Anda di halaman 1dari 11

[22/3 21.

36] Rosyaa: Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus peptikum, tifus
abdomenalis dan pasca bedah saluran cerna atas.

(1) Diet Lambung I = Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus peptikum, pasca
pendarahan dan tifus abdomenalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan
perpindahan dari diet pasca-hematemesis-melena atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan
setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat gizi, tiamin dan vitamin
C.

[22/3 21.37] Rosyaa: Tujuan Diet:

Tujuan Diet Penyakit Lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak
memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.

Syarat Diet:

(1) Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan.

(2) Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.

(3) Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara bertahap hingga
sesuai dengan kebutuhan.

(4) Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.

(5) Cairan cukup, terutama bila ada muntah.

(6) Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun
kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan).

(7) Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu
banyak.

(8) Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.

(9) Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi istirahat
pada lambung.

Macam Diet dan Indikasi Pemberian:

Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus peptikum, tifus abdomenalis dan pasca
bedah saluran cerna atas.
(1) Diet Lambung I = Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus peptikum, pasca
pendarahan dan tifus abdomenalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan
perpindahan dari diet pasca-hematemesis-melena atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan
setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat gizi, tiamin dan vitamin
C.

(2) Diet lambung II = Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien
dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak,
porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan.

(3) Diet Lambung III = Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari Diet Lambung II pada pasien
dengan ulkus peptikulum, gastritis kronik atau tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan
berbentuk lunak atau biasa tergantung pada toleransi pasien.

Bahan Makanan Dianjurkan Diet Lambung I dan II:

(1) Sumber Karbohidrat = beras dibubur atau ditim: kentang dipure; makaroni direbus; roti dipanggang;
biskuit, krekers; mi, bihun, tepung-tepungan dibuat bubur, atau puding.

(2) Sumber Protein Hewani = daging sapi empuk, hati, ikan, ayam digiling atau dicincang dan direbus,
disemur, ditim, dipanggang; telur ayam direbus, didadar, ditim, diceplok air dan dicampur dalam
makanan; susu.

(3) Sumber Protein Nabati = tahu, tempe direbus, ditim, ditumis; kacang hijau direbus, dan dihaluskan.

(4) Sayur-sayuran = sayuran yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas dimasak: bayam, bit,
labu siam, labu kuning, wortel, tomat direbus, dan ditumis.

(5) Buah-buahan = pepaya, pisang, jeruk manis, sari buah; pir dan peach dalam kaleng.

(6) Sumber Lemak = margarin dan mentega; minyak untuk menumis dan santan encer.

(7) Minuman = sirup, teh.

(8) Bumbu = gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, kunyit, terasi, laos, salam, sereh.

Bahan Makanan tidak Dianjurkan Diet Lambung I dan II:

(1) Sumber karbohidrat = beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung; ubi singkong, tales; cake,
dodol dan berbagai kue yang terlalu manis dan berlemak tinggi.

(2) Sumber Protein Hewani = daging, ikan, ayam yang diawet, digoreng; daging babi; telur diceplok atau
digoreng.
(3) Sumber Protein Nabati = tahu, tempe digoreng, kacang tanah, kacang merah, kacang tolo.

(4) Sayur-sayuran = sayuran mentah, sayuran berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun
singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi, dan asparagus.

(5) Buah-buahan = buah yang tinggi serat dan/atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas,
apel, kedondong, durian, nangka; buah yang dikeringkan.

(6) Sumber Lemak = lemak hewan, santan kental.

(7) Minuman = minuman yang mengandung soda dan alkohol, kopi, ice cream.

(8) Bumbu = lombok, bawang, merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.

[22/3 21.39] Rosyaa: Sariawan

PENGERTIAN GEJALA PENYEBAB PENGOBATAN PENCEGAHAN

Pengertian Sariawan

Stomatitis aphtosa atau sariawan adalah luka atau peradangan di bibir dan dalam mulut yang dapat
menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman. Sariawan sering kali dianggap sepele, namun dapat
mengganggu saat penderita sedang makan, minum, atau berbicara.

Sariawan biasanya tidak menular. Sariawan bisa dialami oleh semua orang, tetapi lebih sering dialami
oleh wanita, remaja, dan anak-anak.

[22/3 21.40] Rosyaa: Apa itu esofagus barrett?

Esofagus Barrett adalah kondisi kesehatan di mana sel yang melapisi kerongkongan rusak karena asam
perut. Lapisan tersebut kemudian akan menjadi tidak normal dan berubah menjadi seperti sel yang
melapisi perut.

Ad

Sel yang bernama squamous (rata) merupakan sel yang biasanya melapisi kerongkongan. Dalam kasusi
ini, sel-sel tersebut kemudian berubah menjadi jenis lain, yaitu columnar (sel yang terlihat seperti
kolom-kolom). Sekitar 5%-10% orang yang mengalami penyakit ini pada akhirnya menderita kanker
kerongkongan.
Seberapa umumkah esofagus barrett?

Orang-orang yang mengidap GERD atau Gastroesophageal reflux desease, yaitu penyakit kronis yang
menyebabkan asam lambung surut dari perut ke bagian akhir kerongkongan, seringkali terkena esofagus
barret. Anda dapat mengurangi kemungkinan terkena kondisi ini apabila menghindari faktor berisiko.
Mohon diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala esofagus barrett?

Kebanyakan gejala yang ditunjukkan serupa dengan orang-orang yang mengidap asam lambung atau
ketidakmampuan pencernaan asam. Mulas biasanya terjadi khususnya di malam hari, dan dapat
membangunkan tidur.

Gejala lain termasuk:

Sakit dada

Sulit menelan

Makanan tersedak atau muntah

Sulit bernapas, bersuara mendesis

Tenggorokan kering atau suara serak

Selain itu, masih terdapat juga beberapa ciri dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda
memiliki keluhan yang sama, tolong konsultasikan kepada dokter.

[22/3 21.41] Rosyaa: Sindrom dispepsia merupakan kumpulan gejala yang muncul dan dapat
menimbulkan ketidaknyaman pada perut bagian atas. Gejala yang dirasakan biasanya sakit perut dan
kembung. Dispepsia dapat terjadi pada setiap orang.

Sindrom dispepsia umumnya bukan pertanda masalah kesehatan yang serius. Namun, bukan berarti
dispepsia bisa dianggap remeh. Tanpa adanya perbaikan pola hidup maupun pemeriksaan dan
penanganan yang tepat dari dokter, sindrom dispepsia bisa saja menjadi gejala penyakit pencernaan
yang lebih parah.

Sindrom Dispepsia, Seperti Ini Gejala dan Cara Mengobatinya - Alodokter

Mengenali Gejala Sindrom Dispepsia yang Umum Dirasakan

Sindrom dispepsia biasanya lebih dapat dirasakan pada saat makan atau setelah makan. Meskipun
ketidaknyamanan sudah mulai bisa terasa sejak sebelum makan. Saat menjelang waktu Anda makan,
lambung akan menghasilkan asam. Pada kondisi tertentu jumlah asam yang diproduksi oleh lambung
bisa meningkat, sehingga menyebabkan iritasi pada dinding permukaan lambung Anda, bahkan keluhan
dapat terasa hingga kerongkongan. Keluhan nyeri pada lambung inilah yang sering membuat dispepsia
dikenal juga sebagai keluhan nyeri lambung atau sakit maag.

[22/3 21.42] Rosyaa: Gastritis merupakan penyakit pada lambung yang terjadi akibat peradangan
dinding lambung. Pada dinding lambung atau lapisan mukosa lambung ini terdapat kelenjar yang
menghasilkan asam lambung dan enzim pencernaan yang bernama pepsin. Untuk melindungi lapisan
mukosa lambung dari kerusakan yang diakibatkan asam lambung, dinding lambung dilapisi oleh lendir
(mukus) yang tebal. Apabila mukus tersebut rusak, dinding lambung rentan mengalami peradangan.

Gastritis-alodokter

Secara umum, gastritis dibagi menjadi dua jenis, yaitu gastritis akut dan kronis. Dikatakan gastritis akut
ketika peradangan pada lapisan lambung terjadi secara tiba-tiba. Gastritis akut akan menyebabkan nyeri
ulu hati yang hebat, namun hanya bersifat sementara.

Sedangkan pada gastritis kronis, peradangan di lapisan lambung terjadi secara perlahan dan dalam
waktu yang lama. Nyeri yang ditimbulkan oleh gastritis kronis merupakan nyeri yang lebih ringan
dibandingkan dengan gastritis akut, namun terjadi dalam waktu yang lebih lama dan muncul lebih
sering. Peradangan kronis lapisan lambung ini dapat menyebabkan perubahan struktur lapisan lambung
dan berisiko berkembang menjadi kanker.
Selain berisiko menimbulkan kanker, gastritis juga dapat menyebabkan pengikisan lapisan lambung.
Pengikisan lapisan lambung ini dikenal dengan gastritis erosif, yang dapat menyebabkan terjadinya luka
dan perdarahan pada lambung. Gastritis tipe erosif lebih jarang terjadi dibandingkan gastritis non erosif.

Gejala Gastritis

Gejala gastritis yang dirasakan dapat berbeda pada tiap penderita. Akan tetapi, kondisi ini bisa juga tidak
selalu menimbulkan gejala. Beberapa contoh gejala gastritis adalah:

Nyeri yang terasa panas dan perih di perut bagian uluhati.

Perut kembung.

Cegukan.

Mual.

Muntah.

Hilang nafsu makan.

Cepat merasa kenyang saat makan.

Buang air besar dengan tinja berwarna hitam.

Muntah darah.

Jika seseorang menderita gastritis erosif hingga menyebabkan luka atau perdarahan pada lambung,
gejala yang muncul adalah muntah darah dan tinja berwarna hitam. Akan tetapi, tidak semua nyeri pada
perut menandakan gastritis. Berbagai penyakit juga dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan
gastritis, seperti penyakit Crohn, batu empedu, dan keracunan makanan. Oleh karena itu diagnosis
untuk menentukan penyebab terjadinya nyeri perut sangat penting untuk dilakukan.

Penyebab Gastritis

Gastritis terjadi akibat peradangan pada dinding lambung. Dinding lambung tersusun dari jaringan yang
mengandung kelenjar untuk menghasilkan enzim pencernaan dan asam lambung. Selain itu, dinding
lambung juga dapat menghasilkan lendir (mukus) yang tebal untuk melindungi lapisan mukosa lambung
dari kerusakan akibat enzim pencernaan dan asam lambung. Rusaknya mukus pelindung ini dapat
menyebabkan peradangan pada mukosa lambung.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan rusaknya mukus pelindung, adalah:

Infeksi bakteri. Infeksi bakteri merupakan salah satu penyebab gastritis yang cukup sering terjadi,
terutama di daerah dengan kebersihan lingkungan yang kurang baik. Bakteri yang dapat menyebabkan
infeksi pada lambung dan menimbulkan gastritis, cukup banyak jenisnya. Namun, yang paling sering
adalah bakteri Helicobacter pylori. Selain dipengaruhi faktor kebersihan lingkungan, infeksi bakteri ini
juga dipengaruhi oleh pola hidup dan pola makan.

Pertambahan usia. Seiring bertambahnya usia, lapisan mukosa lambung akan mengalami penipisan dan
melemah. Kondisi inilah yang menyebabkan gastritis lebih sering terjadi pada lansia dibandingkan orang
yang berusia lebih muda.

Berlebihan mengonsumsi minuman beralkohol. Minuman beralkohol dapat mengikis lapisan mukosa
lambung, terutama jika seseorang sangat sering mengonsumsinya. Pengikisan lapisan mukosa oleh
alkohol dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada dinding lambung, sehingga mengakibatkan
terjadinya gastritis, terutama gastritis akut.

Terlalu sering mengonsumsi obat pereda nyeri. Obat pereda nyeri yang dikonsumsi terlalu sering dapat
menghambat proses regenerasi lapisan mukosa lambung, yang berujung pada cedera dan pelemahan
dinding lambung, sehingga lebih mudah mengalami peradangan. Beberapa obat pereda nyeri yang
dapat memicu gastritis jika dikonsumsi terlalu sering, adalah aspirin, ibuprofen, dan naproxen.

Autoimun. Gastritis juga dapat terjadi karena dipicu oleh penyakit autoimun. Gastritis jenis ini disebut
gastritis autoimun. Gastritis autoimun terjadi pada saat sistem imun menyerang dinding lambung,
sehingga menyebabkan peradangan.

Selain penyebab di atas, beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami
gastritis adalah:

Penyakit Crohn.

Infeksi virus.

Kebiasaan merokok.

Infeksi parasit.

Refluks empedu.

Gagal ginjal.

Penggunaan kokain.
Menelan zat yang bersifat korosif dan dapat merusak dinding lambung, misalnya obat pembasmi hama.

Diagnosis Gastritis

Pasien yang diduga menderita gastritis terlebih dahulu akan menjalani pemeriksaan riwayat kesehatan
serta pemeriksaan fisik oleh dokter. Pemeriksaan riwayat kesehatan mencakup menanyakan mengenai
gejala yang muncul, sudah berapa lama dirasakan, serta kondisi kesehatan pasien secara umum. Untuk
diagnosis yang lebih akurat, dokter akan menyarankan pasien menjalani pemeriksaan lanjutan. Di
antaranya:

Tes untuk infeksi Helicobacter pylori. Contohnya adalah tes darah, tes sampel tinja, atau uji urea pada
pernapasan (urea breath test). Selain untuk mendeteksi keberadaan bakteri Helicobacter pylori, tes
darah juga dapat mendeteksi jika pasien mengalami anemia. Tes sampel tinja juga dapat mendeteksi jika
pasien menderita gastritis, terutama gastritis erosif dengan mendeteksi keberadaan darah pada tinja.

Gastroskopi, guna melihat adanya tanda-tanda peradangan di dalam lambung. Pemeriksaan gastroskopi
dilakukan dengan cara memasukkan selang khusus yang sudah dipasangi kamera di ujungnya. Selang
dimasukkan ke dalam lambung melalui mulut, untuk melihat kondisi lambung. Pemeriksaan ini
terkadang dikombinasikan dengan biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan pada daerah yang dicurigai
mengalami radang, untuk selanjutnya diteliti di laboratorium. Biopsi juga bisa dilakukan untuk melihat
keberadaan bakteri pylori.

Pemeriksaan foto Rontgen. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat kondisi saluran pencernaan bagian
atas. Untuk membantu melihat luka pada saluran pencernaan, terutama lambung, pasien akan diminta
untuk menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum foto Rontgen dilakukan.

Pengobatan Gastritis

Pengobatan yang diberikan kepada pasien oleh dokter, tergantung kepada penyebab dan kondisi yang
memengaruhi terjadinya gastritis. Untuk mengobati gastritis dan meredakan gejala-gejala yang
ditimbulkan, dokter dapat memberikan obat-obatan berupa:

Obat antasida. Antasida mampu meredakan gejala gastritis (terutama rasa nyeri) secara cepat, dengan
cara menetralisir asam lambung. Obat ini efektif untuk meredakan gejala-gejala gastritis, terutama
gastritis akut. Contoh obat antasida yang dapat dikonsumsi oleh pasien adalah aluminium hidroksida
dan magnesium hidroksida.

Obat penghambat histamin 2 (H2 blocker). Obat ini mampu meredakan gejala gastritis dengan cara
menurunkan produksi asam di dalam lambung. Contoh obat penghambat histamin 2 adalah ranitidin,
cimetidine, dan famotidine.
Obat penghambat pompa proton (PPI). Obat ini memiliki tujuan yang sama seperti penghambat histamin
2, yaitu menurunkan produksi asam lambung, namun dengan mekanisme kerja yang berbeda. Contoh
obat penghambat pompa proton adalah omeprazole, lansoprazole, esomeprazole, rabeprazole, dan
pantoprazole.

Obat antibiotik. Obat ini diresepkan pada penderita gastritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, yaitu
Helicobacter pylori. Contoh obat antibiotik yang dapat diberikan kepada penderita gastritis adalah
amoxicillin, clarithromycin, tetracycline, dan metronidazole.

Obat antidiare. Diberikan kepada penderita gastritis dengan keluhan diare. Contoh obat antidiare yang
dapat diberikan kepada penderita gastritis adalah bismut subsalisilat.

Untuk membantu meredakan gejala dan penyembuhan gastritis, pasien perlu menyesuaikan gaya hidup
dan kebiasaan. Pasien akan dianjurkan untuk membuat pola dan jadwal makan yang teratur. Pasien
yang sering makan dengan porsi besar, akan dianjurkan untuk mengubah porsinya menjadi sedikit-
sedikit, sehingga jadwal makan menjadi lebih sering dari biasanya. Selain itu, pasien sebaiknya
menghindari makanan berminyak, asam, atau pedas, guna mencegah gajala gastritis bertambah parah.

Jika sering mengonsumsi minuman beralkohol, pasien akan dianjurkan untuk mengurangi atau bahkan
menghentikan kebiasaan tersebut. Stres juga dapat menjadi pemicu timbulnya kondisi ini. Oleh karena
itu, pasien dianjurkan untuk mengendalikan tingkat stresnya, agar dapat membantu pemulihan.

Jika gejala gastritis sering kambuh akibat penggunaan obat pereda nyeri jenis antiinflamasi nonsteroid
(OAINS), maka sebaiknya pasien mengonsultasikan hal tersebut kepada dokter.

Komplikasi Gastritis

Komplikasi akibat gastritis bisa saja terjadi jika kondisi ini tidak diobati. Beberapa di antaranya adalah:

Tukak lambung.

Pendarahan di dalam lambung.

Kanker lambung.

Terakhir diperbarui: 16 Oktober 2018

Ditinjau oleh : dr. Marianti


Referensi

Info Terkait

Penyebab Sakit Perut Sebelah Kanan dan Cara Mengatasinya

Kesehatan

Penyebab Sakit Perut Sebelah Kanan dan Cara Mengatasinya

Enam Penyebab Sakit di Ulu Hati dan Tips Mengatasinya

Kesehatan

Enam Penyebab Sakit di Ulu Hati dan Tips Mengatasinya

Mengapa Perut Terasa Panas?

Kesehatan

Mengapa Perut Terasa Panas?

Selanjutnya

Diskusi Terkait

User image

Penanganan infeksi bakteri pada perut

Oleh: Intan De Dian Nisa

Check Dijawab oleh Dokter

Dok, perut saya keras info dari dokter saya ini di karenakan bakteri nya numpuk di perut, lalu cara
penyembuhan nya dengan saya...

Reply 1 Balasan

Time 4 hari yang lalu

User image

Cara mengatasi GERD dan gatal pada tenggorokan

Oleh: Lydia Vania Maimuunissa

Check Dijawab oleh Dokter


dok, saya punya gangguan kecemasan sehingga sulit mengendalikan asam lambung yang naik terus. saya
sering sendawa, sekarang tenggorokan saya sangat gatal dan...

Reply 1 Balasan

Time 4 hari yang lalu

User image

Penyebab rasa panas dan gatal di dada bagian dalam

Oleh: RETNO LAILA

Check Dijawab oleh Dokter

Sore dok, saya mw tanya dada saya yg bgian tengah tu akhir2 ini sering skali gatal2 sperti orang yg habis
batuk2 gitu(gatal,...

Reply 1 Balasan

Time 5 hari yang lalu

Selanjutnya

Dokter Terkait

dr. Bennardus Philippi, Sp.B, KBD, Dokter Gastroenterologi

Mulai Dari Rp 400.000

dr. Wifanto Saditya Jeo, Sp.B-KBD, Dokter Gastroenterologi

Mulai Dari Rp 400.000

dr. Darmawan Lesmana, Sp.B-KBD, Dokter Gastroenterologi

Mulai Dari Rp 400.000

Anda mungkin juga menyukai