml
Untuk mencegah kehilangan selama pembuatan maka total sediaan dilebihkan 10% sehingga
volume total yang dibuat = 4120 ml + (10% x 4120) ml = 4532 ml.
13
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
Catatan editor: melebihkan bahan 10% masih menjadi perdebatan. Menurut Ibu Sasanti hal ini tidak
perlu dilakukan (kecuali untuk semisolid)- perlu didiskusikan!
Penimbangan
Bahan yang
Untuk volume 5 ml Untuk volume 4532 ml
ditimbang
Zat aktif 100 mg 100 mg/ 5ml x 4532 ml = 90640 mg
Sorbitol
30% b/v x 5 ml = 1,5 g 1,5 mg/ 5ml x 4532 ml = 1359,6 mg
solution
Alkohol 10% b/v x 5 ml = 0,5 g 10% b/v x 4532 ml = 453,2 g
Propilen
5%b/v x 5 ml = 0,25 g 5% b/v x 4532 ml = 226,6 g
glikol
Metil
0,2% b/v x 5 ml = 0,01 g 0,2% b/v x 4532 ml = 9,064 g
paraben
Propil
0,03% b/v x 5 ml = 0,0015 0,03% b/v x 4532 ml = 0,0015
paraben
Pewangi qs (dalam bentuk persen)
Pewarna qs (dalam bentuk persen)
Aquadest Ad 5 ml Ad 4532 ml
Prosedur Pembuatan
1. Air sebagai pembawa harus dididihkan kemudian didinginkan.
2. Bahan aktif dan bahan pembantu (jumlah yang diminta + evaluasi) ditimbang.
3. Pembuatan larutan sakarosa (FI. III. 567). Larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan metal paraben
0,25 % b/v hingga terbentuk 100 bagian sirupus simpleks yang berfungsi sebagai pengental dan
pemanis.
4. Bahan aktif dihaluskan dalam mortar kemudian dilarutkan dalam satu pelarut yang paling
melarutkan zat-zat tersebut. Apabila kelarutan bahan berkhasiat di dalam masing-masing pelarut
yang akan dikombinasikan tidak tinggi, maka zat aktif dilarutkan sedikit demi sedikit ke dalam
pelarut campur tersebut.
5. Bahan pembantu dihaluskan dalam mortar kemudian dilarutkan dalam pelarut yang paling
melarutkan zat-zat tersebut.
6. Tambahkan berturut-turut larutan pengawet, larutan pewangi, larutan pewarna kedalam larutan zat
aktif. (Sedapat mungkin penambahan zat-zat pembantu dalam keadaan terlarut)
7. Tambahkan sisa pelarut campur
8. Masukkan pemanis.
9. Genapkan dengan air sampai volume yang diinginkan.
10. Masukkan kedalam wadah, tutup dan beri etiket.
(Modul Praktikum Semisolida, 2003, hal 15,18).
Evaluasi
1. Evaluasi Fisika
14
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
Evaluasi organoleptik : bau, rasa, warna, kejernihan, selain itu juga diperiksa kelengkapan etiket,
brosur dan penandaan pada kemasan.
Evaluasi kejernihan FI IV hal 998 (881) : 5 ml
Berat jenis FI IV hal 1030 (981) : 10 ml
pH FI IV hal 1039 (1071) : 1 botol
Volume terpindahkan FI IV hal 1089 (1201) : 30 wadah (tetapi dapat dipakai untuk uji-uji lainnya)
Viskositas (petunjuk prak farmasi fisika hal 9-12 atau Physical Pharmacy, Martin, hal. 463).
Viskosimeter Hoppler membutuhkan kurang lebih 120 ml (2 botol).
Alat : Viskometer Hoppler
Prosedur :
- Isi tabung dengan cairan yang akan diukur viskositasnya (jangan sampai penuh)
- Masukkan bola yang sesuai
- Tambahkan cairan sampai penuh dan tabung ditutup (jangan sampai ada gelembung
udara)
- Pengukuran dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan oleh bola untuk
menempuh jarak tertentu melalui cairan tabung
- Hitung bobot jenis cairan dengan menggunakan piknometer
- Viskositas cairan dihitung dengan rumus :
η=β ( ρ1 −ρ2 ) t
Keterangan :
η = viskositas cairan β = konstanta bola
ρ1 = bobot jenis bola ρ2 = bobot jenis cairan
t = waktu yang dibutuhkan bola untuk menempuh jarak tertentu
2. Evaluasi kimia
Identifikasi
Penetapan kadar (termasuk dalam pengujian Keseragaman Sediaan <911> Suplemen FI IV hal 1543-
1544
( sesuai monografi)
3. Evaluasi Biologi
Penetapan potensi antibiotik untuk eliksir dengan zat aktif antibiotika (FI. IV hal 891-899).
Penyimpanan
Karena eliksir mengandung alkohol dan biasanya juga mengandung beberapa minyak mudah
menguap yang rusak oleh adanya udara dan sinar, maka paling baik disimpan pada wadah tertutup rapat
dan tahan cahaya. (Ansel hal 343)
15
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
16
TEORI SEDIAAN APT ITB OKT 2011-2012 ELIKSIR
17