Anda di halaman 1dari 61

• GEN BERANGKAI

• GEN RANGKAI KELAMIN


• PEWARISAN GEN-GEN PADA
KROMOSOM KELAMIN
• GEN RANGKAI KELAMIN
• PINDAH SILANG
GEN BERANGKAI

Gen gen yang terletak pada kromosom yang sama tidak diturunkan
secara bebas.
Dua gen yang terletak pada kromosom yang sama, tidak dapat
bersegregasi dengan bebas dan cenderung untuk diturunkan
bersama-sama, (linkage/pautan)
Gen-gen yang terdapat pada kromosom yang sama = gen-gen
berangkai (linked genes).
Sedang fenomenanya dinamakan berangkai (linkage).
Pertama kali ditemukan oleh W.Bateson & R. C Punnet  T.H.
MORGAN. Kekuatan pautan tergantung pada jarak antara gen
yang berpautan.
A B C
• GEN-GEN PADA KROMOSOM YANG BERBEDA (TIDAK
BERANGKAI) BERTEMU SECARA BEBAS → HUKUM MENDEL II

• GEN-GEN YANG BERANGKAI AKAN CENDERUNG TETAP


BERPASANGAN DI DALAM GAMET- GAMET YANG TERBENTUK
 Pola segregasi dan rekombinasi tidak bebas (HK.
Mendel tidak berlaku)
B b
A a

DUA GEN TIDAK BERANGKAI

A a A a

B b b B

SIS TRANS
DUA GEN BERANGKAI
PERSILANGAN DUA GEN BERANGKAI
PERSILANGAN DUA GEN TIDAK BERANGKAI
PERSILANGAN TIGA
GEN BERANGKAI
Pewarisan Gen-Gen pada Kromosom Kelamin

• Kromosom X mengandung gen-gen yang disebut “gen terpaut


kelamin” (“sex-linked genes”)
• Gen yang terletak pada kromosom kelamin ini tidk mempunyai
alel pada kromosom Y (bukan homolognya)
• Sehingga penurunan gen terpaut kelamin pada jenis kelamin
yang mempunyai kromosom Y (XY atau XO) agak berbeda
dibandingkan dengan gen-gen autosomal.
• Karena tidak ada alel pada kromosom Y maka gen terpaut
kelamin dapat menunjukan ekspresinya sekalipun dalam
keadaan tunggal,resesif ataupun dominan.
• Gen terpaut kelamin pada Drosophila

• W = mata merah
terpaut kelamin
• w = mata putih

W W W w w w W w

merah merah putih merah putih


T.H. Morgan (1910), menyilangkan betina bermata merah dengan jantan
bermata putih. F1 semua bermata merah jantan maupun betina, F2
menyimpang dari HK. Mendel I: keturunan betina semua bermata merah (tak
ada yg putih), yang jantan 50% bermata merah dan 50% bermata putih

• P: betina merah X jantan putih

W W w

• F1 : betina merah jantan merah


W w W

• F2 : betina merah betina merah jantan merah jantan putih


W W W w W w
• Gen terpaut kelamin pada manusia

• Hemofilia contoh sifat terpaut kelamin yang disebabkan oleh gen resesif.
• hh = wanita penderita
• Hh = wanita carrier/pembawa
• hY = laki-laki penderita
• Penderita-penderita sifat terpaut kelamin kebanyakan laki-laki.
• Penderita wanita jarang
• 1/25.000 laki-laki penderita hemofilia
• 2/25.000 wanita carrier/heterozigotik
• Kemungkinan untuk terjadi perkawinan antara seorang wanita pembawa dan
laki-laki penderita hemofilia adalah :
1/25.000 x 2/25.000 = 1/312.500.000, hanya 50% anak perempuan menderita
hemofilia (Hh : hh = 1 : 1), kira-kira hanya 1 diantara 625.000.000 populasi
adalah wanita penderita
Hemofilia contoh sifat terpaut kelamin yang disebabkan oleh gen resesif.

• P: wanita pembawa x laki-laki hemofilia

H h h

• F: H h h h H h

carrier hemofilia normal hemofilia


• Kurang lebih 60 macam gen ditemukan pada
kromosom X manusia. Diantaranya adalah gen-
gen resesif
• Gen buta warna, ketidakmampuan membentuk
badan-anti, distrofi otot dan diabetes
UJI MATA

COBA TEBAK ANGKA BERAPA ???


Buta warna merah hijau

• Penderita ini tidak dapat membedakan warna merah


hijau  gen resesif c pada kromosom X sedangkan
penglihatan normal oleh alel dominannya C
• Penyakit buta warna lebih sering dijumpai pada laki-laki
di banding perempuan.
Dua orang tua yang normal penglihatannya dapat menghasilkan seorang anak
laki-laki yang buta warna bila ibu itu seorang “carrier” :

• P : ibu normal X bpk normal

C c C

• F1 :
C c C c C c

wanita normal laki-laki laki-laki


normal buta warna
100% 50% 50%
• Gen terpaut Y

• Organisme dengan determinasi kelamin XY, sebagian besar


kromosom Y tdk mempunya homolog pada kromosom X
• Gen-gennya sangat langka
• Diwariskan ayah kepada semua anak laki-lakinya
• Disebut gen-gen holoandrik
• Sifat yang terdapat pada kromosom Y diantaranya:
hypertrichosis (pertumbuhan rambut pada telinga), keratoma
dissipatum (penebalan kulit pada tangan dan kaki), jari kaki
berselaput. (masih diragukan kebenarnnya!)
GEN RANGKAI KELAMIN

(Gen-gen yang terletak pada kromosom kelamin)

• RANGKAI X
• RANGKAI Y
• RANGKAI KELAMIN TAK SEMPURNA
GEN RANGKAI KELAMIN
RANGKAI X

GEN W = MATA MERAH


NORMAL

GEN w = MATA PUTIH


Gen o = warna bulu

warna mata Drosophila tortoise shell Hemophila


• Pewarisan Rangkai X

Gen rangkai X pada Drosophila melanogaster  gen pengatur


warna mata alami, warna merah. Pada individu betina membawa
dua kromosom X  2 gamet sama atau homogametik, dan pada
jantan hanya sebuah kromosom X  2 gamet berbeda atau
heterogametik.
Gen rangkai X pada kucing mempengaruhi warna bulu (tortoise
shell)  betina.
homozigot dominan betina dan hemizigot dominan jantan 
bulu hitam, homozigot resesif betina dan hemizigot resesif jantan
 bulu kuning
Gen rangkai X pada manusia  gen resesif penyebab penyakit
hemofili, diwariskan oleh perempuan dan umumnya pada laki-
laki.
GEN RANGKAI KELAMIN
RANGKAI Y

rambut kasar di belakang telinga rambut kasar pada tubuh


• Pewarisan Rangkai Y

Tidak ada pada individu betina sehingga disebut gen holandrik.


Kromosom Y mengandung sedikit gen yang aktif, yang
disebabkan sulitnya menemukan mutan gen rangkai Y yang
menghasilkan fenotip abnormal.
Contoh : Hg dan alelnya hg  bulu kasar dan panjang
Ht dan alelnya ht  bulu panjang disekitar telinga
Wt dan alenya wt  abnormalitas kulit pada jari
GEN RANGKAI KELAMIN
RANGKAI KELAMIN TAK SEMPURNA

Rambut pada Drosophila


• Rangkai Kelamin Tak Sempurna

Gen-gen pada kromosom kelamin X dan Y yang homolog,


pewarisan sifat tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, dan
berlansung seperti pewarisan gen autosomal.
Pada Drosophila melanogaster terdapat gen rankai kelamin tak
sempurna  pertumbuhan bulu pendek dan bersifat resesif.
PINDAH SILANG (crossing over)

BERTUKARNYA GEN (MATERI GENETIK) DARI SATU


KROMOSOM KE KROMOSOM HOMOLOGNYA PADA
PEMBELAHAN MEIOSIS
MEKANISME PINDAH SILANG
Figure 5.3 Mechanism of crossing-over. A highly simplified diagram of a
crossover between two nonsister chromatids during meiotic prophase, giving
rise to recombinant (nonparental) combinations of linked genes (Russell,
1994)
Jika pindah silang tunggal :

A B kromatid sister A B A B GP
A B A B A b GR
A B Meiosis kromatid non sister
a b a b a b a B GR
a b a b a b GP
Jika pindah silang terjadi pada fase dua untai :

A b
A B A B A b A b
======   ========== 
a b a b a B a B
a B

Jika pindah silang terjadi pada fase empat untai :

A B A B A B
A B
======  A B A B A b
a b  
a b a b a B

a b a b a b
DUA MACAM GAMET DILIHAT DARI
KANDUNGAN GEN BERANGKAINYA :

1. GAMET TIPE PARENTAL :


KANDUNGAN GEN BERANGKAINYA
BUKAN HASIL PINDAH SILANG
2. GAMET TIPE REKOMBINASI :
KANDUNGAN GEN BERANGKAINYA
MERUPAKAN HASIL PINDAH SILANG
PINDAH SILANG TERJADI PADA FASE EMPAT UNTAI !

Jika pindah silang terjadi pada fase dua untai :


A b SEMUA GAMET
A B A B A b A b
TIPE REKOMBINASI
=====   ====== 
a b a b a B a B (TIDAK MUNGKIN)
a B

Jika pindah silang terjadi pada fase empat untai :

A B A B A B
A B ADA GAMET
======  A B A B A b TIPE PARENTAL
a b  
a b a b a B (MASUK AKAL)

a b a b a b
• INDIVIDU AaBb DENGAN KEDUDUKAN SIS AKAN
MEMBENTUK
GAMET TIPE PARENTAL AB DAN ab
GAMET TIPE REKOMBINASI Ab DAN aB.
Genotipe = AB / ab

• INDIVIDU AaBb DENGAN KEDUDUKAN TRANS AKAN


MEMBENTUK
GAMET TIPE PARENTAL Ab DAN aB
GAMET TIPE REKOMBINASI AB DAN ab.
Genotipe = Ab / aB
PERSENTASE PINDAH SILANG =
PERSENTASE GAMET TIPE REKOMBINASI =
DERAJAD KEBERANGKAIAN DUA GEN =
JARAK ANTARA DUA GEN BERANGKAI = NPS

JUMLAH TIPE REKOMBINASI


X 100 %
JUMLAH SELURUH INDIVIDU
JIKA INDIVIDU AB/ab
MENGHASILKAN GAMET :
AB dan ab 90%; Ab dan aB 10%
BERARTI :
JARAK LOKUS A - B = 10%
atau = 10 MORGAN
atau = 10 SATUAN PETA
(map unit)
• BANYAKNYA GAMET TIPE PARENTAL
50% HINGGA 100%
• BANYAKNYA GAMET TIPE
REKOMBINASI 0% HINGGA 50%
• JIKA GAMET TIPE PARENTAL =
GAMET TIPE REKOMBINASI (= 50%),
MAKA SEBENARNYA KEDUA GEN
YANG DIAMATI TIDAK BERANGKAI !
PINDAH SILANG GANDA
(DOUBLE CROSSING OVER)

• DAPAT TERJADI DI ANTARA TIGA GEN BERANGKAI


• DI ANTARA LOKUS A, B, DAN C DAPAT TERJADI
PINDAH SILANG ANTARA A DAN B
PINDAH SILANG ANTARA B DAN C
PINDAH SILANG GANDA ANTARA A, B, DAN C
Contoh pindah silang ganda

A B C Abc,aBC
a b c

A B C ABc,abC
a b c

A B C AbC,aBc
a b c
INDIVIDU ABC/abc DAPAT MEMBENTUK GAMET-GAMET :

ABC TIPE PARENTAL (persentasenya terbesar)


abc

Abc TIPE REKOMBINASI HASIL PINDAH SILANG


aBC ANTARA A DAN B
(persentasenya sebanding dengan jarak A - B)

Abc TIPE REKOMBINASI HASIL PINDAH SILANG


abC ANTARA B DAN C
(persentasenya sebanding dengan jarak B - C)

AbC TIPE REKOMBINASI HASIL PINDAH SILANG


aBc GANDA
(persentasenya terkecil)
SILANG UJI TIGA TITIK
Individu ABC/abc disilang uji dengan abc/abc
menghasilkan keturunan :

ABC/abc fertilisasi gamet parental


abc/abc
Abc/abc fertilisasi gamet ps A - B
aBC/abc
ABc/abc fertilisasi gamet ps B - C
abC/abc
AbC/abc fertilisasi gamet psg
aBc/abc

Individu hasil silang uji tiga titik biasanya


CUKUP DITULISKAN SEPERTI GAMETNYA.
Misal : Abc/abc cukup ditulis Abc.
Kekuatan pautan tergantung dari jarak antar gen-gen yang berpautan, misal
gen A, B, dan C terletak pada kromosom yang sama dengan jarak sbb:

A B C
Maka kekuatan pautan antara A – B adalah 2 kali lebih erat dari B-C, dan 3 kali
lebih erat dari A – C

Untuk mengetahui ada tidaknya pautan antara 2 gen harus diadakan


percobaan uji silang yaitu suatu penyilangan dengan menggunakan genotip
yang homozigot resesif

bila kedua gen terpaut maka GP(gamet parental) melebihi 50%, sedangkan
GR(gamet rekombinasi) akan lebih kecil dari 50% dari hasil total

besar persentase rekombinasi menunjukan kuat lemahnya pautan antar gen


,menunjukan pula jarak antar kedua gen

Rekombinasi terjadi karena pindah silang


Contoh uji silang untuk mengetahui dua gen terletak pada
kromosom yang sama(terpaut) :

• Pada jagung, biji berwarna kuning disebabkan oleh adanya gen Y yang
dominan terhadap y yang menyebabkan biji berwarna putih. Biji bulat
disebabkan karena adanya gen B yang dominan terhadap gen b yang
menyebabkan biji keriput. Varietas jagung berbiji kuning dan bulat disilangkan
dengan varietas jagung biji putih dan keriput, kemudian F1-nya diuji silang.
Hasil penyilangan tersebut memiliki rasio fenotip F2 sbb:
Fenotip F2 : kuning, bulat Y B 4.032
y b
putih, keriput y b
y b 4.035
kuning, keriput Y b
y b 149
putih, bulat y B
y b 152
Jumlah 8.368
• P: Y B x y b
Y B y b

Gamet: Y B y b

F1: Y B x y b (test cross)


y b y b
Gamet: Y B y b
F1

Kromosom sblm PS Pindah Silang Kromosom ssdh PS


Y B Y B Y B YB
Y B Y B y B yB
GR GP

y b y b Y b Yb
Y b y b y b yb
Nilai Pindah Silang: angka yang
menunjukan besarnya
persentase kombinasi baru yang
dihasilkan sebagai akibat
terjadinya pindah silang

• F2 : Y B Kuning, bulat 4.032 NPS= jmlh tipe Rek x100%


jmlh total individu
y b
Pada contoh disamping
96,4 % kekuatan pindah silang antara
gen-gen berangkai adalah 3,6 %
y b putih, keriput 4.035
y b
8.067/8.368 x 100%
Y b kuning, keriput 149
y b
3,6 %
y B putih, bulat 152 301/8.368 x 100%

y b total 8.368
• Kombinasi parental lebih besar dari 50% berarti gen Y dan B terletak pada
satu kromosom yang sama, demikian pula gen y dan b.

• Rekombinasi sebesar 3,6% menunjikan frekuensi pindah silang antar


kromatid pada waktu meiosis

• Dalam pemetaan gen, 1% rekombinasi disamakan dengan 1 unit peta atau


1 Morgan

• Jadi 3,6% yang didapat tadi menunjukan jarak antara kedua gen Y dan B
adalah 3,6 satuan peta

Y B
3,6 s.p
Pemetaan Kromosom
• Untuk pembuatan peta genetis dipergunakan “Uji Silang Tiga Titik/Three Point
Test Cross” menggunakan 3 gen dalam kromosom yang sama bila jarak antara
gen-gen tersebut lebih dari 10 unit (dapat terjadi pindah silang ganda/Double
Crossing Over(DCO).
• Contoh: Pada Drosophila : b = tubuh black pada
vg = sayap vestigial kromosom II
cn = mata cinnabar
Lalat betina Black-cinnabar-vestigial disilangkan dengan jantan normal,
kemudian F1 betina yang heterozigot ditest cross dengan jantan Black-
cinnabar-vestigial. Hasilnya sbb:
+ + + normal 332 kombinasi parental
b cn vg black-cinnabar-vestigial 326 82,25% n.c.o
b + + black 35 8,25% s.c.o1
+ cn vg cinnabar-vestigial 31 b------cn
b cn + black-cinnabar 36 8,75% s.c.o2
+ + vg vestigial 34 cn-----vg
+ cn + cinnabar 4 0,75% d.c.o
b + vg black-vestigial 2
total 800
• Jarak antara b-------cn = 8,25% + 0,75% = 9% atau 9 s.p
cn------vg = 8,75% + 0,75% = 9,5% atau 9,5 s.p
b--------vg = 9 s.p + 9,5 s.p = 18,5 s.p

Gambar peta :
b cn vg

(gambarkan penyilangan di atas!!)


P : betina Bl Cn Vg X + + +
Bl Cn Vg + + +

F1 : + + + x Bl Cn Vg (test cross)
Bl Cn Vg Bl Cn Vg

s.c.o 1 : + + + + Cn Vg 35 + 31/800 x 100% = 8,25%


Bl ------ Cn
Bl Cn Vg Bl + +

s.c.o 2 : + + + + + Vg 36 + 34 / 800 x 100% = 8,75%


Cn ------ Vg
Bl Cn Vg Bl Cn +

d.c.o : + + + + Cn + 4 + 2 /800 x 100% = 0,75%


Bl -------- Vg
Bl Cn Vg Bl + Vg
Koefisien Koinsidens (KK) dan Interferensi (I)
• Secara matematika dapat dibuktikan bahwa pindah silang ganda yang diperoleh (yg
sebenarnya) adalah lebih kecil daripada nilai pindah silang secara kalkulasi, peristiwa inilah
disebut Interferensi (I).
• Interferensi paling besar terdapat di dekat sentromer. Adapun Koefisien Koinsidens (KK)
merupakan perbandingan antara frekuensi pindah silang ganda yang diperoleh terhadap
frekuensi pindah silang ganda atas dasar kalkulasi:
• KK = frekuensi PSG yang diperoleh/D.C.O yg diamati (O)
frekuensi PSG kalkulasi / D.C.O yg diharapkan (E)
KK biasanya berkisar antara 0 dan 1, jika tidak ada interferensi berarti KK = 0.
Oleh karena itu: I = 1-KK
PSG yang diharapkan/kalkulasi adalah hasil perkalian dari nilai kedua pindah silang

Dalam contoh di atas:


Persentase crossing over antara b ---- cn (+ d.c.o) = 9,00%
Persentase crossing over antara cn ---- vg ( + d.c.o) = 9,50%
d.c.o yg diharapkan bila tidak ada interferensi (0,09 x 0,095) =0,86%
Jumlah d.c.o yg diharapkan (E) (0,86% x 800) = 6,88 (=7)
Jumlah d.c.o yg diamati (dari data) (O) =6
KK =6/7 = 0,86
Penentuan Urutan Gen
• Bila data dari uji silang tiga titik dsh didapat maka kita harus menentukan
apakah urutan gen-gen tadi sudah betul?
• Dapat dicek dengan mencocokan n.c.o dan d.c.o yang secara berurutan
memberikan data yang terbesar dan terkecil
• Contoh:
Fenotip yang diamati Jumlah Individu
+ + + 30
+ + c 66
+ b + 339
339
+ b c 137
a + + 142
a + c 291
a b + 3
a b c 34
• n.c.o adalah : + b + 339
a + c 291

d.c.o adalah : + + c 6
a b + 3

Bila urutan diatas memang sdh benar maka fenotip d.c.o seharusnya + + +
dan a b c tetapi ternyata tidak, jadi posisi gen-gen harus diubah
sedemikian rupa sehingga setelah terjadi d.c.o maka gen c berada
bersama-sama dengan + + c, dan a b dengan + .
Ini diperoleh bila kita menukar a dan b , sehingga n.c.o. Menjadi b + + dan
+ a c (fenotip tidak berubah), dan setelah terjadi d.c.o. kedudukan gen
menjadi + + c dan b a + .
• Data menjadi:
b + + 339
+ a c 291 n.c.o.

+ + + 30
b a c 34 s.c.o. Antara b ------- a

b + c 137
+ a + 142 s.c.o. Antara a -------- c

+ + c 6
b a + 3 d.c.o. Antara b ----- a ----- c
KERJAKAN SOAL LATIHAN !!
1. Pada jagung tumbuhan berwarna ungu disebabkan oleh
adanya gen dominan P, tumbuhan hijau oleh alelnya resesif p.
Daun yang normal disebabkan oleh gen N dan daun yang tidak
lebar oleh alelnya yang resesif n. Tumbuhan yang hijau
berdaun normal yang homozigotik, disilangkan dengan
tumbuhan ungu berdaun tidak lebar yang homozigotik. F1 nya
disilangkan dengan tumbuhan hijau berdaun tidak lebar,
hasilnya adalah :
• Tumbuhan ungu, daun normal 197
• Tumbuhan ungu, daun tidak lebar 201
• Tumbuhan hijau, daun normal 199
• Tumbuhan hijau, daun tidak lebar 203
Apakah gen-gen tersebut linked/terpaut? Jika demikian
berapa persenkah pindah silangnya?
2. Gen sh menyebabkan biji jagung keriput, sedangkan alel
dominannya Sh menghasilkan biji yang bulat. Gen c
menyebabkan endosperm yang tidak berwarna, alel
dominannya C menyebabkan endosperm berwarna. Dua
tanaman yang homozigotik disilangkan dan menghasilkan
keturunan F1 yang semua berbiji bulat dan endosperm
berwarna. Tanaman F1 ini ditest cross yang menghasilkan
keturunan F2 sbb:
• Keriput, berwarna 149
• Keriput, tidak berwarna 4035
• Bulat, tidak berwarna 152
• Bulat, berwarna 4032
a. Bagaimana fenotif dan genotip parentalnya?
b. Bagaimana konstitusi gen pada F1?
c. Gambarkan peta pautan gen sh dan c!
CONTOH SOAL
PEMETAAN KROMOSOM

SUATU SILANG UJI TIGA TITIK


MENGHASILKAN INDIVIDU - INDIVIDU :
PQR = 265 PQr = 133 PqR = 6 pQR = 441
Pqr = 435 pQr = 4 pqR = 139 pqr = 227
a) BUATLAH PETA KROMOSOM BAGI KETIGA LOKUS GEN TERSEBUT.
b) HITUNGLAH KOEFISIEN KOINSIDENSI (KK) DAN KOEFISIEN
INTERFERENSI (KI).
JAWABAN SOAL PEMETAAN KROMOSOM a)

UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN a) :


CARI TIPE PARENTAL (PERSENTASE TERTINGGI) : pQR DAN Pqr  pQR/Pqr
CARI TIPE PSG (PERSENTASE TERENDAH) : PqR DAN pQr  PqR/pQr
SIMULASI PSG PADA INDIVIDU PARENTAL : pQR/Pqr  pqR/PQr
COCOKKAN PSG HASIL SIMULASI DENGAN PSG YANG ADA (KALAU SUDAH
COCOK BERARTI URUTAN GENNYA SUDAH BENAR; KALAU BELUM BERARTI
URUTAN GENNYA HARUS DIUBAH)  DALAM SOAL INI BELUM COCOK 
URUTAN GEN PARENTAL DICOBA MENJADI pRQ/Prq  PSG NYA :
prQ/PRq  COCOK DENGAN PSG YANG ADA  BERARTI URUTAN YANG
BENAR ADALAH LOKUS R DI TENGAH (PRQ ATAU QRP)
HITUNG JARAK P - R = PS ANTARA P DAN R DITAMBAH PSG
= (265 + 227 + 6 + 4)/1650 X 100% = 30,4%
HITUNG JARAK R- Q = PS ANTARA R DAN Q DITAMBAH PSG
= (133 + 139 + 6 + 4)/1650 X 100% = 17,1%
PETA KROMOSOM UNTUK LOKUS P, R, DAN Q TELAH DAPAT DIBUAT
DENGAN SKALA YANG SESUAI !!!
JAWABAN SOAL PEMETAAN KROMOSOM b)

UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN b) :


HITUNG NILAI PSG YANG DIHARAPKAN (INGAT,
PELUANG MUNCULNYA DUA KEJADIAN
BERSAMA-SAMA ADALAH HASIL KALI PELUANG
MASING- MASING KEJADIAN !) 
PSG PRQ = PS P-R X PS R-Q 
PSG PRQ YANG DIHARAPKAN (PSG E) = 30,4% X 17,1% = 5,2%
HITUNG NILAI PSG YANG ADA (PSG O) = (6 + 4)/1650 X 100% = 0,6%
KOEFISIEN KOINSIDENSI (KK) = PSG O / PSG E = 0,6% / 5,2% = 0,12
KOEFISIEN INTERFERENSI (KI) = 1 - KK = 1 - 0,12 = 0,88

Anda mungkin juga menyukai