Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Kasus Pertama


Judul : Bantu Aborsi, Bidan di Boyolali ini Mengaku Dibayar Rp 4 Juta
Menurut Prawirohardjo (2010), abortus didefinisikan sebagai pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.
Pada kasus pertama dijelaskan bahwa terjadi suatu aborsi yang dibantu oleh
seorang bidan dengan cara dikasih satu pil untuk menggugurkan kandungannya. Bidan
mendapatkan pil tersebut mengambil dari rumah sakit tempat bidan bekerja. Pil diberikan
pada pagi hari, kemudian malamnya lahir seorang bayi yang semestinya belum lahir.
Ketika bayi lahir, bidan mendatangi rumah Ny. R dan bayinya sudah dalam keadaan
meninggal. Bidan mengaku mendapatkan imbalan dari tersangka sebesar 4 Juta.
Semua ahli kesehatan wajib mengucapkan sumpah janji ketika lulus dari
pendidikan. Salah satu isi sumpah janji tersebut yaitu untuk melaksanakan tugas sebaik-
baiknya menurut undang-undang yang berlaku. Tetapi pada kasus ini bidan melanggar
sumpah tersebut. Bidan dengan sengaja dan adanya niat memberikan pil untuk
menggugurkan kandungan. Hal ini mengakibatkan bayi lahir sebelum waktunya dan
berakhir dengan kematian.
Kasus aborsi diatas termasuk kasus pidana, yang mengakibatkan pelaku aborsi
dikenai pasal 346 KUHP dengan ancaman hukuman 4 tahun. Sedangkan bidan yang
membantu menggugurkan kandungan dikenai pasal 348 KUHP tentang pembunuhan
dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan melanggar Undang-Undang Republik
Indonesia No. 23 Tahun 1992 atau pada Undang-Undang yang baru yaitu UU Kesehatan
N0. 36 tahun 2009.
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 bidan
bisa dijerat dengan pasal 80 dengan ketentuan dipidana dengan penjara paling lama 15
(lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah), sedangkan menurut pembaharuan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36
tahun 2009 dijerat dengan pasal 194 dengan ketentuan dipidana dengan penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).
B. Pembahasan Kasus Kedua
C. Pembahasan Kasus Ketiga
Judul : Kacau ! 2 Bidan Honorer RSUD Polewali Mandar Buka Praktik Aborsi.
Pada kasus ketiga dijelaskan bahwa praktik aborsi yang dilakukan oleh dua
bidan yang merupakan pegawai honorer di RSUD Polewali Mandar. Kedua bidan tersebut
sudah lima kali menyediakan obat untuk aborsi. Kegiatan tersebut sudah berjalan selama
1 tahun dengan biaya sebesar Rp 1,7 Juta untuk satu kali aborsi. Terbongkarnya kejahatan
tersebut berawal dari informasi adanya praktik aborsi di kelurahan Rangas, Banggae,
Mejena. Setelah diselidiki, polisi berhasil menangkap tersangka Dian yang melakukan
aborsi.
Atas perbuatannya tersangka Dian dikenakan Pasal 342 KUHP tentang
pembunuhan ibu terhadap bayinya. Sedangkan untuk kedua bidan dikenakan pelanggaran
pasa 349 KUHP junto Pasal 55 KUHP dengan ancaman hukuman 7 sampai 9 tahun
penjara.

Anda mungkin juga menyukai