Anda di halaman 1dari 10

1

Heme, Vol I No 1
Agustus 2019

HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN MENGKONSUMSI OBAT PASIEN


DIABETES MELITUS DENGAN KADAR HbA1c
DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH PADANG

Anggita Amanda1, dr. Rendri Bayu Hansah, Sp. PD 2, dan dr. Melia Susanti, M. Biomed3
1
Mahasiiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah, Padang, Indonesia
Email : amandaanggita52@yahoo.co.id
2
Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah, Padang, Indonesia
Email : rendri.hansah@gmail.com
3
Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah, Padang Indonesia
Email : melyaasmi@gmail.com

ABSTRAK
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Pemeriksaan HbA1c atau hemoglobin
A1c merupakan pilihan pemeriksaan gula darah yang lebih akurat di bandingkan 3 pemeriksaan lainnya yaitu
pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS), gula darah puasa (GDP) dan gula darah dua jam sesudah makan.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari -April 2019 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Islam Siti
Rahmah Padang 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita DM tipe 2 di Rumah Sakit Islam Siti
Rahmah Padang dengan 35 sampel, analisis data adalah univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan analisa bivariat menggunakan uji chi-square dengan menggunakan program SPSS versi 24.0. Dari
penelitian ini di peroleh hasil sebanyak (57,1%) berjenis kelamin wanita, sebanyak (31,4%) berusia 45-54 tahun,
sebanyak (65,7%) bekerja, sebanyak (40,0%) memiliki pendidikan menengah, sebanyak (62,9%) tinggal
bersama keluarga, sebanyak (54,3%) tidak patuh dalam mengkonsumsi obat, sebanyak (57,1%) memiliki kadar
HbA1C tidak terkontrol, dan terdapat hubungan kepatuhan konsumsi obat dengan kadar HbA1C pada subjek di
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang 2019 (p value = 0,001).
Kata Kunci : Kepatuhan Konsumsi Obat, kadar HbA1C, Pasien DM

ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases marked by hyperglycemia which occurs due to
abnormal insulin secretion, insulin action, or both. Examination of HbA1c or hemoglobin A1c is a more
accurate choice for blood sugar testing than the other 3 tests namely the examination of blood sugar during,
fasting blood sugar examination and blood sugar examination two hours after eating. The research was
conducted in February-April 2019 at the Internal Medicine Clinic of Siti Rahmah Islamic Hospital, Padang.
The population in this study was patients with type 2 diabetes at Siti Rahmah Islamic Hospital of Padang with
35 samples. The univariate data analysis was presented in the form of distribution tables frequency and the
bivariate data analysis used the chi-square test using the SPSS version 16.0 program. From this study the result
were obtained 57.1% were female, 31.4% were aged 45-54 years, 65.7% were working people, 40.0% had
secondary education, 62, 9% lived with family, 54.3% were not compliant in taking drugs, 57.1% had
uncontrolled HbA1C levels, and there was a relationship between adherence to drug consumption and HbA1C
levels in subjects in the Internal Medicine Clinic of Siti Rahmah Islamic Hospital, Padang, in 2019 (p value =
0.001).

Keywords: Adherence to drug consumption, HbA1C levels, DM patients

Health & Medical Journal


2
Heme, Vol I No 1
Agustus 2019

I. PENDAHULUAN Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar


(Riskesdas) tahun 2018 oleh departemen
Menurut American Diabetes kesehatan, menunjukan bahwa rata-rata
Association (ADA) 2013, diabetes melitus prevalensi DM di daerah urban untuk usia di
(DM) merupakan suatu kelompok penyakit atas 15 tahun sebesar 8,5%. prevalensi
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia terkecil terdapat di provinsi NTT 0,9 %, dan
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, provinsi maluku dan Papua yang mencapai
kerja insulin atau kedua-duanya. 0,12 %. Sedangkan prevalensi toleransi
Hiperglikemi adalah suatu kondisi medik glukosa terganggu (TGT), berkisar antara
berupa peningkatan kadar glukosa dalam 4,0% di provinsi jambi sampai 21,8% di
darah melebihi batas normal. Seseorang provinsi papua barat dan rerata sebesar
dikatakan menderita DM apabila di temuakan 10,2%.6,7
kadar gula darh yang tinggi yaitu kadar gula
darah puasa ≧126 mg/dl, atau kadar gula Penanganan pasien diabetes memiliki
darah sewaktu ≧200 mg/dl Terdapat tantangan tersendiri. Pengaturan gula darah
beberapa faktor resiko yang menyebabkan setiap hari dan untuk mengevaluasi apakah
diabetes melitus seperti faktor genetik, terapi sudah memenuhi target secara
kegemukan atau obesitas, faktor demografi komprehesif sangat di perlukan, pemeriksaan
dan faktor kekurangan gizi.1,2,3 gula darah sewaktu, gula darah puasa
maupun gula darah dua jam sesudah makan
Penelitian epidemiologi yang dapat menjadi pilihan secara cepat untuk
dilakukan baru- baru ini menunjukan adanya mengetahui kadar gula darah saat ini. Namun
kecenderungan peningkatan angka insiden dan pemeriksaan HbA1c atau hemoglobin A1c
prevalensi DM tipe-2 di berbagai penjuru merupakan pilihan pemeriksaan gula darah
dunia. World Health Organization (WHO) yang lebih akurat di bandingkan 3
memprediksi adanya peningkatan jumlah pemeriksaan di atas. Hal ini di karenakan, sel
penyandang DM yang menjadi salah satu darah merah begitu pula haemoglobin A1c
ancaman kesehatan global. WHO hidup selama 8-12 minggu di dalam tubuh.
memprediksi kenaikan jumlah penyandang Hal ini menandakan pemeriksaan HbA1c
DM di indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 dapat menggambarkan kondisi gula darah
menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. selama 2-3 bulan terakhir. Sehingga
Laporan ini menunjukan adanya peningkatan pemeriksaan HbA1c merupakan indikator
jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali jangka panjang gula darah pada pasien yang
lipat pada rahun 2030. Sedangakan baik dalam mengevaluasi kadar gula darah,
International Diabetes Federation (IDF) berdasarkan rekomendasi American Diabetes
memprediksi adanya kenaikan jumlah Association (ADA) di gunakan batas cut off
penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta point kadar HbA1c yaitu Terkontrol bila
pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun kadar HbA1c <6,5 % dan tidak terkontrol
2030.4,5 bila kadar HbA1c ≥6,5 % .10
Penatalaksaan DM di mulai dengan
pola hidup sehat (terapi nutrisi medis dan
aktivitas fisik) bersamaan dengan interferensi
farmakologis dan obat anti hiperglikemia
secara oral dan/atau suntikan. Seseorang
yang telah didiagnosa DM harus meminum

Health & Medical Journal


3
Heme, Vol I No 1
Agustus 2019

obat seumur hidupnya. Pasalnya, penyakit ini mengetahui kadar HbA1c pasien dari rekam
memang tidak dapat disembuhkan, hanya medis. Analisa Data menggunakan metode
dapat di kendalikan. Obat diabetes berguna Statistika Chi Squaer.
untuk mengendalikan kadar gula darah
dengan cara membuat hormon insulin bekerja III. HASIL PENELITIAN
lebih baik, memperlambat penyerapan gula, A. Karakteristik Responden
hingga merangsang pankreas untuk
menghasilkan hormon insulin lebih banyak di Tabel 1. Jenis Kelamin
dalam tubuh dan obat ini harus di kosumsi Jenis Kelamin f %
secara teratur dan terus-menerus.11 Pria 15 42,9
Berdasarkan uraian di atas maka Wanita 20 57,1
penulis tertarik untuk melakukan sebuah Jumlah 35 100
studi tentang hubungan tingkat kepatuhan
mengosumsi obat pada pasien diabetes
Berdasarkan tabel 1 diperoleh hasil
dengan kadar HbA1c di Poliklinik penyakit
sebanyak 57,1% berjenis kelamin wanita
dalam Rumah Sakit Islam Siti Rahmah
pada pasien pasien DM di Poliklinik
Padang
Penyakit Dalam Rumah Sakit Islam Siti
Tujuan penelitian ini adalah untuk Rahmah Padang 2019.
mengetahui hubungan tingkat kepatuhan
Tabel 2. Usia Pasien
mengkonsumsi obat pada pasien diabetes
melitus dengan kadar HbA1c Usia f %
15-24 tahun 1 2,9
II.METODOLOGI PENELITIAN
35-44 tahun 5 14,3
Pada penelitian ini di pilih subjek yang 45-54 tahun 11 31,4
telah di diagnosis dengan diabetes melitus 55-64 tahun 10 28,6
tipe-2 yang sesuai dengan kriteria inklusi dan 65-74 tahun 8 22,9
eksklusi Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Jumlah 35 100
penyakit dalam Rumah Sakit Islam Siti
Rahmah padang. Pelaksanaan penelitian ini
dilakukan pada bulan Februari -April 2019 Berdasarkan tabel 2 diperoleh hasil
yang mencakup tahap persiapan sampai sebanyak 31,4% berusia 45-54 tahun pada
pelapora. Jenis penelitian analitik pasien DM di Poliklinik Penyakit Dalam
observasional dengan desain cross sectional. Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang
Populasi adalah semua pasien diabetes 2019.
melitus yang melakukan kontrol di Poliklinik Tabel 3. Pekerjaan Pasien
penyakit dalam Rumah sakit Islam Siti
Rahmah dalam selang waktu Februari 2019- Pekerjaan f %
April 2019 dengan 35 sampel, teknik Bekerja 23 65,7
pengambilan sampel yang di gunakan adalah Tidak Bekerja 12 34,3
consecutive sampling. Alat yang di gunakan Jumlah 35 100
dalam penelitian ini adalah kuesioner
MMAS-8. Data yang di gunakan dalam
Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh hasil
penelitian ini adalah data primer yang di
sebanyak 65,7% bekerja pada pasien DM di
peroleh langsung dari pasien, yaitu dengan
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit
melakukan wawancara dan pengisian
Islam Siti Rahmah Padang 2019.
kuesioner MMAS-8 dan data sekunder untuk

Health & Medical Journal


4
Heme, Vol I No 1
Agustus 2019

Tabel 4 . Pendidikan pada tabel berikut:


Pendidikan f % Tabel 6 Kepatuhan Konsumsi Obat
Rendah 12 34,3
Kepatuhan
Menengah 14 40,0 f
Konsumsi Obat %
Tinggi 9 25,7
Patuh 16 45,7
Jumlah 35 100
Tidak Patuh 19 54,3
Jumlah 35 100
Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh hasil
sebanyak 40,0% memiliki pendidikan
menengah di Poliklinik Penyakit Dalam Berdasarkan tabel 6 diperoleh sebanyak
Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang 54,3% tidak patuh dalam mengkonsumsi obat
2019. pada pasien DM di Poliklinik Penyakit
Dalam Rumah Sakit Islam Siti Rahmah
Tabel 5. Tinggal bersama Keluarga Padang 2019.
Tinggal bersama Tabel 7. Kadar HbA1C
f
Keluarga %
Kadar HbA1C f %
Tinggal bersama
22 62,9 Terkontrol 15 42,9
Keluarga
Tidak Tinggal Tidak Terkontrol 20 57,1
13 37,1 Jumlah 35 100
bersama Keluarga
Jumlah 35 100
Berdasarkan tabel 7 diperoleh sebanyak
Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil 57,1% memiliki kadar HbA1C tidak
sebanyak 62,9% tinggal bersama keluarga terkontrol pasien DM di Poliklinik Penyakit
pada pasien DM di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Islam Siti Rahmah
Dalam Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang 2019.
Padang 2019. C. Analisa Bivariat
B. Analisa Univariat Berikut ini disajikan hasil penelitian
Berdasarkan penelitian yang tentang hubungan kepatuhan konsumsi obat
dilakukan, diperoleh distribusi frekuensi dengan kadar HbA1C pada pasien DM di
masing-masing variabel yaitu kepatuhan Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit
konsumsi obat dan kadar HbA1C pada pasien Islam Siti Rahmah Padang 2019 pada tabel
DM di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah dibawah ini :
Sakit Islam Siti Rahmah Padang 2019 seperti

Tabel. 8. Hubungan Kepatuhan Konsumsi Obat dengan Kadar Hba1C


Kadar Hba1C
pada Subjek
Kepatuhan Total P value
Terkontrol Tidak
Konsumsi Obat
terkontrol
f % f % f %
Patuh 12 80 4 20 16 100
0,001
Tidak Patuh 3 20 16 80 19 100
Total 15 100 20 100 35 100

Health & Medical Journal


5
Heme, Vol I No 1
Agustus 2019

hasil penelitian di dapat umur sampel paling


banyak di atas 46 tahun sebesar 88,9%.35
Berdasarkan tabel. 8 diperoleh C. Pekerjaan Responden
responden tidak patuh mengkonsumsi obat Berdasarkan hasil penelitian yang di
lebih banyak pada responden yang memiliki lakukan terhadap karakteristik responden
kadar HbA1C tidak terkontrol yaitu (80%) berdasarkan status pekerjaan pada pasien
dibandingkan terkontrol yaitu (20%). Hasil DM tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam
uji statistic (chi-square) diperoleh nilai p = Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang
0,001 (p<0,05), maka dapat disimpulkan diperoleh hasil sebanyak 65,7% pasien
bahwa terdapat hubungan kepatuhan memiliki status bekerja.
konsumsi obat dengan kadar HbA1C pada Hasil penelitian ini mendukung penelitian
pasien DM di Poliklinik Penyakit Dalam sebelumnya yang dilakukan oleh Akhsyari,
Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang (2016) di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro
2019. Sragen diperoleh hasil sebanyak (60,7%)
IV. PEMBAHASAN responden adalah bekerja, tetapi hasil
A. Jenis Kelamin Responden penelitian ini berbeda dengan penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang di yang dilakukan oleh Nurhayati (2009),
lakukan terhadap karakteristik responden terhadap 5.702 sampel penelitian, 3.250
berdasarkan jenis kelamin pada pasien DM sampel (57%) adalah ibu rumah tangga yang
tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah dimasukkan dalam kelompok sampel tidak
Sakit Islam Siti Rahmah Padang di dapatkan bekerja.35
57 % pasien adalah perempuan. D. Pendidikan Responden
Hasil penelitian ini sesuai dengan Berdasarkan hasil penelitian yang di
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh lakukan terhadap karakteristik responden
Widodo (2016), pada pasien diabetes perdasarkan tingkat pendidikan pada pasien
mellitus di Fasyankes Primer Klaten DM tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam
dipeorleh hasil plaing banyak pasien adalah Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang
perempuan yaitu (57,9%) oleh Mohammad diperoleh hasil sebanyak 40,0% pasien
R. S Utomo dkk (2014), yang melakukan memiliki pendidikan kategori menengah.
penelitian di Hasil penelitian ini mendukung penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Agus
Puskesmas Bahu kecamatan malalayang (2014), menjelaskan sebanyak 37 respoden
Kota Manado melaporkan (58,7%) berpendidikan SMA dalam
bahwa sebagian besar responden atau pasien penelitiannya tentang hubungan
DM 2 berjenis kelamin laki-laki yaitu pengetahuan dan perilaku perawatan kaki
sebanyak 54,5%.33,34 diabetic di RSUD Dr. Moewardi. Namun
B. Usia Responden penelitian ini berbeda dengan penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang di yang di lakuakan Ferucha Zella Akhsyari
lakukan terhadap karakteristik responden yang memaparkan bahwa sampel paling
berdasarkan usia pada pasien DM tipe 2 di banyak perpendidikan setingkat SD/MI
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit dalam penelitian tentang Karakteristik
Islam Siti Rahmah Padang di temukan Pasien DM di RSUD dr. Soehadi
31,4% pasien berusia 45-54 tahun. PrijonegoroSragen tahun 2005.35,40
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh E. Tinggal Dengan Keluarga Responden
Ferucha (2016), pada penelitiannya yang Berdasarkan hasil penelitian yang di
berjudul Karakteristik Pasien DM di RSUD lakukan terhadap karakteristik responden
dr. Soehadi Prijonegoro seragen dimana dari berdasarkan keluarga serumah pada pasien

Health & Medical Journal


6
Heme, Vol I No 1
Agustus 2019

DM tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Hasil penelitian ini mendukung


Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
diperoleh hasil sebanyak 62,9% pasien Sumakul (2019), pada pasien DM Tipe 2 di
tinggal bersama keluarga. Poliklinik Endokrin RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado diperoleh hasil (61,7%)
Hasil penelitian ini sejalan dengan responden dengan kadar HbA1c tidak
penelitian sebelumnya yang dilakukan terkontrol.36
oleh Dahliyani, (2015) tentang
kemandirian keluarga merawat pasien Faktor-faktor yang dapat memengaruhi
DM dimana sebanyak (74,6%) pasien kadar HbA1c di antaranya ialah gangguan
tinggal dengan keluarga.39 hemoglobin. Gangguan hemoglobin dapat
meningkatkan atau menurunkan kadar
F. Kepatuhan Konsumsi Obat Responden HbA1c, seperti hemoglobinopati, HbF, atau
Berdasarkan hasil penelitian yang di methemoglobin glikasi. Hal-hal yang dapat
lakukan terhadap tingkat kepatuhan menurunkan HbA1c diantaranya ialah
responden pada pasien DM tipe 2 di alkoholisme, gagal ginjal kronik, dan
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit penurunan pH intra eritrosit sedangkan
Islam Siti Rahmah Padang dengan aspirin, vitamin C, vitamin E dan pening-
menggunakan alat ukur kuesioner MMAS-8 katan pH intra eritrosit dapat meningkatkan
sebanyak 54,3% pasien tidak patuh dalam HbA1c. Destruksi eritrosi dengan splenek-
mengkonsumsi obat. tomi dapat meningkatkan HbA1c sedang-
Hasil penelitian ini mendukung kan splenomegali dan obat anti rematik
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh dapat menurunkan HbA1c. Demikian pula
Ainni (2017), pada pasien Diabetes Melitus keadaan hiperbilirubinemia dapat mening-
Tipe-2 Di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. katkan HbA1c.36
Tjitrowardojo Purworejo diperoleh hasil H.Hubungan Kepatuhan Minum Obat
sebanyak (67,9%) responden tidak patuh Dengan Kadar HbA1c Responden
konsumsi obat.38 Berdasarkan hasil penelitian yang di
Ketidak patuhan responden untuk lakukan pada pasien DM tipe 2 di Poliklinik
minum obat DM, hal ini mungkin dilakukan Penyakit Dalam Rumah Sakit Islam Siti
secara sengaja dengan tidak meminum obat Rahmah Padang diperoleh hasil responden
karena merasa penyakit yang diderita sudah tidak patuh mengkonsumsi obat lebih
membaik atau bertambah buruk, atau banyak pada responden yang memiliki kadar
dilakukan secara tidak sengaja seperti HbA1c tidak terkontrol yaitu 80%
kelalaian dalam meminum obat (Alfian, dibandingkan terkontrol yaitu 20%. Hasil uji
2015). Penelitian Rosyida et al t (2015)., statistic (chi-square) diperoleh nilai p =
menyebutkan bahwa, pasien akan berhenti 0,001 (p<0,05), maka dapat disimpulkan
minum obat atau mengurangi obat karena bahwa terdapat hubungan kepatuhan
efek samping yang ditimbulkan oleh obat.38 konsumsi obat dengan kadar HbA1c pada
pasien DM di Poliklinik Penyakit Dalam
G. Kadar HbA1c Responden Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang
Berdasarkan hasil penelitin yang di 2019.
lakuakan terhaap kadar HbA1c Pasien DM
tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Hasil penelitian ini mendukung
Sakit Islam Siti Rahmah Padang sebanyak penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
57,1% pasien memiliki kadar HbA1c tidak Tamtomo, (2016) pada Pasien Diabetes
terkontrol. Mellitus di Fasyankes Primer Klaten
diperoleh hasil terdapat hubungan kepatuhan

Health & Medical Journal


7
Heme, Vol I No 1
Agustus 2019

minum obat dengan kadar HbA1c pada Diagnosa and clasification of diabetes
pasien DM tapi hasil penelitian ini berbeda melitus. Diabetes Care Journal. 2013.
dengan penelitian yang di lakukan oleh 36(1): 67-74
Wirawan adikusuma (2017) pada pasien
DM tipe 2 di RSUP Nusa Tenggara Barat 2. Acik, Y, Hulya, Y.B, Canan, G.A,
yang menyatakan tidak ada hubungan antara Nevin, I. Effectivness of a Diabetes
tingkat kepatuhan minum obat anti diabetik Education and Control Intervention
oral dengan kadar Hba1c.33,41 Program on Blood Glucose Control
Patien with Type 2 Diabetes in Turkish
Menurut Rosyida et al (2015)., Community. Southeast Asian J Thop
menyatakan bahwa faktor regimen terapi Med Public Health. 2004
pada jumlah obat yang diterima pasien 3. World Health Organization (WHO).
ternyata berpengaruh terhadap tingkat Departement of Nancommunicable
kepatuhan. Pada hasil penelitian Diseasse Surveillance Ganeva. Definisi,
menyebutkan bahwa jika jumlah item obat Diagnosa, and Classification of Diabetes
meningkat maka nilai skor kepatuhan pada Mellitus and its Complication. Report of
pasien DM tipe-2 akan menurun. Menurut a WHO Consultation Part 1: Diagnosa
penelitian peningkatan jumlah pil yang and classification of Diabetes melitus.
ditelan dalam sehari dapat menurunkan Ganeva. WHO. 1999
tingkat kepatuhan. Untuk itu perlu adanya 4. Sicree, R, Shaw, J, Zimment, P. The
modifikasi terapi seperti Golden Burden: Diabetes and Impaired
mempertimbangkan resep kombinasi dosis Glucose Tolerance. IDF Diabetes Atlas
tetap jika itu memungkinkan. Namun, 4th edition. Baker IDI Heart and
tentunya pengambilan untuk terapi Diabetes Institute International Diabetes
kombinasi ini harus rasional artinya harus Federation. 2011
memenuhi 4T (tepat obat, tepat indikasi, 5. United Kingdom. Key Statistics on
tepat pasien, dan tepat dosis).37 Diabetes in the UK [internet]. Availabel
feom:http://diabetes.org.uk/Dokumen/R
V. Kesimpulan dan Saran eports/Diabetes_in_the_UK_2010.PDF
[cited 2019 Feb 2]
Berdasarkan hasil penelitian tentang 6. Kocurek, B. Promoting Medication
hubungan kepatuhan konsumsi obat dengan Adherence in Older Adults and the Rest
kadar HbA1C pasien DM di Poliklinik of US. Diabetes Spectrum Journal:
Penyakit Dalam Rumah Sakit Islam Siti 2009. 22(2),80-84
Rahmah Padang 2019, maka dapat 7. Salas, M, Dyfrig, H, Alvaro, Z,
disimpulkan bahwa terdapat hubungan Kawitha, V, & Maximilian, L. Cost of
kepatuhan konsumsi obat dengan kadar Medication Nanadherence in Patients
HbA1c di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah with Diabetes Melitus : a Sytemic
Sakit Islam Siti Rahmah Padang 2019 (p Review and Critical Analysis of the
value = 0,001) dan dukungan tenaga Literature, Value in Health; 2009, 12(6).
kesehatan memiliki peran yang sangat besar 915-920
dalam menyampaikan informasi tentang 8. United States Centers for Diseases
kondisi kesahatan dan hal-hal yang harus di Control and Prevention. Medical
lakukan pasien untuk proses penyembuhan Adherence [internet]. 2011. CDC’s
Noon Conference source :
V. DAFTAR PUSTAKA
http://www.cdc.gov/primarycare/materi
als/medication/docs/medication-
1. America Diabetes Association (ADA).
adherence-01ccd.pdf. [cited 2018 Nov
Health & Medical Journal
8
Heme, Vol I No 1
Agustus 2019

14] 21. Ehrlich, S. Fiber. University of


9. Delamater, A, M. Improving Patient Maryland Medical Center. [internet].
Adherence. Clinical Diabetes Journal; Availabel from:
2006, 24(2), 771 http://www.umm.edu/altmed/articles/fib
10. World Health Organation. Use of er-000303.htm [cited 2019 JUN 20]
Glycated Haemoglobin (HbA1c) in the 22. Republik Indonesia. Undang-Udang No.
Diagnosa of Diabetes melitus. Geneva: 20 Tahun 2003 Tentang Sisitem
WHO 1-9. 2011 Pendidikan Nasional. Lembaga Negara
11. Coppel, K. Medication Adherence RI Tahun 2003, No. 20. Sekretariat
amongst People with Less than Ideal Negara. Jakarta. 2003
Glycaemic Control-the Lifestyle Over 23. Morisky, D.E, DImatteo, M.R. The
and above Drug in Diabetes (LOADD Morisky 8-item Self-Report Measure of
STUDY). Diabetes Research and Medication-tsking Behavior (MMAS-8).
Clinical Practice; 2011. 79: 572. Int Journal of Clinical Epidemiologi.
12. Selamet, S, Reno, G, Sidartwan, S. 2011. 64: 262
Diabetes Melitus di Indonesia, Diagnosa 24. The National Diabetes Information
dan Klasifikasi Diabetes melitus, Clearing House. The A1C Test and
Farmakoterapi Pada pengendalian DM Diabetes [internet]. The National
tipe II. In: Aru W. Sudoyo, Bambang Institute of Diabetes and Digestive and
SetioHADI, Idrus Alwi, Marcellus Kidney Diseases, National Institute of
Simadibrata K, Siti Seriati, editor. Buku Health. 2011. Availabel from :
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV. http://diabetes.nidkk.nih.gov/dm/pubs/A
Jakarta: Pusat Penerbitan Depertemen 1Ctest/ . [cited 2018 Nov 16]
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas 25. Schteingart, D. Pankreas: Metabolisme
Kedokteran UI; 2007 1852-1863. Glukosa Diabetes Melitus. In: Sylvia
13. Dipiro, J.T, Well, B.G, A.prince, Lorraine M. Wilson, ed.
Scwinghhammer, T.L, Dipiro, C.V. Patofisiologi: Konsep Klinis dan Proses-
Pharmacotherapy Handbook 7th Edition. Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta:
USE: McGraw-Hill. 2009 Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006
14. Sikaris , K. The corelation of 26. World Health Organizatin. Diabetes
haemoglobin A1C to Bloog glukose. J Fakta dan Angka [internet]. Availabel
Diabetes Sci Techonology. 2009 from:
15. Perkeni . Pengelolaan dan pencegahan http://www.searo.who,int/indonesia/topi
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. cs/8-whd2016-diabetes-facts-and-
Jakarta: PB perkeni. 2015 numbers-indonesia.pdf. [cited 2018 Dec
16. Dipiro, J.T, Well, B.G, 4]
Scwinghhammer, T.L, Dipiro, C.V. 27. Hapsari, Puspita. Hubungan Kepatuhan
Pharmacotherapy Handbook 7th Edition. Pengguna Obat dan Kepatuhan Terapi
USE: McGraw-Hill. 2009 Pada Pasien diabetes Mellitus Instalasi
17. Finglos & Bethel. Type 2 Diabetes Rawat Jalan di RS X Surakarta. Fakultas
Mellitus. USA. 2008 Farmasi. Universitas Muhammadiyah
18. Hardman & Stensel. Physical Activity Surakarta. 2014.
and Health. USA.2003 28. Depkes RI. Status dan Analisa Diabetes
19. Brown, J. Nutrition Trough The Life Tahun 2013. Badan Penelitian dan
Cycle. USA. 2011 Pengembangan Kesehatan Depkes RI.
20. Rimbawan & Siagian. Indeks Glikemik Jakarta. 2013
Pangan, Penebar Swadaya, Jakarta. 29. Adikusuma, Wirawan. Hubungan
2004 Tingkat kepatuhan Minum Obat

Health & Medical Journal


9
Heme, Vol I No 1
Agustus 2019

Antidiabetik Oral Terhadap kadar Endokrin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou


Hemoglobin Terglikasi (HbA1c) Pada Manado. Falkultas Kedokteran.
Passien Diabetes Melitus TIpe 2. Universitas Sam Ratulangi
Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Manado.2017
MUhammadiyah Mataram. 2018
30. Brown et al. Socioeconomic positionand 39. Utomo RS, Wungouw H, Marunduh S.
healthamong personwith diabetes Kadar Hba1c Pada Pasien DM Tipe 2 di
mellitus: A Conseptual Framework and Puskesmas Bahu Kecamatan
Review of Literature. John Hopkins Malalayang Kota Manado. Fakultas
Bloomberg School of Public Health . Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi
2004 Manado. 2015
31. Whitney & Rolfes. Understanding 40. Dahliyani, Arneliwati, Utomo W.
Nutrition. Wadsworth Cengage Hubungan Aktivitas Keluarga Dengan
Learning. USA. 2008 Tingkat Kemendirian Merawat pasien
32. Witasari, Rahmawati & Zulaekah. DM Tipe 2. Fakultas Keperawatan.
Hubungan tingkat pengetahuan, asupan Universitas Riau. 2014
karbohidrat dan serat dengan 41. Sudoyo, A.W. Setiyohadi B., Alwi I.,
pengendalian kadar glukosa darah pada Simadibrata M., Setiati S., Ilmu
penderitadiabetes mellitus tipe 2. Jurnal Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen
Penelitian Sains & Teknologi. 2009. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
10(2) Kedokteran Universitas Indonesia.2009
33. Hardman & Stensel. Physical Activity 42. Andikusuma, Wirawan. Hubungan
and Health. USA. 2003 Tingkat Kepatuhan Minum Obat Anti
34. Widodo C, Tamtomo D, Prabandri AN. Diabetik Oral Terhadap Kadar Hba1c
Hubungan Aktifitas Fisik, Kepeatuhan pada pasien DM tipe 2.Fakultas Ilmu
Mengkonsumsi Obat Anti Diabetik Kesehatan. Universitas Muhammadiysh
dengan Kadar Gula Darah Pasien DM di Mataram.2017
Fasyankes Primer Katen. Universitas 43. Witasari, U. Rahmawaty, S. Zulaekah,
Negeri Sebelas Maret. 2015 S. Hubungan Tingkat Pengetahuan,
35. Srikartika VM, Cahya AD, Hardianti Asupan Karbohidrat, dan Serat dengan
RS. Analisa faktor yang mempengaruhi Pengendalian Kadar Glukosa Darah
penggunaan obat pasien diabetes Pada Penderita DM tipe 2. Jurnal
melitus tipe 2. Universitas Lambung Penelitian Saains & Teknologi, 10(2):
Mangkurat. Kalimantan Selatan. 2014 130-138. 2009
36. Akhsyari FZ. Karakteristik Pasien DM 44. Macgilchrist, C. Paul, L. Ellis, B.M.,
di RSUD dt. Soehadi Prijonegoro Howe,x T. E., Kennon, B. Godwn, J.
Sragen Tahun 2015. Universitas Lower Limb Risk Factor For Falls In
Muhammadiyah Surakarta.2015 People With Diabetes Mellitus. Diabetic
37. Tamara E, Bayhakki, Nauli FA. Medicine, 27(2): 162-168
Hubungan Antara Dukungan Keluarga 45. Irwan, D. Prevalensi dan faktor Resiko
dan Kualitas hidup Pasien DM Tipe 2 di Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 adi
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. daerah urban indonesia (Analisa Data
Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Sekunder Riskasdes 2007). Universitas
RiAU.2014 Indonesia. 2010
38. Sumakul RG, Pandelaki K, Wantania F. 46. Umar, H.B. Faktor Determinan
Hubungan Lama Berobat dan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Pada
Keteraturan Berobat Dengan Kadar Orang Dewasa. Universitas Indonesia.
HbA1c Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik 2006
Health & Medical Journal
10
Heme, Vol I No 1
Agustus 2019

47. Thoren,B. Boumert, J. Kolb H. Sex


differences in the prediction of type 2
diabetes by inflamatory markers.
Diabetes care. 2007. 30: 854-860
48. Gibney, M.J. Gizi Kesehatan
Masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta. 2005
49. Rustama, D.S. Diabetes Mellitus Dalam.
Dalam: Jose RL. Batubara, dkk.
Endokrinologi Anak, Edisi I. Ikatan
Dokter Indonesia. Jakarta. 2010
50. Soegondo, S. Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Terpadu. Jakarta. FKUI. 2009.

Health & Medical Journal

Anda mungkin juga menyukai