Anda di halaman 1dari 28

YBP

Selasa, 14 Juni 2016

ERGONOMI DALAM BIDANG INDUSTRI

ERGONOMI DALAM BIDANG INDUSTRI

Oleh :

Yoga Bagas Pratama (15518241010)

Progam Studi Pendidikan Teknik Mekatronika

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak

Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek manusia dalam berkerja yang ditinjau secara
anatomi, fidiologi, psikologi, engineering, manajemen serta desain maupun perancangan produk.
Ergonomi ini berkenaan dengan optimasi efisiensi, kesehatan, keselamatan, serta kenyamanan
karyawan ditempat kerja, kenyamanan manusia dirumah bahkan ditempat rekreasi. Didalam ergonomi
dibutuhkan pembelajaran tentang sistem ergonomi dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya
harus saling berinteraksi yang memiliki tujuan utama untuk menyesuaikan kenyamanan dalam berkerja
dengan manusianya.

Ergonomi juga sering disebut sebagai Human Factors. Ergonomi digunakan berbaagai macam ahli
yang professional pada ergonomic industri. Misalnya ahli pada bidang fisioterap, terapi pekerjaan
anatomi, fisika, arsitektur, perancangan prosuk industri, psikologi serta teknik industri. Selain itu
ergonomi juga dapat diterapkan untuk bidang fisiologi, evaluasi proses kerja dan produk bagi
wiraswastawan psikologi, perancangan, analisis, sinesis, manajer, pemerintah, militer, evaluasi proses
kerja dan produk bagi wiraswastawan, dosen, dan mahasiswa.

Kata kunci : Ergonomi, industri


Ergonomics is the study of the human aspects of the work are reviewed in anatomy, fidiologi,
psychology, engineering, management, and design and product design. Ergonomics is concerned with
the optimization of efficiency, health, safety, and comfort of employees in the workplace, human
comfort at home even recreational place. In the study of ergonomics required system where human
ergonomics, working facilities and environment must interact with the ultimate goal is to adjust the
comfort in working with men.

Ergonomics is also often referred to as Human Factors. Ergonomics used berbaagai kinds of professional
experts in the industry ergonomic. Eg experts in the field fisioterap, occupational therapy anatomy,
physics, architecture, industrial design prosuk, psychology and industrial engineering. Besides
ergonomics can also be applied to the field of physiology, evaluation of work processes and products for
entrepreneurs psychology, design, analysis, sinesis, managers, government, military, labor and product
evaluation process for entrepreneurs, professors, and students.

Keywords: Ergonomics, industry

PENDAHULUAN

Pada abat ke 21 (duapuluh satu) ini, banyak industri menempelkan logo atau lambing keselamatan dan
kesetan kerja (K3). Dalam dunia industri logo keselamatan dan kesehatan kerja ini tidak sekedar
digunakan sebagi keindahan saja. Akantetapi digunakan untuk mengurangi kecelakaan kerja di dunia
industri. Keselamatan dan kesehatan kerja didunia industri pada dasarnya menyangkut semua unsur.
Mulai dari fasilitas kerja atau praktek di dunia industri hingga bengkel, baik dari subjek yang melakukan
aktifitas kerja maupun praktek yaitu karyawan maupun lingkungannya. Keselamatan dan kesehatan
kerja merupakan tujuan dari semua pihak yang terkait dengan tersedianya aktifitas kerja atau praktek.
Artinya tidak ada satu orangpun yang menginginkan tidak selamat serta tidak sehat. Dengan demikian
keselamatan serta kesehatan kerja menjadi tugas dan kewajiban semua pihak mulai dari atasan hingga
bawahan.

Oleh karena itu dalam menanamkan k3 pada semua warga industri maun yang berkerja harus
memerlukan perhatian yang sangat ekstra karena pada kenyataan dalam menunjukkannya, tidak sedikit
pula kejadian yang telah menimpa. Unsur-unsur yang terkait dengan praktek/kerja di dunia industri atau
bengkel sehingga kondisi yang tidak diinginkan dapat terjadi, misalnya yaitu kecelakaan akibat praktek
yang menimpa seorang karyawan sehingga karyawan tesebut mengalami cacat fisik bahkan psikologi
seumur hidup, kerusakan alat atau bahan yang tidak perlu terjadi dan masih banyak lagi. Dengan
demikian perlunya penekanan agar keselamatan dan kesehatan kerja perlu mendapat perhatian yang
sepenuhnya. Sehinnga beberapa teori/petunjuk praktis tentang keselamatan dan kesehatan kerja ini
harus dipahami selanjutnya diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari terutama di dalam dunia
industri, laboratorium atau bengkel sekolah.

Didalam k3 terdapat berbagai unsur agar keselamatan karyawan bisa terjamin salah satunya yaitu
ergonomi. Kata ergonomi dari Bahasa Yunani terdiri dari 2 kata yaitu Ergon dan Nomos. Ergon memiliki
arti yaitu kerja dan Nomos memiliki arti hukum. Jadi pengertian Ergonomi secara umum adalah “Studi
tentang manusia untuk menciptakan system kerja yang lebih sehat, aman dan nyaman” (dikutip dari
Arif, 2009). Tujuan penerapan ergonomi dalam dunia industri adalah untuk meningkatkan kualitas
hidup dalam tujuan yang lebih baik. Dengan diterapka ergonomi ini, maka akan menciptakan lingkungan
kerja yang aman, sehat dan nyaman. Sehingga karyawan menjadi lebih produktif dan efisien serta
adanya jaminan kualitas kerja (dikutip dari Tim Ergoinstitute, 2008).

Sehingga ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Keduanya memiliki tujuan yang sama yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of
working life). Faktor yang terpenting yang mempengaruhi rasa kepercayaan dan rasa kepemilikan
pekerja kepada perusahaan yang berujung pada produktivitas dan kualitas kerja salah satunya adalah
Aspek kualitas kehidupan kerja merupakan. Yang dimaksud dengan hal itu adalah suatu karyawan yang
memiliki motifasi yang tinggi untuk berkerja (lebih produktif dan berkualitas) ketika aspek kesehatan,
keselamatan, dan kenyamanan kepada mereka lebih diperhatikan. Pengalaman dalam menunjukkan
bahwa pencapaian kinerja manajemen K3 sangat bergantung pada sejauh mana faktor ergonomi telah
terlaksana di perusahaan tersebut.

Akan tetapi pada kenyataannya, kecelakaan akibat kerja masih terjadi di berbagai industri yang secara
administratif dan telah lulus audit sistem manajemen K3. Sangat disayangkan apabila ergonomi sering
disalah-artikan serta dikaitkan dengan hal kenyamanan (perancangan kursi) atau dimensi fisik tubuh
manusia. Sehingga akibatnya aplikasi ergonomi di dunia industri pada saat ini masih belum dianggap
penting, terutama indusri yanng ada di Indonesia, sehingga banyak sekali sistem kerja yang tidak
ergonomi. Hal ini dapat terlihat dari ketidaksesuaian antara karyawan dengan mesin, cara kerja, atau
alat kerja yang digunakan, lingkungan tempat kerja, serta menyangkut tentang pengaturan beban kerja
yang tidak seimbang

PEMBAHASAN

A. Artikel Terkait

1. K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Menurut Filosofi, Keilmuan serta menurut standar OHSAS 18001:2007. Pengertian (definisi) dari K3 atau
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada umumnya dibagi menjadi 3 (tiga) versi.

http://3.bp.blogspot.com/-LSP5kt_p-
lk/VqHZMPpH6LI/AAAAAAAAAsQ/HXDKbTS796E/s640/Materi.K3.simbol-simbol.K3.TKJ4.jpg

Gambar: lambing K3 (kesehatan dan keselamatan kerja)

Sumber: www.google.com

Berikut ini adalah pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakn suatu pokok pemikiran serta upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun psikis dari tenaga kerja khususnya dan manusia pada
umumnya serta hasil karya serta budaya menuju masyarakat yang adil dan makmur. Berikut adalah
pengertian (Definisi) dari K3 Menurut Filosofi atau Mangkunegara.

b. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, yang disebabkan oleh kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. Berikut ini
adalah pengertian (Definisi) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut keilmuan.

c. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada
k3 tenaga kerja maupun orang lain seperti kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu yang terjadi di
tempat kerja. Pengertian atau definisi K3 tersebut menurut OHSAS 18001:2007

Ketiga versi pengertian dari K3 di atas merupakan pengertian dari K3 yang bersifat umum digunakan di
antara versi-versi pengertian K3 yang lainya.

2. Pengertian Industri

Suatu kegiatan pengolahan bahan mentah maupun barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi
yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan itu yang disebut dengan idustri. Usaha
perakitan atau assembling dan juga reparasi merupakan bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya
berupa barang jadi maupun setengah jadi, akan tetapi juga dalam bentuk jasa.

Berikut ini adalah jenis atau macam-macam idustri berdasarkan bah baku yang digunakan oleh industri:

a. Industri ekstraktif

Adalah Industri yang bahan bakunya dapat diambil langsung dari alam sekitar itulah yang disebut
dengan industri ekstraktif.

Contoh dari industri ekstraktif yaitu : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan,
pertambangan, dan lain sebaginya.

b. Industri nonekstaktif

Industri nonekstaktif iyalah industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain dari alam sekitar.

c. Industri fasilitatif

Industri fasilitatif yaitu industri yang produk utamanya adalah memproduksi barang dengan berbentuk
jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh dari industri fasilitatif adalah: Asuransi, perbankan,
transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

berikut ini adalah Golongan atau macam industri berdasarkan besar kecil modal yang ada :
a. Industri padat modal

Industri pada modal yaitu industri yang membangun industrinya dengan modal yang jumlahnya cukup
besar untuk kegiatan operasional maupun kegiatan pembangunan

b. Industri padat karya

Yang disebut dengan usaha padat karya yaitu industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar
karyawan dalam pembangunan serta pengoperasiannya.

selain itu juga terdapat industri dibagi dari berbagai jenis industri berdasarkan klasifikasi berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986. Yang pertama adalah industri kimia dasar.
Contoh dari industri kima dasar yaitu seperti industri obat-obatan, kertas, semen, pupuk, dsb. Untuk
yang selajutnya terdapat Industri mesin dan logam dasar contoh dari industri ini seperti industri
pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dan lain sebaginya. Selain itu juga terdapat Industri kecil.
Contoh dari industri kecil ini seperti industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng
curah, dan masih banyak lagi. Untuk yang teragir yaitu aneka industri misal seperti industri pakaian,
industri makanan dan minuman, dan masih banyak lagi.

3. Sejarah ergonomi di Indonesia

sejarah ergonomi di negara Indonesia sangat erat kaitannya dengan pulau dewata Bali. Kata Ergonomi
pada tingkat nasional mulai dikenalkan pada tahun tahun 1969 dimelalui dengan suatu pertemuan
ilmiah dengan tema ”Kesehatan dan Produktivitas” dalam sebuah judul makalah ”Approach Ergonomi”
dalam rangka Meningkatkan Produktivitas Tenaga Kerja Perusahaan” (Manuaba, 1987). Pada tahun itu
juga untuk pertama kalinya ergonmi masuk didalam dunia pendidikan, ergonomi ini dijadika sebagai
buah makul. Di FK Universitas Udayana ergonomi didalamnya disinggung kaitannya dengan mata kuliah
yang membahas tentang ilmu faal, serta dikemudian ditempatkan dalam mata kuliah tentang kesehatan
masyarakat, yang diikuti oleh Fakultas Teknik Unud pada tahun 1971, Peternakan pada tahun 1972,
Asmi pada tahun 1981 dan desain Interior pada tahun 1983. Bersamaan dengan itu, lahirlah Lembaga
Daerah Hiperkes Bali - Nusra bersama-sama Bagian Ilmu faal yang berada di FK Unud berkembang
menjadi Pusat Ergonomi di kawasan Asia bagian Tenggara, dengan makalah-makalahnya yang digunakan
untuk menyampaikan ke dunia Internasional. Serta terdapat kursus ergonomi tingkat nasional bahkan
tingkat daerahpun dimulai sudah ada.

Pada tahun 1970, kegiatan yang berkaitan tentang ergonomi semakin meningkat ditandai dengan
adanya ceramah, kursus, seminar dan bahkan penelitian-penelitian. Penelitian tentang “Pacul” dibahas
diforum internasional yang dikelar di negara Jepang. penelitian yang berkaitan dengan orang berserta
lingkungan. Untuk yang selajutnya penggarapan disektor industri kecil mulai digalakan supaya bisa maju.
Seperti industri pembuat genteng di pejaten Tabanan provinsi Bali. Pada Tahun 1973 makalah penelitian
yang disampaikan melalui seminar gabungan IAIFI-Puskes ABRI, konperensi Nasional Anatomi ke-3, dan
7th Asian Conference on Occupational Helth di daerah Jakarta (Manubaba, 1987). Hingga pada tahun
1978 hasil dari penelitian ergonomi terus diinformasikan mulai dari tingkat daerah, tingkat nasional
bahkan sampai tingkat internasional, seperti pertemuan ilmiah Man and His Environment yang diadakan
pasa tahun 1974, selain itu ada Kongres Ikatan Hiperkes Indonesia yang ke-2 di Surabaya pada tahun
1975, seta kongres ke-3 IAIFI di semarang pada tahun 1976, Simposium Efisiensi Jam Kerja serta Waktu
Kerja di daerah Bali pada tahun 1976, selain itu juga banyak pertemuan lainnya. Penyebaran konsep
beserta prinsip ergonomi hingga pada tahun 1986 hingga sekarang pada setasiun televisi TVRI Denpasar
tidak kuarang dari 100 topik pembahasan tentang ergonomi telah disiarkan. Pada tahun 1978 telah
terbit buku yang berjudul ”Pembangunan Bali sampai tahun 2000” dimana dalam buku tersebut dengan
jelas telah disebutkan serta dijelaskan ergonomi merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan
demi kesuksesan dalam pembangunan untuk daerah Bali. Pada tahun 2011 juga telah dikukuhkan
seorang Guru Besar Ilmu Faal KF di Unud yaitu I B A Manuaba, pada saat pidato pengukuhan Guru Besar
telah ditekankan pentingnya prinsip ergonomi sebagai bagian dari integral dalam pembangunan serta
mutlak diperlukan dalam perencanaan pembangunan. Dengan pengukuhan I B A Manuaba ini, dapat
menjadi tokoh serta dapat penguatan perkembangan ergonomi di daerah Bali, Indonesia, Asia bahkan
sampai ke Dunia.

Utuk saat ini ergonomi telah dikenal dibanyak bidang pendidikan di negara Indonesia terutama pada
bagian teknik industri, kesehatan masyarakat, psikologi, serta kedokteran. Untuk saat ini telah banyak
sekali universitas bahkan sekolah yang telah menyelenggarakan program studi yang telah melaksanakan
kegiatan pendidikan dibidang ergonomi. Bahkan untuk saat ini ergonomi telah banyak terdengar di
telinga masyarakat indonesia (bahkan mungkin lebih banyak terdengar) mulai dari kalangan teknik atau
engineering terutama dari teknik industri dimana ergonomi bahkan ada yang mengatakan human
factors engineering merupakan salah satu bidang keahlian dibidang teknik industri ini dapat dijumpai
laboratorium ergonomi. Hal ini dapat dikatakan wajar mengingat Taylor (pada tahun 1880) dan Gilberth
(pada tahun 1890) yang sangat berjasa untuk sejarah perkembangan ergonomi modern merupakan
seorang pionir teknik industri. Alhasil ergonomi di negara Indonesia pada saat ini banyak sekali
bermunculan, mulai dari universitas atau institusi bahkan sekolah yang unggul di bidang teknik seperti
UGM, UI, ITS, ITB dan masih banyak lagi. Walaupun universitas atau institusi serta sekolah tersebut
sudah unggul di bidang ergonomi akantetapi sampai saat ini Bali masih tetap dikatakan “unik” dalam hal
ergonomi salah satunya yaitu di daerah Bali terdapat satu-satunya program studi yang memakai nama
ergonomi yaitu pendidikan master ergonomi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Kata ergonomi tidak bisa lepas dari dua hal berikut ini yang pertama adalah engineering atau rekayasa
da nada juga yang mengatakan teknik serata kesehatan. Sehingga didalam sejarah ergonomi juga dapat
diwarnai oleh tokoh-tokoh seperti Taylor dan Gilberth dari bidang engineering (industrial engineering /
teknik industri) serta tokoh-tokoh pada seperti Bernardino Ramazinni bidang kesehatan yang ahli dalam
bidang kedokter dan Wojciech Jastrzebowski yang ahli pada bidang biologi. Seperti yang telah
dipaparkan diatas, sampai dengan saat ini pun ergonomic masih banyak dipelajari oleh kedua bidang
tersebut yaitu engineering (terutama pada bidang industrial engineering serta safety engineering) dan
kesehatan (dalam kedok teran yang utama mempelajari adalah kesehatan masyarakat dan kedokteran).
B. Pengertian Ergonomi dan Ruang Lingkupnya

Egonomi sering disebut Human Factor Engineering, suatu ilmu yang mengatur bagaimana manusia
bekerja. (dikutip dari http://www.angkasa-online.com/09/12/cakra/cakra1.htm). Ergonomi sebenarnya
berasal dari bahasa Yunani yaitu Ergo artinya kerja dan Nomos artinya aturan atau hukum. Jadi
Ergonomi iyalah ilmu tentang teknologi dan seni yang berupaya menyamakan alat, serta lingkungan
kerja terhadap kemampuan dan batasan manusia untuk mewujudkan kondisi lingkungan kerja yang
nyaman, efisien dan sehat demi tercapainya produktivitas yang setinggi-tingginya (dikuyip dari
Manuaba, 2003). Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari kemampuan dan keterbatasan manusia,
serta ciri-ciri lainnya yang berkaitan dengan perancangan. Rancangan ergonomi merupakan salahsatu
perancangan peralatan kerja, mesin, tugas, pekerjaaan, perlengkapan, tempat kerja duduk, lingkungan
berdasarkan informasi menurut karakteristik tubuh manusia dalam produktivitas, dan organisasi,
kenyamanan, kesehatan dan efektivitas fungsi tubuh manusia (menurut Manuaba, 2007).

International Labour Organization (ILO) mengartikan ergonomi sebagai penerapan ilmu biologi manusia
sejalan dengan ilmu rekayasa dalam penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara
optimum dengan tujuan dapat bermanfaat demi terciptanya efisiensi dan kesejahteraan (dikutip dari
Effendi, 2002).

Ergonomi merupakan ilmu yang bersifat multidisiplin di mana terintegrasi ilmu fisiologi,
anatomi,psikologi, sosial budaya, hygiene, teknologi, ekonomi dan ilmu lainnya yang berkaitan dengan
suatu pekerjaan. Di dalam praktek dan perkembangannya ergonomi memiliki tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan fisik serta mental, khususnya mencegah munculnya cidera dan penyakit
akibat kerja serta. Juga untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, memperbaiki kualitas kontak sosial
dan mengorganisir kerja dengan baik, demi meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin dengan
bijaksana dengan pertimbangan rasional antara teknis,semi, ekonomi antropologi, dan budaya.
Berhubungan dengan peralatan lingkungan kerja disarankan dapat mengurangi dampak buruk dalam
pekerjaan pertama kali adalah menyesuaikan pekerjaan terhadap manusia. Apabila hanya karena alasan
teknis atau ekonomis tidak mungkin diterapkan maka agar dapatdiarahkan manusia dapat
menyesuaikan diri terhadap pekerjaan melalui proses seleksi, lalu latihan dan yang terahir adalah
adaptasi. Untuk melaksanakan hal tersebut terdapat dua buah pendekatan yaitu pendekatan yang
pertama dengan menerapkan ergonomi saat perencanaan dengan memperbaiki atau memodifikasi
pekerjaan yang sudah tersedia dengan memanfaatkan prinsip ergonomi yang dikenal dengan
pendekatan kuratif dan kedua pendekatan konseptual.

Dalam penelitiannya Tarwaka pada tahun2002 mengatakan bahwa penerapan ergonomi dalam sikap
kerja duduk atau duduk berdiri bergantian dalam berkerja dapat meningkatkan daya produksi karyawan
secara signifikan dibandingkan dengan sikap kerja berdiri(dikutip dari tarwaka 2002). Sedangkan
Adiputra pada tahun1998 mengatakan melalui penerapan ergonomi pada industri skala kecil dengan
memberikan kursi dan meja yang ergonomis tenaga kerja bisa bekerja lebih nyaman ( dikutip dari
Asiputra 1998).
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ergonomi merupakan ilmu yang menserasikan
alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, alat, dan batasan manusia untuk terwujudnya
kondisi kerja yang sehat, nyaman, aman dan efisien demi tercapainya produktifitas kerja yang baik.

Dalam dunia industri, ergonomi itu sangat mempunyai peranan yang cukup penting dan besar. Semua
bidang pekerjaan baik dalam industri maupun diluar industri selalu menggunakan ergonomi. Ergonomi
ini bisa diterapkan dalam dunia Industri diharapkan seorang karyawan merasakan kenyaman dalam
menjalankan pekerjaannya. Dengan adanya rasa nyaman sehingga dapat meningkatkan produktivitas
kerja menjadi lebih meningkat dan mengurangi kecelakaan akubat kerja. Secara garis besar ergonomi
dalam dunia industri akan memperhatikan hal-hal diatralain yaitu:

1. Yang pertama adalah lingkungan kerja. Dalam lingkungan kerja ini meliputi kebersihan, tata letak,
suhu, pencahayaan, sirkulasi udara, desain peralatan dan lainnya. Dengan lingkungan kerja yang sesuai
makai akan membuat kenyamanan bagi pekerja sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.

2. Yang selajutnya yaitu persyaratan fisik dan psikologis atau yang sering disebut dengan mental
pekerja dalam melakukan sebuah pekerjaan meliputi pendidikan,postur badan, pengalaman kerja, umur
dan lainnya.

3. Setelah itu ada Bahan-bahan/peralatan kerja yang berisiko dalam menimbulkan kecelakaan kerja
seperti palu, pisau, zat kimia, barang pecah belah dan lainnya

4. Yang terahir yaitu Interaksi antara pekerja dengan peralatan kerjaatara lain kenyamanan kerja,
kesehatan dan keselamatan kerja, kesesuaian ukuran alat kerja dengan pekerja, standar operasional
prosedur dan lainnya.

Di dunia industri ergonomic mempunyai tujuan yang sangat baik. Tujuan secara umum dari ergonomic
sendiri yaitu sebagia berikut:

a. Bisa meningkatkan kesejahteraan fisik maupun mental melalui upaya pencegahan cidera maupun
penyakit yang diakibat oleh kerjaan, sera bisa menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan
promosi dan kepuasan kerja.

b. Bisa meningkatkan kesejahteraan sosial bagi karyawan melalui peningkatan kualitas kontrak sosial,
selain itu juga dapat mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan
sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

c. Dapat menciptakan keseimbangan rasional antra berbagai aspek yaitu mulai dari aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas
kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

Untuk yang selajutnya yaitu memahami prinsip ergonomi. Dengan memahami prinsip ergonomi dapat
mempermudah evaluasi pada setiap pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan tentang ergonomi terus
mengalami kemajuan serta tidak ketinggalan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan terus berubah.
Prinsip ergonomi sendiri adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di dunia industri, menurut
Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu: (dikutip dari makalah
PENTINGNYA ERGONOMI DI TEMPAT KERJA oleh Alfi, Afrizal, Nuraini, Reza, Silvester, Wulan)

1. Bekerja dalam posisi normal;

2. Mengurangi beban yang berlebihan;

3. Menempatkan peralatan yang selalu dalam jangkauan;

4. Bekerja sesuai dengan ketinggian ukuran tubuh;

5. Dapat mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;

6. Minimalisasi gerakan diam;

7. Minimalisir titik beban;

8. Bisa mencakup jarak ruang;

9. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman;

10. Melakukan gerakan dan peregangan saat bekerja;

11. Membuat agar display dan contoh mudah untuk dipahami;

12. Mengurangi tingkat stres.

C. Penerapan Ergonomi dalam Industri

Penerapan ergonomic dalam industri terdapat berbagi macam diantaranya:

1. Posisi Kerja

Terdapat berbagai macam Posisi Kerja mulai dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana
kaki tidak terbebani dengan berat tubuh serta hingga posisi stabil selama menjalan pekerjaan. Bahkan
sampai dengan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan badan tertumpu secara
seimbang pada dua kaki.

2. Proses Kerja

Dalam proses kerja para pekerja dapat menjangkau peralatan yang akan dibutuhkan disaat kerja sesuai
dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Serta harus dibedakan
ukuran anthropometri barat dan timur.

3. Tata letak tempat kerja


Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol lebih banyak
digunakan terutama simbul-simbul internasional yang digunakan daripada kata-kata.

4. Mengangkat beban

Dalam mengangkat beban terdapat berbagai cara dalam mengangkat beban yakni mulai dari
menggunakan kepala, bahu, tangan, punggung dan seterusnya. Beban yang terlalu berat diangkat
dengan posisi yang tidak sesuai dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan
persendian akibat gerakan yang berlebihan.

D. Aplikasi dalam Penerapan Ergonomi

1. Posisi Kerja, seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa posisi kerja dibagi menjadi posisi duduk dan
posisi berdiri, dalam posisi duduk dengan kaki tidak terbebani berat tubuh dan posisi stabil selama
bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang segaris dan berat badan tertumpu
secara seimbang pada dua kaki.

a. Posisi Kerja Duduk

· Keuntungan bekerja dalam posisi duduk antara lain

1. Mengurangi kelelahan pada kaki.

2. Terhindarnya sikap yg tidak alamiah.

3. Berkurangnya pemakaian energy atau penghematan energi.

· Kerugian dalam mengerjakan pekerjaan ataupun berkerja dalam posisi duduk yaitu

1. Melembeknya otot perut sehingga menjadi gemuk.

2. Melengkungnya punggung sehingga menjadi penyakit kelainan tulang belakang.

3. Efek buruk b

b. Posisi Kerja Berdiri

Gambar: posisi kerja pada saat berdiri

Sumber; buku ergonomi industri

· Keuntungan dari posisi kerja berdiri yaitu :


1. Otot perut tidak kendor, sehingga vertebra atau ruas tulang belakang tidak rusak bila mengalami
pembebanan.

· Sedangkan kerugiannya yaitu :

1. Otot kaki cepat lelah karena otak kiri banyak digunakan.

c. Posisi Kerja Duduk - Berdiri

Pada posisi Duduk – Berdiri ini mendapatkan keuntungan secara biomekanis dimana tekanan pada
tulang belakang dan pinggang 30% lebih rendah dibandingkan dengan posisi duduk maupun berdiri
terus menerus karena bisa merilekskan tulang belakang.

2. Proses Kerja.

Para karyawan dapat menjangkau peralatan yang akan dibutuhkan dalam kerja sesuai dengan posisi
waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Serta jangan lupa untuk membedakan
ukuran anthropometri barat dan timur.

3. Tata letak tempat kerja.

Display yang dilakuakn harus jelas terlihat jelas disaat melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang
berlaku harus lebih banyak digunakan daripada kata-kata dikarena simbul lebih mudah diingat daripada
dengan kata-kata.

4. Mengangkat beban.

Terdapat berbagai macam cara dalam mengangkat beban yakni, mulai dengan menggunakan kepala,
bahu, tangan, punggung dan sebagainya. Beban yang melebihi kemampuan dapat menimbulkan cedera
pada tulang punggung, jaringan otot dan persendian sehingga mengakibatkan gerakan yang berlebihan.
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO(dikutip dari ILO) sebagai berikut:

1. Tingkat dewasa

a. sesekali
1) Pria 40 kg

2) Wanita 15 kg

b. Terus-menerus

1) Pria 15-18 kg

2) Wanita 10 kg

2. Tingkat muda

a. sesekali

1) Pria 15 kg

2) Wanita 10-12 kg

b. Terus-menerus

1) Pria 10-15 kg

2) Wanita 6-9 kg

a) Organisasi kerja

Pekerjaan yang dilakukan harus diatur dengan cara:

1. Alat batu mekaik dipelukan kapaun.

2. Frekuensi dalam bergerak diminimalisir.

3. Jarak untuk mengangkat beban dikurangi

4. Dalam membawa beban yang perlu diingat bidangnya tidak boleh licin serta dalam mengangkt
beban tidak boleh diangkat tinggi-tinggi.

5. Prinsip ekonomi yang sangat relevan bisa diterapkan.

b) Metode mengangkat beban

Semua karyawan harus diajarkan bagaimana cara mengangkat beban yang baik serta benar agar tidak
mudah capek dan terjadi kecelakaan kerja. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai
yang didasarkan pada dua prinsip yaitu :

1. Otot ounggu harus lebih sedik untuk digunakan daripada otot lengan.

2. Dan untuk memulai gerakan horizontal maka harus menggunakan momentum berat badan.
Selain itu juga terdapat prinsip kerja mengangkat beban yaitu:

1. Posisi kaki yang betul.

2. Punggung yang kuat dan kekar.

3. Posisi lengan lebih dekat dengan tubuh.

4. Mejinjing dengan benar.

5. Mengenakan berat badan.

c) Supervisi medis

Secara kontinyu semua karawan mendapatkan supervise medis secara teratur. Pemeriksaan
sebelm berkerja diwajibkan untuk menyusuaikan dalam beban kerja. Sedangkan pemeriksaan berkala
dimaksudkan untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya serta dapat mendeteksi bila
terjadi kelainan pada karyawan. Selain itu nasehat juga harus diberikan teutama tentang hygiene dan
kesehatan, terutama kepada wanita muda dan yang sudah berumur.

Oleh karena itu penerapan prinsip ergonomi di dunia industri diharapkan dapat menghasilkan beberapa
manfaat yang menguntungkan sebagai berikut:

pertama adalah mengetahui tentang pengaruh dari jenis pekerjaan pada diri pekerja dan kinerja pekerja
sehingga dalam menerima karyawan itu tidak berlebihan dan juga tidak sembarangan dalam merekrut
calon karyawan. Sehinga industri tersebut tidak sia-sia dalam menggaji karyawan serta
mempekerjakanya.

Untuk yang selajutnya yaitu dapat memprediksi potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pekerja. Jadi
dengan penerapan ergonomi ini dapat menganalisa hal apa yang akan terjadi oleh karyawannya disaat
kerja sehinga bisa diantisipasi dengan tulisan tentang k3 atau melengkapi fasilitas Safety sehingga dapat
meperkecil kecelakan dalam kerja yang terjadi di dunia industri.

Untuk yang ke tiga yaitu dapat mengevaluasi kesesuaian peralatan kerja, tempat kerja dengan pekerja
saat bekerja. Setelah kita analisa pastinya kita akan mendapatkan hasil yang baik dan yang buruk, untuk
hasil yang baik maka kita teruskan. Untuk hasil yang buruk maka kita evaluasi.

Selain itu ergonomi juga mempunyai manfaat untuk meningkatkan produktivitas dan upaya untuk
menciptakan kesesuaian antara kemampuan pekerja dan persyaratan kerja. Sehingga dunia industri
dapat menigkatkan produksinya serta dapat meminimalisir pemgeluarnya. Sehingga dapat memajukan
sdm yang brerkerja di industri tersebut.

Yang ke lima dapat membangun pengetahuan dasar untuk mendorong karyawan dalam meningkatkan
sumber dayanya. Perusahan atau industri setelah karyawan diterima jangan hanya dibiarkan saja akan
tetapi di beri kemampuan dasar Hal ini harus di lakukan karena dapat meningkatkan penghasilan
perusahaan maupun industri. Contohnya yaitu dalam industri tekstil karyawan harus dibekali tetntang
cara mengoprasikan mesin, cara mimilin benang dan sebagianya. Hal tersebut dilakuan agar tidak
merugikan perusahaan.

Setelah itu dapat mencegah dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja. Setelah sebuah
industri menganalisa dan menata alat alat agar ergonomi pastinya ada hal yang mengakibatkan hazart.
Sehingga industri dapat meminimalisair. Meminimalisir ini dengan cara memberi pelindung atau
perhatian seperti pada gambar.

Selain itu dapat meningkatkan faktor keselamatan kerja. Dengan dipasangnya caution caution di daerah
yang menyebabkan kecelakaan kerja. Selain itu karyawan juga diberi pelindung agar dapat
meminimalisir kecelakaan kerja. Sehingga dengan hal hal tersebut dapat meningkatkan faktor
keselamatan kerja di dunia industri.

Yang terahir yaitu dapat meningkatkan keuntungan, kesejahteraan serta kesehatan untuk karywan dan
institusi. Apabila semuamya sudah beres maka industri itu akan mudah menjalankan pekerjaan. Dan
akan mengurangi pengeluaran apabila kecelakaan kerja berkurang sehingga pendapatan akan
meningkat.

Selain itu juga terdapat keuntungan melakukan penilaian ergonomi di tempat kerja yaitu :

1. Dapat meningkatakan keamanan dalam kecelakaan kerja

2. Mengurangi potensi gangguan kesehatan pada pekerja

3. Pada peran ergonomic meningkatkan produktivitas dan penampilan kerja sangat besar dalam
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.

(sumber www.wsib.on.ca)

E. Kaitan Ergonomi dengan Dunia Industri

Didalam ergonomic terdapat akronim ENASE kepanjangnanya yaitu Efektif, Nyaman, Aman, Sehat,
Efisien pada masing-masing orang. Yang dimaksud dengan efektif yaitu bekerja dengan efektif sehingga
target terpenuhi. Selajunjutnya ada nyaman, yang dimaksud dengan nyaman adalah karyawan dalam
berkerja tidak mudah lelah. Lalu yang dimaksud dengan aman yaitu timbulnya rasa aman dan tidak was-
was dalam bekerja. Dan yang dimaksud dengan sehat yaitu dimana kondisi karyawan merasa tidak sakit,
baik sakit fisik maupn psikis. Dan yamng terahir adalah efisien yang dimaksud dengan efisien adalah
karyawan berkerja dengan gerakan, usaha, waktu dan kelelahan yang sedikitmungkin.

Konsep ENASE sendiri dalam kaitan dengan ergonomic dapat menciptakan metode, lingkungan dan
peralatan kerja yang mampu menstimulasi ENASE sesuai dengan kebutuhan karyawan. Jadi ENASE ini
merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam implementasi ergonomic di dunia industri. ENASE tidak
hanya dirasakan oleh fisik pekerja saja akan tetapi juga dapat dirasakan secara psikologis juga. Dalam
tubuh manusia apabila dibebani kerja secara terus menerus dalam keadaan statis akan menimbulkan
rasa lelah dan bisa jadi berkembang menjadi rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu.

Pada kondisi kerja tertentu dapat menggambarkan kecenderungan dalam mengalami beberapa keluhan
antara lain :

1. Algias: Penyakit ini biasanya terjadi pada juru ketik, sekretaris, pekerja yang postur tubuhnya dalam
berkerja kebanyakan membungkuk ke depan, serta dapat terjadi juga vertebral syndrome pada
pembawa barang, pengantar barang & penerjun payung.

2. Osteo articulardeiatins: seperti scoliosis bentuk tulang yang membentuk huruf s dapat terjadi pada
pemain violin & operator pekerja bangku, bungkuk (kifosis) pada buruh pelabuhan dan
pembawa/pemikul keranjang, datarnya telapak kaki pada para penunggu, pembuat roti dan pemangkas
rambut.

3. Rasa nyeri pada otot dan tendon: rusaknya tendon achiles bagi para penari, tendon para ekstensor
panjang bagi para drummer, tenosynovitis pada pemoles kaca, pemain piano dan tukang kayu.

4. Iritasi pada cabang saraf tepi: saraf ulnar bagi para pengemudi kendaraan, tukang kunci, tukang
pande besi, reparasi arloji, enjilidan buku, pemotong kaca, dan pengendara sepeda.

Dari berbagai keluhan diatas, maka akan muncul CTD (Cummulative Trauma Disorder), yaitu trauma dari
keadaan yang tidak teratur. Gejala ini muncul karena terkumpulnya kerusakan kecil akibat trauma
berulang yang membentuk kerusakan cukup besar untuk menimbulkan rasa sakit.

Trauma pada jaringan timbul karena:

1. Overexertion: Proses penggunaan yang berlebihan.

2. Overstretching: Proses peregangan yang berlebihan.

3. Overcompression: Proses penekanan yang berlebihan.

Cumulative Trauma Disorder (CTD) dalam dunia industri atau dalam pembelajaran ergonomi sering
diartikan sebagai kerusakan trauma komulative. Penyakit ini dapat terjadi karena berbagi kumpulan
kerusakan kecil yang diakibatkan oleh trauma yang berulang-ulang yang dapatsebagian membentuk
kerusakan yang cukup besar dan dapat menimbulkan rasa sakit. Hal ini bisa terjadi karena akibat
penumpukan cidera kecil yang setiap kali tidak sembuh total dalam jarak waktu yang tertentu yang bisa
saja dalam waktu pendek dan bahkan dalam jangka waktu yang sangat lama. Hal ini akan cepat hilang
tergantung dari berat ringan trauma setiap hari, yang sering diekspresikan sebagai rasa nyeri,
kesemutan, bahkan bengkak dan masih banyak gejala lainya.

Gejala CDT sering kali muncul pada jenis pekerjaan yang itu-itu saja atau yang sering disebut monoton.
Sikap kerja yang tidak bisa alamiah, penggunaan serta pergerakan otot yang terlalu melebihi batas
kemampuammya. Biasanya gejala yang muncul diamggap sepele bahkan dianggap tidak ada oleh
manusia. Penyebab trauma yang terjadi pada jaringn tubuh disebabkan oleh beberapahal antara lain:
over exertion, over stretching, dan over compressor.

Didalam berkerja apakah seorang karyawan pernah merasakan atau melakukan hal yang ada dibawah ini
:

a) Membekokkan dan atau memutar pergelangan tangan?

b) Menahan siku dari badan ?

c) Meraih di belakang punggung anda ?

d) Mengangkat atau melempar sesuatu diatas bahu?

e) Mengangkat sesuatu dari bawah lutut?

f) Menggunakan jepitan jari?

g) Bekerja dengan leher tertekuk?

h) Memotong daging dengan keras?

i) Mengangkat barang berat?

j) Mengunakan satu jari atau jempol untuk mengoprasikan alat?

k) Menggunakan alat dengan ujung tang keras dan tajam?

l) Menggunakan alat yang bergetar?

m) Menggunakan peralatan tangan seperti palu?

n) Berkerja dengan ruang yang dingin?

Menurut buku perencanaan sistem kerja dan ergonomi jilid 1apabila karyawan menjawab “ya”
disalahsatu pertanyaan yang ada diatas, ma kemungkinan besar karyawan berada dalam resiko untuk
mengalami kelainan mengalmi trauma yang serius dan terus menerus (cumulative trauma disorder –
CTD).

CDT sendiri dapat digolongkan sebagai penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan, Ada beberapa
faktorresiko untuk terjadinya CTD, yaitu:

a) Terdapat posture atau sikap tubuh yang tidak sesuai.

b) Ada yang melebihi kemampuan dalam jaringan.


c) Lamanya waktu pada saat melakukan posisi janggal.

d) Frekuensi siklus gerakan dengan posture janggal permenit.

Berikut ini beberapa contoh Cumulative Trauma Disorder ( CDT)

a) Tendinitis adalah tendon yang meradang. Biasnya Tendinitis mempunyai gejal yang muncul: sakit,
nyeri tekan, bengkak, lemah di pada bagian siku adan bahu. Contohnya seperti pada gambar dibawah
ini.

b) Rotator cuff tendinitis adalah satu atau lebih dari empat rotator cuff tendonitis pada bahu
meradang. Biasanya mempunyai gejala sebagai berikut: sakit, gerakan terbatas pada bahu. Contohnya
seperti pada gambar dibawah ini.

c) Tenosynovitis adalah pembengkakan pada tendon dan sarung. Gejala yang sering muncul pada
Tenosynovitis yaitu pembengkakan, nyeri tekan, sakit pada tempat yang terpapar seperti: siku, tangan,
lengan. Contohnya seperti pada gambar dibawah ini.

d) Carpal tunnel syndrome adalah tekanan yang terlalu berat pada syaraf medianus yang melalui
pergelangan tangan. Gejala yang sering terjadi pada Carpal tunnel syndrome yaitu: mati rasa,
kesemutan, pegal, dan sakit pada pergelangan tangan. Contohnya seperti pada gambar dibawah ini.

e) Tennis elbow adalah peradangan pada tendon di siku.Gejala yang sering kali muncul pada Tennis
elbow yaitu: sakit, sedikit bengkak, dan lemah. Contohnya seperti pada gambar dibawah ini.

f) White finger adalah pembuluh darah di jari-jari rusak.Gejala yang sering terjadi pada White finger
yaitu: pucat di jari-jari, mati rasa, dan perasaan seakan jari terbakar. Contohnya seperti pada gambar
dibawah ini.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi tersebut diatas bisa terjadi yaitu:

a. Lingkungan kerja

b. Penerangan/cahaya

c. Temperatur/suhu udara

d. Kelembaban

e. Sirkulasi udara
f. Musik

g. Kebisingan

h. Keamanan

i. Getaran mekanis

j. Bau tidak sedap

k. Tata warna

l. Dekorasi

(dikutip dari buku Ergonomi untuk Keselamatn, Kesehatan kerja dan produktifitas )

Pencegahan terhadap kelelahan akibat kerja:

1. Menggunakan secara benar dan secara baik waktu istirahat kerja.

2. Melakukan koordinasi yang baik antara pimpinan dan karyawan.

3. Mengusahakan kondisi lingkungan kerja untuk selalu sehat, aman, nyaman dan selamat.

4. Mengusahakan sarana dan prasarana kerja yang ergonomis.

5. Memberikan kesejahteraan yang memadai terharap lingkunga dan pekerja.

6. Merencanakan rekreasi bagi seluruh karyawan, dengan rekreasi karyawan bisa menghilangkan
kepenatan dalam berkerja.

Berdasarkan Antropometri, Biomekanika, Fisiologi Kerja, Pencegahan dan Pengendalian Bahaya. Dengan
diterapkannya ergonomi, sistem kerja di dunia industri dapat menjadi lebih produktif dan efisien.
sehingga dilihat dari sisi rekayasa, informasi hasil penelitian ergonomi dapat dikelompokan dalam
beberapa bidang penelitian, diantaranya:

1. Antropometri

2. Pencegahan dan Pengendalian Bahaya

3. Fisiologi

4. Biomekanika

Penjabaran dari 4 hal tersebuat akan dibahas dibawah ini:

1. Antropometri
Antropometri iyalah pengetahuan yang menyangkut tentang pengukuran dimensi tubuh manusia dan
karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat-alat atau benda-benda yang
digunakan oleh manusia. Antropometri sendiri dibagi atas dua bagian utama, yaitu:

a. Yang pertama adalah Antropometri Statis struktural. Yang dimaksud dengan Antropometri Statis
adalah Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier permukaan tubuh. Contoh dari pengukuran
antropometri yaitu: pengukuran tinggi badan pada posisi berdiri.

b. Antropometri Dinamis atau fungsional. Yang dimaksud dengan antropometri dinamis yaitu
pengukuran keadaan dan ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak. Pada intinya pengukuran keadaan
dan cii fisik pekerja dalam kaeadaan bergerak. Contoh dari antropometri inamis atau fungsional yaitu
seperti : pengukuran sudut putaran tangan kita.

Yang sering disebut sebagai antropometri rekayasa sebenarnya adalah aplikasi dari gabuangan kedua
bagian utama diatas untuk merancang workspace atau rung gerak untuk berjerja dan peralatan yang
akan digunakan dalam berkerja. Permasalahan variasi dimensi antropometri seringkali menjadi faktor
utama dalam menghasilkan rancangan sistem kerja yang fit untuk karyawan ataupun pengguna. Dimensi
dari tubuh manusia itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus menjadi salah satu
pertimbangan untuk menentukan sampel data tersebut adalah:

a. Yang pertama yaitu melalui umur. Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai
sekitar 20 tahun untuk pria sedangakan wanita akan tumbuh berkembang dari lahir sampai umur 17
tahun. Manusia ada kecenderungan berkurang atau penyusutan tinggi badan setelah berumur sekitar 60
tahun.

b. Yang kedua berdasarkan Jenis kelamin. Pada umumnya laki-laki memiliki dimensi tubuh yang lebih
besar dari perempuan kecuali dibagian dada dan pinggul.

c. Yang ke tiga berdasararkan rumpun dan suku bangsa

d. Untuk yang selanjutnya yaitu Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga dapat berpengaruh.

e. Kondisi waktu pengukuranpun juga bisa mepengaruhi ukuran tinggi badan.

Metode Perancangan dengan Antropometri atau Antropometric Method terdiri dari dua pilihan dalam
merancang suatu sistem kerja berdasarkan data antropometri, antara lain:

a. Disesuai dengan kebutuhan tubuh pekerja yang bersangkutan atau perancangan individual yang
terbaik secara ergonomi.

b. Disesuai dengan populasi banyak atau sedikitnya pemakai atau pekerja. Dalam perancangan untuk
populasi sendiri memiliki tiga pilihan yaitu:
a) Design for extreme individuals. Arti dari kalimat disamping adalah desain untuk individu yang
ekstrim

b) Design for adjustable range. Arti dari kalimat disamping adalah desain untuk rentang disesuaikan

c) Design for average. Arti dari kalimat disamping adalah Desain untuk rata-rata.

2. Biomekanika

Biomekanika ilmu yang menggunakan hukum fisika dan konsep-konsep mekanika untuk
mendeskripsikan gerakan dan gaya pada berbagai macam bagian tubuh ketika melakukan aktivitas
terutama dalam berkerja. Faktor ini berhubungan dengan pekerjaan material handling atau pekerjaan
yang berhubungan dengan tangan yaitu, seperti pemindahan barang secara manual, atau pekerjaan lain
yang kebanyakan selalu menggunakan otot tubuh. Meskipun kemajuan teknologi membantu aktivitas
manusia, akantetapi tetap saja masih ada beberapa pekerjaan manual yang tidak dapat dihilangkan atau
pun diganti dengan mesin hal ini telah dipertimbangan biaya maupun kemudahan.

Pekerjaan ini sangat membutuhkan usaha fisik yang sedang hingga yang besar dalam durasi waktu kerja
tertentu, misalnya dalam hal penanganan atau pemindahan material secara manual. Usaha fisik yang
satu ini banyak mengakibatkan kecelakaan kerja ataupun low back pain.

3. Fisiologi

a. Pengukuran Konsumsi Energi

Secara garis besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik atau yang
sering disebut dengan kerja menggunakan otot dan kerja mental yang sering orang bilang yaitu berkerja
menggunakan pikiran. Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna dan seutuhnya, karena
memiliki hubungan yang sangat erat antara satu dengan lainnya. Apabila dilihat dari segi energi yang
dikeluarkan daro keduanya baik yang menggunakan otot maupun yang menggunakan pikiran, kerja
mental murni relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik. Akan tetapi kerja fisik
akan mengakibatkan perubahan pada fungsi dari alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi melalui
perubahan :

a) Konsumsi oksigen.

b) Denyut jantung.

c) Pengeluaran Energi.

d) Peredaran udara dalam paru-paru.

e) Temperatur tubuh.

f) Konsentrasi asam laktat dalam darah.

g) Komposisi kimia dalam darah & air seni.


h) Tingkat penguapan, dan faktor lainnya.

Sedang kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi.
Konsumsi energi yang dibutuhkan waktu bekerja ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan
cara pengukuran :

a) Kecepatan denyut jantung

b) Mengkonsumsi oksigen

denyut nadi atau denyut jantung merupakan perubah yang penting dan pokok, baik dalam penelitian
lapangan atau penelitian dilaboratorium. Penentuan konsumsi energi, biasa digunakan parameter
indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini merupakan perbedaan antara kecepatan
denyut jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan denyut jantung sisaat istirahat.
(Widyasmara, 2007).

Pikiran merupakan bentuk energi paling kuat di duni. Kekuatan dari pikiran dapat membuat hidup kita
menjadi beragam mulai dari yang logis hingga tidak logis. Tidak ada yang dapat terjadi dalam hidup kita
apabila kita tidak memikirkannya terlebih dahulu. Pertimbangkan fakta ini: kita dapat mengendalikan
hidup kita, lebih dari yang kita bayangkan. Kemudian, kita secara mudah dapat mengendalikan pikiran
kita dan mengarahkannya untuk mencapai tujuan-tujuan kita.

Pengukuran Beban Psikologis

Dalam aspek psikologi suatu pekerjaan dapat berubah pada setiap saat. Banyak sekali faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan psikologi tersebut. Sehingga faktor-faktor tersebut dapat berasal dari
dalam diri pekerja atau internal bisa juga dari luar diri pekerja bahkan dari lingkungan atau yang banyak
dikenal dengan faktor eksternal. Baik faktor internal maupun eksternal ini sulit untuk dilihat secara mata
telanjang, sehingga dalam pengamatan hanya dilihat dari hasil pekerjaan atau faktor yang dapat diukur
secara objektif, atau pun dari tingkah laku pekerja sendiri yang dapat diidentifikasikan. Pengukuran
beban psikologi dapat dilakukan dengan :

Ø Berikut ini pengukuran beban psikologi secara objektif

a. Yang pertama adalah pengukuran denyut jantung. Secara umum, peningkatan denyut jantung ini
sangat berkaitan dengan meningkatnya level pembebanan kerja atau pekerjaan yang dikerjakan oleh
karyawan atau orang.

b. Untuk yang kedua ini adalah pengukuran waktu kedipan mata.

Secara umum, pekerjaan yang membutuhkan atensi visual berasosiasi dengan kedipan mata yang
lebih sedikit, dan durasi kedipan lebih pendek sehingga menyebabkan orang banyak berkedip.

c. Dan untuk yang terahir ini yaitu pengukuran dengan metoda lain.
Pengukuran dengan metode lain ini dilakukan dengan alat flicker, flicker ini adalah berupa alat yang
memiliki sumber cahaya yang berkedip makin lama makin cepat hingga pada suatu saat sulit untuk
diikuti oleh mata biasa.

4. Pencegahan dan Pengendalian Bahaya

a. Perencanaan dan Pengendalian secara Teknik

Teknik kontrol merupakan mekanisme yang lebih disukai dari pada yang lainya untuk mengendalikan
bahaya ergonomis. Hal ini mungkin memerlukan perancangan ulang mulai dari stasiun kerja, metode
kerja, bahkan sampai dengan alat hal ini berfungsi untuk mengurangi tuntutan pekerjaan, seperti
tenaga, pengulangan, dan posisi yang aneh. Seperti pada gambar dibawah merupakan salah satu cara
dalam bekerja secara ergonomis dengan cara pengadaan suatu alat yaitu mulai berupa tempat duduk
atau kursi seperti yang ditunjukkan gambar dibawah ini.

pengendalian bahaya ini mempunyai fungsi untuk menghilangkan, mengurangi, serta mengontrol
adanya faktor resiko.

b. Pengendalian secara Administrasi

Dalam pengendalian secara administrasi ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1) Penggantian personil untuk berbagai macam pekerjaan dengan persyaratan fisik yang berbeda.

2) Membuat jadwal kerja / jadwal istirahat istirahat.

3) Pelatihan personil untuk menggunakan metode kerja yang sesuai / cocok.

c. Desain Kantor Kerja. Kantor kerja harus mudah disesuaikan untuk mengakomodasi pekerja dalam
melakukan tugas.

d. Pelatihan

1) Pelatihan harus memungkinkan setiap orang untuk mengenali faktor risiko dan memahami prosedur
yang digunakan untuk meminimalkan resiko.

2) Pelatihan penyegaran harus disediakan setiap tahun dan pelatihan ulang harus dilakukan ketika
personil ditugaskan ke pekerjaan baru dengan risiko yang berbeda, atau risiko baru ditemukan.

F. Waktu Bekerja dan Istirahat yang Baik Bagi Pekerja

1. Lama bekerja
Lamanya karyawan dalam berkerja sehari yang baik pada umumnya 6 – 8 jam sisa waktunya itu untuk
istirahat atau kehidupan dalam keluarga serta kehidupan bermasyarakat. Dalam hal lamanya kerja
melebihi ketentuan-ketentuan yang ada, perlu mengatur secara khusus muai dari mengaur istirahat
khusus dengan mengadakan organisasi kerja secara khusus pula. Pengaturan kerja dengan demikian
bertujuan agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani serta rohani karyawan maupun warga yang ada
diindusri tersebut dapat dipertahankan .

2. Istirahat

Dalam istirahat terdapat 4 jenis istirahat. 4 jenis istirah itu meliputi :

a. Yang pertama adalah istirahat secara spontan. Yang dimaksud dengan istirahat dengan secara
sepontan adalah istirahat pendek setelah pembebanan atau melakukan suatu pekerjaan.

b. Untuk yang ke dua yaitu istirahat curian. Istirahat ini bisa terjadi jika beban kerja tidak di imbangi
oleh kemampuan kerja jadi mengakibatkan istirahat curian.

c. Setelah itu ada yang namanya Istirahat yang ditetapkan. Yang dimaksud dengan istirahat yang
ditetapkan adalah istirahat atas dasar ketentuan perundang-undangan.

d. Dan yang terahir adalah Istirahat, oleh karena proses kerja tergantung dari bekerjanya mesin
peralatan atau prosedur-prosedur kerja

G. Upaya kesehatan kerja

1. Gizi dan produktivitas

Seorang pekerja dalam bekerja serta dalam kehidupannya harus memerlukan kalori makanan yang
cukup untuk menjalani aktivitas manuasia dalam berkerja. Berikut ini adalah susunan menu makanan
yang baik bagi pekerja adalah sebagai berikut :

a. Makanan pokok

Makanan pokok yang dibutuhkan oleh karyawan dalam memenuhi kebutuhannya supaya bisa berkerja
dan melakuakan aktifitas dalam kesehariannya adalah:

1) Bahan makan yang umum dimakan dengan porsi besar sehingga dapat diharapkan menjamin
kebutuhan tenaga (kalori) yang cukup besar pula.

2) Bahan makanan yang mudah didapatkan atau makan yang sesuai dengan kesukaan keluarga hal ini
digunakan agar makan dengan lahab dan banyak.

3) Bahan-bahan yang diperluka yaini berupa beras, jagung, sagu, ubi, dll

b. Lauk pauk
Dalam memenuhi gizi agar dalam berkerja bisa kuat tidak hanya dibutuhkan kalori saja akan tetapi juga
diperlukan lauk agar tidak mudah lemas

1) Bahan makan umum yang dapat mengganti bagian sel tubuh yang aus dan rusak.

2) Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk lauk pauk yaitu berupa kedelai, kacang, tempe, tahu, dan lain
sebagaimya.

c. Sayuran, yakni :

1) Bahan makan yang umum dapat mempertahankan tubuh, serta dalam kondisi sehat bisa menyerang
serangan atau penyakit.

2) Sayuran yang dibutuhkan biasanya yang berwarna karena lebih baik khasiatnya misalnya kangkung,
bayam, wortel, tomat, dll

d. Buah yakni;

1) Bahan makan yang gunanya hamper menyerupai seperti sayuran.

2) Di negara Indonesia buah sangat terkenal sebagai pencuci mulut.

3) Buah dapat dimakan setelah makan besar dan biasa dimakan dan sebagai maknan diluar waktu-
waktu makan. Sebaiknya makan buah-buahan yang sesuai dengan musimnya sebab relative lebih
murah.

2. Penerangan dan dekorasi

Penerangan serta dekorasi yaitu digunakan untuk menyingkron akan antara mata dan pekerjaan atas
dasar faktor kejiwaan.

Intensitas penerangan

Pekerjaan

Contoh – contoh

Tingkat penerangan yang perlu

Tidak teliti

Peninmbunan barang

80 sampai dengan 70

Agak teliti

Pemasangan(tidak teliti)
170 sampai dengan 350

Teliti

Membaca, menggambar

350 sampai dengan 700

Sagat teliti

Pemasangan (teliti)

0 sampai dengan 1000

Warna di tempat kerja

Warna yang dipakai di tempat kerja sangat berpengaruh dengan kinerjanya karena dapat menimbulkan
penciptaan kontras warna agar tangkapan mata dan pengadaan lingkungan psikologis yang optimal.

3. Pemeliharaan indera pendengaran musik

a. Kebisingan,efek dserta pencegahannya

Secara keseluruhan pengaruh kebisingan keseluruhan ada bebrapa yaitu adalah sebagi berikut :

1) Kerusakan pada indera pendengaran atau gendang telinga

2) Gangguan komunikasi dikarena rusaknya indra pendengaran dan mengakibatkan timbulnya salah
pengertian

3) Pengaruh faal,seperti gangguan psikomotor, gangguan tidur, dan efek - efek saraf otonom.

4) Efek psikologis yaitu perasaan terganggu dan ketidaksenangan

b. Music dan pekerjaan

Musik dalam bekerja diharapkan dapat meningkatkan kegairahan dan kesegaran dalam berkerja, akan
tetapi musik tidak dapat digunakan dlam kebisingan yang banyak, karena pada keadaan seperti itu music
dapat menambah besarnya gangguan. Musik dapat dimainkan atau dputar pada saat sebelum bekerja,
Ketika bekerja, pada waktu istirahat atau ketika pulang menurut sesuai dengan kebutuhan.

4. kesegaran jasmani

Mengingat dalam hal pentingnya kesegaran jasmani untuk kesehatan dan produktivitas. Maka
pembinaan dalam bidang kesegaran jasmani perlu mendapat perhatian yang lebih, serta sungguh -
sungguh baik berupa pelaksanaan, serta pembinaan kesegaran jasmani yang khusus maupun melalui
berbagai kegiatan olahraga yang bisa untuk dilkukan. Pembinaan kesegaran jasmani perlu dilakuakan
semenjak seleksi karyawan yang berupa tes kesegaran jasmani. Misalnya, program aerobic dari cooper
sehingga dapt menjaga kesehatan jasamani dari karyawan.

H. Hambatan dalam Penerapan K3 dan Ergonomi

K3 (Kesehatan dan keselamatan kerja) merupakan salahsatu hak asasi karyawan dan merupakan salah
satu syarat untuk dapat meningkatkan produktivitasnya didalam bekerja. Disamping itu K3 ini juga
merupakan syarat untuk memenangkan persaingan bebas antar industri di era globalisasi dan pasar
bebas Asean Free Trade Agrement (AFTA), bahkan World Trade Organization (WTO) serta Asia Pacipic
Economic Community (APEC). Sehinnga untuk bisa ikut serta dalam bersaing di pasar bebas tersebut
maka program k3 (kesehatan dan keselamatan kerja) harus selalu diterapkan di semua tempat kerja.
Sedangkan untuk ergonomi disamping untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan Kerja juga dapat
meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Sehingga dalam penerapan ergonomi serta K3
( keselamatan dan kesehatan kerja) yang baik dan benar di perusahaan akan dapat meningkatkan
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja sekaligus dapat meningkatkan produktivitas kerja dari
karyawan. Walaupun penerapan ergonomi berserta K3 di dunia industri telah terbukti dapat
meningkatkan kesehatan, keselamatan dan produktivitas dalam berkerja dari karyawan namun pada
kenyataannya penerapan ergonomi dan keselamatan dan kesehatan kerja di dunia industri terutama di
industri kecil dan menengah masih dari kata jauh dengan apa yang diharapkan. Hambatan-hambatan
dalam penerapan ergonomi dan K3 disebabkan oleh beberapa faktor utama, berikut ini aktor-faktor
penyebab kegagalan dalam penerapan ergonomi:

1. Petugas K3 belum mampu dalam menunjukkan keuntungan dari program kesehatan dan
keselamatan kerja dalam bentuk finansial pada industri.

Hingga saat ini tujuan dari penerapan kesehatan dan keselamatan kerja baru tahap menciptakan tempat
dan lingkungan kerja yang sehat dan aman saja. Sehingga karyawan menjadi sehat dan selamat dalam
melaksanakan pekerjaan. Sedangkan untuk penerapan bagian ergonomi lebih maju sedikit dari
penerapan k3 yaitu mampu mengupayakan agar karyawannya mampu bekerja secara sehat, selamat
dan efisien sehingga dalam berkerja dapat meningkat. Dalam penerapan Ergonomi dan K3 dapat
menurunkan angka kecelakaan serta angka ijin tidak masuk karena sakit atau kecelakaan akibat kerja.
Apabila mendapatkan tujuannya sampai disitu sudah dianggap sudah sesuau. Wajar apabila para
manejer menganggap program k3 maupun ergonomi hanya digunakan dalam kepentingan tenaga kerja
saja dan digunakan untuk pengeluaran, serta pengusaha tidak mementingkan angka kecelakaan, angka
kecelakaan dari penerapan K3 dan ergonomi yang mereka inginkan yaitu seberapa berapa mereka bisa
saving money atau berbahasa perusahaan (menurut Wilson and Corlet, 1990). Di sisi inilah yang selalu
menjadi kendala dimana pengusaha menginginkan manfaat dalam bentuk uang maupun penghematan
uang dalam usaha. Sedangkan dalam penerapan ergonomi dan K3 belum mampu untuk menyujudkan
data sampai hingga kesitu.
2. Manajemen perusahaan yang memberikan prioritas yang rendah dan paling belakang pada program
K3 dan ergonomi dalam program kerja perusahaan.

Pengoperasian didalam perusahaan jenis usahanya ternyata program ergonomi dan K3 merupakan
prioritas yang sangat rendah dalam perusahaan. Sehingga disetiap pengusulan program ergonomi dan
K3 nerupakan penggunaan dana sisa setelah program yang lain terlaksana. Padahal program ergonomi
dan K3 dapat mendukung percepatan dalam mencapaian tujuan sebuah perusahaan. Hal ini
kemungkinan jberkaitan dengan petugas K3 dan ergonomi belum mampu menunjukkan kepada
pengusaha bawasannya penerapan ergonomi dan K3 dapat meningkatan keuntungan dari industri.
Pemberian prioritas dalam prgram ergonomi dan K3 dapat dilihat melalui:

a. Disetiap rapat operasional atau operation meeting jarang melibatkan tenaga kesehatan dan
keselamatan kerja.

b. Pada posisi bagian k3 dalam struktur organisasi sering di bawah personalia (HRD).

c. Didalam pemilihan, pembelian serta pengadaan peralatan untuk kerja maupun mesin jarang
melibatkan bagian k3.

d. Didalam pengembangan industri jarang melibatkan bagian k3.

e. Dalam menemtukan prioritas program industri jarang melibatkan bagian k3.

f. Kalau terdapat masalah kecelakaan baru yang pertama ditegur adalah k3.

g. Memberikan penghargaan dan insentif pada tenaga kesehatan dan k3.

Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh petugas K3 maupun ergonomi belum dapat memberikan
kontribusi dalam manajemen industri baik untuk peningkatan produksi, peningkataan pemasaran,
bahkan dalam peningkatan keuntungan dalam bentuk finansial. Tujuan program K3 dan ergonomi di
perusahaan seharusnya selaras dengan tujuan perusahaan dalam meningkatan keuntungan

3. Kurangnya pengetahuan dalam pengetahuan K3 dan ergonomi dari pihak manajemen industri
maupun karyawan.

Pengetahuan manajemen industri beserta karyawan mengenai info tentang K3 dan ergonomi masih
sangat kurang. Sehingga banyak tenjadi faktor penghambat untuk menerapan K3 dan ergonomi di dunia
industri. akantetapi melalui penjelasan tentang maksud serta tujuan diterapannya K3 dan ergonomi di
dunia industri sering membantu dalam memperlancar bahkan menjadi program selanjutnya. sehingga
sebelum menerapkan program K3 maupun ergonomi perlu serta diharuskan penjelasan dengan sebaik-
baiknya maksud berserta tujuan program dari industri tersebuat yang akan diterapkan kepada
manajemen industri maupun karyawannya.

4. Keterbatasan dalam modal


Akibat dari program yang belum tahu manfaatnya baik dari sudut pengeluaran serta keuntungan, dan
terjadinya pengeluaran yang besar dalam pelaksanaan program dari K3 dan ergonomi. Apalagi
dibersamai dengan modal yang terbatas maka mengakibatkan pelaksanaan program K3 dan ergonomi
tidak menjadi prioritas lagi bagi manajemen industri maupun karyawan. Walaupun dengan modal yang
terbatas kalau tujuan program sudah jelas apalagi dengan mampu untuk menekan serta dapat
meningkatkan keuntungan. Maka modal terbatas kemungkinan dapat disisihkan guna penerapan
program K3 dan ergonomi.

e. Pengawasan serta penerapan sangsi yang lemah oleh pemerintah.

Penerapan peraturan yang tidak dibersamai dengan pengawasan serta sanksi yang ketat serta kontinyu
seperti penerapan pada program K3 dan ergonomi tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Namun dengan terdapatnya ketuntutan konsumen maupun para importir pelaksanaan K3 menjadi
kategori yang diterima atau tidaknya produk disuatu perusahaan maka mau tidak mau program K3 harus
dilaksanakan dari industri tersebut.

Dikutip dari “Hambatan dalam Penerapan K3 dan Ergonomi di Perusahaan” oleh I Dewa Putu Sutjana
Bagian Fisiologi Facultas Kedokteran / Program Magister Ergonomi-Fisiologi Kerja Program Pascasarjana
Universitas Udayana.

KESIMPULAN

Penerapan ergonomi di dunia industri bertujuan untuk pekerja disaat bekerja diharapkan
selalu dalam keadaan yang sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan
tersebut, diperlukan kemauan, kemampuan serta kerjasama yang baik dari semua pihak. Departemen
Kesehatan dalam hal ini sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat,
serta membuat berbagai peraturan, dan petunjuk teknis bahkan pedoman K3 di tempat kerja serta
dapat menjalin kerjasama baik dari lintas program hingga lintas sektor dalam prihal pembinaannya.

Penyakit kibat kerja kemungkinan disebabkan oleh resiko dari ergonomi. Kecelakaan akibat
kerja dapat menyebabkan sebagian besar disebabkan oleh faktor pekerja sendiri bisa juga dari pihak
manajemen industri, karena karyawan dalam tidak berhati-hati serta mereka tidak mengindahkan
peraturan kerja yang telah di buat oleh pihak manajemen. Sedangkan faktor yang disebabkan dari pihak
manajemen, biasanya tidak adanya alat alat keselamatan kerja bahkan kesalahan dalam cara kerja yang
dibuat oleh pihak manajemen industri masih belum mempertimbangkan segi ergonominya.

Anda mungkin juga menyukai