183-Article Text-569-1-10-20180118 PDF
183-Article Text-569-1-10-20180118 PDF
SUHARTINI
PG PAUD, FKIP, Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
( Artiniku@yahoo.com )
JARWOKO
PG PAUD, FKIP, Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda
( jarwoko19@gmail.com )
ABSTRAK
The researcher conducted a classroom action research to improve students gross
motor skill, especially for the physical motor skill such as strength and balance
through traditional game jumping rope. This study was conducted in group B at
Tunas MekarPlus Playgroup and involved thirteen students as the research subjects.
Moreover, two cycles were applied in this study with three meeting in each cycle.
To collect the data, observation and documentation were employed. In addition, the
data was analyzed through mean score analysis by determining the progress of
students’ gross motor skill in each cycle which then displayed in table for better
understanding. Having analyzed the data, students’ average score in cycle 1 was
47% and then increased into 80% in cycle 2. It shows that students’ gross motor
skill has developed as expected, i.e.: ability to jump. Regarding to the strength,
students have reached the targeted standard, i.e.; 60%-79%, classified in ‘develop as
expected’.
permaian ini , anak akan belajar cara dengan nilai baik atau berkembang
atau teknik melompat yang baik, cara sesuai harapan. Faktanya anak belum
mendarat yang baik, mengukur tinggi dapat mengontrol gerak tubuh atau
lompatan, dan sebagainya. Inilah yang mengkoordinasikan seluruh anggota
akan membuat anak tumbuh menjadi tubuhnya secara terampil karena
cekatan,berisi, kuat, serta terlatih. kurangnnya latihan fisik.
Lompat tali juga bisa mengurangi Berdasarkan observasi yang
obesitas pada anak. Selain itu, emosi dilakukan peneliti di PAUD Tunas
anak turut ikut dilatih, yakni keberanian Mekar Plus Ketika dilakukan observasi
untuk melakukan lompatan yang pada anak kelompok B yang sedang
tantangannya semaki tinggi. Dalm melakukan kegiatan melompat, kegiatan
permainan lompat tinggi secara yang dilakukan yaitu lompat dari
kelompok, anak membutuhkan teman keramik satu ke tehel/keramik yang
hingga memberi kesempatan untuk berukuran 40 cm yang didepannya
bersosialisasi. Ia juga dapat belajar secara horizontal. Kemudian melakukan
empati, bergiliran, menaati peraturan, lompat tali yaitu hanya dengan
dan lain-lain. menggunakan seutas tali sebagai media
Bermain dilakukan sambil belajar anak melompat dengan dengan
dilakukan dengan rileks tanpa paksaan ketinggian 30 cm, ketika anak
sehingga menjadi suatu yang melakukan kegiatan melompat, masih
menyenangkan. Taman Kanak-Kanak ditemukan 6 anak atau 46% dari 13
(TK) harus membimbing dan anak kurang baik melakukan lompatan.
mengawasi anak dalam melakukan Guru lebih banyak melakukan
setiap gerakan yang dilakukan oleh anak kegiatan motorik kasar di ruang kelas.
dalam bermain sehingga semua aspek Anak-anak yang sering melakukan
perkembangan dapat berkembang secara bermain sendiri di luar kelas, guru
optimal. PAUD Tunas Mekar Plus jarang mengamati aktivitas anak yang
kelompok B dengan jumlah 13 siswa berkaitan dengan gerakan anak untuk
yang terdiri dari laki-laki 7 dan 6 mengembangkan kekuatan dan
perempuan motorik kasar anak masih keseimbangannya. Oleh karena itu,
rendah. Dengan ratarata nilai 50-55 untuk mengoptimalkan kemampuan
dengan kreteria kurang atau belum motorik ini diperlukan adanya kegiatan
berkembang, dan hanya beberapa anak yang sesuai. Unsur yang menunjang
saja yang dapat dikatakan kemampuan kemampuan motorik kasar khususnya
motorik kasarnya berkembang sesuai komponen kekuatan dan keseimbangan
harapan dengan nilai rata-rata 70-75 kurang diperhatikan oleh guru. Upaya
58
diperoleh sesuai dengan nilai yang merupakan salah satu aspek yang
berbaris. Sehingga anak tidak dari 2 Siklus yaitu Siklus I dan Siklus II
Ketika dilakukan pra tindakan terdapat dari hasil pratindakan tersebut maka
15% dari kreterian nilai berkembang masih perlu ditingkatkannya
sesuai harapan (3). anak tidak mau kemampuan motorik kasar anak.
untuk melakukan gerakan motorik Diperlukan kegiatan yang sederhana dan
kasar, kebanyakan dari mereka berlari- menarik untuk mengajak anak agar
larian atau mengganggu teman. Anak terlibat langsung didalamnya, kegiatan
yang mau melakukan harus dibantu oleh yang menyenangkan dan membuat anak
guru. untuk selalu ingin mengulanginya.
Kegiatan motorik kasar yang Kegiatan tersebut adalah lompat tali.
dilakukan oleh guru masih kurang Dalam penelitian ini peningkatan
menarik dan pelaksanaannya masih kemampuan motorik kasar anak melalui
didalam kelas sehingga anak kurang lompat tali secara sederhana dan
leluasa dan masih malas-malasan untuk menyenangkan. Kegiatan lompat tali
melakukan. Gerakan motorik kasar dapat dilakukan dengan baik oleh anak
tidak dilakukan di awal pembelajaran, Kelompok B Paud Tunas Mekar Plus
akan tetapi sefleksibel guru untuk dengan ketinggian 30 cm. Hal ini
memberikan kegiatan motorik kasar sependapat dengan Bambang Sujiono
tersebut. Terdapat beberapa anak yang (2005: 3.23) yang menyatakan bahwa
kurang bisa untuk menirukan gerakan anak dapat melompat dari ketinggian
motorik kasar, beberapa anak tidak bisa ≤60-70 cm dan melompati tali yang
melakukan. Dengan adanya kegiatan tingginya 30 cm. Hal ini dikarenakan
lompat tali dalam kegiatan motorik ketika anak diminta untuk lompat tali
kasar anak diharapkan mampu untuk dengan
menigkatkan kebugaran jasmani anak Hurlock (1978:320) bermain
yaitu kekuatan dan keseimbangan. merupakan setiap kegiatan yang
Berdasarkan hasil observasi pra dilakukan untuk kesenangan yang
tindakan yang dilaksanakan tanggal 17 ditimbulkan tanpa mempertimbangkan
Juli 2017 menunjukkan bahwa hasi akhir. Pendapat tersebut sama
kemampuan motorik kasar anak dengan halnya dengan pendapat Mayke. S
kreteria melompat sambil berlari dari Tedjasaputra (2001: 11) menyatakan
jarak 40 cm, keseimbangan badan dan bahwa bermain memungkinkan anak
melompat dari ketinggian 30cm masih untuk bereksplorasi terhadap
kurang baik. Anak masih belum mau kemungkinan yang ada untuk
melakukan lompatan, dan beberapa meningkatkan kemampuan motorik
anak masih menyentuh tali, dan terjatuh kasar maka dilakukan dengan kegiatan
setelah melakukan lompatan. Dilihat yang menyenangkan, sehingga secara
65