741 2118 1 PB PDF
741 2118 1 PB PDF
Abstrak
Hidrosefalus adalah penyakit bedah saraf yang sering disebabkan oleh perdarahan intrakranial, tumor, infeksi intrakranial
dan cedera otak. Kelainan sekresi, sirkulasi dan penyerapan cairan serebrospinal (CSS) merupakan penyebab terjadinya
akumulasi berlebihan dari CSS ke dalam sistem ventrikel sehingga mengalami perluasan, yang dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak dan defisit neurologis yang lama kelamaan menjadi hidrosefalus.Pembesaran ventrikel serebral
yang terus menerus dapat menyebabkan kompresi dan distorsi jaringan otak sehingga dapat menimbulkan efek merusak,
seperti respon inflamasi, gliosis, peregangan serat, kerusakan neuron dan jalur seluler, kerusakan akson periventrikel,
demielinasi, mengurangi aliran darah otak dan kadar oksigen, serta terjadi perubahan protein menjadi zat toksik di dalam
otak. Pada pasien kasus ini didapatkan beberapa keluhan berupa nyeri kepala dan kedua mata yang disertai muntah
proyektil. Diagnosis hidrosefalus selain berdasarkan gejala klinis juga diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
khususdengan gold standard berupa CT-scan kepala. Pada hasil pemeriksaan fisik pada hidrosefalus berupa tidak dapat
menatap ke atas, penurunan visus serta terdapat kelainan pada ukuran kepala pasien. Kemudian dilakukan CT-scan kepala
dan didapatkan Intraventricular hematom disertai hydrocephalus obstruktif.Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam tatalaksana
hidrosefalus yaitu mengurangi produksi CSS, mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat
absorbsi, dan pengeluaran(CSS) kedalam organ ekstrakranial.Terapi yang diberikan dapat berupa obat-obatan seperti
asetazolamide golongan sulfonamide dan furosemide yang merupakan loop diuretic. Kedua obat tersebut berfungsi
menurunkan tekanan intrakranial (TIK) dengan meningkatkan pengeluaran cairan serebrospinal yang berlebih.Namun pada
kasus ini tidak ada perubahan setelah diberikan obat-obatan selama satu minggu, maka pasien direncanakan untuk
tindakan operasi VP Shunt.
Korespondensi: Dessy Eva Dermawaty, S.Ked., alamatJl. Bumi Manti 1 No.74 Kedaton Bandar Lampung, HP 082110805797, e-
mail dessyeva@rocketmail.com
neuron dan jalur seluler, kerusakan akson manis. Pasien juga tidak memiliki riwayat
periventrikel, demielinasi, mengurangi aliran trauma dan kelainan refraksi mata
darah otak dan kadar oksigen, serta terjadi sebelumnya. Pasien juga baru pertama kali
perubahan protein menjadi zat toksik di dalam datang untuk berobat. Pasien mengaku bahwa
otak. Hidrosefalusjuga dapat menyebabkan tidak ada anggota keluarga maupun kerabat
tingkat kecerdasan (skor IQ) yang rendah, yang memiliki keluhan yang sama.
ketidakmampuan dalam belajar, kehilangan Pada pemeriksaan fisik didapatkan
memori, retardasi mental, gangguan gaya keadaan umum tampaksakitsedang. Berat
berjalan, serta inkontinensia urin. Hal ini dapat badan 45 kg, tinggi badan 150 cm, IMT 20
terjadi tergantung pada luas dan durasi kg/m2 (normal). Kesadaran
ventrikulomegali, tingkat kompresi jaringan composmentisdengan GCS 15 (E4M6V5),
otak, faktor usia serta onset terjadinya tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 86x/menit,
hidrosefalus.2 frekuensi napas 24x/menit, suhu 36,50C.
Pada status generalis, mata, telinga,
Kasus hidung dan mulut dalam batas
Seorang perempuan bernama Nn.D yang normal.Tenggorokan, leher, abdomen, paru
berusia 20 tahun, belum menikah datang dan jantung tidak ada kelainan. Ekstremitas
dengan keluhan utama nyeri kepala hebat yang superior dan inferior dekstra dan sinistra dalam
dirasakan sejak kurang lebih satu minggu batas normal. Sedangkan pada pemeriksaan
sebelum masuk rumah sakit. Pasien kepala didapatkan Lingkar Kepala (LP) sebesar
mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan 95cm dan pada kulit kepala teraba lunak serta
hampir di seluruh bagian kepala seperti fontanel yang menonjol.
tertekan benda berat dan terkadang seperti Pada pemeriksaan darah lengkap
ditusuk-tusuk. Pasien awalnya memang sering didapatkan Hb 11,9 gr/dL, leukosit 5800/uL,
mengalami keluhan nyeri kepala, namun hematokrit 33%, trombosit 311.000/uL. Lalu
keluhan nyeri yang dirasakan hanya sementara pasien dilakukan pemeriksaan CT-scan kepala
dan hilang bila dibuat istirahat ataupun diberi dengan kesan intraventricular hematom
obat pereda sakit kepala. Namun, sejak satu disertai hydrocephalus obstruktif.
minggu ini pasien mengalami keluhan nyeri Pasiendiberikanterapisecaramedikament
kepala yang benar-benar hebat hingga pasien osadannon-medikamentosa.
mengalami kesulitan beraktivitas jika terjadi Terapimedikamentosaberupa pemasangan dan
serangan, kemudian sakit yang dialami pemberian infus kristaloid (Ringer Laktat)
dirasakan terus-menerus dan tidak hilang sebanyak dua puluh tetes per menit, injeksi
dengan istirahat ataupun diberikan obat. furosemide20 mg per 8 jam, injeksi ketorolac
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada 30 mg per 8 jam dan injeksi ranitidine 50 mg
kedua matanya yang disertai penglihatan kabur per 12 jam.
sejak satu minggu yang lalu. Pasien mengaku Terapinon-medikamentosa yang
penglihatan kabur yang dialami lama kelamaan diberikankepada pasien
memberat dan menurun secara mendadak berupaedukasimengenaipenyakit hidrosefalus.
bersamaan dengan keluhan nyeri kepala hebat. Selain itu pasien juga dianjurkan untuk tetap
Hal ini membuat pasien mengalami kesulitan berbaring dengan posisi kepala dan badan
untuk melihat benda-benda yang berada di dalam satu bidang dan kepala sedikit
dekatnya. Pasien juga mengaku bahwa sering ditingkatkan sebesar 30°. Namun setelah
mengalami mual yang hilang timbul sejak satu seminggu diberikan pengobatan, kondisi pasien
minggu yang lalu. Keluhan mual yang dirasakan tidak mengalami perubahan. Kemudian
muncul mendadak meskipun pasien tidak diberikan penjelasan ke keluarga pasien bahwa
sedang makan.Sesekali pasien juga mengalami selain dari obat-obatan penanganan salah
muntah, yang bersifat mendadak dan satunya dengan tindakan operatif yaitu
menyembur. Semua keluhan yang dialami pemasangan selang yang dimasukkan ke dalam
pasien diakui awal munculnya bersamaan kepala pasien.
dengan keluhan nyeri kepala hebat.
Pasien baru pertama kali mengalami Pembahasan
keluhan seperti ini, pasien tidak memiliki Hidrosefalus berasal dari kata hidro yang
riwayat penyakit darah tinggi ataupun kencing berarti air dan chepalon yang berarti kepala.
obat furosemide diberikan per oral, 1,2 Shunting meliputi infeksi, hematoma subdural,
mg/kgBB 1x/hari atau injeksi iv 0,6 obstruksi, keadaan CSS yang rendah, asites
mg/kgBB/hari.10 serta kraniosinostosis.10
Namun pada kasus ini tidak ada
perubahan setelah diberikan terapi selama Simpulan
satu minggu, maka pasien direncanakan untuk Hidrosefalus merupakan suatu keadaan
operasi VP Shunt.10 Pada penderita gawat yang dimana terjadi ketidakseimbangan antara
menunggu operasi biasanya dapat diberikan produksi dan absorpsi dari CSS.
Mannitol per infus 0,5-2 g/kgBB/hari yang Gejala hidrosefalus pada orang dewasa
diberikan dalam jangka waktu 10-30 menit berupa sakit kepala, kesadaran menurun,
untuk menurunkan tekanan intrakranial. gelisah, mual, muntah, hiperfleksi seperti
Namun, pada kasus ini pasien tidak mengalami kenaikan tonus anggota gerak, ketajaman
kegawatan sehingga tidak dilakukan pemberian penglihatan akan menurun dan lebih lanjut
manitol.10 dapat mengakibatkan kebutaan bila terjadi
Untuk tindakan operatif VP-Shunt atrofi papila N.II. Pada pasien kasus ini
terdapat 2 pilihan tindakan berupa Third didapatkan beberapa keluhan berupa nyeri
Ventrikulostomi dan operasi pintas. Pertama kepala dan kedua mata yang disertai muntah
dengan Third Ventrikulostomiyaitu dengan proyektil.Diagnosa hidrosefalus selain
lewat kraniotom, ventrikel III dibuka melalui berdasarkan gejala klinis juga diperlukan
daerah khiasma optikum, dengan bantuan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
endoskopi. Selanjutnya dibuat lubang sehingga khusus.Pada hasil pemeriksaan fisik pada
CSS dari ventrikel III dapat mengalir keluar.10 hidrosefalus berupalingkar kepala (LP) sebesar
Kedua dengan Operasi Pintas 95 cm, tidak dapat menatap ke atas,
atauShunting. Ada 2 macam cara pada operasi penurunan visus serta terdapat kelainan pada
Pintas/Shunting yaitu dengan cara eksternal ukuran kepala pasien. Kemudian dilakukan CT-
dan internal. Pada cara eksternal, CSS dialirkan scan kepala dan didapatkan Intraventricular
dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya hematom disertai hydrocephalus obstruktif.
sementara. Misalnya: pungsi lumbal yang Penentuan terapi hidrosefalus
berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus berdasarkan ada tidaknya fasilitas.Pada
tekanan normal.11Pada pungsi lumbal berulang dasarnya ada 3 prinsip dalam tatalaksana
akan terjadi penurunan tekanan CSS secara hidrosefalus yaitu mengurangi produksi CSS,
intermiten yang memungkinkan absorpsi CSS mempengaruhi hubungan antara tempat
oleh vili arakhnoidalis akan lebih produksi CSS dengan tempat absorbsi,
mudah.Indikasi lumbal pungsi berulang yakni pengeluaran likuor (CSS) kedalam organ
umumnya dikerjakan pada hidrosefalus ekstrakranial. Terapi yang diberikan dapat
komunikan terutama pada hidrosefalus yang berupa obat-obatan seperti asetazolamidedan
terjadi setelah perdarahan subarakhnoid, furosemide yangberfungsi menurunkan TIK
periventrikular-intraventrikular dan meningitis dengan meningkatkan pengeluaran cairan
TBC. Diindikasikan juga pada hidrosefalus serebrospinal yang berlebih.Namun pada kasus
komunikan dimana shunttidak bisa dikerjakan ini tidak ada perubahan setelah diberikan obat-
atau kemungkinan akan terjadi obatan selama satu minggu, maka pasien
10
herniasi(impending herniation). direncanakan untuk tindakan operasi VP Shunt.
Pada cara internal, CSS dialirkan dari
ventrikel ke dalam anggota tubuh lain meliputi Daftar Pustaka
Ventrikulo-Sisternal yakni CSS dialirkan ke 1. Shaolin Z, Zhanxiang W, Hao X, Feifei Z,
sisterna magna (Thor Kjeldsen), Ventrikulo- Chaiquang H, Donghan C, et al.
Atrial yakni CSS dialirkan ke atrium kanan, Hydrocephalus induced viaintraventricular
Ventrikulo-Sinus yakni CSS dialirkan ke sinus kaolin injectionin adult rats. Folia
sagitalis superior, Ventrikulo-Bronkhial yakni Neuropathol. 2015; 53(1):60-8.
CSS dialirkan ke Bronkhus, Ventrikulo- 2. Owler BK, Pena A, Momjian S, Czosnyka Z,
Mediastinal yakni CSS dialirkan ke Czosnyka M, Harris NG, et al. Changes in
mediastinum dan Ventrikulo-Peritoneal yakni cerebral blood flow during cerebrospinal
CSS dialirkan ke rongga fluid pressure manipulation in patients
10
peritoneum. Komplikasi dari tindakan with normal pressure hydrocephalus: a
methodological study.
JCerebBloodFlowMetab. 2004; 24:579-87.
3. Williams MA, McAllister JP, Walker ML,
Kranz DA, Bergsneider M l. Priorities for
hydrocephalus research: report from a
National Institutes of Health-sponsored
workshop. J Neurosurg. 2007; 107:345-57.
4. Del BMR. Neuropathology and structural
changes in hydrocephalus.Dev Disabil Res
Rev. 2010; 16:16-22.
5. BhargavD,YingH,BenjaminS.
Hydrocephalus: the role of cerebral
aquaporin-4 channels and computational
modeling considerations of cerebrospinal
fluid. JNS. 2016; 41(3):E8.
6. Choi I, Park HK, Chang JC, Cho SJ, Choi SK,
Byun BJ.Clinical factors for the
development of posttraumatic
hydrocephalus after decompressive
craniectomy. J Korean Neurosurg Soc.
2008; 43:227-31.
7. Lusis E, Vellimana A, Sarah C. Transient
obstructive hydrocephalus due to
intraventricular hemorrhage: a case report
and review of literature. J Clin Neurol.
2013; 9(3):192-5.
8. Khan F, Rehman A, Shahzad M, Ehsan M.
Ventriculoperitoneal (VP) shunt surivival in
patient developing hydrocephalus after
cranial surgery. Turk Neurosurg. 2016;
26(3):369-77.
9. Achrol AS dan Steinberg GK. Personalized
Medicine in cerebrovascular
neurosurgery: precision neurosurgical
management of cerebral aneurysms and
subarachnoid hemorrhage. Front Surg.
2016;3:34.
10. Farhat B, Widodo MA, Istiadjid MS, Abdul
HB. Pengaruh BDNF dan neurotrophin
receptor pada derajat hidrosefalus
kongenital pasca ventrikulo peritoneal
shunt. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2013;
27(3).