Judul : Bantu Aborsi, Bidan di Boyolali ini Mengaku Dibayar Rp 4 Juta Menurut Prawirohardjo (2010), abortus didefinisikan sebagai pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Pada kasus pertama dijelaskan bahwa terjadi suatu aborsi yang dibantu oleh seorang bidan dengan cara dikasih satu pil untuk menggugurkan kandungannya. Bidan mendapatkan pil tersebut mengambil dari rumah sakit tempat bidan bekerja. Pil diberikan pada pagi hari, kemudian malamnya lahir seorang bayi yang semestinya belum lahir. Ketika bayi lahir, bidan mendatangi rumah Ny. R dan bayinya sudah dalam keadaan meninggal. Bidan mengaku mendapatkan imbalan dari tersangka sebesar 4 Juta. Semua ahli kesehatan wajib mengucapkan sumpah janji ketika lulus dari pendidikan. Salah satu isi sumpah janji tersebut yaitu untuk melaksanakan tugas sebaik- baiknya menurut undang-undang yang berlaku. Tetapi pada kasus ini bidan melanggar sumpah tersebut. Bidan dengan sengaja dan adanya niat memberikan pil untuk menggugurkan kandungan. Hal ini mengakibatkan bayi lahir sebelum waktunya dan berakhir dengan kematian. Kasus aborsi diatas termasuk kasus pidana, yang mengakibatkan pelaku aborsi dikenai pasal 346 KUHP dengan ancaman hukuman 4 tahun. Sedangkan bidan yang membantu menggugurkan kandungan dikenai pasal 348 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan melanggar Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 atau pada Undang-Undang yang baru yaitu UU Kesehatan N0. 36 tahun 2009. Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 bidan bisa dijerat dengan pasal 80 dengan ketentuan dipidana dengan penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), sedangkan menurut pembaharuan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 dijerat dengan pasal 194 dengan ketentuan dipidana dengan penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). B. Pembahasan Kasus Kedua C. Pembahasan Kasus Ketiga Judul : Kacau ! 2 Bidan Honorer RSUD Polewali Mandar Buka Praktik Aborsi. Pada kasus ketiga dijelaskan bahwa praktik aborsi yang dilakukan oleh dua bidan yang merupakan pegawai honorer di RSUD Polewali Mandar. Kedua bidan tersebut sudah lima kali menyediakan obat untuk aborsi. Kegiatan tersebut sudah berjalan selama 1 tahun dengan biaya sebesar Rp 1,7 Juta untuk satu kali aborsi. Terbongkarnya kejahatan tersebut berawal dari informasi adanya praktik aborsi di kelurahan Rangas, Banggae, Mejena. Setelah diselidiki, polisi berhasil menangkap tersangka Dian yang melakukan aborsi. Atas perbuatannya tersangka Dian dikenakan Pasal 342 KUHP tentang pembunuhan ibu terhadap bayinya. Sedangkan untuk kedua bidan dikenakan pelanggaran pasa 349 KUHP junto Pasal 55 KUHP dengan ancaman hukuman 7 sampai 9 tahun penjara.