Sumba Barat Daya Tanggal Terbit STANDAR PROSEDUR OPERASIAONAL
dr.Theresia Citra Mila Mesa
NIP.19880915 201502 2 003 KB Suntikan kombinasi adalah : PENGERTIAN 1. jenis suntikan kombinasi yang terdiri dari 25 mg depo medrosiprogesteron asecat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan secara injeksi I.M. sebulan sekali ( cylofem) dan 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali . 2. cara kerja kontasepsi suntikan menekan ovulasi, membuat lender serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu , endometrium menglami atropi sehingga implantasi terganngu serta menghambat transportasi gamet oleh tuba. TUJUAN 1. Menekan ovulasi 2. Membuat lender serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu 3. Membuat perubahan pada endometrium sehingga tidak terjadi kehamilan. KEBIJAKAN Kepmenkes. No.128 Thn 2004 Tentang Kebijakan Dasar Puskesmas Kepmenkes. No 836 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan UU No. 52 Tahun 2009 mengenai perkembangan kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Pasal 21-29 Hak dan kewajiban dalam program keluarga berencana. UU Kes. No. 36 Tahun 2009 Pasal 5 (ayat 2): Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh Pel.Kes yg aman, bermutu dan terjangkau Pasal 24 (ayat 1): Tenaga kes. Sebagaimana yg dimaksud dlm pasal 23 HARUS memenuhi ketentuan kode etik, standar Profesi, standar pelayanan, SOP Pasal 73 Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu dan terjangkau masyarakat, termasuk keluarga berencana. UU Pelayanan Publik. No. 25 Tahun 2009. Pasal 15 (poin a & f): a. Penyelenggara berkewajiban untuk menyusun Standar Pelayanan
b. Melaksanakan pelayanan sesuai dgn Standar
Pelayanan Pasal 20 (ayat 1 & 3): 1. Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan Standar Pelayanan dgn memperhatikan kemampuan penyelenggara, kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan 2. Penyelenggara berkewajiban menerapkan standar pelayanan sebagaimana yg dimaksud pada ayat (1). UU Praktik Kedokteran No.29/2004 pada kondisi tidak tersedia tenaga medis bidan dan perawat dapat memberikan pertolongan medis dengan mengikuti petunjuk teknis penanggulangan kegawatdaruratan sederhana. Permenkes RI No 1464/2010 tentang praktek bidan (pasal 10 dan 11) bidan berwenang memberikan penanganan kegawatdaruratan pada pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dilanjutkan dengan perujukan. Peraturan Gubernur NTT Nomor 42 Tahun 2009 tentang Revolusi Kesehatan PELAKSANA Dokter dan Bidan Terampil PENANGGUNG JAWAB Dr. Harold Immanuel Marceliano Rumopa, Spog PROSEDUR 1. Menyambut ibu dan pendamping ibu dengan sopan dan ramah serta mempersilahkan untuk duduk 2. Memberikan penjelasan pada ibu / suami tentang keuntungan, kerugian, cara kerja serta efek samping dari kontrasepsi suntikan kombinasi 3. Informed Concent 4. Bila akseptor lama maka mengecek jadwal suntikan kembali 5. Memastikan bahwa ibu cocok atau masih cocok dan memenuhi syarat untuk menggunakan kb suntikan kombinasi 6. Melakukan pemeriksaan meliputi timbang BB, ukur tanda vital, lakukan pemeriksaan fisik. 7. Mempersiapkan alat dan bahan, pastikan tanggal kadaluarsa. 8. Meminta ibu untuk duduk posisi rileks ataupun posisi berbaring miring 9. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan. 10. Menarik obat dari vial dengan spuit 2,5 cc / 1 cc 11. Memberitahu ibu akan dilakukan tindakan suntik 12. Membebaskan pakaian dari bokong ibu sebagai lokasi suntikan 13. Melakukan desinfektan pada area yang akan disuntik serta membuang kapas bekas pada bengkok yang tersedia 14. Memastikan tidak ada udara pada spuit 15. Menyuntikan obat secara IM dan perlahan ;ahan 16. Membuang spuit pada safety box yang tersedia 17. Merapikan pakaian ibu 18. Membereskan alat 19. Mencuci tangan dan membuka sarung tangan 20. Menjelaskan jadwal suntikan kembali 21. Memberikan ibu kartu K4 22. Mengucapkan terimakasih atas kunjungan ibu 23. Melakukan dokumentasi 24. Ibu dalam keadaan stabil dan memenuhi syarat untuk dirujuk UNIT TERKAIT POLI UMUM DAN APOTIK