Makalah Agama
Makalah Agama
DISUSUN OLEH :
Rosne Oktania Putri Saragih
1863030018
DISUSUN OLEH :
Maria Magdalena Sagala
1863030015
MAKALAH AGAMA
‘’TUHAN MENURUT AGAMA YANG ADA DI INDONESIA”
DISUSUN OLEH :
Ryosalindah Ratu Bualqis
1863030013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 4
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 6
BAB I
PEDAHULUAN
b. Kegunaan Penelitian
1. Dapat Diketahuinya Penilaian Tentang Konsep Tuhan, Dan Relasi antaraTuhan
Dengan Manusia Dari Agama Islam, Kristen dan Hindu.
2. Bangkitnya Rasa Kepercayaan Dan Keyakinan Terhadap Tuhan
3. Timbulnya Kesadaran Akan Adanya Persamaan dan Perbedaan Yang
Mengarah Kepada Rasa Kerukunan Antar Umat Beragama.
BAB II
ISI
2.1 Konsep Tuhan dalam Agama Nashrani
Nashrani berasal dari kata Nazharet yaitu tempat kelahiran Nabi Isa. Sedangkan kata Kristen
berasal dari Kristus “ Juru Selamat “ yang merupakan sebutan yang dikarang secara dusta oleh
Saulus dan para pengikutnya.
Agama Nashrani atau yang lebih dikenal dengan agama Kristen termasuk salah satu
dari agama Abrahamik yang berdasarkan hidup, ajaran, kematian
dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari Nazaret ke surga, sebagaimana
dijelaskan dalam Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang
dinubuatkan dalam dari Perjanjian Lama (atau Kitab suci Yahudi). Kekristenan
adalah monoteisme, yang percaya akan tiga pribadi (secara teknis dalam Bahasa Yunani
hypostasis) Tuhan atau Tritunggal dipertegas pertama kali pada Konsili Nicea Pertama (325)
yang dihimpun oleh Kaisar Romawi Konstantin I.
Agama Kristen terbagi menjadi tiga agama baru, yang masing-masing memiliki gereja dan
tokoh agama sendiri-sendiri yaitu : Katholik, Ortodox ,dan Protestan. Agama Katholik adalah
agama Kristen yang paling tua. Katholik sendiri berarti orang-orang umum, karena mereka
mengaku sebagai induk segala gereja dan penyebar missi satu-satunya di dunia. Disebut pula
dengan Gereja Barat atau Geraja Latin, karena mereka mendominasi Eropa Barat, yaitu mulai
dari Italia, Belgia, Prancis, Spanyol, Portugal dan lain-lainnya. Disebut juga sebagai Gereja
Petrus atau Kerasulan karena mereka mengaku bahwa yang membangun agama mereka adalah
Petrus, murid Nabi Isa yang paling senior.
Agama Katholik meyakini bahwa Roh Qudus tumbuh dari Tuhan Bapa dan Anak secara
bersamaan. Mereka juga berkeyakinan bahwa Tuhan Bapa dan Tuhan Anak memiliki
kesempurnaan yang sama. Bahkan mereka meyakini bahwa Yesus atau Tuhan Anak ikut
bersama-sama dengan Tuhan Bapa mencipta langit dan bumi. Adapun agama Ortodox yang
disebut pula sebagai Gereja Timur atau Gereja Yunani adalah agama Kristen yang menyempal
dari Kristen Katholik pada tahun 1054 M.
Agama Ortodox meyakini bahwa Roh Qudus hanya tumbuh dari Tuhan Bapa saja, dan
mereka meyakini bahwa Tuhan Bapa lebih utama daripada Tuhan Anak. Sedangkan agama
Protestan adalah pengikut Martin Luther yang menyempal dari agama Katholik karena
menganggap banyak hal yang tidak masuk akal dari agama Katholik. Disebut Protestan karena
sikap mereka yang memprotes Gereja lama atau kaum Katholik. Mereka menyebut dirinya
dengan Gereja Penginjil karena pengakuan mereka yang hanya mau mengikuti Injil semata.
Terkadang mereka disebut dengan Kristen saja. Agama Protestan di antara agama yang melarang
membuat patung dan gambar untuk disembah. Walaupun demikian, mereka tetap meyakini
ajaran trinitas yang intinya adalah Tuhan itu satu tetapi terdiri dari tiga oknum.
Secara garis besar, inti kepercayaan umat Kristen adalah Tritunggal, kepercayaan bahwa
Allah itu tiga pribadi yang adalah satu: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Sebellius
(meninggal pada tahun 215) mengajarkan bahwa Tuhan Allah adalah Esa, Bapa, Anak dan Roh
Kudus adalah modalitas atau cara menampakkan diri Tuhan Allah Yang Esa itu. Semula, yaitu di
dalam P.L Tuhan Allah menampakkan diri-Nya di dalam wajah atau modus Bapa, yaitu sebagai
pencipta dan pemberi hukum. Sesudah itu Tuhan Allah menampakkan dirinya di dalam wajah
Anak, yaitu sebagai juru Selamat yang melepaskan umatNya, yang dimulai dari kelahiran
Kristus. Hingga kenaikanNya ke Sorga. Akhirnya Tuhan Allah sejak hari pentekusta
menampakkan diriNya di dalam wajah Roh Kudus, yaitu sebagai Yang Menghidupkan. Jadi
ketiga sebutan tadi adalah suatu urut-urutan penampakan Tuhan di dalam sejarah (Hadiwijono,
2007).
Beberapa umat Kristen modern telah berbicara tentang tiga pikiran, jiwa atau kekuatan yang
semuanya adalah bagian dari Allah yang sama dan berada dalam keadaan harmonis: Allah Bapa
mengasihi Allah putra dengan Roh Kudus sebagai kekuatan yang mempersatukan mereka. Umat
Kristen lain berpendapat bahwa akan lebih mudah dengan mengatakan bahwa Allah mempunyai
tiga peran: Allah dalam diri-Nya sendiri adalah Bapa, Putra, dan Roh Kudus (Keene, 2006).
Dengan demikian, konsep keesaan Tuhan dalam agama Kristen belum jelas dan masih
diperdebatkan di antara umat Kristiani sendiri.
Dalam sejarah ketuhanan kaum Nashrani, penuhanan Yesus baru dilakukan pada akhir Abad
II Masehi. Kemudian pada Konsili di Necea tahun 325 Tuhan Anak disejajarkan dengan Tuhan
Bapa. Selanjutnya pada Abad III Roh Qudus dipertuhankan. Pada konsili di Ephese Bunda Maria
disejajarkan dengan Trinitas oleh penganut Katholik
Konsep ketuhanan agama Kristen secara kesuluruhan adalah tidak masuk akal, bahkan
masing-masing tokoh agama mereka memiliki penafsiran yang berbeda tentang Trinitas ini.
Sehingga banyak yang menyebut konsep Trinitas sebagai teka-teki yang tidak pernah terjawab
atau rahasia yang tidak pernah terungkap tuntas.
Lebih jauh daripada itu, keyakinan mereka terhadap Trinitas bila dihubungkan dengan
keyakinan adanya dosa warisan, yaitu dosa yang mesti ditanggung seluruh anak-anak Adam
karena Adam dan Hawa telah memakan buah terlarang di syurga, kemudian untuk menebus dosa
warisan ini maka Yesus Tuhan Anak diturunkan ke dunia untuk menebusnya dengan cara disalib.
Tapi, ketika Yesus hendak disalib, dia berkata, “Tuhan kenapa Engkau tinggalkan daku.”
Keanehan pertama, yaitu apabila Tuhan adalah penentu segalanya, dan pahala serta dosa pun
Tuhan pula yang menentukan, kenapa Tuhan tidak mampu menghapus dosa Adam dan
mema’afkannya tanpa mengorban-kan Anak-Nya. Keanehan lainnya adalah apabila Yesus
memang diturunkan ke dunia untuk menebus dosa manusia, kenapa ia mesti mengatakan:
“Tuhan kenapa Engkau tinggalkan daku.”
Keganjilan lainnya dapat dilihat dalam silsilah Yesus, masing-masing Injil mengemukakan
silsilah yang berbeda-beda. Di Injil Matius, bahwa Yesus adalah keturunan Salomo Putera Daud.
Tapi di Injil Lukas disebutkan bahwa Yesus adalah keturunan Natan Putera Daud. Bahkan dalam
satu Injil banyak dijumpai pertentangan yang mustahil untuk dikumpulkan. Seperti dalam Injil
Matius disebutkan bahwa Yesus memiliki setidak-tidaknya tiga predikat, yaitu: Anak Manusia,
Hamba Allah dan Anak Allah. Dalam Injil Markus disebutkan setidak-tidaknya empat predikat
bagi Yesus, yaitu: Anak Allah, Anak Manusia, Tuhan, dan Raja Yahudi. Dalam Injil Lukas
disebutkan setidak-tidaknya tiga predikat: Keturunan Manusia, Anak Allah dan Raja Yahudi.
Dalam Injil Yohanes disebutkan setidak-tidaknya dua predikat: Manusia biasa dan Anak Tunggal
Allah (Anonim, 2013).
Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatian
yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya
dan kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul di mana pun tanpa harus menjelma dalam bentuk
apa pun.Al-Quran menjelaskan, "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat
melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." (Al-'An'am 6:103).[2]
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang
personal: Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat nadi manusia. Dia
menjawab bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di
atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya.
Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep Islam merupakan Tuhan sama yang disembah
oleh kelompok agama Abrahamik lainnya seperti Kristen dan Yahudi.Namun, hal ini tidak
diterima secara universal oleh kalangan kedua agama tersebut.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak
ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki. Kehilangan merupakan suatu
keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik
sebagian atau seluruhnya.
Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan. NANDA merumuskan ada
dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka disfungsional.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu dalam merespon
kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau
ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.
Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang responnya
dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial, hubungan, objek dan
ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke tipikal, abnormal, atau
kesalahan/kekacauan
Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu: Aktual atau nyata dan persepsi. Terdapat 5 katagori
kehilangan, yaitu:Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai, kehilangan lingkungan yang
sangat dikenal, kehilangan objek eksternal, kehilangan yang ada pada diri sendiri/aspek diri, dan
kehilangan kehidupan/meninggal. Elizabeth Kubler-rose,1969.h.51, membagi respon berduka
dalam lima fase, yaitu : pengikaran, marah, tawar-menawar, depresi dan penerimaan.
2.4
3.2 Saran
1. Seseorang harus dapat menerima suatu kehilangan terhadap seseorang atau suatu benda dan
selalu berduka jika mendapat rejeki.
2. Suatu kehilangan atau berduka harus di syukuri oleh seseorang, khususnya perawat apabila
pasien mendapat musibah atau meninggal dunia