Anda di halaman 1dari 6

Prakarya dan kewirausahaan

Nama : muhammad luqman


Kelas : x mipa 5
Aglonema merah

 Jenis tanaman hias : aglonema adelia


 Nama di ambil dari seorang kolektor tanaman hias
di manila bernama adelia angeles
tanaman aglonema adelia ini biasa tumbuh mencapai 30 cm, terutama jika
menggunakan nyanah yang gembur.
Cara merawat aglonema merah adalah dengan menempatkan pada daerah yang
semi panas dan tidak terpapar sinar matahari secara langsung.
Penyiraman harus di lakukan secara berkala dalam jumlah air sedang dan
disarankan di lakukan penyemprotan (misting ) dibagian daun sesuai kebutuhan.
 Pemilihan media :
 Akar pakis
Media tanam akar pakis berasal dari tanaman pakis yang telah mati kemudian di
ambil akarnya. keunggulan media tanam akar pakis adalah sifatnya porous,
drainase yang baik serta teksturnya lunak yang membuat mudah tembus akar.
Penggunaan media tanam akar pakis ini haruslah
Disterilisasi terlabih dahulu agar terhindar dari jamur.

 Kompos
kompos adalah media tanam yang sering digunakan oleh pencinta tanaman hias
aglonema
Kompos berasal dari proses fermentasi atau pelapukan bahan organik, seperti
sekam, daun, rerumputan, jerami, dan lainnya.
Kelebihan media tanam kompos ini adalah memiliki kemampuan yang bisa
mengembalikan kesuburan tanah.
Selain itu, kompos dapat menjadi fasilitator yang mampu membuat penyerapan
unsur Nitrogen menjadi lebih efektif dan efisien.
 Humus Kaliandra
Humus kaliandra merupakan media tanam yang diolah dari adanya pelapukan
daun tanaman kaliandra.
Kelebihan penggunaan media tanam humus kaliandra ini adalah mempunyai
banyak kandungan nutrisi dan unsur hara. Kandungan ini sangat diperlukan
tanaman hias aglonema agar tidak mudah membusuk.
Akan tetapi, perlu adanya sterilisasi terlebih dahulu sebelum menggunakan
media tanam ini agar menghilangka  bakteri dan jamur.

 Pemilihan bibit :
 Bibit aglaonema yang berkualitas baik akan menghasilkan tanaman aglaonema
yang berkualitas baik pula. Artinya mendapatkan bibit aglaonema yang berkualitas
baik, sudah mendapat modal dasar kelak menjadi tanaman aglaonema berkualitas
baik. Untuk itu menanam bibit aglaoenama dengan seleksi bibit yang unggul dan
sehat menjadi hal yang penting untuk mendapatkan tanaman aglaonema idaman.
Adapun ciri-ciri bibit aglaonema yang unggul dan sehat adalah; daun tegak, kekar,
tebal. Penampilan bibit aglaonema seperti ciri tersebut menandakan akarnya sehat,
sehingga penyerapan air dan hara dapat berjalan lancar dan maksimal. Aglaonema
yang berdaun tebal mempunyai daya tahan yang lebih baik dibanding yang berdaun
tipis pada jenis yang sama. Namun perlu dibedakan, daun tebal secara alami dengan
daun tebal karena over dosis nitrogen. Daun aglaonema yang tebal secara alami
akan nampak lebih kokoh dibanding daun yang kelebihan nitrogen. Tanaman
aglaonema yang subur dengan cara pemberian pupuk yang over dosis akan lebih
rentan terhadap hama dan penyakit, serta gangguan fisiologis. Sedangkan
aglaonema yang daunnya tipis, sangat rentan terhadp perubahan cuaca. Misal saat
suhu yang mendadak naik karena cuaca panas, maka daun cepat layu, karena akibat
evapotranspirasi yang berlangsung cepat. Daun yang tegak juga menunjukkan
bahwa tanaman sehat dan kokoh.

Bibit aglaonema harus mempunyai bentuk, corak dan warna yang prima. Akan lebih
baik sebelum membeli bibit aglaonema hobiis sudah mempelajari karakter genetik
jenis yang dipilih. Sering kali dijumpai bibit aglaonema dengan nama serupa, namun
warna dan corak berbeda. Yang satu lebih cerah dan cemerlang dari yang lainnya. Ini
bisa dipengaruhi oleh kualitas indukan dan cara perawatannya.
Bila yang akan dibeli bibit kecil, maka pilih bibit yang sudah berdaun 5 – 6 helai.
Pertimbangannya bibit tersebut sudah berakar baik. Bibit dengan daun lebih sedikit
bisa jadi belum berakar atau akar masih sedikit. Akibatnya pertumbuhan bibit
tersebut lambat, dan bibit seperti ini memiliki resiko kematian yang tinggi. Kalaupun
bisa tumbuh akan menghasilkan daun yang lebih kecil ketimbang daun sebelumnya.
Bibit yang terawat dengan benar akan mengeluarkan akar sejak tumbuh daun yang
pertama. Pengecekan akar saat membeli bibit sangat dianjurkan, dengan
mengeluarkan bibit dari potnya. Bibit yang baik mempunyai banyak bola akar
berwarna putih.
Asal bibit juga mempengaruhi pertumbuhan dan tampilan tanaman aglaonema
selanjutnya. Bibit aglaonema yang berasal dari pemisahan anakan, adalah yang
terbaik. Bibit tersebut akan menghasilkan bentuk, penampilan dan laju
pertumbuhan yang baik. Pemisahan anakan yang sudah memiliki minimal 3 helai
daun, telah memiliki perakaran yang baik untuk tahapan pertumbuhan selanjutnya.
Kondisi seperti ini sulit ditandingi oleh bibit asal setek batang. Bibit aglaonema dari
setek batang akan tumbuh daun kecil, dan butuh waktu lama untuk menyamakan
pertumbuhan dengan bibit dari anakan. Minimal satu tahun untuk tumbuh normal.
 Pemilihan pupuk :
1. Pupuk Kandang atau Kompos
Pupuk kandang dan kompos merupakan jenis pupuk organik yang sangat sering
digunakan. Keduanya sama-sama berasal dari bahan organik. Pupuk kandang
berasal dari kotoran hewan, sedangkan kompos umumnya dari sisa-sisa
tanaman.
Baik pupuk kandang maupun kompos, biasanya salah satu dari dua jenis pupuk
ini sudah tercampur menjadi bagian dari media pada awal menanam Aglaonema.
Sehingga secara otomatis pupuk ini akan digunakan sejak awal.
2. Pupuk Dekastar
Penggunaan pupuk kandang atau kompos dirasa masih kurang optimal bagi
Aglaonema. Para hobbyist biasanya akan menambahkan pupuk tambahan yang
diberikan secara berkala dalam jangka waktu tertentu.
Salah satunya adalah dekastar. Pupuk ini disebut-sebut sebagai pupuk wajib bagi
Aglaonema. Dekastar biasa diberikan sekitar 3-6 bulan sekali. Taburkan pupuk ini
secukupnya, sekitar 5-10 butir per pot, atau seperti menaburkan garam di atas
masakan.
3. Pupuk Growmore Daun
Untuk perawatan yang lebih rutin lagi, kamu bisa menyemprotkan pupuk
growmore daun sekitar 1 bulan sekali. Pupuk daun ini bisa kamu campurkan
penggunaannya dengan anti hama, seperti curacron, fungisida, dan B1.
4. Air Bekas Cucian Beras
Pupuk kimia, seperti dekastar dan growmore, tentu memiliki kekurangan. Karena
itu, tidak sedikit orang yang enggan menggunakan pupuk kimia seperti itu,
sehingga lebih memilih menggunakan pupuk organik saja.
 Pengendalain hama:
 Ulat
hama ulat ada yang menyerang daun, yaitu spodoptera sp dan ada juga yang
menyerang batang, yaitu Noctuidae. Cara penanggulangannya yaitu dengan
menggambil ulat secara mekanis. Namun, bila jumlahnya sudah banyak, ulat
dapat dibasmi dengan menyemprotkan insektisida 2 minggu sekali. Insektisida
yang dapat digunakan adalah Decis 25 EC 0,5-1 ml/l, Atabron 1 ml/l, atau Buldok
25 EC dosis 0.5-2 ml/l.
 Kutu putih (kutu kebul)
 kutu ini sering menyerang aglaonema di dataran rendah dibanding di dataran
tinggi. Kutu putih menyerang batang dan daun bagian bawah, kutu tersebut
mengisap cairan daun dan meninggalkan jelaga pada daun. Cara
penanggulangannya yaitu membersihkan dengan kapas yang telah dicelupkan
insektisida encer. Setelah itu, daun disemprotkan kembali dengan insektisida.
Insektisida kontak atau sistemik yang bisa digunakan, seperti mitac 200 EC dosis
1-2 ml/l, Decis 1 cc/l, dan Cofidor 200 SL dosisi 1 ml/l.
 Belalang, belalang menyerang tanaman aglaonema sama hal nya dengan ulat,
yaitu menyerang daun. Cara penanggulangannya yaitu dengan penangkapan
secara manual. Tangkap belalang yang belum bersayap atau saat masih pagi dan
berembun-belalang tidak bisa terbang dengan sayap basah. Anda juga
dapat menyemprotkan Confidor 200 SL dosis 1 ml/l. Campurkan Decis 2,5 EC
dosis 0,75-1 ml/l dengan frekuensi penyemprotan 2 minggu sekali.
 Kutu sisik, hama ini menyerang daun, pelepah, batang dan bunga, bentuknya
seperti lintah dengan ukuran yang lebih kecil, kutu sisik ini dapat menyebabkan
daun mengerut, kuning, layu dan akhirnya mati. Cara penanggulangannya yaitu
bersihkan kutu sisik dengan cara dikerik. Anda juga dapat menyemprotkan
insektisida Confidor 200-SL atau Agrimex 18 EC dosis 1 ml/l dengan frekuensi 1
minggu sekali.
 Kutu Perisai, kutu ini menyerang bagian daun, kutu ini biasanya terdapat koloni
dengan membentuk barisan di bagian tulang daun, kutu ini memiliki bentuk
seperti perisai pada bagian punggungnya. Cara penanggulangannya yaitu dengan
menggunakan insektisida sistemik dengan bahan aktif acephate.
 Root mealy bugs, menyerang bagian akar tanaman, bentuknya seperti kutu putih,
tanaman menjadi kurus, kerdil, daunya mengecil dan layu. Cara
penanggulangannya yaitu dengan mengganti media tanam. Selain itu, gunakan
insektisida Confidor 200 SL dosis 0,5-0,75 ml/l atau Supracide 25 WP dosis 1-2
g/l dengan frekuensi 2 minggu sekali.
 Siput, siput menyerang tanaman aglaonema sama hal nya dengan ulat dan
belalang yaitu menyerang daun. Cara penaggulangannya yaitu dengan
penangkapan secara manual. Tangkap siput secara langsung. Anda juga dapat
menyemprotkan Confidor 200 SL dosis 1 ml/l. Campurkan Decis 2,5 EC dosis
0,75-1 ml/l dengan frekuensi penyemprotan 2 minggu sekali.
 Busuk Akar, penyakit ini ditandai dengan daun yang menjadi pucat lalu busuk,
batang yang berlubang dan layu, serta akarnya berwarna coklat kehitaman. Busuk
akar disebabkan karena media yang terlalu lembap sehingga menyebabkan
cendawan cepat berkembang. Cara penaggulangannya yaitu dengan mengganti
media baru yang lebih porous, lalu potong bagian akar yang busuk dan oleskan
fungisida pada bekas potongan. Bisa juga dengan menyemprotkan fingisida
Previcur N dosis 1 ml/l dengan frekuensi 2 minggu sekali.
 Layu fusarium, gejala serangan ditandai dengan tulang daun yang pucat berubah
warna menjadi coklat keabuan lalu tangkainya membusuk, penyebabnya adalah
media yang selalu basah sehingga media tanam ber-pH rendah, yang kondisi
tersebut membuat Fusarium oxysporium leluasa berkembang. Cara
penaggulangannya yaitu dengan cara mengganti media tanam. Dapat juga dengan
menyiramkan fungisida Derosol 500 SC dosis 1,5 ml/l setiap 2 minggu. Bisa juga
diatasi dengan menyemprotkan fungsida Folicur 25 WP 1-2 g/l atau Folocur 250
EC 1-2 ml/l atau Delsane MX 200 dosis1 g/l. Penyakit ini dapat dicegah dengan
menyiramkan Folicur 250 EC dengan konsentrasi 2 ml/l setiap 2 minggu sekali.
 Layu Bakteri, layu bakteri ditandai dengan daun dan batang yang melunak serta
bau yang tak sedap. Untuk mencegahnya, media tanam harus tetap dijaga agar
tidak terlalu basah dan lingkungan sekitar tidak terlalui lembap. Cara
penaggulangannya yaitu dengan menyemprotkan bakterisida Agrept dosis 1-2
ml/l atau Starner dosis 1 g/l setiap 2 minggu sekali.
 Bercak daun, yang disebabkan oleh cendawan, penyakit ini ditandai dengan
adanya bercak pada daun yang lama kelamaan membusuk. Cara
penaggulangannya yaitu dengan langsung memotong daun yang busuk. Dapat
juga menyemprotkan fungisida folicur 25 WP dosis 1-2 g/l atau folicur 250 EC
dosis 1-2 ml/l. Selain itu, dapat juga dengan menggunakan Score dosis 1 cc/l.
Frekuensi penyemprotan 2 minggu sekali. Pupuk berkadar kalsium tinggi juga
dapat membantu mengatasi penyakit ini.
 Virus, pada aglaonema ditandai dengan daun yang berubah menjadi kekuningan
atau menjadi keriting, perubahan tersebut karena virus dapat menghancurkan
klorofil dan jaringan lainnya pada daun, virus susah ditanggulangi.
 Daun keriput, bila daun Aglaonema, terutama donna Carmen keriput, itu tanda
serangan virus. Ia sejenis dengan virus pada tomat, tetapi tidak mematikan.
Serangannya hanya membuat daun keriting sehingga penampilan rusak. Penyakit
itu menyebar ke tanaman lain lewat pisau setek yang tidak steril. Supaya tidak
menyebar, musnahkan tanaman terserang. Upaya lain, sterilkan pisau sebelum
memisahkan anakan. 
 Daun terbakar, daun terbakar ditandai warna kekuningan dipermukaan. Bila
dibiarkan daun jadi cokelat kuning dan akhirnya bolong. Idealnya anggota kerabat
Araceae itu  hanya menerima sinar matahari 40%. Oleh karena itu, pasang
naungan 60% di areal terbuka. Kelebihan sinar, meski tidak sampai membakar
daun, juga  bisa menyebabkan warna kusam. 
 Batang busuk, kondisi ini terjadi lantaran tanaman terlalu banyak disiram,
sementara media tanam padat sehingga air tertahan di pot. Akibatnya daun
memucat dan kusam. Untuk mengatasi ganti media tanam dengan yang lebih
porous. Kurangi frekuensi penyiraman pada musim hujan menjadi 2-3 kali
seminggu. 
 Pucuk mengecil. daun muda aglaonema kerap mengecil sehingga keindahannya
berkurang. Penyebabnya antara lain terbentuk bunga. Bila tidak ingin dijadikan
buah, buang saja bunga itu karena menyerap banyak energi. Pemupukan dengan
dosis P dan K tinggi merangsang tanaman rajin berbunga. Untuk itu ganti pupuk
dengan memilih kombinasi N lebih tinggi di bandingkan P dan K.
 proses panen:
ada dua cara untuk memanen aglonema :

 Cara Pertama

1. Potong batang aglonema yang sudah tinggi, untuk batang bagian bawahnya


biarkan saja tetap menancap dalam tanah

2. Selanjutnya, bagian bawah tadi diolesi dengan anti jamur agar tak busuk

3. Selanjutnya, tunas baru akan muncul secara banyak

Cara Kedua

1. Bagian atas aglonema yang sudah disayat, potong menjadi beberapa bagian


dengan panjang 3cm tiap potongannya.

2. Oleskan anti jamur pada tiap sayatannya.

3. Setelah kering, oleskan juga perangsang akar agar dapat tumbuh subur.

4. Selanjutnya, Anda bisa tancapkan beberapa bagian potongan batang tadi ke


dalam media tanam. Jangan letakkan di pot terlalu besar dan jangan tancapkan
terlalu dalam. Maka tunas baru akan tumbuh.

Anda mungkin juga menyukai