Anda di halaman 1dari 3

Kelopok 5 membahas profesionalisme bidan dalam menangani asuhan kebidanan pada kasus kompleks

beserta perundang- undangannya

 Praktek kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan terhadap lien
dengan pendekatan kebidanan
 Macam – macamRuang lingkup kebidanan :
1. Bayi baru lahir
2. Bayi, balita
3. Anak perempuan
4. Remaja putri
5. Wanota pranikah
6. Wanita selama masa hamil
7. Bersalin dan nifas
8. Wanita pada masa interval
9. Wanita menaupose
 Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16, berwenang untuk :
1. Memberikan imunisasi
2. Memberikan suntikan pada penyulut kehamilan persalinan dan nifas
3. Mengeluarkan plasenta secara normal
4. Bimbingan senam hamil
5. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
6. Episotomo
7. Penjahitan luka episiotomy dan luka jalan lahir sampai tingkat 2
8. Amiotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm
 Standar profesi bidan ( Permenkes NO.369/SK/111/2007) :
 Bertujuan :
Menjamin pelayanan yang aman dan berkualitas dan sebagai mana landasan untuk
standarisasi dan perkembangan profesi
 Sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yangdiberikan bidan dalam
seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu ,keluaga dan masyarakat baik
aspek input , proses dan oautput dalam menjalankan praktek / pekerjaannya
 Berisikan antara lain tentang standar kompetensi ,pendidikan bidan ,standar pendidikan
berkelaanjutan bidan , kode etik bidan , kode etik bidan Indonesia ,standar praktek dan
standar pelayanan kebidanan
 Standar asuhan kebidanan (Permenkes NO.938/MENKES/SK/V111/2007 )
 Berisikan tentang standar pengkajian kebidanan ,perumusan diagnose dana tau masalah
kebidanan ,perencanaan,implementasi ,evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan
 Bertujuan sebagai :
1. Acuan dan landasan dalam melaksanakan
2. Tindakan / kegiatan dalam lingkup tanggung jawab bidan
3. Mendukung terlaksananya asuhan kebidanan berkualitas parameter tingkat
kualitas dan keberhasilan asuhan yang diberikan bidan
4. Perlindungan hukum bagi bidan dank lien / pasien
 Pedoman asuhan kebidanan pada masa perimenopause (Kepmenkes
N0.229/MENKES/SK/11/2010 )
1) Berisikan tentang teori kebutuhan pada masa perimenopause dan asuhan kebidanan pada
masa menopause
 Pedoman Rawat Gabung ( Kepmenkes NO.230/MENKES/SK/11/2010)
Berisikan tentang konsep rawat gabung dan langkah pelaksanaaan rawat gabung
 Regulasi pelayanan kebidanan :
 Kompetensi inti mampu melaksanakan praktek kebidanan dengan menerapkan
etika,legal,dan keselamatan klien dalam seluruh praktek dan pelayanan kebidanan dan
perwujudan profesionalisme kebidanan .
1. PMK 28 2017 tentang izin dan penyelemgaraan praktek bidan ( bab 8 dan pasal
50)
2. PMK 320 2020 tentang standar profesi bidan
3. UU KESEHATAN 16 BAB 96
4. UU KESEHATAN 12 BAB 80
5. UU Kebidanan NO 4 Tahun 2019
 Contoh kasus bidan tidak di rumah , secara etika seharusnya bidan tetap menggunakam prinsip –
prinsip etik,kode etik & asas umum etika , secara aspek legal bidan masuk dalam ketentuan
perbuatan tidak menyenangkan , dalam pasal 315 KUHP , perbuatan tidak menyenagkan baik di
muka umum dengan lisan maupun tidak diancam karena penghinaan ringan dengan pidana
 Contoh kasus ASI ekslusif vs susu formula :
1. Pasal 128 UU KESEHATAN NO.36/2009 ,ayat 1 setiap bayi berhak mendapatkan asi
ekslusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali dengan indikasi medis
2. Ayat 2 selama pemberian asi ekslusif ,pihak keluarga ,pemerintah ,pemda dan masyarakat
harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusu
3. Ayat 3 penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 2 di tempatkan kerja
dan tempat sarana umum
 Pasal 200 UU Kesehatan , setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemerintah
pemberian asi ekslusif sebagimana dimaksud pasal 128 ayat 2 di pidananpaling lama 1 tahun dan
denda paling banyak Rp. 100.000.000
 Kasus aborsi , Seorang remaja putri usia 20 tahun dating ke tempat praktek bersama ibunya
dengan keluhan hamil 2 bukan dan inggin di gugurkan karena pacarnya tidak mau bertanggung
jawab . Aborsi bukan kewenangan dan kompetensi bidan ,bidan regulasi / sanksi tercantum dalam
UU Kesehatan dan KUHP
 Regulasi tentang aborsi ( UU Kesehatan )
1. Pasal 75 ayat (1) UU NO.36 Tahun 2009 , setiap orang dilarang melakukan
aborsi dengan dalih apapun
2. Ketentuan pidana LARANGAN ABORSI :
a) Pasal 194 , setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 ayat (2)
dipidanan penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak 1
milyar
b) Pasal 75 AYAT (2) indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia
dini kehamilan baik yang mengancam nyawa ibu dana tau janin yang
menderita penyakit genetic berat dana tau cacat bawaan maupun yang
tidak dapat di perbaiki sehingga menyulitkan bayi tsb hidup diluar
kandungan atau kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan
trauma psikologis bagi korban pemerkosaan
c) Pasal 346 seorang wanita yang sengaja mengugurkan kandunga atau
menyuruh itu dianvam dengan pidana paling lama 4 tahun
d) KUHP pasal 347 (1) barang siapa mengugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuan wanita itu diancam dengan
pidana penjara paling lama 15 tahun
e) KUHP pasal 348 sengaja mengugurkan atau mematikan kandungan
seseorang wanita dengan persetujuan diancam pidana penjara paling
lama 5 tahun atau mengaibatkan matinya wanita tersebut diancam pidana
penjara paling lama 7 tahun
f) KUHP pasal 349 seorang doter,bidan adan apoteker membantu
melakukan kejahan tersebut pasal 346 ,347,348 maka yang di tentukan
dalam pasal di tambah sengan sepertiga dan dapat di cabut haknya untuk
menjalankan mata pencahariannya dalam mana kejahatan dilakukan
 Vaksin palsu pasal 196 UU kesehatan NO.36 tahun 2009 , bahwa setiap orang yang segaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi atau alat kesehatan yang tidak memenuhi
standar atau persyaratan keamanan khasiat atau kemanfaatan dan mutu segaimana dimaksud
dalam pasal 98 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling
banyak 1 milyar
 Pasal 98 ayat (2) setiap orang yamg tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang
mengadakan menyimpan mengolah mempromosikan mengedarkan obat dan bahan berkasiat obat
 DISTOSIA BAHU , untuk penyelamatan jiwa BAB V1 pasal 59 ayat (1-4) UU NO.4 tahun 2019
tentang kebidanan :
1. Dalam keadaan gawat darurat untuk pemberian pertolongan pertama bidan dapat
melakukan pelayanan kesehatan diluar wewenang sesuai kompetensinya
2. Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk
menyelamatkan klien
3. Keadaan kegawat daruratan sebagaimana dimaksud ayat (1) merupkan keadaan yang
mengacam nyawa klien
4. Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud ayat (1) di tetapkam oleh bidan dengan
hasil evaluasi berdsarkan keilmuannya
 Penjahitan laserasi pasal 58 ayat (1) UU kesehatan NO.36 tahun 2009

Anda mungkin juga menyukai