Bahan Ajar Pengelolaan SDA
Bahan Ajar Pengelolaan SDA
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Kompetensi Inti
KI3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pengelolaan sumber daya alam Indonesia, peserta didik kelas
XI SMA semester satu diharapkan mampu:
a. Mengklasifikasi sumber daya alam di Indonesia
b. Mengidentifikasi potensi dan persebaran sumber daya alam kehutanan,
pertambangan, kelautan, dan pariwisata di Indonesia
c. Menjelaskan peran analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dalam
pembangunan
d. Memahami pemanfaatan sumber daya alam dengan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan.
Dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, diiplin selama proses pembelajaran, bersikap
jujur, santun, percaya diri, dan pantang menyerah, memiliki sikap responsif dan proaktif,
serta mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
MATERI AJAR
Pertemuan 1
Indikator:
3.3.1 Mengklasifikasikan sumber daya alam.
3.3.2 Menganalisis potensi sumber daya alam kehutanan, pertambangan,
kelautan, dan pariwisata di Indonesia.
3.3.3 Menggambarkan persebaran sumberdaya alam kehutanan,
pertambangan, kelautan, dan pariwisata di Indonesia
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Sumber : https://pixabay.com/id/iguaz%C3%BA-falls-air-terjun-water-wall-377990/
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
dihasilkan sendiri oleh manusia. Contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
adalah berbagai barang tambang, mineral logam, mineral bukan logam dan mineral
penghasil energi, timah, besi, bauksit, batu bara, dan minyak bumi.
Sumber daya hayati adalah sumber daya alam yang berbentuk makhluk hidup, yaitu
hewan dan tumbuhan. Sumber daya alam tumbuh-tumbuhan disebut sumber daya nabati,
sedangkan sumber daya hewan disebut sumber daya hewani.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Gambar 3. Hutan
Sumber: http://leuserconservation.org/wp-content/uploads/2017/03/hutan-sumatera.jpg
Kawasan hutan adalah wilayah hutan tertentu, yang ditunjuk dan ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Penetapanini
dilakukan untuk menjamin kepastian hukum mengenai status kawasan hutan, letak batas
dan luas suatu wilayah tertentu yang sudah ditunuk sebagai kawasan hutan menjadi
kawasan hutan tetap. Kawasan Hutan Indonesia ditetapkan oleh Mentri Kehutanan dalam
bentuk surat Keputusan Mentri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Perairan Provinsi. Penunjukan kawasan hutan juga mencakup kawasn perairan yang
menjadi bagian dari Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).
Berdasarkan Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, kawasan hutan
dibagi kedalam kelompok Hutan Konservasi, Hutan Lindung, dan Hutan Produksi.
1) Hutan produksi, yang dikelola untuk menghasilkan kayu ataupun hasil hutan bukan
kayu. Hutan kayu dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, bahan baku kertas, bahan
baku industri meubel dan lain-lain. Diantara jenis kayu yang bernilai ekonomis
tinggi adalah a) kayu jati yang tersebar di Pulau Jawa, Nusa Tenggara dan Bali, b)
kayu meranti yang tersebar di hutan Kalimantandan Sumatera, c) kayu cendana,
tersebar di Nusa Tenggara dan hutan-hutan daerah Jawa, d) kayu akasia, tersebar di
hutan-hutan Jawa Barat. Hasil hutan non kayu berupa buah, madu, kareat, rempah-
rempah, rotan, dan sagu.
a. Hutan produksi tetap (HP). Berdasarkan statistik Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan tahun 2015, luas hutan produksi tetap sekitar
29.250.783,10 ha
b. Hutan produksi terbatas (HPT), merupakan hutan yang hanya dapat diekploitasi
dengan cara tebang pilih. Berdasarkan statistik Kementrian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan tahun 2015, luas hutan produksi tetap sekitar 26.798.382,01 ha.
c. Hutan produksi yang dikonversi (HPK). Hutan produksi yang dapat dikonversi
adalah kawasan hutan produksi yang dapat diubah untuk kepentingan usaha
pekebunan dan tidak dipertahankan sebagai hutan tetap. Hutan jenis ini juga
dicadangkan sebagai pengembangan transmigrasi, pemukiman, pertanian, dan
perkebunan. Berdasarkan statistik Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan tahun 2015, luas hutan produksi tetap sekitar 12.942.295,24 ha.
2) Hutan lindung, dikelola untuk mengelola tanah dan air Hutan suaka alam, dikelola
untuk melindungi kekayaan keanekaragaman hayati atau keindahan alam.
Berdasarkan statistik Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015,
luas hutan produksi tetap sekitar 29.673.382,37 ha.
3) Hutan konservasi, yakni kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang memiliki
fungsi perlindungan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
Berdasarkan statistik Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015,
luas hutan produksi tetap sekitar 22.108.630,99 ha. Hutan konservasi terdiri dari:
a. Kawasan suaka alam berupa cagar Alam (CA) dan suaka Margasatwa (SM),
adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang
mempunyai funsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah
sistem penyangga kehidupan.
b. Kawasan pelestarian alam,berupa Taman Nasional (TN), Taman Hutan raya
(THR), dan Taman Wisata Alam (TWA). Adalah kawasan dengan ciri khas
tertentu baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok
perlindungan sistem penyangga kehidupan pengaweetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
c. Taman Buru (TB), adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata
berburu.
Ada berbagai jenis hutan di Indonesia, diantaranya sebagai berikut:
a. Hutan hujan tropis, adalah hutan belantara dengan tumbuhan yang sangat bervariasi.
Tingkat kerapatan tumbuhannya cukup tinggi seingga sinar matahari tidak dapat
menembus permukaaan tanah. Hutan ini banyak terdapat di daerah dengan curah
hujan tahunan minimum antara 1.750 mm-2.000 mm, dan rata-rata temperatur
bulanan >18o C sepanjang tahun. Terdapat di Kalimantan, Sumatera, dan Papua.
b. Hutan musim, yaitu hutan campuran yng terdapat di daerah dengan cuah hujan
tahunan antara 1.500-4.000 mm, yang dikombinasikan degan bulan-bulan kering
selama 4-6 bulan. Pada saat musim kemarau, pohon-pohon menggugurkan daunna
agar dapat menyesuaikan diri dan berkembang. Pohon yang terdapat di hutan musim
adalah pohon jati, bungur, kesambi dan lain-lain. Hutan ini terdapat di Indonesia
bagian tengah, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara.
c. Hutan hujan pegunungan, terdapat pohon-pohon yang selalu menghijau. Kerapatan
tumbuhannya cukup tinggi. Pohon-pohonnya diantara lain jemuju, pinus, rasamala,
dan damar. Hutan ini tersebar di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.
d. Hutan sabana, adalah hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar yang
diselingi padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Tumbuhannya antara lain
kaktus, Saesalpinae, Leguminosae, dan Euphorbiaceae. Hutan sabana dapat ditemuii
di Flores, Sumba, dan Timor.
e. Hutan rawa, merupakan hutan yang tumbuh pada tanah aluvial yang selalu
tergenang air tawar. Tumbuhannya berupa pohon berakar lutut yang tunasnya
terendam air. Hutan ini banyak terdapat di sepanjang pantai timur Sumatera, dataran
rendah Kalimantan, dan Papua.
f. Hutan mangrove, disebut juga hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau, atau
hutan bakau. Hutan mangrove terdapat di dataran rendah pantai Sumatera,
Kalimantan, Maluku, Bali, Jawa, dan Papua.
g. Hutan gambut, terdapat di daerah beriklim tipe A atau B menurut klasifikasi
Koppen. Hutan ini tumbuh di atas tumpukan bahan organik yang tergantung pada
turunnya hujan. Hutan ini tersebar di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Papua, dan Riau.
h. Hutan lumut. Lumut di hutan ini tidak hanya menutupi permukaan tanah, tetapi juga
batang-batang pohon. Hutan lumut terdapat pada ketinggian >.1000 mdpl di Papua,
Sumatera, Kalimantan, sulawesi, dan Jawa.
Luaas daratan kawasan Indonesia pada tahun 2015 sekitar 120.773.441,72 ha. Hutan ini
tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Hutan yang terluas terdapat di Pulau Papua.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Jambi 2.098.535
Sumatera Selatan 3.418.194
Bengkulu 924.631
Lampung 1.004,735
Kep. Bangka Belitung 654.562
Kep. Riau 382.131,73
DKI Jakarta 475,45
Jawa Barat 816.603
Jawa Tengah 647.133
DI Yogyakarta 16.819,52
Jawa Timur 1.357.640
Banten 202.787
Bali 127,271,01
NTB 1.035.838
NTT 1.528.269
Kalimantan Barat 8.198.656
Kalimantan Tengah 12.697.165
Kalimantan Selatan 1.779.982
Kal. Timur dan Utara 13.855.833
Selawesi Utara 694.939
Sulawesi Tengah 3.934.568
Sulawesi Selatan 2.118.992
Sulawesi Tenggara 2.326.419
Gorontalo 824.668
Sulawesi Barat 1.092.376
Maluku 3.910.409
Maluku Utara 2.515.220
Papua Barat 8.784.787
Papua 29.368.482
Total 120.773.441,71
Sumber: Statistik Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2015
Salah satu hasil hutan Indonesia adalah kayu bulat, sebanyak 43,87 juta ton3 pda tahun
2015. Beberapa jenis kayu bulat yang tersebar produksinya adalah kayu akasia, meranti,
rimba campuran, sengon, eukaliptus, jati, karet, mahoni, dan merbau. Selain kayu bulat,
Indonesia juga menghasilkan kayu olahan. Jenia kayu olahan utama yang ada di setiap
pulau di Indenesia adalah sebagai berikut:
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Hutan Indonesia juga memiliki produksi hasil non kayu, seperti bambu, rotan, madu, nira,
getah pinus, getah karet, sagu, kemiri, daun kayu putih, jamur, dan asam.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
b) Batu Bara
Batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah
mati dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur yang menyusunnya
terutama adalah karbon, hidrogen, dan oksigen.Batu bara digunakan sebagai sumber
energi untuk berbagai keperluan. Energi yang dihasilkan batu bara dapat digunakan
untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga (memasak), pembakaran
pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur, bijih besi dan baja, industri
kimia, dan lain-lain. Batu bara dapat dijumpai di sejumlah pulau, yaitu Kalimantan
dan Sumatra.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Sumber: Indonesiainvestment.com
Potensi batu bara sebagai potensi sumber daya tambang di Indonesia di kedua
pulau tersebut sangat besar. Pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di
Kalimantan Timur (Lembah Sungai Berau dan Samarinda), Sumatra Barat (Ombilin
dan Sawahlunto), Sumatra Selatan (Bukit Asam dan Tanjung Enim).
c) Bauksit
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan
susunan terutama dari oksida aluminium. Bauksit merupakan kelompok mineral
aluminium hidroksida yang dalam keadaan murni berwarna putih atau kekuningan.
Aluminium ini tahan panas, kuat namun lentur dan mudah dibentuk. Untuk onderdil
otomotif, perkapalan dan industri pesawat terbang, menggunakan bauksit secara
massif. Potensi dan cadangan endapan bauksit terdapat di Pulau Bintan, Kepulauan
Riau, Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan.
d) Biji Besi
Biji besi merupakan salah satu unsur yang paling sering dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari – hari. Bijih besi dilebur dan dicampur dengan unsur lain lalu
kemudian menjadi banyak jenis – jenis besi. Biji besi dimanfaatkan untuk bahan
baku pemebuatan besi baja dan kawat baja, bahan dasar pembuatan tiang rambu lalu
lintas dan lampu penerangan jalan, bahan pembuatan besi tuang, besi tempa,
pembuatan baja lunak, dan baja sedang yang kemudian akan diolah menjadi produk
yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.
Aktivitas penambangan biji besi sebagai potensi sumber daya tambang di
Indonesia dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Sumatra, Lombok,
Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Selatan),
dan Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan).
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
e) Timah Putih
Timah merupakan logam dasar terkecil yang diproduksi, yaitu kurang dari
300.000 ton per tahun, apabila dibandingkan dengan produksi aluminium sebesar 20
juta ton per tahun. Timah putih merupakan unsur langka, sebagian besar (80%)
timah putih dunia dihasilkan dari cebakan letakan (aluvial), sekitar setengah
produksi dunia berasal dari Asia Tenggara. Mineral ekonomis penghasil timah putih
adalah kasiterit (SnO2), meskipun sebagian kecil dihasilkan juga dari sulfida seperti
stanit, silindrit, frankeit, kanfieldit dan tealit. Timah di Indonesia adalah di daerah
jalur timah yang membentang dari Pulau Kundur sampai Pulau Belitung dan
sekitarnya. Potensi timah putih di Indonesia tersebar sepanjang kepulauan Riau
sampai Bangka Belitung, serta terdapat di daratan Riau yaitu di Kabupaten Kampar
dan Rokan Ulu. Sumber daya timah putih yang telah diusahakan merupakan cebakan
sekunder, baik terdapat sebagai tanah residu dari cebakan primer, maupun letakan
sebagai aluvial darat dan lepas pantai.
f) Nikel
Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedtpada tahun 1751, merupakan logam
berwarna putih keperak-perakan yang berkilat, keras dan mulur, tergolong dalam
logam peralihan, sifat tidak berubah bila terkena udara, tahan terhadapoksidasi dan
kemampuan mempertahankan sifat aslinya di bawah suhu yang ekstrim (Cotton dan
Wilkinson, 1989). Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri,
seperti :pelindung baja (stainless steel), pelindung tembaga, industri baterai,
elektronik, aplikasi industri pesawat terbang, industri tekstil, turbin pembangkit
listrik bertenaga gas, pembuat magnet kuat,pembuatan alat-alat laboratorium
(nikrom), kawat lampu listrik, katalisator lemak, pupuk pertanian, dan berbagai
fungsi lain (Gerberding J.L., 2005).
Tambang Nikel di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat, Maluku, Papua,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
g) Mangan
Mangan banyak digunakan untuk proses pembuatan besi baja, pembuatan baterai
kering, keramik, gelas, dan sebagainya. Mangan sebagai potensi sumber daya
tambang di Indonesia ditambang di daerah Tasikmalaya (Jawa Barat), Kiripan
(Yogyakarta), dan Martapura (Kalimantan Selatan).
Selain barang tambang yang telah disebutkan diatas, masih banyak lagi sumber daya
mineral yang ditemukan di Indonesia. Sebaran mineral strategis di Indonesia dapat dilihat
pada peta berikut:
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Sumber: http://webmap.psdg.bgl.esdm.go.id/
Sumber daya alam tambang termasuk dalam kelompok sumber daya alam yang tidak
bisa diperbarui.Sehingga jika kelak sumber daya alam ini habis, maka kita tidak bisa
memanfaatkannya lagi.Oleh karena itu, tindakan yang tepat dalam pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya alam tambang sangatlah penting.
Kegiatan pertambangan meliputi beberapa kegiatan yakni observasi, eksplorasi dan
eksploitasi di daerah litosfer maupun di permukaan bumi.
a) Observasi merupakan kegiatan pengamatan ke daerah yang diperkirakan secara
teoritis mempunyai sumber tambang.
b) Ekplorasi merupakan kegiatan penyelidikan tentang keadaan mineral tambang
beserta kemungkinannya untuk dimanfaatkan secara ekonomis. Kegiatan eksplorasi
terdiri dari 2 macam yakni: 1) penyelidikan tentang banyaknya mineral,
persebarannya serta keuntungan ekonomisnya bila dilakukan pengelolaan, 2)
Menentukan syarat teknis bilamana akan dilakukan ekploitasi.
c) Eksploitasi merupakan kegiatan pengambilan barang tambang. Eksploitasi bisa kita
sebut juga sebagai penambangan. Dalam melakukan eksploitasi harus
memperhatikan betul-betul tentang teknis dan ketentuan lain yang berlaku.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
b) Hutan Mangrove
Adalah hutan khas yang hidup di sepanjang pantai di daerah tropis yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Banyak terdapat di pesisir timur Sumatera,
pesisir Kalimantan, dan pesisir selatan Papua.Ada dua fungsi hutan mangrove
sebagai potensi sumber daya laut di indonesia yaitu fungsi ekologis dan ekonomis.
Sumber: wordpress.com
Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat (tempat hidup) binatang
laut untuk berlindung, mencari makan, dan berkembang biak. Fungsi ekologis yang
lain dari hutan mangrove adalah untuk melindungi pantai dari abrasi air laut. Fungsi
ekonomis hutan mangrove berupa nilai ekonomis dari kayu pepohonan dan makhluk
hidup yang ada di dalamnya.Biasanya penduduk memanfaatkan kayu sebagai bahan
kayu bakar atau bahan pembuat arang. Kayu bakau juga dapat dijadikan bahan
pembuat kertas. Selain kayu, hutan mangrove juga dihuni oleh beragam jenis fauna
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
yang bernilai ekonomis, misalnya udang dan jenis ikan lainnya yang berkembang
biak dengan baik di wilayah ini.
c) Terumbu Karang
Adalah terumbu (batuan sedimen kapur di laut) yang terbentuk dari kapur yang
sebagian besar dihasilkan dari koral (binatang yang menghasilkan kapur untuk
kerangka tubuhnya). Jika ribuan koral membentuk koloni, koral-koral tersebut akan
membentuk karang.
Sumber: goodnewsfromindonesia.id
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
d) Lamun
Adalah tumbuhan tinggi yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup
terendam di dalam laut. Lamun tumbuh subur di daerah terbuka pasang surut dan
perairan pantai yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan karang
mati, dengan kedalaman sampai empat meter. Lamun dapat membentuk suatu
padang lamun. Padang lamun tersebar di laut perairan Indonesia. Manfaat lamun di
lingkungan perairan dangkal adalah sebagi produsen primer, habitat biota,
penangkap sedimen, dan pendaur zat hara.
Gambar 9. Lamun
Sumber: m.viva.co.id
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
perairan sungai dan danau, perkebunan, pertanian, serta bentang alam kgusus
seperti gua, karst, dan padang pasir.
b. Wisata budaya adalah perjalanan yang dilakukan untuk memperlus pandangan
hidup dengan cara mengunjungi tempat lain atau ke luar negri untuk
mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup,
serta kebudayaan dan seni. Contoh objek wisata budaya adala situs purbakala
dan budaya(candi, bangunan sejarah, keraton dan kota tua), museum, dan
perkampungan tradisional (dengan adat dan tradisi budaya masyarakat yang
khas)
c. Wisata buatan, adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan
objek wisata yang sangat dipengaruhi oleh upaya dan aktivitas manusia. Wisata
buatan mencakup wisata MICE (pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran),
wisata olahraga, dan wisata terintegrasi. Contoh objek wisata buatan antara lain
fasilitas rekreasi dan hiburan/taman bertema, fasilitas peristirahatan terpadu,
serta fasilitas rekreasi dan olahraga.
Gambar 10. Lembah Harau, Payakumbuh. Salah satu tujuan wisata alam Sumatera
Barat
Sumber: http://www.lihat.co.id/wisata/lembah-harau-payakumbuh-sumbar.html
Wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan tidak berdiri sendiri. Ketiga tipe
objek wisata ini tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor
50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Tahun 2010-
2025, perwilayahan pembangunan destinasi pariwisata nasional mencakup:
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Sumber: wordpress.com
a) Pulau Sumatera
Taman Nasional Gunung Leuser, Danau Laut Tawar, Rantau Prapat, Danau
Toba, Brastagi, Danau Maninjau, Danau Singkarak, Benteng Fort de Kock,
Lembah Anai, Danau Ranau, Suaka Alam Way Kambas, dan Benteng
Marlborough.
b) Pulau jawa
Gunung Tangkuban Perahu, Maribaya, Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Museum
Geologi, Taman Mini Indonesia Indah, Ancol, Museum Satria Mandala,
Museum Gajah, Monumen Nasional, Kebun Binatang Ragunan, Planetarium,
Dataran Tinggi Dieng, Batu Raden, Gua Jatijajar, Candi Borobudur,
Prambanan, Keraton Jogja, Kota Gede, Pantai Parangtritis, Kaliurang, Makam
Imogiri, Gunung Bromo-Tengger, Taman Nasional Baluran, dan Pemandian
Tretes.
c) Bali
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Pantai Kuta, Legian, Tanah Lot, Danau Batur, Klungkung, Pura Besakih,
Daerah Trunyan, dan berbagai macam kesenian.
d) Kalimantan
Pantai Pasir Panjang, Danau Riam Kanan, Museum Lambung Mangkurat,
Istana Kesultanan Sambas, Taman Nasional Tanjung Puting, dan masyarakat
Dayak.
e) Nusa Tenggara
Gunung Tambora, Taman laut Gili Air, Taman Nasional Komodo, dan Danau
Kelimutu.
f) Sulawesi
Taman Laut Bunaken, Danau Tondano, Tana Toraja, Suaka marga satwa Anoa
dan burung Maleo, Mesjid tua Palopo, Taman wisata Renboken, dan Pantai
Losari.
g) Papua
Danau Sentani, Gugusan pulau Raja Ampat, Pantai Koren, Hutan wisata Supiori
Tanjung Kasuari, Tugu Pepera, Tugu peninggalan gugurnya Yos Sudarso, dan
lokasi bekas markas Jendral Doglas Mc. Arthu
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Pertemuan 2
Indikator:
3.3.4 Menjelaskan konsep AMDAL dalam pembangunan
3.3.5 Menguraikan prosedur AMDAL dalam pembangunan
A. Konsep Amdal
Amdal merupakan kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan yang dapat menimbulkan perhubahan
terhadap lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah keseluruan unsur atau komponen
yang berada di sekitar individu yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan
individu tersebut. Komponen lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi komponen
makhluk hidup (biotik) dan komponen benda mati (abiotik).
1) Lingkungan biotik, adalah semua makhluk hidup yang menempati bumi, terdiri atas
tumbuhan, hewan, dan manusia. Menurut fungsinya, lingkungan biotik dibedakan
menjadi:
a. Produsen, organisme yang dapat menghasilkan makanan sendiri, disebut
organisme autotrofik
b. Konsumen, adalah organisme yang hanya memanfaatkan hasil yang disediakan
oleh organisme lain. Konsumen disebut juga organisme heterotofik.
c. Pengurai, adalah organisme yang berperan menguraikan sisa-sisa makhluk
hidup yang telah mati. Contohnya adalah bakteri dan jamur.
2) Lingkungan abiotik, adalah berbagai benda mati dan unsur alam yang mempengaruhi
kehidupan makhluk hidup, antara lain udara, tanah, air, sinar matahari. Komponen-
komponen lingkungan yang ada disekitar kita merupakan suatu kesatuan yang saling
mempengaruhi antara komponen yang satu dan komponen lain, yang disebut
ekosistem.
3) Lingkungan sosial budaya, adalah lingkungan sosial dan budaya yang dibuat oleh
manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan dan juga keyakinan dalam perilaku
sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai sebuah keteraturan
berkat adanya sistem nilai dan juga sistem norma yang diakui dan ditaati oleh
segenap masyarakat.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Jenis usaha yang wajib dilengkapi dengan amdal diatur dalam Peraturan Lingkungan
Hidup No. 5 tahun 2002;
d. Bidang multisektoral, jenis kegiatan yang bersifat lintas sektor. Contohnya reklamasi
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dengan luas area reklamasi ≥25 ha, dan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
volume material timbunan ≥500.000 m3 atau panjang reklamasi ≥50 m (tegak lurus
ke arah laut dari garis pantai)
e. Bidang pertahanan dan keamanan. Kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas militer
skala tertentu berpotensi menimbulkan dampak penting, seperti potensi terjadinya
ledakan serta keresahan sosial akibat kegiatan operasional dan penggunaan lahan
yang cukup luas. Jenis kegiatan bidang pertahanan dan keamanan seperti
pembangunan pangkalan TNI AL, AU, dan pembangunan pusat latihan tempur,
f. Bidang pertanian. Pada umumnya, dampak yang ditimbulkan usaha budidaya
tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan berupa erosi tanah, perubahan
ketersediaan dan kualitas air akibat kegiatan pembukaan lahan, persebaran hama,
penyakit dan gulma pada saat beroperasi, serta perubahan kesuburan tanah akibat
penggunaan pestisida. Jenis kegiatan pertanian yang dimaksud seperti budidaya
tanaman pangan dengan atau tanpa unit pengolahannya, budidaya tanaman
hortikultura dengan atau tanpa unit pengolahannya, dan lain-lain.
g. Bidang perikanan dan kelautan. Dampak penting yang dihasilkan usaha budi daya
tambak udang dan ikan adalah perubahan ekosistem perairan dan pantai, hidrologi
dan bentang alam. Pembukaan hutan mangrove akan berdampak terhadap habitat,
jenis, dan kelimpahan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang berada di kawasan
tersebut. Adapun jenis kegiatannya seperti usaha budidaya perikanan.
h. Bidang kehutanan, pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah
gangguan terhadap hutan, hidrologi, keanekaragaman hayati, hama penyakit,
bencana alam, dan potensi konflik sosial.
i. Bidang perhubungan, misalnya pembangunan kereta api berpotensi menimbulkan
dampak berupa emisi gangguan lalu lintas, kebisingan, getaran, gangguan
pandangan, ekologis, dampak sosial, gangguan jaringan prasarana sosial, serta
dampak perubahan kestabilan lahan dan air tanah.
j. Bidang teknologi satelit, misalnya pembangunan fasilitas pembuatan propelan roket.
Kegiatan ii termasuk kegiatan berbahaya.
k. Bidang perindustrian, seperti industri semendengan proses klinker, adalah industri
semen yang kegiatanya menyatu dengan kegiatan penambangan. Kegiatan ini dapat
menyebabkan keluarnya debu dari cerobong, penggunaan lahan yang luas,
kebutuhan air cukup besar. selain itu, kegiatan ini berpotensi besar menghailkan
limbah.
l. Bidang pekerjaan umum, beberapa kegiatan pada bidang pekerjaan umum
mempertimbangkan skala/besaran kawasan perkotaan.
m. Bidang perumahan dan kawasan pemukiman, dampak pentingnya antara lain efek
pembangunan terhadap lingkungan sekitar (mobilisasi material, manusia, dan lalu
lintas)
n. Bidang energi dan sumber daya mineral terkait dengan proses produksi yang
memberi dampak penting seperti pada perubahan struktur dan stabilitas tanah
o. Bidang pariwisata, pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah
gangguan terhadap ekosistem, hidrologi, bentang alam, dan potensi konflik sosial.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Semua jenis usaha dan/atau kegiatan ini wajib memiliki analisis mengenai dampak
lingkungan hidup. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan syarat yang
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan atau kegiatan yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang. Dokumen amdal disusun oleh pemrakarsa yang
memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal dengan melibatkan masyarakat tertentu
seperti pihak yang terkena dampak, pemerhati lingkungan hidup, dan pihak yang
berpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses amdal. Dokumen ini dinilai oleh
Komisi Penilai amdal yag dibentuk oleh mentri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Pertemuan 3
Indikator:
3.3.6. Menjelaskan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
3.3.7. Menganalisis bentuk-bentuk pemanfaatan SDA dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan
A. Pembangunan Berkelanjutan
1) Konsep Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,
masyarakat, dsb) yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Pembangunan berkelanjutan artinya
memperhatikan dan mempertimbangkan dimensi lingkungan hidup untuk
memperbaiki kerusakan lingkungan hidup.
Pembangunan berkelanjutan dilatar belakangi dengan adanya keinginan dari
PBB untuk menanggulangi dan memperbaiki masalah kerusakan lingkungan yang
terjadi. Pada tanggal 1 Juni 1970, Sidang Umum PBB No 2657 (XXV) Tahun 1970
menugaskan pada Penitian Persiapan untuk menyesuaikan kebijakan nasional di
bidang lingkungan hidup dengan rencana Pembangunan Nasional untuk usaha
“melindungidan mengembangkan kepentingan-kepentingan negara yang sedang
berkemban”. Hal inilah yang selanjutnya dikembangkan dan menjadi hasil dari
Konferensi Stocholm yang dianggap sebagai dasar-dasar atau cikal bakal konsep
“Pembangunan Berkelanjutan”.
Menurut Emil Salim, pembangunan berkelanjutan atau suistainable
development adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari
sumber daya alam dan sumber daya manusia, degan menyerasikan sumber alam
dengan manusia dalam pembangunan.
Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan global yang
dihasilkan oleh KTT Bumi Rio de Jeneiro pada tahun 1992. Di dalamnya terkandung
dua gagasan penting, yaitu :
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup,
di sini yang diprioritaskan adalah kebutuhan kaum miskin.
b. Gagasan keterbatasan, yakni keterbatasan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan baik masa kini maupun masa yang akan datang
Pembangunan berkelanjutan memerlukan faktor lingkungan untuk
mendukungnya (Otto Soemarwoto, 1977), yaitu:
a. Faktor tersedianya sumber daya yang cukup
b. Faktor terpeliharanya proses ekologi yang baik
c. Faktor lingkungan sosial budaya dan ekonomi yang sesuai.
Faktor- faktor tersebut mengalami dampak dari pembangunan dan mempunyai
dampak pula terhadap pembangunan. Untuk hal tersebut pengelolaan lingkungan
untuk pembangunan harus didasarkan pada konsep yang lebih luas, mencakup:
a. Dampak lingkungan terhadap proyek
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
a) Equity (Pemerataan)
Pemerataan dalam pembangunan berkelanjutan menjadi tujuan utama.
Pemerataan dianggap mampu meminimalisasi disparitas baik ekonomi dan
sosial serta kesempatan yang seimbang bagi masyarakat.
b) Engagement (Peran Serta)
Bentuk pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan melalui peningkatan dan
optimalisasi peran serta masyarakat dalam proses pembangunan lingkungan.
Dalam hal ini, pemerintah berperan sebagai fasilitator pemberdayaan
masyarakat dan mampu menampung aspirasi atau masukan dari masyarakat.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
1. Kehutanan Berkelanjutan
Kehutanan berkelanjutan bertujuan untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan
dan kelestarian lingkungan untuk kepentingan hidup manusia saat sekarang dan generasi
yang akan datang. Sumber daya hutan merupakan sumber daya alam yang sangat erat
keterkaitannya dengan lingkungan hidup, baik secara fisik maupun sosial budaya.
Kerusakan sumber daya hutan dapat berdampak pada kerusakan iklim, kerusakan sungai
dan kerusakan lingkungan hidup manusia. Oleh karena itu dalam pengelolaan sumber
daya hutan tidak terlepas dari pengelolaan sumber daya alam secara komprehensif dan
berkelanjutan.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Sumber: wordpress.com
a. Pertimbangan ekonomi dan ekologi harus selaras, karena prinsip pengelolaan harus
mengusahakan tercapainya kesejahteraan masyarakat dengan mempertahankan
kelestarian sumber daya alam.
b. Pengelolaan sumber daya alam mencakup masalah ekploitasi dan pembinaan dengan
tujuan mengusahakan agar penurunan daya produksi sumber daya alam sebagai
akibat eksploitasi diimbangi dengan tindakan konservasi dan pembinaan, dengan
demikian manfaat maksimal sumber daya alam dapat diperoleh secara berkelanjutan.
c. Untuk mencegah benturan kepentingan antara sektor-sektor yang memanfaatkan
sumber daya alam perlu diupayakan pendekatan multidisiplin dalam bentuk integrasi
usaha pengelolaan, khususnya integrasi dalam masalah tataguna lahan dan
perencanaan wilayah.
d. Pengelolaan sumber daya alam yang diharapkan berkelanjutan tersebut mencakup
aktivitas inventarisasi, perencanaan, implementasi, dan pengawasan.
e. Mempertimbangkan sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan ekosistem
yang bersifat kompleks, maka diperlukan metode inventarisasi dan perencanaan
yang terpadu serta organisasi pelaksana (kelembagaan) dan pengawasan yang
terkoordinasi dengan baik.
2. Pertanian Berkelanjutan
Secara umum, pertanian barkelanjutan bertujuan untuk meningkatakan kualitas
kehidupan (equality of life). Untuk mencapai tujuan tersebut, menurut Manguiat, ada
beberapa kegiatan yang diperlukan. Beberapa kegiatan itu antara lain adalah
meningkatkan pembangunan ekonomi, memprioritaskan kecukupan pangan,
meningkatkan pengembangan sumber daya manusia, dan menjaga stabilitas lingkungan.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Sumber: dewi2ekasyaida.blogspot.co.id
Indikator kegiatan pertanian berkelanjutan adalah budi daya berbagai jenis tanaman
secara alami, memelihara keanekaragaman genetik sistem pertanian, meningkatkan siklus
hidup biologis dalam ekonomi sistem pertanian, menghasilkan produksi pertanian yang
bermutu dalam jumlah memadai, memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam
jangka panjang, menghindarkan pencemaran yang disebabkan penerapan teknik
pertanian.
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Sumber: www.suarakutim.com
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
4. Industri Berkelanjutan
Kegiatan industri berperan terhadap tiga hal secara signifikan, yaitu kepada faktor
ekonomi, faktor sosial, dan faktor lingkungan. Pengaruh industri terhadap ekonomi dan
sosial adalah pengaruh positif, dimana kegiatan industri menciptakan lapangan kerja dan
meningkatkan pendapatan negara. Sementara itu, pengaruh industri terhadap lingkungan,
yaitu berupa pencemaran lingkungan adalah pengaruh yang merugikan. Kombinasi yang
seimbang dari ketiga faktor terpengaruh tersebut akan mewujudkan industri yang
berkelanjutan.
Oleh karena itu, pelaksanaan aktivitas di sektor industri perlu memperhatikan prinsip-
prinsip berikut:
a) Menggunakan SDA secara berkelanjutan.
b) Menjamin kualitas hidup masyarakat disekitar lokal penambangan.
c) Menjaga kelangsungan hidup ekologi sistem alami (environmental system).
Akan tetapi, ada hambatan bagi negara berkembang dalam melaksanakan kegiatan
industri berkelanjutan. Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan industri berkelanjutan
sebagai berikut:
a) Potensi sumber daya melimpah, tetapi pemanfaatannya belum optimal.
b) Dukungan pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan masih kurang.
Kawasan industri dinegara berkembang belum terpadu secara sistematis dan hanya
kumpulanindustri yang berdiri sendiri.
5. Kelautan Berkelanjutan
Hasil perikanan laut tahun 2003 cenderung menunjukkan adanya penurunan jumlah.
Untuk memperoleh hasil yang sama dengan waktu sebelumnya, diperlukan waktu yang
cukup lama. Hal ini terjadi karena makin menurunnya populasi ikan yang disebabkan
tertangkapnya ikan-ikan yang masih kecil. Di samping itu, tidak ada kesempatan bagi
ikan dewasa untuk berkembang biak. Oleh karena itu, perlu adanya usaha pengelolaan
perikanan di Indonesia.
Pengelolaan perikanan ini ditempuh dengan jalan sebagai berikut.
a. Perlindungan anak ikan, yaitu larangan penangkapan ikan yang belum dewasa
dengan menggunakan alat penangkapan yang ukuran jaringnya ditentukan.
b. Sistem kuota, yaitu menentukan bagian perairan yang boleh diambil ikannya pada
musim tertentu. Penggunaan sistem ini harus disertai kontrol yang baik.
c. Penutupan musim penangkapan dengan tujuan agar jumlah induk ikan tidak
berkurang, kemudian pada waktu pemijahan serta pembesaran anak ikan tidak
terganggu. Pada musim tersebut dilarang melakukan penangkapan ikan-ikan tertentu.
d. Penutupan daerah perikanan, yaitu larangan penangkapan ikan di daerah pemijahan
dan pembesaran ikan, terutama di daerah yang populasinya menurun.
6. Pariwisata Berkelanjutan
Pariwisata berkelanjutan berfokus pada keberlanjutan pariwisata sebagai aktifitas
ekonomi dan mempertimbangkan pariwisata sebagai elemen kebijakan pembangunan
berkelanjutan yang lebih luas. Pembangunan pariwisata harus dapat menggunakan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
DAFTAR RUJUKAN
Huda, Nurul. Sumantri, Diaz. Rohman, Deri Syaeful. Urfan, Faiz. 2014. Suplemen
Sumber Belajar Olimpiade Geografi. Jakarta: PT Bina Prestasi Insani.