Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SUCI RAHMADINI

KELAS : X AST.KEP

Judul: Masyarakat Peduli Lingkungan

Di suatu siang yang cerah dan panasnya menyengat, sinar matahari menerangi jalanan penuh bangunan
gedung dan pabrik itu.

Terdapat seorang pegawai pabrik berjalan bersama temannya yang baru saja lulus dari kuliahnya.

Pegawai Pabrik : “Aduh, panas banget ya! Kenapa harus masuk kerja jam segini sih!”

Si Teman : “Kamu kerja di mana, sih? Perusahaan apa, kok masuknya bisa siang begini?”

Pegawai Pabrik : “Pabrik tekstil. Tuh, yang letaknya di ujung jalan sana itu, lho! Yang atapnya keluar asap
tebel itu.

Si Teman : “Oh, itu! Kok jadi ingat masa-masa kita di SMA yang, Rin.”

Pegawai Pabrik : “ Masa yang mana, tuh?”

Teman : “Ini, lho! Waktu kita dulu sering gencar menyuarakan go green di sekolah.”
Pegawai Pabrik : “Oh, iya! Kita dulu suka banget menyuarakan dukungan buat peduli lingkungan ya,
Shin? Tapi…”

Si Teman : “Iya, tapi nyatanya di sini pembangunan industry yang nggak ramah lingkungan itu masih
banyak. Apalagi kita sendiri nggak bisa terlepas dari ini semua, dan ikut terlibat di dalamnya karena
kebutuhan ekonomi! Ya, gak?

Pegawai Pabrik : “Iya, nih! Ujung-ujungnya kita sekarang ikut-ikutan jadi aktor penyebar polusi, apalagi
sarana dan biaya untuk menunjang industry lingkungan kurang mencukupi. “

Si Teman : “Iya, kita sebagai rakyat jelata tentu nggak bisa apa-apa. Meski udah berdemo pun suara kita
susah didengar, apalagi kalo kita nggak kenal sama orang dalam.”

Pegawai Pabrik : “ Semoa saja semua pejabat pandangannya bisa lebih terbuka lagi, khususnya tentang
masalah pelestarian lingkungan!”
Pendapatnya :

Polusi udara adalah 1 dari 9 penyebab kematian. Itulah kenapa menjadi salah satu masalah lingkungan
yang harus kita hadapi bersama, dan sebagian besar orang masih kekurangan akses informasi tentang
kondisi kualitas udara saat ini.

Bagi kamu yang hampir setiap saat beraktivitas di kota ini, pasti ngerasain kalo polusi udara Jakarta
makin bikin kita sesak napas, namun ternyata data resmi yang dikeluarkan Pemerintah bilang kalo
kualitas udara Jakarta masih baik- baik aja. Hal ini terjadi karena ternyata standar kualitas udara kita
gunakan sudah sangat ketinggalan zaman, bayangin, standar ini terakhir diperbaharui oleh KLHK tahun
1999, udah 20 tahun yang lalu. Sedangkan banyak negara lain yang sudah adopsi standar kualitas udara
berdasarkan standar WHO.

Nih buat perbedaan. Standar nasional untuk konsentrasi PM 2.5 per hari mencapai 65 ug/m3, sedangkan
menurut standar WHO adalah 25 ug/m3. Jauh kan selisihnya? Hampir 3 kali lipatnya loh.

Untuk itu kami sangat butuh bantuanmu untuk mendesak KLHK agar memperkuat standar kualitas udara
nasional berdasarkan standar yang WHO punya. Dari standar yang lebih ketat akan muncul upaya teknis
untuk memperbaiki kualitas udara, supaya kita semua bisa hirup udara bersih bebas polusi.

Anda mungkin juga menyukai